Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

34 Lanjutan Tabel 2.1 No Nama Tahun Judul Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian 6. Nugraha 2014 Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Debt to Equity Ratio DER, dan Return on Assets ROA Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012 Dependen: Nilai Perusahaan Independen: 1. Kepemilikan Manajerial 2. Kepemilikan Institusional 3. Debt to Equity Ratio DER 4. Return on Assets ROA Regresi Linear Berganda 1. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Debt to Equity Ratio DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Return on Assets ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 7. Anzlina dan Rustam 2013 Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Real Estate dan Property di BEI Tahun 2006 – 2008 Dependen: Nilai Perusahaan Independen: 1. Likuiditas Current Ratio 2. Solvabilitas Debt to Equity Ratio 3. Aktivitas Total Assets Turnover 4. Profitabilitas Return on Equity Regresi Linear Berganda 1. Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Return on Equity tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sumber: Berbagai Jurnal

2.3 Kerangka Konseptual

Kepemilikan manajerial managerial ownership adalah suatu kondisi dimana manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini dipresentasikan oleh Universitas Sumatera Utara 35 besamya persentase kepemilikan oleh manajer. Karena cukup esensialnya informasi mengenai hal ini, catatan atas laporan keuangan harus menyertakan informasi ini Sugiarto, 2011. Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat potensial ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham Jensen dan Meckling dalam Susanti dan Mildawati, 2014. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga Permanasari, 2010. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian, dan institusi lainnya pada akhir tahun. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam mengawasi manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Pengawasan tersebut akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Jensen dan Meckling dalam Susanti dan Mildawati, 2014 menyatakan, bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Selain kepemilikan manajemen yang dapat mengawasi secara efektif aktivitas perusahaan, keberadaan kepemilikan institusional juga dianggap mampu Universitas Sumatera Utara 36 menjadi mekanisme pengawasan terhadap setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen. Menurut Barclay dan Holderness dalam Nugraha, 2014 kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajemen akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek dan jangka panjang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar atau kreditor Hermuningsih, 2012. Menurut Wihardjo 2014, Debt to Equity Ratio DER sebagai proksi kebijakan pendanaan atau kebijakan hutang perusahaan memberikan penurunan nilai perusahaan, dikarenakan tingginya DER mengindasikan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan, baik beban bunga maupun angsuran pokok dimana akan Universitas Sumatera Utara 37 mengurangi laba yang dihasilkan perusahaan sehingga investor lebih menjauhi perusahaan dengan DER yang tinggi. Menurut Prastowo 2011:81, Return on Assets ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana aktiva yang dimillikinya. Rasio ini dapat dibandingkat dengan tingkat bunga bank yang berlaku. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya Sudana, 2011:22. Profit yang tinggi memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang menaik menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan sentiment positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan Nurhayati dalam Meilani dan Putri, 2014. Atas dasar penjelasan yang didasarkan pada tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual yang digunakan oleh peneliti adalah: Universitas Sumatera Utara 38 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return On Assets, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 100 81

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ - 45

0 5 126

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION,DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 105

Pengaruh Debt To Assets Ratio, Deviden Payout Ratio Dan Return On Assets Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 39

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSETS RATIO TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

0 0 13