33 Kecenderungan untuk memperhatikan laba inilah yang disadari oleh manajemen,
dan mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba earning management atau memanipulasi laba earning manipulation.
2.4 Teori Keagenan
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak prinsipal dalam hal ini adalah pemegang saham menyewa pihak lain agen yaitu manajemen untuk
melaksanakan suatu jasa dan, melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Prinsipal diasumsikan hanya
tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dan investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya
dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Dewi dan Zulaikha,
2011. Belkaoui 2007:186 menuliskan bahwa hubungan agensi dikatakan telah
terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang atau lebih, seorang principal, dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal
termasuk melibatkan adanya pemberian delegassi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan untuk
termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan juga untuk menyadari kepentingan bersama
mereka.
Universitas Sumatera Utara
34 Teori keagenan merupakan cabang dari game theory yang mempelajari
mengenai model kontraktual yang membuat agen terdorong untuk bertindak untuk pihak prinsipal saat kepentingan agen bisa saja bertentangan dengan kepentingan
pihak prinsipal tersebut Scott, 2009:313. Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu : 1 manusia
pada umumya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan
3 manusia selalu menghindari resiko risk averse Eisenhardt, 1989:58-59. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan
bertindak oportunitis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya Wibisono, 2004.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan
pihak prinsipal atau pemilik perusahaan. Manajer berkewajiban memberikan berbagai informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pihak prinsipal.
Informasi yang diberikan dilakukan dengan pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna
eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya Ali, 2002 dalam Novita, 2009
Asumsi dasar teori agensi adalah bahwa setiap individu berusaha untuk melakukan segala sesuatu secara maksimal untuk mengoptimalkan
kepentingannya sendiri Schroeder, 2001 dalam Rahmawati dan Muid, 2012:2. Kunci dari teori agensi adalah adanya perbedaan tujuan antara prinsipal dan agen,
Universitas Sumatera Utara
35 sehingga semua individu berusaha untuk bertindak sesuai dengan kepentingannya
masing-masing. Adanya tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda, di mana setiap individu ingin mengoptimalkan kepentingannya pribadi, menimbulkan
konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen Komalasari, 1999 dalam Dewi dan Zulaikha, 2011
Pihak prinsipal termotivasi untuk melakukan kontrak dalam rangka menyejahterakan dirinya melalui profitabilitas yang pada umumnya diharapkan
selalu meningkat. Agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi,
pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk
memastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham Widyaningdyah, 2001:91.
Menurut Francis dan Wilson 1998 dalam Sumtaky, 2007 pemilik dapat mengurangi konflik kepentingan tersebut dengan memberikan insentif bagi agen
dan melakukan pengawasan. Jumlah insentif yang diberikan kepada agen diukur berdasarkan kinerjanya di dalam perusahaan dan bentuk pengawasan dapat berupa
: 1 penyusunan laporan keuangan periodik dan 2 adanya fungsi auditing yang bersifat independent. Cara lain yang dapat digunakan pemilik perusahaan untuk
memotivasi pihak manajemen agar mereka bertindak lebih sesuai dengan keinginan para pemegang saham adalah dengan memberikan kompensasi
manajerial. Para pemilik perusahaan dapat memberikan suatu paket kompensasi yang dapat berupa executive stock option, yaitu suatu penawaran insentif yang
Universitas Sumatera Utara
36 memungkinkan para manajer untuk membeli saham perusahaan pada waktu
tertentu di masa datang dengan harga tertentu. Program ini dirancang dengan maksud untuk mendorong manajemen agar berupaya memaksimumkan nilai
perusahaan, dengan demikian mereka akan berusaha untuk dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan agar mendapatkan kompensasi yang besar Irfan, 2002
dalam Sumtaky, 2007.
2.5 Teori Asimetri