5. 2 Implementasi Kebijakan Publik 5. 2. 1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik 5. 2. 2 Model-model Implementasi Kebijakan Publik

I. 5. 2 Implementasi Kebijakan Publik I. 5. 2. 1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik Menurut James P. Lester dan Joseph Stewart, implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang sangat luas, merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. 23 Implementasi pada sisi yang lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran output maupun sebagai hasil. 24 Batasan lain mengenai implementasi kebijakan juga disebutkan oleh Van Meter dan Van Horn. Mereka membatasi bahwa implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok-kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Dari beberapa defenisi implementasi kebijakan publik yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa implementasi kebijakan publik adalah pelaksanaan kebijakan oleh mesin-mesin administrasi negara dalam mengatasi masalah. 23 Budi Winarno, ibid., hal. 101 24 Ibid., hal. 102 Universitas Sumatera Utara

I. 5. 2. 2 Model-model Implementasi Kebijakan Publik

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk memperkaya pemahaman kita tentang berbagai variabel yang terlibat di dalamnya, maka kita akan melihat beberapa teori implementasi kebijakan sebagai berikut:

A. Teori George C. Edwards III 1980

Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: a komunikasi, b sumberdaya, c disposisi dan d struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain. 25 a. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelomok sasaran. b. Sumberdaya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi 25 AG. Subarsono, ibid., hal. 90-92 Universitas Sumatera Utara tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya di kertas menjadi dokumen saja. Komunikasi Sumberdaya Implementasi Disposisi Struktur Birokrasi Bagan I.4: Faktor Penentu implementasi menurut Edwards III c. Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan juga menjadi tidak efektif. d. Struktur birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang paling penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar standard operating procedures atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak. Universitas Sumatera Utara Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

B. Teori Donald S. Van Meter dan Van Horn 1975

Menurut Meter dan Horn ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi kinerja implementasi, yakni: a standar dan sasaran kebijakan, b sumberdaya, c komunikasi, d karakteristik agen pelaksana, e disposisi implementor, dan f kondisi sosial, ekonomi dan politik. 26 a. Standar dan sasaran kebijakan Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi. b. Sumberdaya Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia human resources maupun sumberdaya non-manusia non-human resources. c. Hubungan antar Organisasi Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program. 26 AG. Subarsono, ibid., hal. 99-101 Universitas Sumatera Utara Bagan I.5: Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn d. Karakteristik agen pelaksana Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. e. Kondisi sosial, politik dan ekonomi Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberi dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan. f. Disposisi implementor Ukuran dan tujuan kebijakan Lingkungan ekonomi, sosial dan politik Komunikasi antar organisasi kegiatan pelaksanaan Karakteristik badan pelaksana Sumberdaya Disposisi pelaksana Kinerja implemen- tasi Universitas Sumatera Utara Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni: 1 respon implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, 2 kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan dan c intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

C. Teori Merilee S, Grindle 1980

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle 1980 dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan content of policy dan lingkungan implementasi context of implementation. 27 27 AG. Subarsono, ibid., hal. 93 Variabel isi kebijakan mencakup: a sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, b jenis manfaat yang diterima oleh target groups c sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, d apakah letak sebuah program sudah tepat, e apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci dan f apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai. Sedangkan variabel lingkungan mencakup: a seberapa besar kekuasaan, kepentingan dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, b karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa dan c tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran. Universitas Sumatera Utara

D. Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier 1983

Menurut Mazmanian dan Sabatier 1983, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni: a karakteristik dari masalah tractability of the problems, 2 karakteristik kebijakanundang-undang ability of statute to structure implementation dan 3 variabel lingkungan nonstatutory variables affecting implementation. 28 Pengertian Perda kabupaten kota adalah Peraturan Perundang - undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati atau Walikota. I. 5. 3 Peraturan Daerah I. 5. 3. 1 Pengertian Peraturan Daerah