Capital Adequacy Ratio CAR

14 lepas dari berbagai kebijakan perbankan yang tepat dan di dukung oleh menguatnya nilai rupiah, penurunan suku bunga SBI, dan laju inflasi yang terkendali LPI 2003, Bank Indonesia. Kondisi itu membuat profitabilitas perbankan meningkat dan kestabilan CAR terjaga, sehingga membuat likuiditas perbankan semakin baik. Pada tahun 2008 terjadi krisis global yang merupakan dampak dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada tahun 2007. Hal tersebut dengan cepat menyebar pada sistem keuangan dunia. Namun di tengah krisis global yang terjadi, Indonesia tidak dalam kondisi terburuk jika di bandingkan dengan negara lain. Hal ini karena Indonesia telah melakukan upaya untuk penguatan sistem perbankan sejak tahun 1998. Hal ini tercermin dari kesigapan pemerintah Indonesia dalam mengambil alih bank Century yang mengalami kesulitan likuiditas, sehingga berhasil menjaga kestabilan perbankan. Selain itu, industri perbankan yang merupakan industri paling dominan dalam sistem keuangan Indonesia berhasil menunjukkan kinerja yang mengesankan pada tahun 2008. Hal ini ditandai dengan ekspansi kredit yang baik dan permodalan yang tinggi, sehingga likuiditas dan rentabilitas perbankan terjaga dengan baik LPI 2008, Bank Indonesia. Dari indeks diatas terlihat pada tahun 2012 level likuiditas perbankan sedikit menurun, hal ini ditunjukkan dengan naiknya garis indeks, namun masih pada level normal. kondisi ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi 15 global. Perlambatan ekonomi yang terjadi dikarenakan menurunnya kinerja korporasi domestik, kredit pada sektor konsumsi dan proses revitalisasi kredit. Hal –hal tersebut membuat likuiditas perbankan umum konvensional mengalami penurunan. Namun pada akhir tahun 2012, kondisi likuiditas kembali membaik LPI 2012, Bank Indonesia.

7. Loan to Deposite Ratio LDR

Sumber: Data diolah dengan Microsoft Excel 2010 Gambar 4.7. Indeks LDR Rasio LDR Loan to Deposite Ratio merupakan rasio pengukur jumlah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan. Kondisi LDR perbankan umum konvensional pada tahun 2003 terlihat sangat baik. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang baik dan dibarengi dengan membaiknnya indikator ekonomi makro seperti nilai tukar, inlflasi, dan suku bunga semakin mempercepat proses pemulihan intermediasi perbankan LPI 2003, Bank -2.500 -2.000 -1.500 -1.000 -0.500 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 M a y -0 3 Dec -0 3 J u l-0 4 F eb- 5 Sep -0 5 Ap r- 6 No v -0 6 J un -0 7 J a n -0 8 Au g -0 8 M a r- 9 O ct -0 9 M a y -1 Dec -1 J ul-1 1 F eb- 1 2 Sep -1 2 Ap r- 1 3 No v -1 3 J un -1 4 J a n -1 5 Au g -1 5 M a r- 1 6 LDR Threshold 2.0 Threshold 1.7 Threshold 1.3 16 Indonesia. Hal ini membuat indikator LDR yang merupakan salah satu cerminan dari intermediasi semakin membaik. Dari indeks LDR diatas juga dijelaskan bahwa kondisi LDR pada tahun 2005 tetap berada dalam level normal, meskipun kondisi sistem keuangan sedang menghadapi tantangan yang berat akibat dari naiknya harga BBM. Secara umum, pada tahun 2005 kondisi perbankan di Indonesia dalam kondisi yang baik. Hal ini tercermin dari meningkatnya kredit dan permodalan bank. Terdapat empat kebijakan pemerintah tentang perbankan pada tahun 2005, yaitu melanjutkan upaya konsolidasi, mendorong fungsi intermediasi, memperkuat infrastruktur perbankan, dan meningkatkan kehati-hatian perbankan. LPI 2005, Bank Indonesia. Dengan kebijakan mendorong intermediasi, level LDR pada tahun 2005 tetap mampu berada dalam level normal meskipun dalam situasi tekanan ekonomi yang cukup berat Pada krisis global yang terjadi pada tahun 2008, sistem keuangan Indonesia menunjukkan daya tahan yang cukup baik. Hal ini tercermin dari kondisi LDR yang tetap berada dalam level normal. Kondisi ini didorong oleh peningkatan kredit investasi, kredit konsumsi, dan peningkatan kredit modal kerja LPI 2008, Bank Indonesia.