2. 3 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan Tambahan

IV. 2. 3 Deskripsi Hasil Wawancara dengan Informan Tambahan

Berikut ini akan di paparkan deskripsi hasil wawancara dengan informan tambahan, yakni dengan Manager Divisi Perlindungan Kesehatan LSM Pusaka Indonesia dan Sekretaris Camat Medan Deli. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak LSM Pusaka Indonesia, karena LSM ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menerapkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak kecamatan Medan Deli untuk mengetahui bagaimana proses implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok ini di kecamatan Medan Deli. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis proses implementasi kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Komunikasi

Adapun kerja sama antara LSM Pusaka Indonesia dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok hanya sebatas mitra kerja saja dan tidak terdapat ikatan kerja secara khusus. Karena Pusaka Indonesia fokus terhadap persoalan kesehatan juga salah satunya dengan pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, sehingga melakukan kerja dengan Dinas Kesehatan Kota Medan. Bentuk kerja samanya seperti ketika Pusaka Indonesia membuat program kerja dalam setahun tentang KTR, seperti sosialisasi dan pelatihan hukumnya. Maka Pusaka Indonesia harus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kota Medan dalam menyelenggarakan Universitas Sumatera Utara kegiatannya. Begitu juga sebaliknya, ketika Dinas Kesehatan melakukan kegiatan tentang Kawasan Tanpa Rokok mereka pasti melibatkan Pusaka Indonesia. Adapun bentuk kerja sama antara kecamatan Medan Deli dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah KTR ini hanya sebatas koordinasi saja. Dimana ketika Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi tentang Perda KTR ini, kecamatan mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, diberikan surat edaran agar memberitahukan dan menghimbau kepada kelurahan tentang adanya Perda KTR ini. Menurut kaca mata Pusaka Indonesia, kegiatan sosialisasi tentang Perda KTR yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan sudah bagus karena langsung menyentuh ke perwakilan masyarakat dan membuat brosur, spanduk-spanduk di beberapa titik di Kota Medan. Namun kegiatan sosialisasi tersebut belum dilaksanakan secara berkelanjutan. Karena setelah melakukan kegiatan roadshow di 21 kecamatan di Kota Medan, belum ada tindak lanjutnya. Dan sepengetahuan Pusaka Indonesia, kegiatan sosialisasi di 21 kecamatan di Kota Medan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan hanya sekali itu saja. Dan berdasarkan keterangan sekretaris camat Medan Deli, bahwa sosialisasi tentang Perda KTR ini memang sudah dilaksanakan dengan baik di kecamatan Medan Deli. Namun kegiatan sosialisasi tersebut baru berlangsung sekali saja. Universitas Sumatera Utara

B. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan keterangan informan, kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kota Medan yang menangani tentang pelaksanaan Perda KTR tersebut bagus. Sekretaris camat Medan Deli menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan memang sudah baik, namun kegiatannya belum dilaksanakan secara rutin. Menurut Pusaka Indonesia bahwa secara person to person bagus, begitu juga secara kelembagaan juga bagus. Dinas Kesehatan Kota Medan itu aktif dalam kegiatan- kegiatan tentang KTR, akan tetapi Dinas Kesehatan tersebut aktif karena masih ada Pusaka Indonesia. Sampai saat ini Pusaka masih support, Dinas Kesehatan Kota Medan juga masih aktif dan masih tetap komitmen. Jika Dinas Kesehatan tidak komitmen maka Pusaka Indonesia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena semua butuh dukungan dari pemerintah. Namun, masih minimnya inisiatif untuk membuat kegiatan sendiri untuk pelaksanaan Perda KTR ini.

b. Sumber Daya Finansial

Dari pandangan Pusaka Indonesia sendiri, dana untuk penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok ini masih sekian persen dan masih merupakan angka yang kecil dari anggaran Dinas Kesehatan Kota Medan. Berbeda dengan daerah-daerah lain seperti Bogor, dimana anggaran mereka untuk Perda KTR cukup besar sehingga pelaksanaan Perda KTR daerah Bogor tersebut juga luar biasa. Universitas Sumatera Utara Maka jika melihat dari mata anggaran yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Medan, hal itu mencerminkan bahwa Perda KTR ini tidak menjadi prioritas. Namun, sebagai sebuah dinas yang memiliki program-program yang banyak, Pusaka Indonesia tetap berpikiran positif dan Dinas Kesehatan Kota Medan juga tetap mendukung program dari Pusaka Indonesia.

c. Fasilitas

Menurut keterangan informan, untuk saat ini sarana dan prasarana untuk penerapan Perda KTR ini belum memadai seperti alat peraga yang masih kurang, sosialisasinya juga masih kurang. Berdasarkan keterangan informan, sebenarnya ada tanggung jawab dari pemerintah dengan si pengelola kawasan dimana dalam Perda untuk menyediakan tempat khusus untuk merokok. Untuk di swasta fasilitas tersebut sudah relatif bagus karena mereka mengurus sendiri misalnya Sun Plaza, yayasan Don Bosco juga sudah menerapkan ini. Namun untuk di kantor pemerintah kota, beberapa sudah ada tetapi belum begitu baik penyediaan fasilitas tempat khusus merokok. Dan berdasarkan keterangan sekretaris camat Medan Deli bahwa fasilitas yang ada sekarang di Kecamatan Medan Deli hanya berupa brosur dan stiker-stiker.

C. Disposisi

Menurut sekretaris camat Medan Deli bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan mendukung sepenuhnya Perda KTR ini. Tetapi kegiatan sosialisasinya belum dilaksanakan secara maksimal. Dan menurut Pusaka Indonesia bahwa Dinas Universitas Sumatera Utara Kesehatan Kota Medan mendukung adanya Perda KTR tersebut karena itu memang produk hukumnya Dinas Kesehatan Kota Medan. Namun jika ingin mengetahui komitmennya, hal itu dapat dilihat dari program kerja dari Dinas Kesehatan Kota Medan tersebut. Keseriusan program kerja itu indikatornya bisa dilihat dari anggarannya dan hal itu bisa dilihat bagaimana faktanya. Dimana dana untuk Perda KTR ini masih kecil. Karena jika memang benar-benar mendukung tentu akan membuat anggaran yang cukup besar untuk Perda KTR ini. Program kerja Pusaka Indonesia untuk Perda KTR ini sendiri mulai dari mendorong lahirnya Perda KTR. Kemudian setelah Perda KTR keluar, Pusaka Indonesia bersama Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan penguatan implementasi Perda. Penguatan implementasi Perda tersebut mulai dari sosialisasi, kemudian juga pembentukan Tim Pemantau KTR dan mendorong Peraturan Walikotanya. Pusaka Indonesia juga pernah melakukan pelatihan terhadap Satpol PP untuk melakukan pemantauan KTR. Untuk sekarang, program Pusaka Indonesia masih dalam rangka penguatan implementasi Perda KTR. Yang dilakukan di dua sasaran: yang pertama, adalah bagaimana Pusaka Indonesia mendorong Dinas Kesehatan Kota Medan agar bisa menggunakan dana pajak rokok untuk mendukung implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok. Yang kedua, Pusaka Indonesia fokus terhadap penegakan hukumnya. Dimana Pusaka Indonesia akan melakukan perkara sidang lapangan 2 sampai 3 kali dalam periode setahun ini. Selain itu, Pusaka Indonesia juga sedang mengembangkan aplikasi mobile phone untuk masyarakat yang mau melaporkan pelanggaran KTR, Universitas Sumatera Utara berbasis android dengan IOS. Dimana nantinya website tersebut akan dikelola bersama oleh Pusaka Indonesia dan Dinas Kesehatan Kota Medan. Akan tetapi program ini adalah program dari Pusaka Indonesia dan mereka yang fokus melaksanakan program tersebut. Selain itu, jika seandainya Pusaka Indonesia kedepan tidak lagi mendukung secara langsung dan hanya sebagai monitoring-monitoring saja, maka implementasi Perda KTR tersebut mungkin tidak berjalan lagi. Ada kekhawatiran dari Pusaka Indonesia bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan mungkin tidak terlalu memprioritaskan secara internal mereka tentang KTR ini karena masih di dukung oleh Pusaka Indonesia. Karena masih di dukung oleh Pusaka indonesia, Dinas Kesehatan Kota Medan menganggap bahwa kegiatan-kegiatan Pusaka itu masih jadi bagian dari kerja mereka juga. Tetapi di khawatirkan nanti ketika Pusaka Indonesia tidak ada lagi bagaimana keberlanjutan Perda KTR ini.

D. Struktur Birokrasi

Untuk melaksanakan Perda KTR ini sebenarnya bukan hanya Dinas Kesehatan Kota Medan saja. Dalam Perda KTR tersebut disebutkan bahwa struktur organisasi pelaksana Perda KTR tidak hanya dari Dinas Kesehatan sendiri tetapi seluruh SKPD yang terkait. Jadi jika hal tersebut sudah bisa dimaksimalkan dengan baik sebenarnya sudah bagus. Dan SK Tim Pemantau KTR tersebut juga telah di tetapkan oleh walikota Medan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keterangan sekretaris camat Medan Deli bahwa seiring dengan lahirnya Perda KTR ini, maka penambahan struktur di kantor camat untuk penerapan Perda KTR ini memang tidak ada. Namun, pihak kecamatan Medan Deli selalu mengingatkannya kepada kepala lurah tentang Perda KTR ini.

E. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Terkait soal rokok, di seluruh Indonesia ini pasti ada pro dan kotranya. Sebuah kebijakan itu pasti ada pro dan kontranya. Tetapi memang tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok ini menyentuh langsung soal perilaku. Masyarakat tidak setuju karena belum memahami benar esensi dari Perda ini sendiri. Perda ini bukan untuk melarang orang merokok, tetapi hanya mengatur saja secara sosial dimana tempat yang boleh merokok dan dimana yang tidak boleh merokok. Pusaka Indonesia pernah melakukan Survey Opini Masyarakat tentang Kawasan Tanpa Rokok KTR di Kota Medan. Dimana 89 masyarakat setuju diberlakukannya Perda KTR di kota Medan, 10 masyarakat menyatakan tidak setuju dan 1 masyarakat menyatakan tidak tahu. Survey juga dilakukan kepada masyarakat yang merokok, dimana 63 perokok setuju diterapkannya Perda KTR, 30 perokok menyatakan tidak setuju dan 7 perokok menyatakan tidak tahu. Selain itu berdasarkan hasil survey juga diperoleh bahwa 76 masyarakat menyatakan bahwa kota Medan layak memiliki Perda KTR, 16 masyarakat menyatakan tidak layak dan 8 masyarakat menyatakan tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara masyarakat setuju dengan adanya Perda KTR ini tetapi setelah mereka mengerti maksud dan tujuan dari Perda tersebut. Menurut Pusaka Indonesia dan sekretaris camat Medan Deli, persepsi pedagang rokok terhadap Perda KTR tersebut pasti menolaknya. Mereka menolak karena tidak mengetahui apa esensi dari Perda KTR ini. Kerena sebenarnya tidak ada hubungannya terhadap pendapatan mereka. Dengan adanya Perda Kawasan Tanpa Rokok ini orang tetap boleh merokok, tetapi merokoknya tidak sembarangan lagi sekarang karena sudah ada tempat-tempatnya. Jadi sebenarnya maupun itu pedagang dan industri rokok tidak ada pengaruhnya dengan pemberlakuan Perda Kawasan Tanpa Rokok. Jika dilihat dari persepsi anggota DPRD, mereka mendukung diberlakukannya Perda KTR tersebut. Namun mendukungnya hanya secara normatif saja, tetapi dalam pelaksanaannya tidak. Karena jika mereka mendukung secara pelaksanaannya tentu mereka tidak akan merokok sembarangan di kantor dewan, di ruang rapat. Jika dilihat dari persepsi Ormas atau LSM, mereka juga mendukung diberlakukannya Perda KTR tersebut. Terutama bagi lembaga-lembaga perlindungan anak, seperti Pusaka Indonesia juga pasti mendukung. Pusaka Indonesia juga fokus terhadap Kawasan Tanpa Rokok karena yang selalu menjadi korban adalah anak. Sehingga Pusaka Indonesia dan lembaga-lembaga perlindungan anak sepakat mendukung adanya Perda Kawasan Tanpa Rokok karena akan melindungi anak dari paparan bahaya asap rokok. Ormas-ormas keagamaan juga relatif mendukung Perda Universitas Sumatera Utara KTR ini, seperti Muhammadiyah. Selain itu AJI Aliansi Jurnalis Indonesia juga mendukung, dimana mereka merupakan mitra Pusaka Indonesia dalam melakukan sosialisasi Perda Kawasan Tanpa Rokok ini.

IV. 2. 4 Data Sekunder