penambahan gliserol sebagai plasticizer, menjadikan film mengurangi ikatan hidrogen dan jarak intermolekuler, dan meningkatkan permeabilitas film. Penambahan gliserol juga
mengubah kehalusan permukaan, menghindari keretakan pada film, dan hilangnya kemunculan seperti butiran. Sehingga menjadikan struktur dari film lebih kompak dan padat
dengan sedikit gelembung berukuran kecil. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan pembuatan Edible film dari campuran
rumput laut, kitosan, dan gliserin. Berdasarkan latar belakang yang tertera di atas, peneliti ingin meneliti kandungan nutrisi dari Edible film yang terbuat dari campuran rumput laut,
kitosan dan gliserin.
1.2 Permasalahan
Bagaimanakah analisis kadar nutrisi yang terdapat dalam Edible Film yang terbuat dari campuran kitosan dengan tepung rumput laut dan gliserin.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1.
Tepung rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari rumput laut
kering yang telah dihaluskan
2. Kitosan yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari limbah udang
3. Gliserin yang digunakan sebanyak 1 ml
4. Proses pengeringan berlangsung dengan suhu pemanasan yang konstan yaitu 30
C
selama 2 hari
5. Edible Film yang diperoleh diuji kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui komposisi dan kadar nutrisi Edible Film yang terbuat dari campuran
kitosan dengan tepung rumput laut dan gliserin
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat dari rumput laut sebagai bahan pengemas
2. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan kitosan pada Edible Film
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan alternatif dalam
pemanfaatan Edible Film sebagai bahan pengemas yang ramah lingkungan
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitan ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental laboratorium, dengan langkah pertama pembuatan Edible Film, kemudian dilakukan uji terhadap kadar air dengan metode
pengeringan dalam oven pada suhu 100-105 C, kadar abu dengan metode pembakaran dalam
tanur pada suhu 550-570 C, kadar protein dengan metode Kjedahl, kadar lemak dengan
metode ekstraksi dengan alat soklet, dan kadar karbohidrat dengan menghitung selisih antara 100 dengan jumlah persentase kadar air, abu, protein, dan lemak dari Edible Film.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Edible Film