permukaan  hambatan,  dan  terperangkap  di  dalam  lapisan  mukosa  kemudian ditranspor  oleh  silia  ke  faring  untuk  di  telan.  Mekanisme  turbulensi  tersebut
sangat  efektif untuk  membersihkan partikel-partikel  yang ukurannya lebih dari 6 mikrometer Guyton, 2006.
2.3. Sistem Mukosiliar Hidung
2.3.1.  Histologi Mukosa Hidung
Epitel  organ  pernapasan  yang  biasanya  berupa  epitel  kolumnar  bersilia pseudostratified,  berbeda-beda  pada  berbagai  bagian  hidung,  tergantung  pada
tekanan dan kecepatan aliran udara, demikian pula suhu, dan derajat kelembaban udara. Jadi, mukosa pada ujung anterior konka dan septum sedikit melampaui os
internum  masih  dilapisi  oleh  epitel  squamous  berlapis  tanpa  silia-lanjutan  epitel kulit  vestibulum  nasi.  Sepanjang  jalur  utama  arus  inspirasi  epitel  menjadi
kolumnar, silia pendek dan agak iregular. Sel-sel meatus media dan inferior yang terutama menangani arus ekspirasi memiliki silia yang panjang yang tersusun rapi.
Sinus  mengandung  epitel  kuboidal  dan  silia  yang  sama  panjang  dan  jaraknya antaranya.  Kekuatan  aliran  udara  yang  melewati  berbagai  lokasi  juga
mempengaruhi  ketebalan  lamina  propria  dan  jumlah  kelenjar  mukosa.  Lamina propria tipis pada daerah di mana aliran udara lambat atau lemah, namun tebal di
daerah  aliran  udara  yang  kuat.  Jumlah  kelenjar  penghasil  sekret  dan  sel  goblet, yaitu  sumber  dari  lapisan  mukus,  sebanding  dengan  ketebalan  lamina  propria.
Lapisan mukus yag sangat kental dan lengket menangkap debu, benda asing, dan bakteri yang terhirup, dan melalui kerja silia benda-benda ini di angkut ke faring,
selanjutnya ditelan dan dihancurkan dalam lambung. Lisozim dan imunoglobulin A  IgA  ditemukan  pula  dalam  lapisan  mukus,  dan  melindungi  lebih  lanjut
terhadap patogen. Lapisan mukus hidung diperbarui tiga sampai empat kali dalam satu jam. Silia, yaitu struktur kecil mirip rambut bergerak serempak secara cepat
ke  arah  aliran  lapisan,  kemudian  membengkok  dan  kembali  tegak  dengan  lebih lambat. Kecepatan pukulan silia kira-kira 700-1.000 siklus per menit.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.1 Silia Respiratorik Silia yang panjangnya sekitar 5-7 mikron terletak pada lamina akhir sel-sel
permukaan epitelium, dan jumlahnya sekitar 100 per mikron persegi, atau sekitar 250  per  sel  pada  saluran  pernapasan  atas.  Silia  tampaknya  bekerja  hampir
otomatis.  Misalnya,  sel  dapat  saja  terbelah  menjadi  pecahan-pecahan  kecil  tanpa menghentikan gerakan silia. Suatu silia tunggal akan terus bergerak selama bagian
kecil  sitoplasma  yang  menyelubungi  korpus  basalis  silia  tetap  melekat  padanya. Masing-masing  silia  bergerak  secara  metakronis  dengan  silia  disekitarnya.  Bila
gerakan  silia  diamati,  maka  silia  akan  membengkok  bersamaan  dan  berurutan. Gerakan  tersebut  tidak  hanya  terkoordinasi  menurut  waktu,  tetapi  juga  menurut
arahnya  pada  jutaan  epitel  dalam  sinus,  yang  merupakan  faktor  penting  dalam mengangkut mukus ke nasofaring Boies,1997.
Gambar  2.3.  Struktur  Normal  Silia.  Sumber:  Munkholm    Mortensen,  2014. Mucociliary Clearance: Pathophysiological Aspects. Halaman 172. Gambar 1.
2.3.1.2 Palut Lendir mucous blanket Lapisan  ganda  palut  lendir  dihasilkan  oleh  kelenjar  serosa  dan  kelenjar
goblet, yang memiliki ketebalan 12-15 µm. Palut lendir berfungsi sebagai lubrikan dan menjerat partikulat-partikulat kecil. Jumlahnya sekitar 1-2 L per hari.
Pada kondisi sehat, pH palut lendir sedikit asam. Palut lendir disusun oleh glikoprotein  2.5-3,  garam  1-2,  dan  air  9.  Mukus  dijumpai  di  semua
bagian  hidung  kecuali  vestibulum  nasi  dan  sinus  paranasal.  Pergerakan  silia
Universitas Sumatera Utara
mendorong  mukus  beserta  partikel  yang  terjerat  menuju  ke  faring  dan  esofagus Ballenger, 2003.
2.3.2.  Transpor Mukosiliar