Tahap Pemilihan dan Penetapan Calon Terpilih

67 rakyat. Survei ini menekankan pada aspek elektabilitas sang calon dan ditambah dengan persyaratan lainnya. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Bobby Octavianus Zulkarnaen : ...yang menjadi rujukan dalam menentukan calon dalam pemilukada sudah pasti faktor Elektabilitas dan popularitas. Namun selain adanya persyaratan umum juga terdapat persyaratan khusus yang ditetapkan Partai Gerindra, ada beberapa yang termasuk dalam persyaratan khusus antara lain mengakar, berkemampuan, mempunyai kemampuan finansial. Semuanya diatur dalam JUKLAK tersebut dan menjadi pedoman.

3.2.8. Tahap Pemilihan dan Penetapan Calon Terpilih

Merupakan kegiatan pemilihan calon kepala daerah danwakil kepala daerah, dilakukan dalam Rapat Tim Pemilukada Pusat, bersama dengan Ketua DPD PG yang bersangkutan, untuk menetapkan satu orang calon kepala daerah atau wakil kepala daerah, dari usulan nama hasil nominasi calon yang disampaikan oleh DPD PG yang bersangkutan, serta perkembangan hasil survei akhir. Kegiatan tersebut dilakukan selambat-lambatnya H-4 bulan sebelum hari pemungutan suara Pemilukada. Kegiatan yang harus dilakukan : a. Rapat Tim PEMILUKADA Pusat diselenggarakan oleh DPP Partai Gerindra atas usulan Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah terkait, dipimpin langsung oleh Ketua Umum DPP Partai GERINDRA, dan dihadiri oleh Para Wakil Ketua Umum, Ketua KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah, Ketua KORBID Organisasi dan Daerah, Ketua KORBID Hukum dan HAM, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekjen KORBID Pemengan Pemilu Wilayah terkait, Wakil Sekjen KORBID Organisasi dan Daerah, bendahara, dan Ketua DPD Partai GERINDRA yang bersangkutan. DPP Partai GERINDRA dapat mengundang unsur-unsur terkait apabila dianggap perlu. Universitas Sumatera Utara 68 b. Agenda rapat adalah khusus untuk memilih dan menetapkan Calon Kepala Daerah danatau Calon Wakil Kepala Daerah dari Partai GERINDRA, dengan susunan sebagai berikut: 1. Mendengarkan paparan lembaga Survei atas hasil survei akhir, khususnya yang berkaitan dengan tingkat elektabilitas seluruh tokoh dan kemungkinan adanya bakal calon dari Partai GERINDRA dapat memenangkan PEMILUKADA di daerah tersebut, serta rekomendasi posisi yang akan diraih oleh Partai Gerindra dalam pemilukada yang bersangkutan dan strategi untuk koalisi dengan calon dari partai lain. 2. Penyampaian nominasi bakal calon yang telah ditetapkan DPD Partai GERINDRA, disampaikan oleh Ketua DPD Parta GERINDRA terkarit. 3. Pembahasan atas nominasi nama bakal calon yang telah ditetapkan DPD Partai GERINDRA terkait, mengenai peluang masing-masing bakal calon dari Partai Gerindra untuk memenangkan Pemilukada di daerah tersebut, khususnya bakal calon yang dipersiapkan dari Partai Gerindra, serta berbagai kemungkinan lainnya. Rapat dapat menambahkan nominasi nama bakal calon di luar daftar yang ditetapkan DPD Partai Gerindra, apabila dipandang ada tokoh Partai Gerindra lain, atau tokoh independent yang cukup berpeluang menang namun tidak termasuk dalam daftar. 4. Penetapan posisi yang akan diraih dalam Pemilukada, sebagai berikut: a. Apabila terdapat kader Partai Gerindra, karena tingkat elektabilitasnya tertinggi, atau tidak tertinggi tapi selisihnya dengan yang tertinggi dari kader partai lain atau calon independen masih dalam batas yang dapat dijangkau, maka rapat dapat memutuskan bahwa Partai GERINDRA akan mencalonkan kader Partai GERINDRA tersebut sebagai Calon Kepala Daerah. b. Apabila tidak ada kader Partai GERINDRA ataukah tokoh independen yang memiliki peluang menang, karena tingkat elektabilitasnya relatif berat untuk dapat mengungguli tokoh dari partai lain, maka rapat dapat memutuskan bahwa Partai Gerindra akan meraih posisi sebagai calon Wakil Kepala Daerah. Universitas Sumatera Utara 69 5 Pemilihan dan penetapan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari Partai GERINDRA, dilakukan dalam Rapat Tim Pemilukada Pusat sebagai berikut: a Membahas nama-nama bakal calon berdasarkan rangking tingkat elektabilitas bakal calon yang telah dinominasi, serta berdasarkan posisi yang akan diraih oleh Partai GERINDRA dalam Pemilukada tersebut. b Kriteria yang menjadi pedoman untuk menetapkan calon terpilih adalah : - tertinggi elektabilitasnya atau cukup tinggi dari antara seluruh tokoh, untuk posisi calon kepala daerah, atau cukup tinggi elektabilitasnya, untuk calon wakil kepala daerah; - loyalitasnya terhadap Partai GERINDRA tidak diragukan, karena yang bersangkutan adalah kader Partai GERINDRA, ataupun tokoh independen yang bersedia menjadi fungsionaris Partai Gerindra. c Pimpinan rapat menawarkan nama calon terpilih secara musyawarah kepada seluruh peserta rapat, dan apabila tidak ada yang berkeberatan maka yang bersangkutan ditetapkan secara aklamasi menjadi Calon Kepala Daerah, dan Calon Wakil Kepala Daerah dari Partai GERINDRA untuk rnengikuti Pemilukada di daerah yang bersangkutan. d Apabila nama calon terpilih yang ditawarkan tersebut tidak disepakati secara aklamasi, maka dalam menetapkan calon terpilih, akan dilakukan proses pemilihan melalui pemungutan suara yang dilakukan secara terbuka dalam Rapat Tim Pemilukada Pusat tersebut. e Tata cara pemilihan dilakukan sebagai berikut : 1. Nama-nama bakal calon yang akan dipilih diseleksi terlebih dahulu, sebanyak-banyaknya 5 lima nama, sesuai urutan tingkat elektabilitasnya, yang dambil dari Daftar Nominasi Bakal Calon yang ditetapkan oleh DPD Partai GERINDRA bersangkutan. 2. Unsur peserta rapat yang mempunyai hak suara masing-masing 1 satu suara adalah : Universitas Sumatera Utara 70 a. Ketua Umum b. Wakil Ketua Umum c. Wakil Ketua Umum d. Ketua KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah yang bersangkutan e. Ketua KORBID Organisasi dan Daerah f. Ketua KORBID Kaderisasi dan Keanggotaan g. Ketua KORBID Hukum dan HAM h. Sekretaris Jenderal i. Wakil Sekjen KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah terkait j. Wakil Sekjen KORBID Orgaoisasi dan Daerah k. Wakil Sekjen KORBID Kaderisasi dan Keanggotaan l. Wakil Sekjen KORBID Hukum dan HAM m. Bendahara h. Ketua DPD Partai GERINDRA terkait 3. Pimpinan rapat mengumumkan terlebih dulu jumlah suara keseluruhan, dari unsur peserta yang berhak memilih sesuai butir 2 dan telah mengisi daftar hadir. 4. Apabila unsur peserta sesuai butir 2 berhalangan hadir, maka yang bersangkutan dapat di wakilkan oleh unsur wakil sekretaris jenderalnya masing-masing. Namun apabila yang bersangkutan tidak memberikan mandat kepada wakil Sekretaris Jenderalnya tersebut, maka suaranya dinyatakan tidak berlaku. Universitas Sumatera Utara 71 5. Pemungutan suara dilakukan oleh peserta rapat sesuai butir 3 dan 4, untuk memilih 1 satu nama, diantara daftar bakal calon sesuai butir l 6. Bakal calon yang mendapatkan suara terbanyak, terpilih menjadi Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari Partai GERINDRA dan ditetapkan sebagai calon resmi yang akan maju dalam PEMILUKADA didaerah yang bersangkutan. 6. Hasil pemilihan dan penetapan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah dari Partai Gerindra terpilih ini selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Pemilihan dan Penetapan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dari Partai GERINDRA. Tahap penetapan dan pemilihan calon ini adalah tahap yang paling dinantikan oleh para bakal calon yang ingin maju melalui kendaraan Partai Gerindra. Karena di akhir tahap ini lah akan dimunculkan satu nama yang nantinya benar-benar mewakili DPD Partai Gerindra dalam kompetisi di kancah Pemilukada. Proses penetapan calon walikota ini dilakukan oleh Partai Gerindra berdasarkan hasil Rapat Tim Pemilukada Pusat. Keputusan yang diambil oleh DPP PG itu akhirnya menetapkan nama Eddi Kusuma untuk menjadi calon Walikota dari Partai Gerindra dalam Pemilukada Kota Kota Medan 2015. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Bobby Octavianus Zulkarnaen 49 Terdapat 13 unsur peserta rapat yang memiliki hak suara untuk menetapkan calon yang akan diusung oleh Partai Gerindra yaitu Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Ketua KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah yang bersangkutan, Ketua KORBID Organisasi dan Daerah, Ketua KORBID Kaderisasi : Penetapan diambil keputusannya di DPP Partai Gerindra Pusat yang ditandatangai langsung oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal. Penetapan dikeluarkan tanggal 5 Juli 2015 yang merekomendasikan pasangan Ramadhan Pohan dan Eddi Kusuma sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Medan dari Partai Gerindra. Untuk peran dari Partai Gerindra Kota Medan yaitu adanya perwakilan yang memiliki hak suara pada Rapat Tim Pemilukada tanggal 2 Juli. 49 Wawancara dengan ketua DPC Kota Kota Medan,Bobby O. Zulkarnaen, di Kantor DPC PG Kota Medan, 28 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara 72 dan Keanggotaan, Ketua KORBID Hukum dan HAM, Sekretaris Jenderal, Wakil Sekjen KORBID Pemenangan Pemilu Wilayah yang bersangkutan, Wakil Sekjen KORBID Organisasi dan Daerah, Wakil Sekjen KORBID Kaderisasi dan Keanggotaan, Wakil Sekjen KORBID Hukum dan HAM, Bendahara dan Ketua DPD Partai Gerindra terkait. Dari penjelasan di atas dapat kita kaji bahwa sebenarnya DPP Partai Gerindra lah yang berwenang secara luas dan terpusat untuk menentukan calon yang akan maju sebagai kepala daerah baik itu untuk tingkat gubernur maupun bupatiwalikota, DPD Partai Gerindra di daerah hanya berwenang untuk melakukan inventarisir dan hasil nya direkomendasikan ke DPP untuk selanjutnya dipilih yang paling layak dan sesuai. Namun sepertinya hal ini merupakan hal yang sangat bertentangan dengan ide dan cita-cita demokrasi yang ingin dicapai dalam tubuh partai politik di Indonesia. Sepantasnya keputusan politik juga didesentralisasikan ke daerah sehingga menghargai dan menghormati apa yang menjadi kebutuhan di daerah itu sendiri. Namun Partai Gerindra punya alasan lain untuk menanggapi hal ini. Ada beberapa hal penyebab Partai Gerindra lebih memilih kebijakan sentralisasi dalam memilih calon kepala daerah untuk maju pada pemilukada. 50 50 Dapat dilihat pada Pertama, mendorong target penguasaan untuk pemilukada. Kemampuan memenangkan dan menempatkan pemimpin daerah pada akhirnya merupakan tiket untuk pemenangan pertarungan pada pemilukada, karena memiliki jaringan dan menguasai birokrasi. Kedua, pemilukada hanya memilih satu orang, pada akhirnya persaingan berlangsung sengit. Dalam proses pemenangan pemilukada, Dewan Pimpinan Pusat DPP lebih memiliki kontrol dan kekuasaan yang besar. Dewan Pimpinan Pusat DPP dapat secara langsung melakukan pengelolaan kesuksesan pemilukada melalui pemilihan kandidat yang dinilainya lebih populer dan memiliki peluang kemenangan lebih besar. Hal ini memungkinkan pihak Dewan Pimpinan Pusat DPP untuk melakukan monitoring dan pengarahan secara langsung pada Tim Sukses Pilkada DPD untuk melakukan berbagai strategi kebijakan pemenangan pemilukada. http:www.sinarharapan.co.idberita080625nas01.html , tanggal 24 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara 73 Keputusan yang terpusat dalam penentuan calon walikota dalam Pemilukada Kota Medan ini, tampaknya menimbulkan banyak polemik ditubuh Partai Gerindra sendiri. Penentuan Eddi Kusuna menjadi calon walikota dari Partai Gerindra ditanggapi dengan kekecewaan dari banyak kalangan, termasuk dari internal sendiri maupun dari masyarakat Kota Medan. Banyak juga yang mengatakan bahwa kekalahan yang memalukan yang dialami Partai Gerindra dalam Pemilukada Kota Medan disebabkan oleh tidak tepatnya keputusan yang dikeluarkan oleh DPP PG dalam menentukan calon yang akan bertarung dalam pesta demokrasi tersebut. Keputusan tersebut dinilai sepihak oleh masyarakat dan dari kalangan internal partai sendiri, dikarenakan tidak menghargai apa yang menjadi keinginan masyarakat Kota Medan. Sebagain besar masyarakat Kota Medan lebih menginginkan tokoh H. Ikhwan Ritonga, Sofyan Tan atau pun Gus Irawan yang juga kader Partai Gerindra dan putra asli daerah Medan untuk maju sebagai calon walikota yang diusung oleh Partai Gerindra dan diprediksikan bakal memenangkan pertarungan dalam pemilukada tersebut. Namun yang didapat oleh sebagian besar masyarakat adalah kekecewaan karena aspirasi mereka tidak direspon dan malah mencalonkan tokoh yang kurang mereka kenal dan bukan putra kelahiran Kota Medan. Ketidaksepakatan dari masyarakat dengan Partai Gerindra tersebut mendapat respon dari masyarakat dengan berniat memajukan tokoh Sofyan Tan. Niat tersebut awalnya disambut baik oleh Sofyan Tan dengan maju melalui calon perseorangan, dan beliau sudah mengumpulkan kartu tanda penduduk KTP dari masyarakat sebagai persyaratan untuk maju melalui calon perseorangan. Namun di belakangan hari tanpa sebab yang jelas beliau mengurungkan niat nya untuk maju sebagai calon independen dengan alasan masih menghargai keputusan yang dibuat oleh Partai Gerindra dan menunjukkan dirinya adalah seorang kader yang loyal dan berbakti kepada partai. Menanggapi polemik yang terjadi di tubuh Partai Gerindra ini, fungsionaris DPC PG Kota Medan mengatakan penentuan calon itu ditentukan oleh adanya tingkat elektabilitas, popularitas Universitas Sumatera Utara 74 dan faktor-faktor lainnya sehingga DPP Partai Gerindra memilih sosok Eddi Kusuma dari pada Sofyan Tan. Seperti yang dikutip dari wawancara dengan Bapak Bobby Octavianus Zulkarnaen 51 Berdasarkan hasil kajian dan wawancara yang telah dilakukan dapat kita lihat bahwa sebenarnya tokoh Ikhwan Ritonga lebih memiliki popularitas, loyalitas dan pengetahuan yang cukup mumpuni untuk memimpin Kota Kota Medan. Namun hal itu semuanya dikembalikan : Elektabilitas dan popularitas sudah pasti menentukan siapa yang akan dimajukan menjadi calon walikota. Namun selain adanya persyaratan umum juga terdapat persyaratan khusus yang ditetapkan Partai Gerindra, ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi antara lain mengakar, berkemampuan, mempunyai kemampuan finansial. Semuanya diatur dalam JUKLAK tersebut dan menjadi pedoman. Mengenai isu putra daerah yang lebih disetujui masyarakat yang tidak direspon oleh Partai Gerindra, Bobby Octavianus Zulkarnaen mengatakan : Memang ada hubungan antara elektabilitas, popularitas dan isu putra daerah. Dan itu sudah tentu akan menjadi pertimbangan. Putra daerah memang diakui mempunyai banyak keunggulan antara lain lebih mengetahui kondisi sosiologis masyarakat Kota Medan atau dengan kata lain lebih menguasai medan yang akan ditempuh. Putra daerah juga sudah pasti lebih populer namun belum tentu mempunyai elektabilitas yang lebih tinggi. Bapak Bobby Octavianus Zulkarnaen juga menambahkan : Terdapat dua kriteria utama yang menjadi pedoman dalam penentuan. Yang pertama adalah elektabilitas yang paling tinggi diantara seluruh kader yang akan maju lalu yang kedua adalah loyalitas yang paling tinggi terhadap Partai Gerindra. Putra daerah memang menjadi salah satu faktor kuat untuk mengusung calon namun tidak selalu menjadi indikator utama. Memang Pak Ikhwan Ritonga memiliki popularitas yang lebih tinggi dibanding Pak Eddi Kusuma dikarenakan lamanya beliau menetap dan berkecimpung dibidang organisasi di Kota Medan. Namun itu tadi, keputusan berada pada 13 unsur pemegang hak suara melalui Rapat Tim Pemilukada. 51 Wawancara dengan Ketua DPC PG Kota Kota Medan, Bobby O. Zulkarnaen, di Kantor DPC PG Kota Kota Medan, 28 Juli 2016 Universitas Sumatera Utara 75 ke DPP PG, dan tidak menjadi bahan masukan bagi DPP Partai Gerindra untuk memutuskan calon yang benar-benar menjadi idaman masyarakat Kota Medan.

3.2.9. Tahap Penentuan Pasangan Calon

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Sengketa pemilihan walikota dan wakil Walikota Tangerang 2013: masalah dan penyelesaian

1 11 122

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 14

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 1 27

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 11

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2