Gambaran Kultural Kota Medan STRUKTUR KEPENGURUSAN DPC GERINDRA KOTA MEDAN

44 Tabel 2.1 Luas Lahan Peruntukan di Kota Medan 38 No Jenis Lahan Persentase 1 Permukiman 36,3 2 Perkebunan 3,1 3 Lahan Jasa 1,9 4 Sawah 6,1 5 Perusahaan 4,2 6 Kebun Campuran 45,4 7 Industri 1,5 8 Hutan Rawa 1,8 Wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan langsung dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui sebagai salah satu jalur lalu lintas terpadat didunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam SDA, khususnya dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alamnyaseperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerja sama dan kemitraan sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dangan daerah-daerah sekitarnya. 39 Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

2.3. Gambaran Kultural Kota Medan

38 Sumber : Medan dalam Angka 2014 39 http:pemkomedan.go.idnewhal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 21.29. Universitas Sumatera Utara 45 Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. 40 Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra berdiri pada 6 Februari 2008, merupakan partai berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendirianya terkait dengan kondisi bangsa, dimana mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan sistem politik yang tak kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Indonesia dari kemeleratan.

2.4. Sejarah Berdirinya Partai Gerindra

41 Gambar 2.2: Logo Partai Gerindra Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan 40 http:pemkomedan.go.idnewhal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 21.29 41 Fadli Zon. 2008. Manifesto Partai Gerindra, Jakarta: DPP Gerindra. hal 12 Universitas Sumatera Utara 46 tujuan bersama dari seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita kemerdekaan tersebut hanya dapat dicapai dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun segala kehidupan secara seimbang lahir dan batin dengan landasan Pancasila. Selanjutnya kehidupan bangsa yang lebih maju, modern, dan mandiri menuntutpembaruan terus‐menerus melalui usaha-usaha yang disesuaikan dengankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan zaman dengan tetap memelihara nilai‐nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi, identitas dan jatidiri bangsa tetap menjadi fondasi utama untuk memperjuangkan kepentingannasional dan tatanan baru. Terjadinya penyelewengan terhadap cita-citaProklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 di berbagai bidang perlu dikoreksi.Haluan baru dan tatanan baru bagi kehidupan bangsa dan Negara Republik Indonesia harus dilandaskan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Hakikat tatanan baru adalah sikap mental yang menuntut pembaharuan danpembangunan yang terus‐menerus dalam rangka melaksanakan Pancasila dan UUD 1945. Sejak Proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih bergulat memerangi kemiskinan dan kemelaratan serta berjuang untuk tegaknya keadilan.Sistem politik dan ekonomi tidak mampu menutup kesenjangan antara kaum miskin dan kaum kaya, yang akhirnya menciptakan jurang ketidakadilan. Ketikakondisi mayoritas rakyat berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan politik, sosial, dan ekonomi untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Sistem politikkita tidak mampu membangun kepemimpinan nasional yang kuat, yang dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang kemakmuran yang berkeadilan. Pada sisi lain, sejak era reformasi, sistem perekonomian kita semakin liberal dan kapitalistik. Sistem ekonomi kerakyatan yang diletakkan dasarnya olehpara pendiri bangsa melalui Pasal 33 UUD 1945 semakin ditinggalkan. Kondisiini telah menyebabkan kehidupan rakyat pada umumnyajauh dari kesejahteraan.Kekayaan alam menjadi lahan pertarungan perebutan pengaruh diantara Universitas Sumatera Utara 47 kekuatankekuatanpolitik dan kekuatan asing, tidak untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jumlah kemiskinan dan pengangguran tetap menjadi masalah utama.Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita harus mewujudkan kemandirian bangsadengan membangun sistem ekonomi kerakyatan. Budaya bangsa harus menjadi jati diri dan kekuatan bersama. Wawasan kebangsaan mempererat persatuan dan kesatuan manusia Indonesia. Perbedaan diantara kita tidaklah menjadi sebab untuk terpecah belah, tetapi hendaknya menjadirahmat dan kekuatan bangsa Indonesia. Partai Gerindra dideklarasikan pada tanggal 6 Februari 2008 di Jakarta. Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk memberikan amal baktinyakepada Negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangberjuang untuk tegaknya Pancasila, UUD 1945 sebagaimana ditetapkan pada 18Agustus 1945, dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Partai Gerindra adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia yang bangun jiwanya, dan bangun badannya. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangbertekad memperjuangkan kemakmuran dan keadilan disegala bidang. Partai Gerindra menyatakan diri tampil di pentas demokrasi untuk perubahan kepemimpinan nasional, dan perubahan tata laksana penyelenggaraan Negara. Partai Gerindra mendukung segala upaya untuk pembangunan bangsa nation building dan karakter manusia Indonesia. 42 Partai Gerindra senantiasa berjuang bersama rakyat serta menjadikan kekuatan rakyat sebagai kekuatan utama dalam membangun bangsa dan masyarakat Indonesia. Berangkat dari hal Partai Gerindra bertekad memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajahanbekonomi dan politik yang membelenggu dan merampas kehormatan manusia Indonesia. Partai Gerindra menjunjung tinggi kebebasan intelektual sebagaiamanah Pancasila dan UUD 1945. Partai Gerindra memposisikan diri sebagai partai gerakan yang mandiri, produktif, dan berpijak pada kearifan lokal, dalamupaya menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Sebagai gerakan, 42 Ibid Universitas Sumatera Utara 48 tersebut, Prabowo berinisiatif membangun sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru yang dengan nama Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai Pendiri dibelakang layar karena masih terikatdengan Partai Golongan Karya Golkar. Pendiriannya dilakukan oleh sekelompokpendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi, Ahmad Muzani dan Muchi PR. Barusetelah keluar dari Partai Golkar, Prabowo akhirnya resmi menjadi anggota Partai tanggal 12 Juli 2008.

2.4.1. Visi dan Misi Partai Gerindra

Keberadaan Partai Gerindra dalam pentas politik nasional memiliki visi“menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilainilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.” Untuk mewujudkan visi tersebut, Partai Gerindra mengemban misi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain: 1. Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan RepublikIndonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan padapembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yangberkelanjutan, dan pemeratan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh wargabangsa dengan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.Membentuk tatanan sosial dan politik masyarakat yang kondusif untukmewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat. 3. Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga takbersalah dan persamaan hak di depan hukum. 4. Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilu 5. Legislatif dan Pemilu Presiden untuk menciptakan lapisan kepemimpinannasional yang kuat. Universitas Sumatera Utara 49

2.4.2. Prinsip Dasar Partai Gerindra

Dalam mewujudkan visi dan misi, Partai Gerindra mengacu pada prinsiprinsip dasar sebagai berikut :

1. Prinsip Disiplin

Disiplin merupakan prinsip dasar dari seluruh pejuangan Partai Gerindradalam mencapai tujuan bersama. Dengan disiplin, seluruh sumber daya terfokus dan terorganisir sehingga mencapai usaha maksimal. Dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, Partai Gerindra senantiasa mengedepankan disiplin dalam setiap gerak dan langkah.

2. Prinsip Kedaulatan

Kedaulatan merupakan perwujudan sejati dari sebuah kemerdekaan, yang meliputi kedaulatan atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.Menghargai dan menghormati kedaulatan setiap entitas merupakan landasan penting dalam tata pergaulan sosial, politik, dan ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan penghormatan dan penghargaan terhadap kedaulatan setiap individu serta menjagadan mempertahankan kedaulatan bangsa.

3. Prinsip Kemandirian

Kemandirian dimaknai sebagai bekerja dan berkarya berdasarkankemampuan diri sendiri dan tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain.Kemandirian juga dimaknai sebagai manifestasi dari kepercayaan diri dan penghargaan atas diri sendiri serta menempatkan setiap individu sebagai entitas yang memiliki kemampuan dan karya. Partai Gerindra bersikap dan bertindak berdasarkan kemampuan yang dimiliki serta menghargai kemandirian setiap individu. Universitas Sumatera Utara 50

4. Prinsip Persamaan Hak

Dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap individu memilikipersamaan hak yang dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku. Tak ada yang dikecualikan dan dibedakan haknya, kecuali dikarenakan oleh karya dan kerja individu itu sendiri. Partai Gerindra bersikap dan bertindak dengan mengedepankan persamaan hak setiap individu dan mengembangkan sikap anti diskriminasi.

5. Prinsip Kerjasama dan Gotong Royong

Sikap kerjasama dan gotong royong yang dilandasi oleh penghormatanatas kedaulatan, kemandirian, dan persamaan hak dalam mengerjakan dan menuntaskan sebuah pekerjaan sejatinya merupakan kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Tidak ada individu yang bias hidup tanpa membutuhkan individu lain. Partai Gerindra sangat menyadari pentingnya kerjasama, karena itudalam setiap sikap dan tindakan, Partai Gerindra mengedepankan danmengembangkan kerjasama dan gotong royong dengan entitas masyarakat lainnya sebagai landasan pergaulan berbangsa dan bernegara.

6. Prinsip Musyawarah

Musyawarah merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia yang luhur.Musyawarah memberikan penghormatan kedaulatan individu dan mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi. Musyawarah harus dijadikan jalan utama dalam memecahkan setiap permasalahan sehingga tidak memunculkan konflik dan kebuntuan. Universitas Sumatera Utara 51

2.5. STRUKTUR KEPENGURUSAN DPC GERINDRA KOTA MEDAN

Adapun struktur kepengurusan DPC Gerindra Kota Medan adalah sebagai berikut : Ketua : BOBBY O. ZULKARNAEN, SE Sekretaris : JHON SARI HALOHO, SH, MM Bendahara : CUI TJING HUI AWI Penasehat : Drs. H. MARAMUDA HARAHAP, Universitas Sumatera Utara 14

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemilihan kepala daerah Pemilukada secara langsung merupakan sistem baru dalam praktek ketatanegaraan di Indonesia. Penerapan pemilihan kepala daerah langsung merupakan salah satu akibat dari perubahan politik yang terjadi di Indonesia. Tujuan utamanya adalah pengambilan kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin dalam Negara, baik presiden dan kepala daerah provinsi serta kabupatenkota. Dengan lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan pemerintah PP No.6 Tahun 2005 tentang tata cara pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah, merupakan landasan hukum bagi pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung. 1 Melalui pemilihan kepala daerah langsung berarti mengembalikan hak-hak dasar masyarakat di daerah untuk berpartisipasi dalam proses politik dalam rangka rekrutmen politik lokal secara demokrasi. 2 Rakyat memiliki kedaulatan penuh atas hak politiknya dalam memilih pemimpin mereka. Semangat pemilihan kepala daerah secara langsung adalah memberikan ruang yang luas bagi partisipasi politik masyarakat untuk menentukan kepala daerah sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan di daerah masing-masing sehingga diharapkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah nantinya sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat pada umumnya. 3 Tahun 2005, merupakan awal perubahan besar terjadi, dimana untuk pertamakalinya Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dipilih secara langsung oleh rakyat. Peristiwa ini menandai babakan baru dalam sejarah politik daerah di Indonesia. Adapun pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung diatur dalam UU No.322004 tentang Pemerintah Daerah 1 Daniel.S.Slossa. 2005. Mekanisme Persyaratan dan Tata Cara Pemilukada Secara Langsung, Yogjakarta: Media Presindo. hal. 9 2 Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widia Sarana. hal. 131 3 Donni Edwin. 2005. Pemilukada Langsung :Demokratisasi Daerah dan Mitos Good Governance. Jakarta : Patner Ship. hal. 2 Universitas Sumatera Utara 15 Pasal 56. Dalam Pasal 56 ayai 1 dikatakan : “Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.” Demokrasi di tingkat lokal mulai mekar, dimana pada tahun 2005 untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia digelar perhelatan akbar “Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung”, baik gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati maupun walikota dan wakil walikota. Pemilukada langsung merupakan hasil kerja keras dalam perwujudan demokrasi, walaupun banyak hal yang menjadi konsekuensinya seperti biaya yang besar, energi, waktu, pikiran dan lain sebagainya. Namun, keberhasilan pemilukada untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang murni secara demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung pada sikap kritisme dan rasionalitas rakyat sendiri. 4 Berdasarkan UU No. 222007 tentang Penyelenggara Pemilu, pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pemilukada juga dimasukkan sebagai bagian dari kategori pemilu. Pemilihan umum Kepala Daerah langsung merupakan suatu capaian yang baik dalam proses demokrasi di Indonesia. Melalui pemilihan umum Kepala Daerah langsung berarti mengembalikan hak – hak masyarakat di daerah untuk berpartisipasi dalam proses politik dalam rangka rekrutmen politik lokal secara demokrasi. 5 Salah satu sisi lain yang perlu dicermati dari Pemilukada adalah rekrutmen calon kepala daerah yang dilakukan partai politik menjelang Pemilukada. Partai politik merupakan salah satu jalur pencalonan kepala daerah. Hal ini ditegaskan dalam revisi ke-2 UU No. 32 tahun 2004 pasal 56 ayat 2 bahwa “Pasangan calon diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi persyaratan.” Sehingga hal ini semakin memajukan demokrasi ditingkat lokal karena masyarakat lokal akan memilih sendiri siapakah calon pemimpinnya atau yang mewakilinya di daerah. 4 Joko J. Prihatmoko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hal. 3 5 Ibid., Hal.21 Universitas Sumatera Utara 16 Selain itu partai politik meyakini bahwa ada perbedaan karakteristik antara pemilihan kepala daerah langsung pemilukadasung dengan pemilihan umum pemilu legislatif. Dalam Pemilu Legislatif, pemilih memilih partai politik, sementara dalam Pemilukada pemilih memilih orang kandidat. Dalam Pemilukadasung, kandidat yang mempunyai ketokohan tinggi akan lebih dipilih, tidak peduli berasal dari partai mana. Hal inilah yang menyebabkan betapa pentingnya tahap rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik . 6 Pertama, sebagai kata kunci awal di dalam memperebutkan kekuasaan eksekutif di masing-masing daerah. Setidaknya, arena eksekutif inilah nantinya bisa menjadi mesin yang ampuh dalam menjalankan kebijakan dan visi-visi politik masing-masing partai politik. Kedua, sebagai peluang bagi partai politik dalam proses pembelajaran para kader politiknya. Hal ini terutama bagi partai politik yang selama proses Pemilukada cenderung mendorong para kadernya untuk maju sebagai kandidat. Ketiga, sebagai arena untuk menjaring para kader potensial yang populer. Partai politik sebagai ikon utama demokrasi merupakan organisasi yang berkecimpung dalam proses politik. Partai politik memiliki tujuan untuk menaklukkan kekuasaan atau mengambil bagian dalam pelancaran kekuasaan. Untuk itu kemenangan dalam Pemilukada penting untuk diperoleh sebagai pencapaian tujuan partai politik. Ahmad Nyarwi mengemukakan bahwa makna penting kemenangan Pemilukada bagi partai politik, yaitu : 7 Selanjutnya partai politik dan gabungan partai politik memproses bakal calon melalui mekanisme yang demokratis dan transparan. Maka tentunya setiap partai politik memiliki suatu Dalam pencalonan kepala daerah tidak semua partai politik dapat mengajukan calonnya. Hal ini dapat kita lihat dalam UU No. 32 Tahun 2004 pasal 59 ayat 2 yang menggariskan bahwa : “Partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 dari jumlah kursi DPRD atau 15 dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan“. 6 Eriyanto, Pemilukada dan Penguasaan Partai Politik, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id200707 , diakses tgl 27 Agustus 2016. 7 Ahmad Nyarwi, Siasat Partai Politik dan Strategi Pencalonan, Kajian Bulanan LSI Edisi 03-Juli 2007, www.lsi.co.id 200707, diakses tgl. 28 Agustus 2016. Universitas Sumatera Utara 17 sistem atau mekanisme pencalonan kepala daerah. Pelaksanaan pemilukada bermuara pada pemilihan kepala daerah yang dapat menjalankan tugas sebagai kepala daerah dengan baik hingga harapan terbentuknya good governance benar-benar terwujud. Partai politik sebagai salah satu pintu bagi pencalonan tersebut tentunya memiliki peranan dan kepentingan partai dalam setiap proses pelaksanaan pemilukada. Oleh karenanya proses perekrutan yang dilakukan partai politik tersebut sangat menentukan bagi partai itu sendiri. Seleksi partai politik sangatlah menentukan sosok calon kepala daerah yang tampil dan akan dipilih oleh rakyat. Hal ini menjadikan kehendak partai politik lebih dominan dan belum tentu sama dengan kehendak konstituen pada umumnya. Selama ini proses internal partai politik cenderung tertutup dari keterlibatan konstituen secara langsung. Persaingan elit partai lebih dominan sehingga kerap kali mengabaikan proses rekrutmen yang terbuka dan memberi kesempatan potensial di luar partai untuk berpartisipasi 8 Partai politik adalah juga salah satu prasyarat dari terwujudnya demokrasi. Adanya partai politik yang berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi politik masyarakat dan sebagai media untuk melakukan bargaining kebijakan dengan negara pemerintah karena itu sebagian pihak menilai yang paling penting barangkali bukan mempersoalkan mengenai keberadaan parpol . Pada dasarnya peran partai politik dalam pemilukada adalah sebagai kendaraan. Sesuai ketentuan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 pasal 56, setiap kontestan pemilukada diwajibkan memakai kendaraan berupa partai politik dan gabungan parpol. Kendaraan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk masuk arena, melainkan juga sebagai mesin yang bekerja untuk mengumpulkan dukungan rakyat. Calon yang belum dikenal publik, mereka harus berusaha keras mendekati publik, memperkenalkan diri, visi misi, program aksi ke publik. Usaha keras ini membutuhkan dukungan kekuatan mesin politik. dalam mengambil hati rakyat juga diperlukan dalam meraih kekuasaan. 8 Syamsuddin Harised, Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai Proses Nominasi dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004, Jakarta : Gramedia, 2005, hal. 143-144. Universitas Sumatera Utara 18 secara fisik di suatu negara. Demi terwujudnya demokrasi dan tersalurkannya aspirasi publik, justru yang jauh lebih penting adalah menguak kinerja dan efektifitas fungsi parpol jelas tidak bisa dilepaskan dari berdirinya parpol itu sebagai suatu kebutuhan politik masyarakat. Asal usul secara historis dan berbagai aspek kesejarahan yang lain, terutama perkembangan politik di Indonesia di masa Orde Lama, Orde Baru dan reformasi perlu mendapat sorotan agar analisis atas kinerja dan prilaku partai politik bisa didahulukan secara menyeluruh. Partai Politik berproses untuk dapat berkuasa, dan dengan demikian memimpin proses pengambilan kebijakan publik. Hal ini mengharuskan partai politik untuk mempersiapkan calon- calon pemimpin yang diharapkan mampu mengatur jalannya pemerintahan. Dalam proses internal partai itulah, salah satu fungsi partai politik urgen untuk dibahas, yakni fungsi perkaderan. Proses pematangan kader untuk mampu memimpin, baik dalam konteks pemerintahan lokal maupun nasional, itulah yang perlu mendapat sorotan tajam, khususnya mengenai partai-partai di Indonesia. Dalam kenyataan Indonesia pasca kemerdekaan, dapat diakatakan adanya kegagalan partai politik dalam melahirkan kepemimpinan yang berkualitas. 9 9 Ibid., hal, 105 Pola kaderisasi yang masih setengah hati, serampangan, dan miskin konsep seolah menjadi identitas yang tepat bagi keseriusan pembangunan sumber daya manusia dalam sebuah partai. Salah satu partai politik yang harus menjalankan proses tersebut di atas adalah Partai Gerindra. Partai Gerakan Indonesia Raya adalah salah satu partai politik di Indonesia yang telah malang melintang di kancah perpolitikan nasional. Sebagai salah satu contohnya adalah pada perhelatan Pemilukada Walikota dan wakil Walikota Medan tahun 2015 Partai Gerindra yang berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Hanura, dengan mengusung pasangan calon Ramadhan Pohan – Eddi Kusuma bersanding dengan kontestan lainnya yakni pasangan Dzulmi Eldin dan Akhyar Nasution yang didukung usung oleh PDI-P, Partai Golkar, PKS, PAN, PPP, PBB, PKPI, dan Nasdem. Universitas Sumatera Utara 19 Dari hasil perolehan suara Pemilukada yang telah dilakukan tersebut, pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra dan Demokrat yakni Ramadhan Pohan – Eddi Kusuma mengalami kekalahan, dan banyak kalangan yang menyatakan bahwa kekalahan itu adalah kekalahan telak Partai Gerindra dalam Pemilukada. Pasangan tersebut hanya memperoleh 136.817 Suara 28,32 sementara itu pasangan Dzulmi Eldin – Akhyar Nasution memperoleh 346.308 Suara 71,68. Hasil ini memang sangat mengejutkan banyak pihak terutama dari kalangan Gerindra, namun ada hal yang signifikan yang membuat begitu telaknya kekalahan Partai Gerindra. Hal tersebut adalah tidak tepatnya penetapan calon yang diusung oleh Partai Gerindra dalam Pemilukada Kota Medan tersebut. Dalam proses mekanisme penjaringan calon kepala daerah yang dilakukan DPC Partai Gerindra Kota Medan, terdapat tiga nama calon yang masuk, yakni Ikhwan Ritonga, sofyan Tan dan Eddi Kesuma. Ikhwan Ritonga dan Sofyan Tan adalah kader Partai Gerindra yang yang merupakan putra daerah asli Kota Medan yang telah lama berkecimpung di perpolitikan Kota Medan. Sedangkan Eddi Kesuma adalah kader Partai Gerindra yang bukan merupakan putra daerah Kota Medan dan lebih banyak berkecimpung pada organisasi kemasyarakatan di Jakarta. Dalam penetapan akhir calon yang akan diusung, DPP Partai Gerindra membuat keputusan yang mengejutkan yaitu mendukung pasangan Ramadhan Pohan dan Eddi Kesuma sebagai calon walikota dan calon wakil walikota yang akan diusung Partai Gerindra pada Pemilukada Kota Medan Tahun 2015. Keputusan ini memang agak menimbulkan sedikit resistensi. Pencalonan calon kepala daerah yang merupakan keputusan dari pusat merupakan sebuah fenomena yang menarik sebab sebenarnya masyarakat Kota Medan lebih mengenal serta menginginkan sosok Ikhwan Ritonga atau Sofyan Tan dibandingkan dengan Eddi Kesuma untuk maju sebagai calon walikota dari Partai Gerindra. Tentunya sebagai Partai Politik yang baik mampu mendengarkan aspirasi dari masyarakat dan konstituennya dalam menentukan pasangan calon yang maju dalam Pemilukada, dan hal itu memang dipertegas oleh kader dan pengurus Partai Gerindra lainnya bahwa hal tersebutlah yang menjadi akar utama kekalahan telak Partai Gerindra di Pemilukada Kota Medan 2015. Hal ini Universitas Sumatera Utara 20 menimbulkan pertanyaan terhadap proses penjaringan calon kepala daerah yang dilakukan oleh Partai Gerakan Indonesia Raya. Hal inilah yang menarik penulis untuk melakukan kajian terhadap “Mekanisme Penjaringan Calon Kepala Daerah Dalam Pemilukada Kota Medan Tahun 2015” Studi Kasus DPC Partai Gerindra Kota Medan. 2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan studi ini adalah :

1. Bagaimana proses penjaringan calon walikota dan wakil walikota yang di lakukan oleh Partai

Gerindra ?

2. Mengapa Partai Gerindra lebih memilih mengusung calon walikota yang bukan berasal dari

Kota Medan ?

3. Batasan Masalah

Dalam melakukan penilitian ini penulis perlu membuat pembatasan masalah terhadap masalah yang akan di bahas, agar hasil penelitian yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, yang akan membuat sebuah karya tulis yang sistematis dan tidak melebar. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mekanisme penjaringan calon kepala daerah dari Partai Gerindra. 2. Alasan Partai Gerindra tidak mencalonkan kadernya yang putra daerah.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui proses penjaringan calon kepala daerah dari Partai Gerindra. Universitas Sumatera Utara 21 b. Untuk mengetahui penyebab Partai Gerindra tidak mencalonkan kadernya yang putra daerah dan lebih populer sebagai walikota. 2. Manfaat Penelitian Dalam Penelitian ada tiga jenis manfaat penelitian, yaitu : a. Manfaat bagi penulis Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman berharga dalam kapasitas kemampuan, dan kontribusi penulis untuk melihat bagaimana sebenarnya partai politik melakukan proses rekrutmen calon kepala daerah. Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah khususnya tentang studi partai politik. b. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini menjadi masukan yang berguna bagi partai politik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. c. Manfaat akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya penelitian di bidang partai politik dan pemilukada.

5. Kerangka Teori

Penggunaan teori dalam sebuah penelitian sangatlah perlu sebagai landasan untuk menyelesaikan masalah. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolah atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya, untuk itu perlu menyusun kerangka teori Universitas Sumatera Utara 22 yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan di soroti. 10 Menurut Khoiruddin dengan mengutip Lapalombara dan Weiner serta Maurice Duverger. Ada tiga jenis krisis yang mendorong kemunculan partai, yaitu Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.1 Partai Politik

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Sengketa pemilihan walikota dan wakil Walikota Tangerang 2013: masalah dan penyelesaian

1 11 122

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 14

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 1 27

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 11

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2