2. 4 Data Sekunder Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok

KTR ini, seperti Muhammadiyah. Selain itu AJI Aliansi Jurnalis Indonesia juga mendukung, dimana mereka merupakan mitra Pusaka Indonesia dalam melakukan sosialisasi Perda Kawasan Tanpa Rokok ini.

IV. 2. 4 Data Sekunder

Selain dari hasil wawancara dengan informan kunci, informan utama dan informan tambahan serta penyebaran kuesioner kepada responden, peneliti juga memperoleh data-data pendukung yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai jadwal kegiatan sosialisasi Perda Kota Medan tentang pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS dan Kawasan Tanpa Rokok. Sosialisasi Perda tentang pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS dan Kawasan Tanpa Rokok tersebut diselenggarakan secara bersama-sama oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Berdasarkan jadwal sosialisasi yang peneliti peroleh, bahwa sosialisasi tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok ini memang sudah dilaksanakan dengan baik di 21 kecamatan di Kota Medan. Dalam sosialisasinya dibagi dalam dua Tim, yakni Tim A dan Tim B. Dimana yang memberikan materi pada saat sosialisasi tersebut berasal dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan mereka juga mengundang dari LSM Pusaka Indonesia. Sosialisasi tersebut mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2015 sampai tanggal 4 Agustus 2015. Dari data yang diperoleh di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok Universitas Sumatera Utara ini memang sudah dilaksanakan dengan baik di 21 kecamatan di Kota Medan. Namun hal itu masih berlangsung dalam waktu lebih kurang satu bulan saja dan hanya dilakukan sekali di Tahun 2015. Data lain yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah SOP dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dimana dalam SOP Perda KTR dalam Bab II tentang Sosialisasi KTR disebutkan bahwa: “Untuk 1 satu tahun pertama implementasi PERDA KTR dan PERWAL KTR di Kota Medan, sasaran utamanya adalah tersosialisasikannya Perda KTR yang bersifat preventif dengan langkah-langkah persuasive dan belum sampai pada penegakan hukum yang bersifat represif, seperti pengenaan besaran denda sesuai dengan ketentuan Perda KTR melalui pendekatan Pro Justisia. Dengan kata lain sasaran utama tahun pertama ini adalah menyebarkan seluas-luasnya kepada semua lapisan masyarakat yang berada pada semua KTR agar tujuan pengundangan Perda KTR dan perangkat pelaksana lainnya dipahami oleh Tim Pemantau KTR Kota Medan, Penanggungjawab KTR, Pengawas Internal, dan Masyarakat.” Maka berdasarkan SOP diatas seharusnya dalam satu tahun pertama itu dilakukan sosialisasi seluas-luasnya kepada semua lapisan masyarakat yang berada pada semua KTR. Agar masyarakat mengetahui tentang adanya Perda KTR ini. Namun sosialisasi yang ada di 21 kecamataan di Kota Medan baru berlangsung sekali berdasarkan data sebelumnya diatas. Di dalam SOP Perda KTR juga terdapat Struktur Tim Pemantau KTR Kota Medan, yakni sebagai berikut: Pengarah : Walikota Medan Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah Kota Medan Universitas Sumatera Utara Koordinator :Asisten Kesejahteraan dan Kemasyarakatan Sekretaris Daerah Kota Medan Ketua : Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Wakil Ketua I : Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan Wakil Ketua II : Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Sekretaris :Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan Wakil Sekretaris : Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Medan Anggota : 1. Dinas Kesehatan Kota Medan 2. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan 3. Dinas Pendidikan Kota Medan 4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan 5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan 6. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan 7. Dinas Perhubungan Kota Medan 8. Dinas Pertamanan Kota Medan 9. Badan Lingkungan Hidup Kota Medan 10. Bagian Adminstrasi Tata Pemerintahan Umum Pemko Medan 11. Bagian Hukum Pemko Medan 12. Kantor Kementerian Agama Kota Medan 13. PD Pasar Kota Medan 14. RSU Pringadi Medan 15. Majelis Ulama Indonesia Kota Medan 16. Persekutuan Gereja Indonesia Kota Medan 17. Keuskupan Agung Medan 18. Perwalian Umat Buddha Indonesia 19. Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia 20. Parisada Hindu Darma Indonesia 21. Perguruan Tinggi. 22. Organisasi Gabungan Pengusaha Angkutan Darat 23. Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Medan 24. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia APPBI Sumatera Utara 25. LSM Pusaka Indonesia. Data lain yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah SK Tim Pemantau Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Universitas Sumatera Utara Tanpa Rokok. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. Namun untuk memperoleh SK Tim Pemantau KTR ini dari Dinas Kesehatan Kota Medan, berdasarkan informasi yang di peroleh dari Kabid PMK Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 26 Januari 2016 bahwa SK Tim Pemantau masih di Pemko Medan. Dan peneliti baru memperoleh SK Tim Pemantau dari Dinas Kesehatan Kota Medan pada tanggal 5 Maret 2016. Sementara ketika peneliti melakukan wawancara dengan pihak LSM Pusaka Indonesia pada tanggal 10 Februari 2016, SK Tim Pemantau tersebut sudah ada di LSM Pusaka Indonesia. Maka berdasarkan data yang diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan kurang aktif untuk memperoleh perkembangan terkini tentang SK Tim Pemantau KTR tersebut. Data lain yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah bahwa bidang yang menangani tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok ini adalah bidang Pengendalian Masalah Kesehatan PMK. Bidang PMK ini menangani tentang Penyakit Tidak Menular PTM, karena di penyakit tidak menular ini salah satu faktor pencetusnya itu adalah rokok. Bidang PMK ini terdiri dari tiga seksi, yakni Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Seksi Wabah dan Bencana dan Seksi Kesehatan Lingkungan. Dimana jumlah pegawai di bidang PMK ini sebanyak 46 orang. Data tersebut diperoleh dari Struktur Sub Bagian Umum Dinas Kesehatan Kota Medan dengan rincian; 5 orang dr.umum, 1 orang dr.gigi, 4 orang perawat, 2 orang perawat gigi, 1 orang bidan, 7 orang sanitarian, 19 orang PKM, 2 orang S-2 Kesmas, 4 orang non kesehatan dan 1 orang SLTP sederajat. Universitas Sumatera Utara Data lain yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah contoh rekapitulasi Upaya Berhenti Merokok UBM di puskesmas yang dilaksanakan pada bulan Januari, Februari dan Maret 2016. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi Perda KTR di puskesmas baru dimulai sejak Januari 2016. Data lain yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Medan. 55 Adapun pencapaian dari Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan terkait KTR dapat kita lihat berikut ini: Dimana di dalam Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdapat beberapa kegiatan terkait KTR yakni: pertama, penegakan Perda KTR Kota Medan. Kedua, sosialisasi Perda KTR untuk 7 Kawasan KTR. Ketiga, pengadaan Perda dan Perwal KTR. Keempat, pembuatan media promosi KTR stiker. Selain itu di dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular terdapat kegiatan sosialisasi Perda Kota Medan tentang HIV AIDS dan KTR. 56 55 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Dinas LPPD Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2015. hal 4-5 56 Ibid., hal 22 dan 25 pada Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdapat pengadaan Perda dan Perwal KTR. Dimana terlaksananya pengadaan Perda dan Perwal kota Medan tentang KTR Kota Medan. Dengan tujuan untuk menyediakan media sosialisasi Perda dan Perwal kepada seluruh SKPD dan pimpinan lokasiarea yang ditetapkan sebagai KTR di Kota Medan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Triwulan IV Tahun 2015 yaitu Perda sebanyak 1.250 eksemplar dan Perwal sebanyak 1.250 eksemplar. Selain itu Universitas Sumatera Utara pembuatan media promosi stiker. Dengan tujuan untuk menyediakan media sosialisasi Perda KTR kepada seluruh masyarakat Kota Medan. Dimana kegiatan ini dilaksanakan pada Triwulan IV Tahun 2015 dengan tersedianya 10.000 buah stiker KTR. Dan pada Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular terdapat sosialisasi Perda Kota Medan tentang HIVAIDS dan KTR. Dimana terlaksananya sosialisasi Perda HIVAIDS dan KTR di Kota Medan dengan tujuan agar masyarakat memahami pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS dan terlindungi dari bahaya asap rokok. Dimana kegiatan ini berlangsung sejak 27 Juli sd 4 Agustus 2015 di 21 kecamatan dengan masing-masing 100 orang peserta. Maka berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa program dan kegiatan yang terlaksana itu adalah pengadaan Perda dan Perwal tentang KTR Kota Medan, pembuatan media promosi stiker dan kegiatan sosialisasi Perda HIVAIDS dan KTR di Kota Medan. Sedangkan untuk program penegakan Perda KTR Kota Medan belum terlaksana. Selain data pendukung yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan, peneliti juga memperoleh data dari LSM Pusaka Indonesia. Data yang diperoleh tersebut yakni, SK Tim Pemantau Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok yang diperoleh pada tanggal 10 Februari 2016. Data lain yang peneliti peroleh dari LSM Pusaka Indonesia adalah program kerja dari LSM Pusaka Indonesia itu sendiri untuk implementasi Peraturan Daerah Universitas Sumatera Utara Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat dilihat bahwa LSM Pusaka Indonesia pada tahun 2014-2015 mempunyai program untuk memperkuat dan mendukung kerja implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dan pada tahun 2015-2016, LSM Pusaka Indonesia mempunyai program untuk mendorong Pemerintah Kota Medan untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan pajak rokok dalam implementasi Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Data lain yang peneliti peroleh dari LSM Pusaka Indonesia adalah hasil Pelaksanaan Kegiatan Memantau Implementasi Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok melalui aplikasi KTR yang dilaksanakan dari tanggal 28 Maret sampai dengan 2 April 2016 di 4 lokasi Kawasan Tanpa Rokok di 120 tempat yakni fasilitas layanan kesehatan 24 tempat atau 20 , tempat proses belajar mengajar 24 tempat atau 20 , tempat kerja 36 tempat atau 30 dan tempat umum 36 tempat atau 30 , dengan melibatkan 10 sepuluh orang surveyor untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat dilihat bahwa untuk fasilitas layanan kesehatan, Perda KTR ini sudah diberlakukan cukup baik terutama di rumah sakit. Namun untuk di puskesmas dan apotik penerapan perda KTR ini masih minim. Untuk tempat proses belajar, Perda KTR ini sudah diterapkan, namun untuk Universitas Sumatera Utara implementasinya sendiri masih kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya bau asap rokok dan puntung rokok terutama di perguruan tinggi. Namun di bimbingan belajarnya sudah cukup baik. Untuk tempat kerja, Perda KTR ini sudah diterapkan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya larangan merokok di tempat kerja, ketersediaan asbak yang sedikit, sedikitnya punting rokok dan bau asap rokok. Untuk fasilitas umum, penerapannya sudah cukup baik di mall, namun untuk fasilitas umum lainnya masih kurang baik, seperti restoran. Hal ini dibuktikan masih banyaknya tempat yang belum membuat adanya larangan merokok, masih adanya ketersediaan asbak dan bau asap rokok. Selain dokumen-dokumen tersebut, peneliti juga memperoleh foto-foto yang diperoleh ketika di lapangan untuk mendukung penelitian ini. Foto-foto tersebut meliputi lokasi penelitian, informan utama dan informan tambahan. Adapun foto-foto yang dimaksudkan oleh peneliti yakni sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 1 Gedung Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 2 Stiker Kawasan Tanpa Rokok di Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan Gambar IV. 3 Brosur Kawasan Tanpa Rokok di depan pintu pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 4 Buku Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok yang dibagikan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan saat melaksanakan sosialisasi Perda KTR Gambar IV. 5 Billboard Kawasan Tanpa Rokok di Dinas Kesehatan Kota Medan Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 6 Informan Tambahan Abangda OK. Syahputra Harianda. Manager Divisi Perlindungan Kesehatan LSM Pusaka Indonesia. Gambar IV. 7 Brosur Kawasan Tanpa Rokok di Kantor Camat Medan Deli Universitas Sumatera Utara Gambar IV. 8 Informan Utama Bersama Bapak Supriadi dan Bapak Parlindungan. Masyarakat Kecamatan Medan Deli Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DATA Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dari variabel-variabel yang digunakan. Setelah itu akan dilakukan juga analisis hubungan variabel. Adapun analisis yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Metode ini mengumpulkan data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan yang akan dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena sosial yang diteliti. Dari hasil analisis data inilah nantinya akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana proses implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan seperti apa kendala yang dihadapi.

V. 1 Proses Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok