4
lebih besar untuk mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia, sehingga meningkatkan nilai BOPO pada awal tahun 2011.
Terlihat dari grafik diatas bahwa kondisi BOPO tahun 2013 mengalami peningkatan setelah sempat menurun pada akhir tahun 2012. Hal
ini seiring dengan peningkatan efisiensi perbankan. Sehingga dari sisi pendapatan, perbankan mendapatkan peningkatan pendapatan dari bunga
kredit dan peningkatan pendapatan nonbunga LPI 2013, Bank Indonesia. Dengan demikian maka pendapatan yang diperoleh perbankan lebih tinggi
dari biaya operasional perbankan. Pada awal tahun 2014, rasio BOPO mengalami peningkatan. Kenaikan
biaya operasional perbankan pada awal tahun 2014 dikarenakan naiknya suku bunga DPK yang lebih besar dari suku bunga kredit, sehingga nilai BOPO
tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai BOPO tahun 2013 LPI 2014, Bank Indonesia.
5
2. Net Interest Margin NIM
Sumber: Data diolah Microsoft Excel 2010 Gambar 4.2. Indeks NIM
Dari gambar 4.2 di atas bisa dilihat bahwa kondisi NIM perbankan umum konvensional di Indonesia dari bulan Mei 2003 hingga akhir 2005
kondisinya aman, kemudian pada awal 2006 kondisi NIM naik menjadi waspada, lalu setelah itu turun dan kembali normal hingga akhir 2009.
Kondisi NIM sempat kembali naik menjadi waspada pada awal 2010, dan setelah itu level NIM kembali turun menjadi normal kembali hingga
September 2016. Dari indeks diatas menunjukkan bahwa indikator NIM perbankan umum konvensional di Indonesia tidak sekalipun menyentuh level
siaga, hal ini menunjukkan bahwa perbankan umum konvensional berhasil
-4.000 -3.000
-2.000 -1.000
0.000 1.000
2.000 3.000
M a
y -0
3 Dec
-0 3
J ul-0
4 F
eb- 5
Sep -0
5 Ap
r- 6
No v
-0 6
J u
n -0
7 J
a n
-0 8
Au g
-0 8
M a
r- 9
O ct
-0 9
M a
y -1
Dec -1
J ul-1
1 F
eb- 1
2 Se
p -1
2 Ap
r- 1
3 No
v -1
3 J
un -1
4 J
a n
-1 5
Au g
-1 5
M a
r- 1
6
NIM Threshold 2.0
Threshold 1.7 Threshold 1.3
6
memaksimalkan keuntungan dari aset yang dimiliki dengan pendapatan bunga yang tinggi dan memiliki tingkat efisiensi yang baik.
Dari indeks diatas terlihat bahwa pada tahun 2008, kondisi NIM dalam level aman. Hal ini karena otoritas pada sektor keuangan telah belajar dari
krisis tahun 1998, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat dan mampu meminimalkan dampak dari krisis global yang diakibatkan oleh krisis
subprime mortgage di Amerika Serikat pada tahun 2007 LPI 2008, Bank
Indonesia. Dari indeks diatas terlihat kondisi NIM pada tahun 2014, berada dalam
kondisi yang sangat baik. Hal ini dikarenakan kerja sama antara kebijakan Bank Indonesia dengan pemerintah yang semakin baik demi menjaga
kestabilan sistem keuangan. Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui penetapan BI Rate yang ditransmisikan melalui jalur suku
bunga simpanan perbankan, lalu kemudian di ikuti dengan suku bunga kredit. Kebijakan mempertahankan BI Rate pada level 7,50 hingga tanggal 17
November 2014, lalu mentrasmisikannya dengan baik melalui jalur tersebut pada tanggal 18 November 2014 menjadi level 7,75 LPI 2014, Bank
Indonesia. Hal ini membuat kondisi NIM perbankan tahun 2014 dalam kondisi yang sangat baik.