25
5. Persaingan di pasar tenaga kerja manajer mungkin mendorong para manajer
untuk melaksanakan kepentingan terbaik para pemegang saham. Jika tidak mereka digantikan. Perusahaan akan membayar paling tingggi untuk mengelola
manajer yang baik. Ini kelihatannya menjadikan perusahaan memberikan kompensasi untuk para manajer didasarkan pada nilai yang mereka ciptakan.
2.1.6 Kepemilikan Institusional Institutional Ownership
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian,
dan institusi lainnya pada akhir tahun. Jensen dan Meckling dalam Susanti dan Mildawati, 2014 menyatakan, bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan
yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Selain kepemilikan manajemen yang dapat
mengawasi secara efektif aktivitas perusahaan, keberadaan kepemilikan institusional juga dianggap mampu menjadi mekanisme pengawasan terhadap
setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen. Hal ini dikarenakan para investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak
mudah percaya terhadap tindakan memanipulasi laba perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam mengawasi
manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Pengawasan tersebut akan menjamin
kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar
modal. Dengan kepemilikan institusional yang tinggi maka akan menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
26
usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer.
Menurut Susanti dan Mildawati 2014, kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:
1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat
menguji keandalan informasi. 2.
Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
2.1.7 Debt to Equity Ratio DER
Noor 2014:127-128 menyatakan, struktur modal adalah kombinasi dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan, dan
menggambarkan biaya modal cost of capital yang menjadi beban perusahaan tersebut. Struktur modal sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan
untuk memaksimumkan balas jasa investasi return sekaligus meminimumkan risiko risk.
Motivasi perusahaan menggunakan modal pinjaman utang, disamping untuk memenuhi kebutuhan dan bila equity tidak mencukupi, juga untuk
mendapatkan keringanan pajak tax shield. Hal ini terjadi karena pajak dihitung setelah perusahaan membayar balas jasa modal pinjaman. Dengan demikian
perusahaan yang mempunyai utang akan membayar pajak lebih sedikit dibandingkan perusahaan yang mendapat laba yang sama tapi tidak mempunyai
utang. Bagi perusahaan yang melakukan utang, perusahaan tersebut harus
Universitas Sumatera Utara
27
membayar balas jasa modal pinjaman. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang
Kasmir, 2010:112. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek dan jangka panjang semakin besar dibandingkan dengan total
modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar atau kreditor Hermuningsih, 2012.
Pengaturan pendanaan menentukan bagaimana menentukan nilai perusahaan ditentukan. Orang atau badan yang membeli utang dari suatu
perusahaan disebut kreditor. Para pemegang modal sendiri disebut para pemegang saham. Sesudah suatu perusahaan mengambil keputusan investasi, ia menentukan
nilai aset seperti bangunan, tanah dan mesin pabrik, peralatan, perlengkapan, dan inventaris. Perusahaan dapat menentukan struktur modalnya. Perusahaan secara
nyata dapat meningkatkan dana tunainya untuk menginvestasikannya dalam aset- asetnya dengan memperoleh utang melebihi modal sendiri Sjahrial, 2014:4.
Menurut Prastowo 2011:78-79, posisi kreditor jangka panjang berbeda dibanding kreditor jangka pendek. Kreditor jangka panjang sangat menaruh
perhatian, baik pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
Universitas Sumatera Utara
28
pendek, yaitu membayar kemampuan bunga maupun jangka panjang, yaitu kemampuan membayar pokok pinjaman. Mereka lebih menaruh perhatian pada
solvabilitas perusahaan. Kreditor jangka panjang biasanya akan menghadapi risiko yang lebih besar dibanding kreditor jangka pendek. Oleh karena itu, biasanya
perusahaan diminta untuk membuat perjanjian pembatasan untuk perlindungan kreditor jangka panjang, misalnya perjanjian tentang jumlah modal kerja
minimum, dan pembayaran dividen. Kreditor jangka panjang biasanya tidak menginginkan penyelesaian
utangnya ditempuh lewat proses pengadilan. Mereka lebih menyukai mempertaruhkan keselamatan penagihan bunga dan pokok pinjaman pada aliran
dana dari operasi yang teratur dan konsisten. Solvabilitas perusahaaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Rasio yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER. Dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditor jangka panjang terutama
ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap mempertahankan keseimbangan antara
proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan.
2.1.8 Return on Assets ROA