pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif hambatan
aliran udara dan restriktif hambatan pengembangan paru. Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai VEP
1
KVP 70 dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai KVP 80 dibanding dengan
nilai standar Alsagaff dan Mukty, 2005. Prosedur yang paling umum digunakan adalah subjek menarik nafas secara maksimal dan menghembuskannya secepat
mungkin dan nilai KVP dibandingkan terhadap nilai normal. Keadaan fungsi paru seseorang dapat diketahui dengan pengukuran kapasitas
vital paksa KVP dan volume ekspirasi paksa satu detik VEP
1
. Penurunan nilai kapasitas vital paksa dan volume ekspirasi paksa satu detik merupakan salah satu
indikator terjadinya gangguan fungsi paru Astrand, 2003.
2.3.1 Kapasitas Vital Paksa KVP
Kapasitas vital paksa adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu inspirasi maksimal dan kemudian
ekspirasi maksimal. Kapasitas vital dapat digunakan untuk menilai VO
2
maks, dimana terdapat hubungan penting antara kapasitas vital paru dengan pengambilan
oksigen maksimal. Pengukuran kapasitas vital merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat memberi informasi, khususnya mengenai daya regang dan sistem
respirasi. Kapasitas vital dalam keadaan normal, nilainya lebih kurang sama dengan kapasitas vital paksa KVP, yaitu hasil yang diperoleh bila seseorang melakukan
inspirasi maksimal kemudian mengeluarkan nafas sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin ke dalam spirometri.
Nilai kapasitas vital sangat dipengaruhi oleh karakteristik fisik seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan kekuatan otot. Selain bentuk anatomi
seseorang, faktor-faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah 1 posisi seseorang selama pengukuran kapasitas vital 2 kekuatan otot pernapasan 3
pengembangan paru dan rangka dada yang disebut compliance paru. Faktor yang
Universitas Sumatera Utara
mampu mengurangi kemampuan paru untuk mengembang juga menurunkan kapasitas vital. Contohnya tuberkulosa, asma kronik, kanker paru, bronkitis, bronkitis
kronik dan pleuritis fibrosa Guyton dan Hall, 2007.
2.3.2 Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik VEP
1
Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik VEP
1
adalah volume udara yang dapat diekspirasikan dalam waktu standar selama tindakan KVP, dimana seseorang terlebih
dahulu melakukan inspirasi maksimal kemudian diekspirasikan secara paksa sekuat- kuatnya dan semaksimal mungkin. Dengan cara ini, kapasitas vital orang tersebut
dapat diekspirasikan dalam satu detik Astrand, 2003. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan spirometri untuk
menentukan seberapa banyak kapasitas vital paru yang dapat diekspirasikan dalam satu detik dan volume ini menunjukkan persentase pada seluruh kapasitas vital paru
seseorang. VEP
1
menunjukkan ada atau tidaknya gangguan paru yang berat dan nilai ini akan menurun pada orang yang mengalami obstruksi jalan nafas.
2.3.3 VO