Cost Income Ratio CIR
12
Dari indeks diatas juga terlihat bahwa kondisi ROA pada awal tahun 2006 mengalami penurunan yang sangat jauh, yang artinya rasio ROA pada
awal tahun 2006 sangat baik. Hal ini karena program restrukturisasi beberapa bank BUMN telah selesai, dengan diiringi kinerja perbankan yang terus
membaik pasca kenaikan harga BBM tahun 2005 LPI 2006, Bank Indonesia. Selain itu, strategi penanaman dana perbankan pada surat berharga dengan
resiko rendah, dan selisih suku bunga pinjaman dan simpanan yang besar juga membuat profitabilitas perbankan meningkat LPI 2005, Bank Indonesia.
Terlihat dari indeks diatas bahwa pada tahun 2008, kondisi ROA perbankan dalam level aman. Hal ini karena Bank Indonesia dan pemerintah
telah berbenah diri sejak krisis tahun 1998, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dan mampu meminimalkan dampak dari krisis global
yang diakibatkan oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada tahun 2007 LPI 2008, Bank Indonesia. Ketahanan perbankan yang cukup
kuat menandakan kinerja perbankan sangat baik. Hal ini tercermin dari ekspansi kredit yang tinggi dan likuiditas terjaga, sehingga membuat rasio
ROA tahun 2008 dalam kondisi yang baik LPI 2008, Bank Indonesia. Krisis indikator ROA juga terjadi pada awal tahun 2012. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan kinerja korporasi dan menurunnya kredit di sektor konsumsi akibat dari masih tingginya ketidakpastian
penyelesaian krisis global. Selain itu, terjadinya penurunan jumlah likuiditas
13
perbankan yang disertai dengan sedang berjalannya proses revitalisasi kredit yang medorong terjadinya perlambatan kredit LPI 2012, Bank Indonesia.
Setelah itu, kondisi ROA semakin membaik dan mencapai level normal, hal ini menandakan semakin membaiknya kondisi perbankan.