dan  toksin  menjadi  mudah  masuk  serta  menyebabkan  terjadinya  perlepasan sitokin-sitokin  inflamasi  Interleukin  IL-1,  IL-6,  IL-8,  dan  tumour  necrosis
factor  TNF.  Sehingga  akan  terjadi  kerusakan  jaringan  dan  destruksi  sel  epitel
respiratori yang akan menyebabkan terganggunya sistem transpor mukosiliar.
2.3.4.  Faktor yang Mempengaruhi Transpor Mukosiliar
Disfungsi mukosiliar hidung dibagi menjadi kelainan primer dan sekunder. Kelainan  primer  berupa  diskinesia  silia  primer  dan  fibrosis  kistik.  Kelainan
sekunder berupa influenza, sinusitis kronis, rinitis atrofi, rinitis vasomotor, deviasi septum, sindroma Sjogren, dan penyakit adenoid Sakakura, 1997.
Menurut  Waguespack  1995,  keadaan  yang  mempengaruhi  transpor mukosiliar  adalah  faktor  fisiologis  atau  fisik,  polusi  udara  dan  rokok,  kelainan
kongenital,  rinitis  alergi,  infeksi  virus  atau  bakteri,  obat-obat  topikal,  obat-obat
sistemik, bahan pengawet, dan tindakan operasi.
2.3.5.  Pemeriksaan Fungsi Mukosiliar
Fungsi transpor mukosiliar dapat diperiksa dengan menggunakan partikel, baik  yang larut maupun tidak larut dalam air. Zat yang bisa larut seperti sakarin,
obat  topikal,  atau  gas  inhalasi,  sedangkan  yang  tidak  larut  adalah  lamp  black, colloid  sulfur,  600-µm  alluminium  disc  atau  substansi  radioaktif  seperti  human
serum  albumin,  teflon,  bismuth  trioxide  Waguespack,  1995;  Jorissen,  Willems, Boeck, 2000.
Penilaian  terhadap  fungsi  transpor  mukosiliar  dapat  dinilai  dari  beberapa aspek, yaitu:
a. Pembersihan Mukosiliar
Pemeriksaan  ini  merupakan  suatu  tes  yang  sederhana  dengan  meletakkan  0.5 mm sakarin pada bagian anterior konka inferior. Lalu dinilai berapa lama waktu
yang dibutuhkan sampai terasa manis dimulut, normalnya kurang dari 30 menit.
b. Frekuensi Kecepatan Silia
Universitas Sumatera Utara
Ketika  tes  sakarin  menunjukkan  waktu  yang  mamanjang  atau  jika  dicuigai terdapat  abnormalitas  dari  silia,  lakukan  pemeriksaan  silia  secara  langsung
dengan  mengambil  sampel  menggunakan  cuuped  spatula  Rhinoprobe  dan amati  aktivitas  silia  di  bawah  mikroskop  dengan  sel  fotometrik.  Normalnya 12-
15 Hz pada konka inferior. c.
Mikroskop Elektron Jika  waktu  pembersihan  mukosiliar  dan  frekuensi  kecepatan  silia  abnormal,
sampel  diambil  dengan  spatula  atau  dengan  biopsi  langsung  untuk  diperiksa dengan  mikroskop  elektron  untuk  mendiagnosa kondisi-kondisi  seperti  primary
ciliary dyskinesia PCD. d.
Pengukuran Nitric Oxide Kadar  nitric  oxide  yang  terdapat  pada  udara  ekspirasi  hidung  dan  paru-paru
dapat  membantu  untuk  menentukan  fungsi  normal  mukosiliar.  Jika  terjadi inflamasi, maka akan terjadi peningkatan kadar nitric oxide Ballenger, 2003.
2.4. Polusi Udara