2. memberi andil dalam ahli teknologi;
3. memberi andil dalam alih keterampilan; dan
4. membuka lapangan kerja baru.
Dampak positif FDI ini adalah membuka lapangan kerja. Dengan adanya investasi, tenaga kerja yang terserap sangat banyak, seperti misalnya penanaman
investasi di bidang tambang. Maka, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam bidang ini sekitar 12.000 orang. Sementara itu, untuk menanamkan investasi di
bidang pasar modal, jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk itu sangat kecil.
29
B. Tujuan Penyelenggaraan Penanaman Modal
Dalam memasuki era perdagangan bebas ini, Indonesia sudah harus memiliki persiapan yang mantap untuk menghadapi pengaruh yang timbul pada
perekonomian dan atau perdagangan, termasuk di dalamnya aspek hukum, khususnya hukum ekonomi sebagai pranata hukum yang berisikan kebijaksanaan
untuk mengarahkan kegiatan ekonomi ke suatu arah tertentu.
30
Indonesia yang dikategorikan sebagai negara berkembang tidak akan lepas dari peranan sumber pendanaan dari luar negeri dalam upaya pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Penanaman modal asing PMA menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan. Dana dari luar negeri dapat diperoleh
dari hutang luar negeri atau penanaman modal asing. Namun, penanaman modal asing ini dianggap lebih menguntungkan karena tidak harus dilakukan
pengembalian kepada pihak asing seperti halnya hutang luar negeri. Dengan
29
Salim HS dan Budi Sutrisno, Op.cit., hlm. 39.
30
Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi Bandung: Books Terrace Library, 2007, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
keterbatasan eksploitasi sumber daya manusia dan dana yang dimiliki oleh negara untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi tersebut maka memang peran
investasi sangat diperlukan. Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing,
namun secara teoretis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas multiplier effect.
Menurut Hendrik Budi Untung dalam bukunya manfaat investasi yakni:
31
a. memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;
“kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai
bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih
teknologi transfer of technology maupun alih pengetahuan transfer of know how
”. Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup
berperan dalam pembangunan ekonomi di daerah di mana FDI menjalankan aktivitasnya. Arti pentingnya kehadiran investor asing dikemukakan oleh Gunarto
Suhardi: “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi
portofolio, karena langsung lebih permanen. Selain itu, investasi langsung:
b. mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
c. memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih teknologi;
d. apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang
dapat dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;
31
Hendrik Budi Untung, Op.cit.,hlm. 41-42.
Universitas Sumatera Utara
e. lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing;
f. memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila
investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan”.
32
Adapun tujuan diselenggarakannya penanaman modal, dijabarkan dalam Pasal 3 ayat 2 UUPM, sebagai berikut:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan
menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
33
Dengan adanya tujuan diselenggarakannya penanaman modal sebagaimana yang dijabarkan dalam Pasal 3 ayat 2 di atas, dapat dilihat bahwa pembentuk
undang-undang telah menggariskan suatu kebijakan jangka panjang yang harus diperhatikan oleh berbagai pihak yang terkait dengan dunia investasi. Dalam
ketentuan tersebut telah dijabarkan secara limitatif, tujuan yang hendak dicapai.
32
Ibid.,
33
Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Universitas Sumatera Utara
Survey yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM menunjukkan adanya peningkatan investasi pada semester I pada tahun
2015 yakni Penanaman Modal Asing tumbuh 16,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 174,2 triliun. Tak kalah dengan itu,
penanaman modal yang dilakukan oleh investor dalam negeri pun naik 17,4 persen menjadi Rp 85,5 triliun. Berdasarkan data PMDN mengalami pertumbuhan
lebih tinggi dibanding PMA. Data yang diperoleh dari BPS tersebut menunjukkan adanya keadaan yang baik dalam kegiatan investasi dewasa ini secara
keseluruhan.
34
Tabel 2. Realisasi Investasi Semester I Periode 2011-2015
dalam triliun rupiah
SI-2011 SI-2012
SI-2013 SI-2014
SI-2015 PMDN
33 T 40,50 T
60,60 T 72,82 T
85,40 T PMA
82,6 T 108,46 T
135,21 T 150,00 T
174,30 T Total
115,60 T 148,96 T
195,81 T 222,82 T
259,70 T
Sumber : BKPM, diolah Bareksa.
Namun, jika dilihat kebelakang kejadian krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, penanaman modal di Indonesia semakin menurun
pada saat itu. Banyaknya perusahaan yang tutup akibat krisis tersebut menimbulkan ketidakpastian perekonomian dunia dan berdampak buruk bagi
perekonomian Indonesia terutama terhadap segi penanaman modal.
34
http:microsite.detik.comdisplaybareksaindex.php?page=readread=6 diakses 1 Juni
2016. 50
100 150
200 250
300
SI-2011 SI-2012
SI-2013 SI-2014
SI-2015 PMDN
PMA Total
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengembalikan kepercayaan dan agar bisa memenuhi harapan investor, semua elemen dituntut untuk segera menciptakan iklim yang kondusif
untuk berinvestasi. Menyadari akan pentingnya penanaman modal asing, pemerintah Indonesia ternyata telah berusaha menciptakan iklim penanaman
modal yang dapat menarik modal asing masuk ke Indonesia. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang penanaman
modal asing dan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi kepentingan negara dan investor. Sehingga data pertumbuhan yang telah disebutkan tadi di atas
dapat lebih menunjukkan peningkatan prestasi yang signifikan dan pada akhirnya dapat menyerap banyak tenaga kerja dalam upaya mengentaskan kemiskinan.
Beberapa upaya implementasi pemerintah dalam mewujudkan iklim investasi yang kondusif disebutkan dalam kebijakan-kebijakan ekonomi yang
sudah ada sampai saat ini, diantaranya meliputi : 1.
Kebijakan Ekonomi Jilid I, yaitu dorongan terhadap daya saing industri nasabah melalui deregulasi, penegakan hukum dan kepastian usaha.
2. Kebijakan Ekonomi Jilid II, yaitu adanya upaya meningkatkan investasi
bentuknya berupa deregulasi dan debirokratisasi untuk mempermudah investasi baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal
asing. Untuk menarik penanaman modal terobosan kebijakan yang akan dilakukan adalah memberikan layanan cepat dalam bentuk pemberian izin
investasi dalam waktu 3 jam dikawasan industri. Dengan mengantongi izin tersebut, investor sudah bisa langsung melakukan kegiatan investasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Kebijakan Ekonomi Jilid III, yaitu memperbaiki dan mempermudah iklim
usaha, serta memperjelas pengurusan perizinan dan syarat berusaha di Indonesia.
4. Kebijakan Ekonomi Jilid IV, yaitu terfokus kepada kesejahteraan pekerja,
antara lain formula upah minimum provinsi UMP, memperluas penyaluran kredit usaha rakyat KUR, khususnya bagi pekerja yang
terkena PHK dan pemberian kredit modal kerja untuk usaha mikro, kecil dan menengah.
5. Kebijakan Ekonomi Jilid V, yaitu revaluasi aset untuk perusahaan dan
badan usaha milik negara BUMN serta individu. Selain itu juga menghilangkan pajak berganda untuk real estate investment trust REIT.
6. Kebijakan Ekonomi Jilid VI, ada 3 kebijakan deregulasi yang dikeluarkan
yakni: a.
Upaya menggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK,
b. Penyediaan air untuk masyarakat secara berkelanjutan dan berkeadilan,
c. Proses cepat Paperless Perizinan Impor Bahan Baku Obat.
7. Kebijakan Ekonomi Jilid VII, ada 3 hal yang menjadi fokus utama dalam
paket kebijakan ini. Ketiga hal itu terkait tentang : a.
Insentif pajak kepada industri padat karya, b.
Kemudahan bagi industri tertentu yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah besar,
c. percepatan penerbitan sertifikat tanah.
Universitas Sumatera Utara
8. Kebijakan Ekonomi Jilid VIII, meliputi 3 hal yaitu :
a. Kebijakan satu peta nasional one map policy dengan skala 1:50.000
b. Membangun ketahanan energi melalui percepatan pembangunan dan
pengembangan kilang minyak di dalam negeri, c.
Insentif bagi perusahaan jasa pemeliharaan pesawat maintenance, repair and overhoulMRO
. 9.
Kebijakan Ekonomi Jilid IX, yaitu memfokuskan dalam percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, dan stabilisasi pasokan dan
harga daging sapi serta pengembangan logistik dari desa ke global. 10.
Kebijakan Ekonomi Jilid X, Pemerintah menambah 19 bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
UMKMK. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, ke-19 bidang usaha itu tercakup dalam kegiatan jenis usaha
jasa bisnisjasa konsultasi konstruksi yang menggunakan teknologi sederhanamadya danatau resiko kecilsedang danatau nilai pekerjaan
kurang dari Rp 10 milyar. 11.
Kebijakan Ekonomi Jilid XI, Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berusaha mempercepat laju roda perekonomian nasional karena itu
keluarnya kebijakan jilid xi ini bertujuan untuk memberi stimulus terhadap perekonomian nasional. Kali ini, kebijakan pemerintah menyentuh
beberapa sektor yang melibatkan pengusaha kecil maupun industri yakni diantaranya Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor KURBE, Fasilitas
Pajak Penghasilan dan Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan
Universitas Sumatera Utara
BPHTB untuk penerbitan Dana Investasi Real Estat DIRE, Sektor Logistik, Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
12. Kebijakan Ekonomi Jilid XII, merupakan paket kebijakan terakhir yang
diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada hari Kamis, 28 April 2016, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Kebijakan jilid XII ini menekankan
pentingnya menaikkan peringkat Ease of Doing Business EODB atau Kemudahan Berusaha Indonesia hingga ke posisi 40. Untuk itu harus
dilakukan sejumlah perbaikan, bahkan upaya ekstra, baik dari aspek peraturan maupun prosedur perizinan dan biaya, agar peringkat
kemudahan berusaha di Indonesia – terutama bagi UMKM, semakin meningkat.
Paket yang pertama mengenai upaya untuk menggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran dengan pengembangan KEK. Secara sederhananya, melalui
paket ini ada beberapa kawasan di daerah yang ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus yang tujuan utamanya adalah mengolah sumber daya yang ada di
wilayah itu dan sekitarnya. Tujuan dan manfaat yang diharapkan dari kebijakan ini adalah untuk
memberikan kepastian dan juga daya tarik bagi penanaman modal sehingga menciptakan lapangan kerja dan memberikan penghasilan bagi para pekerja di
wilayah masing-masing.
35
35
http:ksp.go.idini-paket-kebijakan-ekonomi-jilid-6 diakses pada 7 April 2016 pukul
22.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
C. Kebijakan Dasar Penanaman Modal