28
pendek, yaitu membayar kemampuan bunga maupun jangka panjang, yaitu kemampuan membayar pokok pinjaman. Mereka lebih menaruh perhatian pada
solvabilitas perusahaan. Kreditor jangka panjang biasanya akan menghadapi risiko yang lebih besar dibanding kreditor jangka pendek. Oleh karena itu, biasanya
perusahaan diminta untuk membuat perjanjian pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka panjang, misalnya perjanjian tentang jumlah modal kerja
minimum, dan pembayaran dividen. Kreditor jangka panjang biasanya tidak menginginkan penyelesaian
utangnya ditempuh lewat proses pengadilan. Mereka lebih menyukai mempertaruhkan keselamatan penagihan bunga dan pokok pinjaman pada aliran
dana dari operasi yang teratur dan konsisten. Solvabilitas perusahaaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER. Dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama
ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap mempertahankan keseimbangan antara
proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan.
2.1.8 Return on Assets ROA
Menurut Harmono 2011:23 kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih laba atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbalan investasi return on investment atau penghasilan per saham earnings per share. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran
Universitas Sumatera Utara
29
penghasilam bersih laba adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih laba,
tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
Profitabilitas menggambarkan
kemampuan badan
usaha untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas
investasi yag dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas
usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas
dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut Hermuningsih, 2012.
Rasio profitabilitas yang umumnya digunakan adalah Return on Asset ROA. Menurut Prastowo 2011:81, ROA mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana aktiva yang dimillikinya. Rasio ini dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. Rasio ini penting bagi
pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA,
berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
30
dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya Sudana, 2011:22.
2.2 Penelitian Terdahulu