26
3. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian
aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga
bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Laporan keuangan merupakan sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan perusahaan dihasilkan sebagai informasi yang lengkap, dapat dipahami dan dipercaya oleh masyarakat. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi
laba, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat berupa laporan arus kas, atau laporan arus dana, serta catatan-catatan maupun laporan lain atau informasi
tambahan lain tentang perusahaan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2004.
Pada penelitian Sumtaky 2007, laporan keuangan memiliki empat karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan dapat
berguna bagi pemakai. Keempat karakteristik tersebut adalah :
1. Dapat dipahami
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus dapat dengan mudah dipahami oleh pemakai. Untuk itu, para pemakai diasumsikan telah
memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai tentang kegiatan atau aktivitas
Universitas Sumatera Utara
27 ekonomi dan bisnis, akuntansi serta memiliki kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang semestinya atau wajar.
2. Relevan
Suatu informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat
dan materialitasnya.
3. Keandalan
Agar informasi keuangan yang disajikan bermanfaat bagi pemakai, informasi keuangan harus andal. Informasi dapat diandalkan jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang jujur dari apa yang seharusnya disajikan
dan tepat waktu dalam penyajiannya.
4. Dapat diperbandingkan
Informasi keuangan akan lebih berguna bagi para pemakainya apabila dapat diperbandingkan dengan informasi keuangan pada laporan keuangan tahun
sebelumnya dan laporan keuangan antar perusahaan. Dengan demikian, pemakai laporan keuangan akan lebih mudah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
perusahaan, dan posisi keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
28
2.2 Laba
Menurut Belkaoui 2007:226 Laba adalah hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki banyak kegunaan di berbagai konteks. Laba
umumnya dipandang sebagai dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan pembayaran dividen, panduan dalam melakukan investasi dan pengambilan
keputusan, dan satu elemen dalam peramalan. Selanjutnya Belkaoui 2007:226- 229 member penjelasan lanjutan mengenai laba, yaitu :
1. Laba adalah dasar untuk perpajakan dan redistribusi kekayaan di antara
individu-individu. Satu versi dari laba yang dikenal sebagai laba kena pajak diperhitungkan menurut aturan-aturan yang ditentukan oleh peraturan fiscal
pemerintah. Namun, terdapat dua usulan dasar bagi perpajakan selain laba yang telah diajukan. Kepemilikan sumber daya mungkin dapat menjadi
dasar bagi perpajakan selain laba yang telah diajukan. Kepemilikan sumber daya mungkin dapat menjadi dasar yang lebih adil untuk pajak entitas-
entitas ekonomi. Dapat pula dikemukakan bahwa individu seharusnya dikenakan pajak berdasarkan atas pengeluaran mereka daripada berdasarkan
atas laba mereka. 2.
Laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan dividend dan retensi perusahaan. Laba yang diakui adalah indikator dari jumlah maksimum yang
dapat didistribusikan sebagai dividend dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali kedalam perusahaan. Namun dengan adanya
perbedaaan di antara akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas, sebuah perusahaan mungkin mengakui sejumlah laba dan pada waktu yang
Universitas Sumatera Utara
29 sama tidak memiliki cukup dana untuk membayar dividen. Jadi, laba per se
tidak menjamin bahwa dividen akan dibayarkan. 3.
Laba dipandang sebagai panduan umum investasi dan pengambilan keputusan. Secara umum dihipotesiskan bahwa para investor akan berusaha
untuk memaksimalkan pengembalian dari modal yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat risiko yang dapat diterima.
4. Laba dianggap sebagai suatu sarana prediktif yang membantu dalam
meramalkan laba dan peristiwa-peristiwa ekonomi di masa depan. Bahkan, pada kenyataannya, nilai-nilai laba masa lalu, yang didasarkan pada biaya
historis dan nilai saat ini, temyata dapat bermanfaat di dalam meramalkan nilai-nilai masa depan dari kedua versi laba. Laba terdiri atas hasil-hasil
operasional atau laba biasa, dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa, yang jumlah keduanya sama dengan laba bersih.
Laba biasa diasumsikan bersifat lancar dan repetitive, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak.
5. Laba dapat dilihat sebagai suatu alat ukur efisiensi. Laba adalah ukuran baik
dari keahlian kepengurusan manajemen atas sumber daya entitas maupun efisiensinya dalam menyelenggarakan urusan-urusan perusahaan. Hal ini
dinyatakan dengan baik di dalam Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan- tujuan Pelaporan Keuangan dari FASB, yang memiliki pendapat bahwa
tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kemampuan manajemen memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama
Universitas Sumatera Utara
30 perusahaan dan proses laba terdiri atas usaha-usaha dan pelaksanaan yang
diarahkan untuk menacapai sasaran utama perusahaan berupa pengembalian, dalam beberapa waktu, jumlah maksimum kas kepada para pemiliknya.
Sasaran utama manajemen diasumsikan adalah untuk memaksimalkan laba per saham.
Belkaoui 2007:229 juga menyebutkan konsep akuntansi tradisional tentang laba, yaitu :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh perusahaan terutama yang muncul dari penjualan barang atau jasa
dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan untuk berhasil melakukan penjualan tersebut. Secara konvensional, profesi akuntansi telah menerapkan suatu
pendekatan transaksi terhadap pengukuran laba. Transaksi ini dapat berupa transaksi eksternal maupun internal. Transaksi-transaksi eksplisit eksternal
berasal dari akuisisi oleh suatu perusahaan barang atau jasa dari entitas- entitas lain, transaksi implicit internal berasall dari penggunaan atau
alokasi aktiva di dalam sebuah perusahaan. 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat period dan mengacu pada kinerja
keuangan dari perusahaan selama satu periode tertentu. 3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi,
pengukuran, dan pengakuan pendapatan. 4. Laba akuntansi memnta adanya pengukuran beban-beban dari segi biaya
historisnya terhadap prshaan, yang menjukkan ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya.
Universitas Sumatera Utara
31 5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terealisasi di periode tersebut
dihubungkan dengan biaya-biaya relevan yan terkait. Oleh karenanya, laba akuntansi didasarkan pada prinsip pemadanan matching.
2.3 Informasi Laba
Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi laba. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan
perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang,
memprediksi laba, menaksir risiko dalam investasi atau meminjamkan dana Dwiatmini dan Nurkholis, 2001:27.
Menurut Nasser dan Herlina dalam Dewi dan Zulaikha, 2011 informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau
pertanggung jawaban manajemen, selain itu informasi laba juga membantu pemilik perusahaan atau pihak lainnya dalam menaksir earnings power
perusahaan di masa yang akan datang. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang
bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi atau
meminjamkan dana Kirschenheiter dan Melumad, 2002 dalam Juniarti dan Corolina, 2005:148. Adanya perubahan informasi atas laba bersih suatu
perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna informasi yang bersangkutan,
Universitas Sumatera Utara
32 tidak terkecuali penerapan perataan laba oleh suatu perusahaan Juniarti dan
Corolina, 2005:149. Informasi laba dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan
pelaporan laba menurut Harahap 2004:42 dibagi atas : 1. Tujuan umum, yaitu laba harus merupakan basil penerapan aturan dan
prosedur yang logis serta konsisten secara internal. 2. Tujuan utama, yaitu memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang
saling berkepentingan dengan laporan keuangan. 3. Tujuan khusus, yaitu penggunaan laba sebagai pengukur keberhasilan serta
sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang.
Menurut Beaver et al. 1968 dalam Masodah, 2007:A16 informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan harus memiliki kebermanfaatan keputusan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Oleh karena itu dalam penyusunan laporan keuangan seharusnya alternatif pengukuran
akuntansi dievaluasi dalam kaitan kemampuannya untuk memprediksi peristiwa yang menjadi kepentingan pembuat keputusan. Beattie et al. 1994 dalam
Masodah, 2007:A16 menyatakan pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Concepts SFAC No 1, bahwa selain
untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit.
Perhatian investor sering terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut.
Universitas Sumatera Utara
33 Kecenderungan untuk memperhatikan laba inilah yang disadari oleh manajemen,
dan mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba earning management atau memanipulasi laba earning manipulation.
2.4 Teori Keagenan
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak prinsipal dalam hal ini adalah pemegang saham menyewa pihak lain agen yaitu manajemen untuk
melaksanakan suatu jasa dan, melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Prinsipal diasumsikan hanya
tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dan investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya
dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Dewi dan Zulaikha,
2011. Belkaoui 2007:186 menuliskan bahwa hubungan agensi dikatakan telah
terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang atau lebih, seorang principal, dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal
termasuk melibatkan adanya pemberian delegassi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan untuk
termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan juga untuk menyadari kepentingan bersama
mereka.
Universitas Sumatera Utara
34 Teori keagenan merupakan cabang dari game theory yang mempelajari
mengenai model kontraktual yang membuat agen terdorong untuk bertindak untuk pihak prinsipal saat kepentingan agen bisa saja bertentangan dengan kepentingan
pihak prinsipal tersebut Scott, 2009:313. Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu : 1 manusia
pada umumya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan
3 manusia selalu menghindari resiko risk averse Eisenhardt, 1989:58-59. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan
bertindak oportunitis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya Wibisono, 2004.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan
pihak prinsipal atau pemilik perusahaan. Manajer berkewajiban memberikan berbagai informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pihak prinsipal.
Informasi yang diberikan dilakukan dengan pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna
eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya Ali, 2002 dalam Novita, 2009
Asumsi dasar teori agensi adalah bahwa setiap individu berusaha untuk melakukan segala sesuatu secara maksimal untuk mengoptimalkan
kepentingannya sendiri Schroeder, 2001 dalam Rahmawati dan Muid, 2012:2. Kunci dari teori agensi adalah adanya perbedaan tujuan antara prinsipal dan agen,
Universitas Sumatera Utara
35 sehingga semua individu berusaha untuk bertindak sesuai dengan kepentingannya
masing-masing. Adanya tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda, di mana setiap individu ingin mengoptimalkan kepentingannya pribadi, menimbulkan
konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen Komalasari, 1999 dalam Dewi dan Zulaikha, 2011
Pihak prinsipal termotivasi untuk melakukan kontrak dalam rangka menyejahterakan dirinya melalui profitabilitas yang pada umumnya diharapkan
selalu meningkat. Agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi,
pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk
memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham Widyaningdyah, 2001:91.
Menurut Francis dan Wilson 1998 dalam Sumtaky, 2007 pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan tersebut dengan memberikan insentif bagi agen
dan melakukan pengawasan. Jumlah insentif yang diberikan kepada agen diukur berdasarkan kinerjanya di dalam perusahaan dan bentuk pengawasan dapat berupa
: 1 penyusunan laporan keuangan periodik dan 2 adanya fungsi auditing yang bersifat independent. Cara lain yang dapat digunakan pemilik perusahaan untuk
memotivasi pihak manajemen agar mereka bertindak lebih sesuai dengan keinginan para pemegang saham adalah dengan memberikan kompensasi
manajerial. Para pemilik perusahaan dapat memberikan suatu paket kompensasi yang dapat berupa executive stock option, yaitu suatu penawaran insentif yang
Universitas Sumatera Utara
36 memungkinkan para manajer untuk membeli saham perusahaan pada waktu
tertentu di masa datang dengan harga tertentu. Program ini dirancang dengan maksud untuk mendorong manajemen agar berupaya memaksimumkan nilai
perusahaan, dengan demikian mereka akan berusaha untuk dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan agar mendapatkan kompensasi yang besar Irfan, 2002
dalam Sumtaky, 2007.
2.5 Teori Asimetri
Menurut Putranto 2012:118 informasi asimetri adalah suatu keadaan di mana salah satu pihak atasan mempunyai pengetahuan yang lebih dari bawahan
mengenai unit tanggung jawab bawahan, maupun sebaliknya bawahan mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada atasan mengenai tanggung jawab
bawahan. Bila kemungkinan pertama terjadi, akan muncul tuntutan yang lebih besar dari atas kepada bawahan mengenai pencapaian target anggaran yang
menurut bawahan anggaran tersebut terlalu tinggi. Namun, bila kemungkinan kedua terjadi bawahan akan menyatakan target lebih rendah daripada yang
dimungkinkan untuk dicapai. Menurut Richardson 2000 dalam Primadita dan Fitriany, 2012:1
menyatakan bahwa asimetri informasi menyebabkan ketidakinginan untuk berdagang dan meningkatkan biaya modal. Hal ini dikarenakan investor ingin
melindungi dirinya dari kerugian potensial yang mungkin terjadi akibat melakukan perdagangan dengan partisipan pasar yang memiliki informasi yang
lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
37 Menurut Scott 2009:13-14 beberapa pihak dalam transaksi bisnis
mungkin memiliki beberapa keuntungan informasi atas orang lain. Ini terjadi ketika ditandai dengan asimetri informasi. Kemudian Scott menuliskan terdapat
dua jenis utama dari asimetri informasi, yaitu :
1. Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak yang melakukan transaksi bisnis atau berpotensi untuk melakukan transaksi
bisnis, yang memiliki keuntungan informasi melalui pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang, seperti manajer perusahaan dan orang dalam
lainnya, yang mengetahui lebih banyak tentang kondisi saat ini dan prospek masa depan perusahaan daripada investor luar. Ada berbagai cara bahwa manajer dan
orang dalam lainnya dapat memanfaatkan keuntungan informasi mereka dengan mengorbankan orang luar. Sebagai contoh, manajer dapat berperilaku oportunis
dengan biasing atau mengelola informasi yang dirilis kepada investor untuk meningkatkan nilai opsi saham yang mereka pegang. Mereka mungkin menunda
atau selektif dalam memberikan informasi awal kepada investor yang dipilih. Hal ini memungkinkan orang dalam, termasuk diri mereka sendiri, untuk mendapatkan
keuntungan dengan mengorbankan investor biasa. Taktik seperti ini merugikan untuk kepentingan investor biasa, karena mengurangi kemampuan mereka untuk
membuat keputusan investasi yang baik.
2. Moral Hazard