Tahap Penentuan Pasangan Calon Tahap Pengesahan Pasangan Calon

75 ke DPP PG, dan tidak menjadi bahan masukan bagi DPP Partai Gerindra untuk memutuskan calon yang benar-benar menjadi idaman masyarakat Kota Medan.

3.2.9. Tahap Penentuan Pasangan Calon

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh DPP PG bersama calon terpilih yang bersangkutan, untuk melengkapi pasangan calon terpilih menjadi pasangan calon resmi yang akan ditetapkan oleh DPP PG, dan dimungkinkan calon pasangannya ini adalah kader partai lain, dengan ketentuan sebagai berikut : 1 Apabila calon terpilih dari Partai Gerindra adalah calon Kepala Daerah, maka akan dilakukan penetapan calon wakil kepala daerah, berdasarkan hasil kompromi antara DPP PG dengan calon kepala daerah terpilih dari Partai Gerindra. 2 Apabila calon terpilih dari Partai Gerindra adalah calon Wakil Kepala Daerah, maka akan dilakukan penetapan calon kepala daerah, berdasarkan hasil kompromi antara DPP PG dengan calon wakil kepala daerah terpilih dari Partai Gerindra. Kegiatan ini dilakukan selambat- lambatnya H-4 bulan sebelum hari pemungutan suara Pemilukada.

3.2.10. Tahap Pengesahan Pasangan Calon

Merupakan kegiatan pengesahan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh DPP PG, untuk selanjutnya menjadi calon resmi yang akan diusulkan oleh Partai Gerindra atau oleh Gabungan Partai Gerindra dengan partai politik lain ke KPUD setempat. Apabila pasangan calon yang bersangkutan berasal dari kader partai lain, maka akan dilakukan perjanjian koalisi pasangan calon antara Partai Gerindra dengan partai lain yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan selambat- lambatnya H-4 bulan sebelum hari pemungutan suara Pemilukada. Universitas Sumatera Utara 76

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisa data yang dilakukan penulis mengenai penjaringan calon kepala daerah Studi Penjaringan Calon Walikota dan Wakil Walikota Dari Partai Gerindra Pada Pemilukada Kota Kota Medan 2015. Maka dapat diambil kesimpulan : 1. Lahirnya UU No. 322004 tentang otonomi daerah memberikan perubahan yang cukup besar, perubahan tersebut terlihat dari peran partai politik dimana partai politik merupakan sarana bagi kader ataupun masyarakat luas untuk dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah. 2. Dalam melaksanakan penjaringan calon walikota Partai Gerindra menggunakan sistem pencalonan terbuka, yaitu dengan memberikan akses yang sama bagi anggota atau pengurus partai politik dan anggota komunitas atau kelompok-kelompok lain di masyarakat. 3. Mekanisme penetapan calon kepala daerah yang terjadi di DPC Partai Gerindra Kota Medan belum dapat dikatakan berjalan demokratis. Hal ini disebabkan karena DPC Partai Gerindra Kota Medan hanya berwenang menginventarisir nama-nama tokoh yang ada di Kota Medan dan mengirimkannya ke DPP Partai Gerindra. Kemudian hanya DPP Partai Gerindra lah yang berwenang memutuskan calon tetap walikota Kota Medan dari Partai Gerindra, dan ini menunjukkan juga DPP kurang memperhatikan aspirasi dari arus bawah yakni masyarakat Kota Kota Medan yang lebih cenderung memilih calon yang mereka kenal dengan baik. Dan pemilihan serta penetapan tersebut tidak melibatkan kepengurusan Partai Gerindra di daerah yang bersangkutan . Universitas Sumatera Utara 77 4. Dalam rangka Pemilukada Kota Kota Medan 2015 Partai Gerindra tidak menetapkan bakal calon yang loyal dan lebih dikenal dan dipopulerkan masyarakat Kota Medan. Tetapi lebih berdasarkan keputusan DPP Partai Gerindra Sumut yang sepihak menentukan Eddy Kusuma yang bukan berasal dari putra daerah Kota Medan. Kesalahan dalam menentukan calon kepala daerah ini menyebabkan kekalahan yang telak bagi Partai Gerindra.

2. Saran

Dari hasil penelitian ini penulis menemukan beberapa point penting yang harus diperhatikan oleh Partai Gerindra untuk perbaikan pada masa yang akan datang terutama hal-hal yang menyangkut pemilihan kepala daerah. Pont-point tersebut antara lain : 1. Sistem rekrutmen dan penjaringan kepala daerah dari Partai Gerindra hendaknya lebih memperhatikan aspirasi dari arus bawah, yakni masyarakat luas yang menjadi konstituen dan menjadi obyek dalam pemilukada untuk menentukan kepala daerah mereka sendiri, karena bagaimana pun masyarakat setempat lah yang lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka 2. Hendaknya keputusan yang bersifat sentralistik yang dijalankan oleh Partai Gerindra dalam menentukan calon kepala daerah di setiap daerah melalui DPP harusnya direvisi, karena tidak mencerminkan proses demokratisasi dalam tubuh partai politik itu sendiri serta mengabaikan aspirasi dari arus bawah. 3. Untuk memenangkan pemilukada di masa yang akan datang, Partai Gerindra harus benar- benar menyiapkan tim pemenang yang benar-benar kuat dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap partai, dan mulai merancang strategi pemenangan jauh sebelum diadakannya pemilukada. 4. Solidaritas dan semangat kebersamaan hendaknya perlu ditingkatkan diantara sesama anggota Partai Gerindra karena dengan demikian dapat benar-benar menjalankan kerja- Universitas Sumatera Utara 78 kerja kolektif, karena pada hakikatnya visi, misi dan tujuan memerlukan kerja sama yang kuat dan semangat kebersamaan yang kuat. Universitas Sumatera Utara 41 BAB II LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Indonesia. Dengan luas mencapai 26.510 hektare 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara, Kota Medan menjadi kota terbesar yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Di awal berdirinya, kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura, Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling. Guru Patimpus mendirikan Kota Medan pada tahun 1590. Tahun 1833 orang Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang membawa lada yang menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi mendapatkan status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli berpindah ke Medan. Medan berubah menjadi kota penting diluar Pulau Jawa pada tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan seorang Tionghoa. Usaha perkebunan berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi perkebunan tembakau yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat dipertemuan dua alur sungai Sungai Babura dan Sungai Deli yaitu suatu wilayah yang disebut dengan Medan Putri. Tujuan kedatangan Neinhuys ke Deli adalah sebagai suatu rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai tugas dari perusahaan dagang. Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsensi tanah oleh Sultan Mahmud kepada Neinhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tersebut Konsensi tanah tersebut yang meliputi kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Sengketa pemilihan walikota dan wakil Walikota Tangerang 2013: masalah dan penyelesaian

1 11 122

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 14

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 1 27

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 11

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2