46 implikasi bahwa sifat proses perataan laba itu sendiri menghasilkan suatu aliran
laba yang rata. Hal ini dapat kita dapati pada perolehan penghasilan dari keperluanpelayanan umum, dimana aliran laba yang ada akan rata dengan
sendirinya tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Intentionally Being Smoothed by Management Perataan yang disengaja
dikenal juga dengan designed smoothing, perataan ini berbeda dengan naturally smoothing yang terjadi secara alami. Pada designed smoothing, perataan yang
terjadi diakibatkan adanya intervensi atau campur tangan dari pihak lain, dalam hal ini adalah manajemen. Designed smoothing dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
Artificial smoothing accounting smoothing dan Real smoothing transactional atau economic smoothing
Artificial smoothing muncul ketika manajemen memanipulasi waktu pencatatan akuntansi untuk menghasilkan perataan laba. Artificial smoothing
merupakan implementasi prosedur-prosedur akuntansi untuk memindahkan beban danatau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain. Real smoothing
muncul ketika manajemen melakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian ekonomi tertentu yang mempengaruhi laba yang akan datang Dwiatmini dan
Nurkholis, 2001:29.
2.8.3 Tujuan Perataan Laba
Para ahli memberikan beberapa definisi mengenai tujuan perataan laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Scott 1997 dalam Widyaningdyah,
2001:90 mendefinisikan earnings management sebagai tindakan manajemen
Universitas Sumatera Utara
47 untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan
memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan. Menurut Hepworth 1953 dalam Sumtaky, 2007 tindakan perataan laba
yang dilakukan oleh manajemen pada dasarnya untuk mendapat berbagai keuntungan ekonomis dan psikologis yaitu: a. mengurangi total pajak, b.
meningkatkan kepercayaan diri manajer, c. meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan, d. siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat
ditandingi dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Adapun tujuan perataan laba menurut Foster 1986 dalam Dwiatmini dan
Nurkholis, 2001:29 adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar, bahwa perusahaan
tesebut memiliki risiko yang rendah. 2. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap
laba di masa mendatang. 3. Meningkatkan kepuasan relasi bisnis.
4. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen.
5. Meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
2.8.4Motivasi dan Alasan Perusahaan Melakukan Perataan Laba
Pada dasarnya setiap manajemen dari berbagai perusahaan yang melakukan perataan laba memiliki motivasi dan alasan yang sama untuk
melakukan perataan laba. Beidleman 1973 dalam Belkaoui, 2007:193-194 mempertimbangkan dua alasan manajemen meratakan laporan laba. Pendapat
Universitas Sumatera Utara
48 pertama berdasar pada asumsi bahwa suatu aliran laba yang stabil dapat
mendukung dividen dengan tingkat yang lebih tinggi daripada suatu aliran laba yang lebih variabel, yang memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi nilai
saham perusahaan seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan secra keseluruhan. Ia menyatakan sejauh pengamatan atas keanekaragaman variabilitas
suatu tren laporan keuangan memengaruhi harapan subjektif investor akan hasil laba dan dividen yang mungkin akan terjadi, manajemen mungkin dapat secara
menguntungkan memengaruhi nilai saham perusahaan dengan meratakan laba. Argumen kedua berkenaan pada perataan kemampuan untuk melawan hakikat
laporan laba yang bersifat siklus dan kemungkinan juga akan menurunkan korelasi antara ekspektasi pengembalian perusahaan dengan portofolio pasar. Ia
menyatakan pada tingkat di mana proses normalisasi suatu laba berhasil, dan bahwa kovarians pengembalian yang mengalami penurunan terhadap pasar diakui
oleh para investor dan perusahaan untuk proses evaluasi mereka, perataan laba akan memberikan pengaruh tambahan yang menguntungkan dalam nilai saham.
Manajer yang berada di bawah tekanan untuk berkinerja baik mungkin tergoda untuk mengambil keuntungan dari celah dalam pengukuran laba dan nilai
buku untuk menampilkan laporan keuangan dalam bentuk yang sebaik mungkin. Dan dalam kasus yang lebih ekstrem, beberapa perusahaan praktis melanggar
aturan Brealey, Myers, dan Marcus, 2008:66. Menurut Dye 1988 dalam Suwito dan Herawaty, 2005:138 menyatakan
bahwa perataan laba dilakukan karena adanya motivasi internal dan motivasi ekstemal, dengan tujuan :
Universitas Sumatera Utara
49 1. Menjelaskan kondisi yang diperlukan untuk melakukan manajemen laba
2. Mengidentifikasikan pengaruh atas permintaan internal dan eksternal atas manajemen laba pada kebijakan pengumuman laba perusahaan
yang optimal 3. Menjelaskan manfaat dan kerugian bagi pemegang saham akibat
dilakukannya manipulasi laba Brayshaw dan Eldin 1989 dalam Subekti, 2005:225 menyatakan bahwa
terdapat dua hal yang memotivasi manajer dalam mengambil keputusan untuk melakukan perataan laba yaitu :
1. Rencana kompensasi manajemen yang biasanya dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dalam laba yang dilaporkan, sehingga setiap
fluktuasi dalam laba akan mempengaruhi langsung terhadap kompensasinya.
2. Fluktuasi dalam kinerja manajemen mungkin mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara pengambilalihan atau
penggantian manajemen secara langsung, dan ancaman penggantian manajemen ini mendorong manajemen untuk membuat laporan kinerja yang
sesuai dengan keinginan pemilik.
2.9Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan dalam hal mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perataan laba pada suatu perusahaan.
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor seperti ukuran
Universitas Sumatera Utara
50 perusahaan, profitabilitas, harga saham, leverage operasi, dan dividend pay out
ratio berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, sedangkan di penelitian- penelitian lainnya justru menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil-hasil dari
penelitian-penelitian tersebut penulis rangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu
No . Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Widyaningdyah
2001 Analisis faktor-
faktor yang berpengaruh
terhadap earnings management pada
perusahaan
go public
di Indonesia
Reputasi auditor,
jumlah dewan
direksi, leverage,
dan persentase
saham Hanya faktor
leverage yang
berpengaruh signifikan terhadap
earnings management
2 Juniarti dan
Corolina 2005
Analisa Faktor- Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Perataan
Laba Income Smoothing pada
Perusahaan- Perusahaan Go
Public Ukuran
perusahaan, profitabilitas,
dan sektor industry
Tidak ada perbedaan yang signifikan atas
ukuran perusahaan dan sektor industri
antara perusahaan yang tergolong
dalam smoothing dan non
smoothing,sedangkan untuk profitabilitas,
terdapat perbedaan yang signifikan pada
kedua klasifikasi perusahaan.
Faktor ukuran perusahaan,
sektor industri, dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap perataan laba.
3 Sumtaky
2007 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Perataan Laba Pada Perusahaan
Ukuran perusahaan,
Net profit margin,
leverage Dari keempat varibel
independen yang diuji dalam
penelitian ini ukuran perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
51 Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta
operasi, profitabilitas
profitabilitas, leverage operasi, dan
Net Profit Margin, hanya leverage
operasi saja yang terbukti berpengaruh
secara signifikan terhadap
terjadinya perataan laba.
4 Budiasih
2009 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Perataan Laba Ukuran
Perusahaan, Net Profit
Margin, Dividend
Payout Ratio, dan
Financial Leverage
Variabel Ukuran Perusahaan, Net
Profit Margin dan Dividend Payout
Ratio berpengaruh secara signifikan
terhadap perataan laba income
smoothing. Sedangkan untuk
variabel lain, tidak ada pengaruh
Financial Leverage terhadap perataan
laba income smoothing
5 Novita 2009
Pengaruh Faktor Finansial
Perusahaan Terhadap
Perataan Laba Income
Smoothing Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode Tahun 2005-2007
Ukuran perusahaan,
Return on asset, Net
profit margin Variabel ukuran
perusahaan, return on asset, dan net profit
margin tidak berpengaruh terhadap
perataan laba
6 Dewidan
Zulaikha 2011
Analisa faktor- faktor yang
mempengaruhi perataan laba
Income Smoothing pada
perusahaan manufaktur dan
keuangan yang Ukuran
perusahaan, profitabilitas,
leverage keuangan,
dan jenis industri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap prataan laba.
Profitabilitas, leverage
keuangan, dan jenis industri
Universitas Sumatera Utara
52 terdaftar di BEI
tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perataan laba
Sumber : Widyaningdyah 2001, Juniarti dan Corolina 2005, Sumtaky 2007. Budiasih 2009 Novita 2009, Dewi dan Zulaikha 2011
2.10Kerangka Konseptual
Ukuran perusahan company size adalah sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya bagi suatu objek yang berupa aset perusahaan. Ukuran
perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan asset yang dimiliki oleh perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan
manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya. Kemampuan suatu perusahaan untuk beroperasi dapat
mempengaruhi pendapatan saham perusahaanya. Pertumbuhan perusahaan yang lambat merupakan sinyal bagi investor bahwa kinerja perusahaan menurun.
Menurunnya kinerja perusahaan akan menimbulkan keengganan bagi calon investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Nasser dan Herlina
dalam Juniarti dan Corolina, 2005:151 beranggapan bahwa perusahaan yang memiki aktiva yang besar yang kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar
cenderung mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor maupun pemerintah. Untuk itu perusahaan besar juga diperkirakan
akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan bertambahnya pajak. Sebaliknya penurunan laba yang
drastis akan memberikan image yang kurang baik. Maka perusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan
Universitas Sumatera Utara
53 perataan laba. Albrecht dan Richardson 1990 dalam Murtanto, 2004:10
menemukan bahwa perusahaan-perusahaankurang memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih
kecil. Semakin besar Net Profit Marginmenunjukkan kinerja perusahaan yang
produktif untuk memperoleh laba yang tinggi melalui tingkat penjualan tertentu serta kemampuan perusahaan yang baik dalam menekan biaya-biaya
operasionalnya. Salno dan Baridwan 2000 dalam Suwito dan Herawaty, 2005:139 mengatakan bahwa net profit margin diduga mempengaruhi perataan
laba, karena secara logis margin ini terkait langsung dengan objek perataan penghasilan. Net profit margin NPM dapat memperlihatkan seberapa besarnya
laba bersih perusahaan yang diperoleh pada setiap penjualan. Net profit margin yang besar menunjukan kinerja perusahaan dalam kondisi yang baik. Hal ini tentu
akan meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada perusahaan. Rasio ini juga menunjukan seberapa baik kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan tingkat laba yang tinggi. Profitabilitas pada intinya adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba dalam suatu waktu tertentu. Menurut Dwiatini dan Nurkholis 2001:28 Profitabilitas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang
bertujuan untuk menilai kinerja manjemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi
atau meminjamkan dana.Ashari et al. 1994 dalam Suwito dan Herawaty, 2005:138-139 menemukan bukti bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
54 rendah mempunyai kecenderungan lebih besar untuk melakukan perataan laba.
Profitabilitas merupakan suatu rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan. Profitabilitas merupakan
ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan.
Menurut Sartono 2001 dalam Arfan dan Wahyuni, 2010 financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya.
Rasio leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada prusahaan tersebut, sehingga dapat memicu adanya
tindakan perataan laba. Sutrisno 2003 dalam Nurinna, 2013 mengatakan bahwa financial leverage terjadi akibat perusahaan menggunakan sumber dana dari
hutang yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap. Financial leverage mengukur pengaruh perubahan keuntungan terhadap perubahan
pendapatan bagi pemegang saham. Sedangkan operating leverage terjadi karena perusahaan dalam beroperasi menggunakan aktiva tetap sehingga harus
menanggung biaya tetap. Operating leverage mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi. Financial leverage dapat
menunjukan seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai dengan penggunaan hutang. Tingkat leverage yang tinggi adalah suatu pertanda bahwa
risiko suatu perusahaan tinggi juga. Perusahaan diduga melakukan tindakan perataan laba dengan alasan perusahaan ingin menghindari pelanggaran perjanjian
utang. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya menggunakan aktiva
Universitas Sumatera Utara
55 perusahaan. Fiancial leverage diukur menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini
diperoleh dengan membagikan antara total hutang dengan total ekuitas. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
sebelumnya pada penelitian ini, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Sumber: Sumtaky 2007, Novita 2009
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Net Profit Margin �
2
Financial Leverage �
4
Profitabilitas �
3
Indeks Perataan Laba Y
Ukuran Perusahaan �
1
Universitas Sumatera Utara
56
2.11Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh yang siginifikan ukuran perusahaan terhadap indeks perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan net profit marginperusahaan terhadap indeks perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan profitabilitas perusahaan terhadap indeks perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikanfinancial leverage perusahaan terhadap indeks perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian