BENTUK-BENTUK FASILITAS DAN KEMUDAHAN TERKAIT

66

BAB III BENTUK-BENTUK FASILITAS DAN KEMUDAHAN TERKAIT

PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DI INDONESIA A. Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia 1. Pengertian , Bentuk, Kriteria Zona Kawasan Ekonomi Khusus a. Pengertian Zona Kawasan Ekonomi Khusus Kawasan Ekonomi Khusus KEK adalah kawasan dengan batas tertentu yang tercakup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. 48 Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. 49 Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan tertentu dimana diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan, keimigrasian dan ketenagakerjaan. Maksud pengembangan KEK adalah untuk memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor-impor serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. 50 Pada dasarnya KEK sebagai kawasan industri, tidak berbeda dengan kawasan industri yang telah ada, yaitu berisi sekumpulan perusahaan yang relatif 48 https:id.wikipedia.orgwikiKawasan_Ekonomi_Khusus diakses 20.40 WIB 49 Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus 50 Tumpal Sihaloho dan Naufa Muna, Kajian Dampak Ekonomi Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus, hlm. 4. Universitas Sumatera Utara sejenis. Sehingga dalam konteks ini, KEK tidak berbeda dengan kawasan industri tradisional, kawasan berikat, kawasan ekonomi terpadu, kawasan industri estate, Free Economic Zones, Free Trade Zones, Enterprise Free Zones, Enterprise Trade Zones, Export Processing Zones, Free Trade Zones, New Export Distribution Centers, dan Regional Foreign Trade Zones. Walaupun di beberapa negara seperti India, kawasan industrinya kemudian dikonversi menjadi kawasan ekonomi khusus KEK atau special economic zone SEZ setelah adanya UU tentang KEK. Istilah ini telah digunakan di berbagai negara, tetapi tidak setiap negara menggunakan istilah yang sama untuk menamai Kawasan Ekonomi Khusus, seperti ShenZhen Cina menggunakan istilah Industrial Park Zone, Dubai menggunakan istilah Free Zone, India dan Mesir menggunakan istilah Special Economic Zone. Sementara di Indonesia sendiri mengadopsi Kawasan Ekonomi Khusus KEK. KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu yang tercangkup dalam wilayah Hukum RI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi aktivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. 51 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus antara lain adalah: membantu atau mendukung perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki 51 Ayu Prima Yesuari, Majalah Mengenai Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara struktur industri di lokasi tersebut, meningkatkan ekspor dan meningkatkan cadangan devisa. Untuk itu maka pendekatan kawasan untuk pengembangan investasi harus bercirikan pada: 1 Reasonable: Layak secara ekonomi, sosial dan politik, 2 Sustainable: Berorientasi jangka panjang, dan 3 Measurable: Jelas dalam instrumen dan target. 52 b. Bentuk zona dalam kawasan ekonomi khusus Istilah “zona” adalah suatu daerah yang memiliki sifat khusus atau dimanfaatkan untuk kepentingan khusus, dan batas-batas wilayah yang ditentukan berdasarkan kebutuhan. 53 Kawasan Ekonomi Khusus terdiri dari beberapa zona. 54 a. Pengolahan Ekspor Adapun zona yang ada di dalam KEK sebagai berikut: Zona Pengolahan Ekspor diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor. b. Logistik Zona Logistik diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari dalam negeri dan luar negeri. 52 Tumpal Sihaloho dan Naufa Muna, Op.cit., 53 Basuki Antariksa “Konsep Indonesia Kreatif : Tinjauan Awal Mengenai Peluang dan Tantangannya Bagi Pembangunan Indonesia” http:www.parekraf.go.iduserfilesfileZona20Kreatif.pdfpage=3zoom=auto,0,522 diakses tanggal 12 April 2016 pukul 10. 17 54 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab I, Pasal 3. Universitas Sumatera Utara c. Industri Zona Industri diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi, serta agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor danatau untuk dalam negeri. 55 d. Pengembangan teknologi Zona Pengembangan teknologi diperuntukkan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi. e. Pariwisata Zona Pariwisata diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran, serta kegiatan yang terkait. f. Energi Zona Energi diperuntukkan untuk kegiatan riset dan pengembangan di bidang energi serta produksi dari energi alternatif, energi terbarukan, dan energi primer. g. Ekonomi lain 55 Dinas Pemerintahan “Standar Penyelenggaraan Infrastruktur Dalam Kawasan Ekonomi Khusus KEK”. Jakarta: Kawasan Ekonomi Khusus, 2011 hlm. 9. Universitas Sumatera Utara Zona Ekonomi lain diperuntukkan untuk kegiatan lain sebagaimana dimaksud yang ditetapkan oleh Dewan Nasional. Penambahan dari beberapa zona yang disebutkan diatas, antara lain sebagai berikut: 56 a. Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja; b. Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah UMKM, dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK. c. Kriteria dalam penentuan zona kawasan ekonomi khusus. Terdapat beberapa asas yang akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah: 57 a. Asas kepastian dan konsistensi kebijakan Asas kepastian hukum dan konsistensi kebijakan adalah asas dalam pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus yang menggunakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan yang akan diambil untuk memilih lokasi untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dalam penetapannya pemerintah tidak ragu untuk memilih dan tetap dalam kebijakan yang telah diambilnya. 56 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 3 ayat 2. 57 Ibid., hlm. 31. Universitas Sumatera Utara b. Asas keadilan antar daerah dan antar wilayah Asas keadilan antar daerah dan antar wilayah adalah asas yang menjunjung tinggi adanya persamaan atau pemerataan dan antar daerah maupun antar wilayah yang di dalam daerah atau wilayah tersebut terdapat lokasi yang akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus. c. Asas biaya minimum Asas biaya minimum adalah dalam pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan dengan cara efisien, efektif, dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus terjangkau. d. Asas tertib tata ruang Asas tertib tata ruang adalah dalam pemilihan lokasi untuk wilayah Kawasan Ekonomi Khusus harus melihat tata ruang daerah wilayah yang akan dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus, sebab asas tertib tata ruang ini diartikan dilarang membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di tempat yang tidak sebagaimana mestinya. e. Asas komitmen pemerintahan daerah Asas komitmen pemerintah daerah adalah asas yang menjunjung tinggi adanya ketegasan yang kuat dari pemerintah daerah untuk memilih lokasi Kawasan Ekonomi Khusus. Hal ini, berkenaan bahwa pemerintah harus menerima resiko dan hasil yang ditanggung apabila didalam wilayahnya terdapat satu lokasi Kawasan Ekonomi Khusus. c. Kriteria Zona Kawasan Ekonomi Khusus Universitas Sumatera Utara Untuk lokasi yang dapat diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria tersebut antara lain sebagai berikut: 58 a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. Pemerintah provinsikabupatenkota yang bersangkutan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus; c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan d. Mempunyai batas yang jelas. Usulan lokasi KEK sesuai dengan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 59 a. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung; b. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota yang bersangkutan; c. Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; dan 58 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 4. 59 Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Bab II, Pasal 7. Universitas Sumatera Utara d. Mempunyai batas yang jelas. Rencana Tata Ruang Wilayah meliputi budidaya yang peruntukkannya berdasarkan peraturan daerah rencana tata ruang wilayah kabupatenkota dapat digunakan untuk kegiatan Kawasan Ekonomi Khusus. 60 2. Pembentukan KEK a. Pengusulan kawasan ekonomi khusus Dalam tahap pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus untuk pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh : 61 1. Badan usaha; 2. Pemerintah KabupatenKota; 3. Pemerintah Provinsi; 4. Kementrianlembaga pemerintah non kementrian. Berdasarkan usulan diatas, haruslah dilengkapi dengan tertulis sesuai format yang ditentukan oleh Dewan Nasional dan ditandatangani oleh pimpinan yang mewakili badan usaha, bupatiwalikota mewakili pemerintah kabupatenkota dan gubernur yang mewakili dari provinsi. Selanjutnya ada beberapa persyaratan, dimana persyaratan tersebut sebagai berikut: 62 a. Peta lokasi pengembangan serta luas area yang diusulkan yang terpisah dari pemukiman penduduk; 60 Pasal 8 Bab II Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 61 Pasal 4 Bab II Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 62 Lilis Mulyani Universitas Sumatera Utara b. Rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan peraturan zonasi; c. Rencana dan sumber pembiayaan; d. Analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan f. Jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis. b. Penetapan kawasan ekonomi khusus Dalam penetapan KEK, Dewan Nasional melakukan kajian terhadap usulan pembentukan KEK tersebut, dalam waktu paling lama 45 empat puluh lima hari kerja sejak diterimanya dokumen usulan secara lengkap. 63 Kajian tersebut dilakukan terhadap pemenuhan kriteria lokasi KEK dan kebenaran dan kelayakan isi dokumen yang dipersyaratkan. 64 Berdasarkan hasil kajian tersebut Dewan Nasional memutuskan untuk menyetujui atau menolak usulan pembentukan KEK. 65 63 Pasal 27 ayat 1 Bab III Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 64 Pasal 27 ayat 2 Bab III Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 65 Pasal 28 ayat 1 Bab III Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara c. Pembangunan dan Pengoperasian kawasan ekonomi khusus Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus meliputi bagian tentang Pembebasan tanah untuk lokasi KEK dan pelaksanaan pembangunan fisik KEK. 66 a. Badan Usaha dalam hal KEK diusulkan oleh Badan Usaha; Pembebasan tanah untuk lokasi Kawasan Ekonomi Khusus dilakukan oleh: b. Pemerintah provinsi dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah provinsi c. Pemerintah kabupatenkota dalam hal KEK diusulkan oleh pemerintah kabupatenkota. d. Kementrian atau lembaga pemerintah non kementrian dalam hal KEK diusulkan oleh kementrian atau lembaga pemerintah non kementrian. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal tanah, yang digunakan sebagai lokasi KEK dibebaskan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, pemerintah provinsi pemerintah kabupatenkota, atau kementrianlembaga pemerintah non kementrian, kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementrianlembaga pemerintah non kementrian dapat diberikan hak atas tanah berupa hak pakai atau hak pengelolaan. 67 Dalam pelaksanaan pembangunan fisik Kawasan Ekonomi Khusus, berdasarkan penetapan KEK, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, 66 Pasal 30 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 67 Pasal 32 ayat 1 dan ayat 2 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara atau kementrianlembaga pemerintah non kementrian menetapkan Badan Usaha untuk melakukan pembangunan KEK. 68 Untuk ditetapkan usulan Badan Usaha, Badan Usaha Pengusul ditetapkan sebagai Badan Usaha untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus oleh: 69 a. Pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintas wilayah kabupatenkota; atau b. Pemerintah kabupatenkota dalam hal lokasi KEK berada dalam satu wilayah kabupatenkota, dalam jangka waktu paling lama 90 sembilan puluh hari sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah tentang KEK yang dimaksud. Selanjutnya dalam penetapan sebagai Badan Usaha untuk membangun KEK diatas, maka Badan Usaha pengusul sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola KEK dan Badan Usaha tersebut bertanggung jawab atas pembiayaan pembangunan dan pengelolaan KEK. 70 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah provinsi, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh pemerintah provinsi secara terbuka dan transparan berdasarkan: Pada Pasal 34 Peraturan Pemerintah adanya perubahan isi terkait tentang pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, dimana perubahan tersebut adalah: 68 Pasal 33 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 69 Pasal 33 A ayat 1 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 70 Pasal 33 A ayat 2 dan 3 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara a. ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi; atau b. ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama pemerintah kabupatenkota dengan Badan Usaha. 2 Dalam penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha yang ditetapkan sebagai pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola. Kemudian pada Pasal 34 ada ditambahkan pasal lagi yaitu menjadi Pasal 34 A dan Pasal 34 B dalam Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus sehingga berbunyi: 71 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan pemerintah provinsi, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh pemerintah provinsi secara terbuka dan transparan berdasarkan: a. ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi; atau 71 Pasal 34 A Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara b. ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama pemerintah provinsi dengan Badan Usaha. 2 Dalam hal penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha pembangunan sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola. Pasal 34 B menyatakan sebagai berikut: 72 1 Dalam hal KEK yang ditetapkan merupakan usulan kementrianlembaga pemerintah non kementrian, penetapan Badan Usaha untuk membangun KEK dilakukan oleh Kementrianlembaga pemerintah non kementrian secara terbuka dan transparan berdasarkan: a. ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; atau b. ketentuan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini dalam hal pembangunan KEK dibiayai dari kerjasama kementrianlembaga pemerintah non kementrian dengan Badan Usaha. 2 Dalam hal penetapan Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, Badan Usaha pembangun sekaligus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola. 72 Pasal 34 B Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara Ketentuan Pasal 35 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus ini diubah dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus berbunyi: 73 1 Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33A melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota. 2 Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memuat: a. lingkup pekerjaan; b. jangka waktu; yang dimaksud dengan jangka waktu adalah dalam ketentuan ini tidak melebihi batas waktu 3 tiga tahun setelah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus. c. penyelesaian perselisihan; dan Mengenai penyelesaian perselisihan dilakukan berdasarkan hubungan industrial mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang hubungan industrial. 73 Pasal 35 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara d. pemutusan atau pengakhiran perjanjian. Diperlukannya perjanjian 74 74 Perjanjian merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dimana, orang-orang tersebut berjanji untuk melakukan sesuatu. Perjanjian, baik dituju dari sudut hukum privat maupun hukum publik, sama- sama memiliki kekuatan mengikat bagi para pihak yang memperjanjikan jika sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan untuk dinyatakan sah. Namun, berbeda dengan perjanjian yang berlaku dalam lapangan hukum privat yang hanya mengikat kedua belah pihak. Namun, di dalam lapangan hukum publik perjanjian mengikat bukan hanya kedua belah pihak namun juga pihak ketiga. Subekti, Hukum Perjanjian Jakarta: Intermasa, 1996, hlm. 1. antara badan usaha dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota sesuai dengan Pasal 35 ayat 1 dan Pasal 35 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus karena, hal ini berkaitan dengan badan usaha pengusul yang mengajukan diri untuk menjadi badan usaha pengelola dalam mengelola Kawasan Ekonomi Khusus. Dimana, hal tersebut juga berkaitan dengan penetapan untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus. Untuk penetapan dilakukan oleh pemerintah provinsi apabila didalam lokasi Kawasan Ekonomi Khusus yang berada pada lintas wilayah kabupatenkota atau ditetapkan oleh pemerintah kabupatenkota apabila berada dalam satu wilayah kabupatenkota lokasi Kawasan Ekonomi Khusus. Selanjutnya, perjanjian ini juga diperlukan karena berkaitan dengan kewajiban badan usaha pengelola Kawasan Ekonomi Khusus ini. Karena, badan usaha pengusul tersebutlah yang mengusulkan dirinya agar menjadi badan usaha pengelola KEK dan telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan kata lain, tujuan utama dari perjanjian diatas adalah untuk menegaskan bahwa badan usaha pengelola KEK bertugas mengelola Universitas Sumatera Utara kegiatan usaha di dalam KEK sehingga jelas mengenai tanggung jawab masing- masing yang melakukan perjanjian tersebut. Kemudian, diantara 35 dan Pasal 36 ditambahkan 3 tiga Pasal yakni Pasal 35 A, Pasal 35 B, dan Pasal 35 C. Pasal 35A berbunyi sebagai berikut: 75 1 Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 1 huruf a melakukan pembangunan KEK berdasarkan perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah. 2 Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 2 melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan pemerintah kabupatenkota. Pemerintah kabupatenkota menetapkan badan usaha untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus secara terbuka 76 dan transparan 77 75 Pasal 35A Bab IV Undang-Undang Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. 76 Terbuka merupakan tidak tertutup atau tidak terbatas pada orang tertentu saja dan tidak dirahasiakan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa: Departemen Pendidikan Nasional RI. 77 Transparan yaitu nyata jelas, contohnya adalah dalam Era Reformasi segala sesuatunya harus bersifat Transparan. Ibid . Dimana, hal ini berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupatenkota. Untuk melakukan pembangunan KEK, haruslah berdasarkan kepada perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah atau berdasarkan dengan ketentuan yang tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari kerjasama pemerintah kabupatenkota dengan Badan Usaha. Kemudian, untuk melaksanakan Universitas Sumatera Utara pembangunan KEK dan pengelolaan KEK harus berdasarkan perjanjian dengan pemerintah kabupatenkota. Pasal 35B berbunyi sebagai berikut: 78 1 Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34A ayat 1 huruf a melaksanakan pembangunan KEK berdasarkan perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah. 2 Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34A ayat 2 melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan pemerintah provinsi. Pemerintah provinsi memberikan usulan badan usaha untuk dapat mengelola KEK, sehingga badan usaha yang diusulkan tersebut, ditetapkan untuk mengelola dan untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus dengan cara terbuka dan transparan yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi. Untuk melakukan pembangunan KEK, haruslah berdasarkan kepada perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah. Atau dengan cara yang kedua yaitu, berdasarkan dengan ketentuan yang tercantum dalam lampiran Peraturan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari kerjasama pemerintah provinsi dengan Badan Usaha. Kemudian, untuk melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK harus berdasarkan perjanjian dengan pemerintah provinsi. 78 Pasal 35B Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara Pasal 35 C berbunyi sebagai berikut: 79 1 Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34B ayat 1 huruf a melaksanakan pembangunan KEK berdasarkan perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah. 2 Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34B ayat 2 melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK berdasarkan perjanjian dengan kementrianlembaga pemerintah non kementrian. Dalam hal Kawasan Ekonomi Khusus yang ditetapkan merupakan usulan kementrianlembaga pemerintah non kementrian, penetapan badan usaha untuk membangun KEK yang dilakukan oleh kementrianlembaga pemerintah non kementrian secara terbuka dan transparan berdasarkan dua cara yakni dengan pertama, ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barangjasa pemerintah dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan untuk melakukan pembangunan KEK tersebut, haruslah berdasarkan kepada perjanjian pengadaan barangjasa pemerintah atau kedua, dengan ketentuan yang tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dalam hal pembangunan KEK yang dibiayai dari kerjasama kementrianlembaga pemerintah non kementrian dengan Badan Usaha. Kemudian, untuk melaksanakan pembangunan KEK dan pengelolaan KEK harus berdasarkan perjanjian dengan kementrianlembaga pemerintah non kementrian. Kemudian, Badan usaha yang melaksanakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus harus menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan 79 Pasal 35 C Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Universitas Sumatera Utara pembangunan kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementrianlembaga non kementrian setiap 12 dua belas bulan. Selanjutnya juga badan usaha harus menyampaikan laporan atas status kesiapan KEK kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementrianlembaga pemerintah non kementrian untuk dinyatakan siap beroperasi oleh Dewan Nasional dalam jangka waktu paling lama 36 tiga puluh enam bulan sejak KEK ditetapkan. Selanjutnya, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, atau kementrianlembaga pemerintah non kementrian yang dimaksud tadi meneruskan laporan perkembangan pelaksanaan dan laporan status kesiapannya kepada Dewan Nasional melalui Dewan Kawasan. 80 Selanjutnya Dewan Nasional akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan KEK setiap tahun dan akan disampaikan kepada pengusul untuk ditindaklanjuti. Apabila setelah 3 tiga tahun sejak KEK ditetapkan, KEK belum siap beroperasi maka akan diberikan perpanjangan waktu pembangunan KEK paling lama 2 dua tahun atau melakukan langkah penyelesaian masalah pembangunan KEK tersebut. Setelah pemberian perpanjangan waktu KEK juga belum siap beroperasi dikarenakan adanya force majeure atau bukan karena kelalaian maka Dewan Kawasan menyampaikan pertimbangan perpanjangan waktu kepada Dewan Nasional paling lambat 30 tiga puluh hari kerja sejak berakhirnya jangka waktu perpanjangan. Di dalam evaluasi, Dewan Nasional dapat memberikan perpanjangan waktu pembangunan KEK atau menyampaikan usulan pencabutan penetapan KEK kepada Presiden 80 Pasal 36 ayat 1, 2, 3 Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Universitas Sumatera Utara serta mencabut Peraturan Pemerintah tentang penetapan suatu lokasi sebagai KEK tersebut. KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 tiga tahun sejak ditetapkan. Dalam jangka waktu 3 tiga tahun , Dewan Nasional melakukan evaluasi setiap tahun. Hasil evaluasi tersebut disampaikan kepada pengusul untuk ditindaklanjuti. 81

B. Bentuk-Bentuk Fasilitas dan Kemudahan yang diterima oleh Investor