94
BAB IV KETENTUAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI KAWASAN
EKONOMI KHUSUS DI INDONESIA A.
Perkembangan Kemudahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia.
Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal dan investasi ke berbagai penjuru dunia, terjadi pula migrasi penduduk atau
pergerakan tenaga kerja antar negara. Pergerakan tenaga kerja tersebut berlangsung karena investasi yang dilakukan di negara lain pada umumnya
membutuhkan pengawasan secara langsung oleh pemilikinvestor. Sejalan dengan itu, demi menjaga kelangsungan usaha dan investasinya. Untuk menghindari
terjadinya permasalahan hukum serta penggunaan tenaga kerja asing yang berlebihan, maka Pemerintah harus cermat menentukan policy yang akan di ambil
guna menjaga keseimbangan antara tenaga kerja asing modal asing dengan tenaga tenaga kerja dalam negeri. Pengaturan mengenai tenaga kerja asing telah
mengalami banyak perubahan sebagai bentuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman guna menarik investor ke dalam negeri.
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 Tentang Penempatan Tenaga Asing
LN No. 8 Tahun 1958. Orang asing dalam UU ini diartikan sebagai tiap orang bukan warga
negara Republik Indonesia. Orang asing tersebut yang melakukan pekerjaan di Indonesia. Kemudian, pekerjaan diartikan setiap pekerjaan yang dilakukan di
bawah perintah orang lain dengan menerima upah atau tidak. Orang asing bekerja
Universitas Sumatera Utara
kepada seorang yang disebut majikan. Majikan diartikan sebagai setiap orang atau badan hukum, yang mempekerjakan orang lain, atau jika majikan berkedudukan
di luar Indonesia wakilnya yang sah atau yang menurut kenyataan bertindak sebagai wakilnya, yang berkedudukan di Indonesia.
Dalam aturan ini, Majikan dilarang mempekerjakan orang asing tanpa izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang bertindak atas nama Menteri. Selanjutnya
terdapat beberapa hal yang berkaitan pemberian izin dalam peraturan ini, yakni; 1
Dalam mengambil keputusan untuk memberi izin atau tidak, Menteri atau pejabat tersebut berhak minta bantuan dari kalangan buruh dan majikan
atau orang-orang yang dipandangnya perlu. 2
Izin diberikan dengan memperhatikan keadaan keadaan dan perkembangan pasar kerja serta aspirasi nasional untuk menduduki tempat-tempat yang
penting dalam segala lapangan masyarakat yang disesuaikan dengan rencana pendidikan kejuruan dan rencana pembangunan yang konkrit.
3 Izin tersebut berlaku untuk waktu yang ditentukan dalam izin itu, waktu
mana tiap-tiap kali dapat diperpanjang. 4
Izin tersebut dapat diberikan untuk satu atau beberapa orang yang akan menjalankan pekerjaan-pekerjaan atau untuk jabatan-jabatan tertentu.
5 Dalam izin itu dapat ditetapkan syarat-syarat tertentu.
6 Izin dapat dicabut kembali sewaktu-waktu, bilamana majikan melanggar
syarat-syarat yang ditetapkan. Majikan yang mengajukan permohonan harus membayar biaya-biaya yang
ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri sebagaimana bunyi dari Pasal 6.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam Pasal 7 ayat 1 dijelaskan “Barangsiapa diminta bantuannya oleh pejabat termaksud pada pasal 2 atau dewan termaksud pada pasal 5,
berkewajiban untuk memberikannya, jika perlu di bawah sumpah”. Kemudian daripada itu terdapat ketentuan pidana kepada seorang Majikan
yang apabila tidak menjalankan tugas sebagaimana dalam Pasal 2 ayat 4 yaitu majikan berkewajiban memberi laporan tentang orang-orang asing yang
dipekerjakannya serta pekerjaan mereka masing-masing dalam waktu dan menurut contoh yang ditetapkan oleh Menteri, maka akan dikenai sanksi hukuman
kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya sepuluh ribu rupiah.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing LN.
No 1 Tahun 1967 Ketentuan mengenai tenaga kerja asing dalam peraturan ini diatur dalam
Pasal 9 sampai dengan Pasal 13. Pada dasarnya, Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Perusahaan-perusahaan wajib memenuhi
kebutuhan akan tenaga warga Indonesia kecuali perusahaan modal asing belum dapat mengisi dengan tenaga warga negara Indonesia sehingga perusahaan harus
mendatangkan atau menggunakan tenaga-tenaga ahli warga negara asing pada posisi-posisi tertentu.
Perusahaan-perusahaan juga diwajibkan agar melakukan penyelenggaraan danatau penyediaan fasilitas-fasilitas latihan dan pendidikan di dalam danatau di
luar negeri secara teratur dan terarah bagi warga negara Indonesia dengan tujuan agar warga negara Indonesia dapat secara perlahan menggantikan tenaga warga
Universitas Sumatera Utara
negara asing tersebut. Sebagaimana dalam Pasal penjelasan dikatakan bahwa adanya pembatasan bidang pendidikan yakni dikecualikan bidang teknik, maka
perusahaan modal asing diwajibkan menyelenggarakan danatau menyediakan fasilitas-fasilitas latihan dan pendidikan dalam bidang management serta business
administration, terutama di bidang pemasaran dalam dan luar negeri. 3.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri LN. No. 33 Tahun 1968
Di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri pengaturan tenaga kerja dimuat pada Bab VII, Pasal 18 sampai
dengan Pasal 20. Pengaturan menyebutkan pemilik modal mempunyai wewenang untuk menentukan direksinya, karena pemilik modal ingin menyerahkan
pengurusan modalnya kepada orang yang dipercayainya. Apabila ketentuan yang mengharuskan penggunaan tenaga kerja Indonesia belum dapat diisi maka
penggunaan tenaga kerja warga negara asing penduduk Indonesia harus memenuhi ketentuan-ketentuan Pemerintah. Dan sama halnya dengan aturan yang
sebelumnya, diwajibkan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan kepada tenaga kerja warga negara Indonesia.
4. Instruksi Dirjen Binaguna No. 173DDIK72 tentang Prosedur Pemberian
Izin Bagi Tenaga Asing Pemegang Visa. Dalam perkembangannya keluarnya Instruksi Dirjen Binaguna No.
173DDIK72 tentang Prosedur Pemberian Izin Bagi Tenaga Asing Pemegang Visa dilatarbelakangi tindakan mengantisipasi masalah-masalah yang akan terjadi
mengingat pemberian izin kerja bagi tenaga asing erat kaitannya dengan masalah
Universitas Sumatera Utara
kepentingan pembangunan, keimigrasian, keamanan dan lain-lain. Maka, dirasa perlu adanya koordinasi yang harmonis dengan instansi-instansi lain yang
bersangkutan pada tingkat nasional sebagaimana diatur dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
1. Yang berwenang memberikan izin kerja bagi tenaga asinng pemegang visa
adalah Direktur Direktorat Penyediaan dan Penggunaan Tenaga Kerja, yang bertindak atas nama Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
2. Setiap kali Kantor Pusat memberikan izin untuk memperkejakan tenaga
asing pemegang visa, tembusan dari kutipan Surat Keputusan pemberian izin kerja itu segera dikirimkan kepada Kantor Daerah dan Kantor Resort
yang bersangkutan di mana tenaga asing tersebut melakukan pekerjaan sehari-hari. Berdasarkan tembusan kutipan Surat Keputusan ini Kantor
Daerah dan Kantor Resort dapat melakukan follow up serta pengawasan seperlunya sesuai dengan wewenang yang ada pada Kantor DaerahKantor
Resort dalam hal pelaksanaan Undang-Undang No. 3 Tahun 1958. 3.
Setiap kali Kantor Pusat akan memberikan perpanjangan izin kerja bagi tenaga asing pemegang visa, pendapat Kantor DaerahResort dijadikan
sebagai salah satu badan pertimbangan yang penting. Untuk itu Kantor Resort yang bersangkutan diharuskan membuat surat
pertimbangan tentang perlu atau tidaknya diberikan perpanjangan izin kerja bagi tenaga asing itu, dengan mempertimbangkan berbagai faktor
yang terdapat di sekitar persoalan tersebut, seperti : keadaan pasar kerja
Universitas Sumatera Utara
setempat kepentinngan perusahaan, kepentingan keamanan, kebijaksanaan pemerintah daerah setempat serta keadaan tenaga asing itu sendiri.
4. Khusus terhadap permohonan yang diajukan kepada Kantor Pusat untuk
mendapatkan izin mempekerjakan tenaga asing pada jabatan-jabatan yang diperkirakan telah dapat diisi dengan tenaga-tenaga bangsa Indonesia
setempat seperti: pengemudi trukalat-alat besar atau jabatan-jabatan lainnya yang seperti itu; sebelum KantorPusat memberikan keputusan atas
permohonan itu, dimintakan surat pertimbangan dari Kantor Resort yang bersangkutan terlebih dahulu.
Dalam hal ini Kantor Resort harus segera membuatkan surat pertimbangan dan mengirimkan ke Kantor Pusat dengan tembusan kepada Kantor
Daerah dalam waktu paling lambat 2 minggu sesudah surat permintaan dari Kantor Pusat diterima oleh Kantor Resort.
5. Dalam hal pemohon izin kerja tenaga asing itu tidak mempunyai Kantor
Pusat atau Perwakilannya di Jakarta, surat permohonan dapat diajukan melalui Kantor Resort setempat. Sesudah Kantor Resort meneliti apakah
pengisian formulir permohonan sudah benar, serta surat-surat lain yang harus dilampirkan pada permohonan itu sudah lengkap maka Kantor
Resort harus segera meneruskan permohonan tersebut ke Kantor Pusat dengan sekaligus disertai surat pertimbangan dari Kantor Resort.
6. Agar kelancaran jalannya pekerjaan dapat terjamin dan hambatan-
hambatan dapat dihindari, penata-administrasian dari tembusan-tembusan
Universitas Sumatera Utara
kutipan Surat Keputusan serta surat-surat pertimbangan pada Kantor DaerahResort harus diatur sebaik-baiknya.
7. Semua surat-surat pertimbangan dari Kantor DaerahResort adalah bersifat
rahasia, dan karenanya kerahasiaan itu harus terjamin dengan baik dalam pengiriman dan penerimaan surat-surat tersebut.
5. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1974 tentang Pembatasan Tenaga
Kerja Warga Negara Asing Pendatang Keppres No. 23 Tahun 1974 tentang Pembatasan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang membatasi penggunaan tenaga kerja warga negara asing di Indonesia. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi mengatur
penggunaan tenaga kerja Warga Negara Asing Pendatang dengan mengadakan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
a. menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang tertutup sama sekali bagi tenaga
kerja Warga Negara Asing Pendatang karena sudah tersedia tenaga kerja Warga Negara Indonesia;
b. menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk jangka waktu tertentu dapat
diisi oleh tenaga kerja Warga Negara Asing Pendatang sementara menyiapkan tenaga kerja Warga Negara Indonesia untuk menggantinya;
c. menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang untuk jangka waktu tertentu
terbuka bagi tenaga kerja Warga Negara Asing Pendatang sehubungan dengan penanaman modal dan kepercayaan yang diperlukan untuk itu.
Sama halnya dengan peraturan sebelumnya, pengusaha dan perusahaan wajib melakukan program pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kerja warga
Universitas Sumatera Utara
negara Indonesia. Namun, pada Pasal 2 ayat 2 menyebutkan apabila pengusaha atau perusahaan yang masih menggunakan tenaga kerja Warga Negara Asing
Pendatang sesudah lewat batas waktu yang ditentukan, dikenakan Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan, tanpa membebaskan pengusaha dan perusahaan tersebut
dari kewajiban untuk menyelenggarakan program pendidikan dan latihan tersebut. 6.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04MEN1984 tentang Rencana Penggunaan Tenaga Kerja dan Izin Mempekerjakan Tenaga
Kerja Warga Negara Asing Pendatang. Pemohon izin wajib memenuhi beberapa persyaratan dalam rencana penggunaan
tenaga kerja warga negara asing pendatang yakni : 1.
Setiap pemohon izin tersebut pasal 1 yang akan menggunakan tenaga kerja warga asing pendatang wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja. 2.
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja tersebut ayat 1 menggunakan daftar isian sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini.
3. Pengajuan permohonan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja tersebut pada
ayat 1 wajib memperhatikan Keputusan-keputusan Menteri Tenaga Kerja di SektorSub Sektor yang bersangkutan sesuai dengan bidang usahanya
mengenai pekerjaanjabatan yang masih terbuka sementara waktu, pekerjaanjabatan yang diizinkan untuk waktu tertentu dan
pekerjaanjabatan yang tertutup. Pada Pasal 4 ayat ini penyampaian permohonan dibedakan berdasarkan
asal pemohon izin. Apabila pemohon izin adalah perusahaan dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri maka permohonan izin mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing pendatang bagi
pemohon disampaikan kepada Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM. Sedangkan, apabila berasal dari perusahaan swasta nasional nasional
maupun asing, BUMN, Lembaga-lembaga Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan, dan lain-lain lih. Pasal 1 disampaikan kepada
Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk. Pemegang izin wajib menyampaikan laporan penggunaan tenaga kerja
warga negara asing pendatang dan pelaksanaan rencana pengunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang dan pelaksanaan rencana penggunaan tenaga kerja
kepada Menteri Tenaga Kerja setiap 6 enam bulan dengan tembusan kepada Departemen Teknis yang bersangkutan dan Ketua Badan Koordinasi Penanaman
Modal bagi pemohon dari Perusahaan dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri. Sejak dikeluarkannya peraturan ini Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. Kep-64Men1984 dinyatakan tidak berlaku lagi. 7.
Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1981 tentang Petunjuk Penggunaan Dana Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan
Dikeluarkannya peraturan ini bahwa Dana Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan yang dikenakan kepada Pengusaha dan Perusahaan yang masih
menggunakan tenaga kerja warga negara asing pendatang harus digunakan untuk mendidik tenaga kerja Indonesia.
Dalam instruksinya presiden menyampaikan beberapa hal dalam poin-poin yakni bahwa penggunaan Dana Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan yang
Universitas Sumatera Utara
terkumpul pada Instansi Teknis untuk mendidik dan melatih tenaga kerja Indonesia dalam rangka penggantian tenaga kerja asing pendatang. Selanjutnya
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus melaporkan kepada presiden mengenai jenis dan tempat latihan yang telah diberikan, jumlah tenaga kerja yang
dilatih dan jenis latihan yang diberikan, jumlah tenaga kerja yang telah telah ditempatkan sebagai pengganti tenaga kerja warga negara asing, jumlah dan jenis
biaya yang telah dipergunakan dalam penyelenggaraan latihan, serta programrencana latihan yang akan dilaksanakan pada waktu mendatang.
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-350MEN85 tentang
Pencabutan Keputusan Pelaksanaan Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan. Seiring berjalannya waktu keluarlah Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: KEP-350MEN85 tentang Pencabutan Keputusan Pelaksanaan Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan dikarenakan agar perusahaan benar-benar dapat
melaksanakan kewajiban mendidik dan melatih tenaga kerja Indonesia dalam rangka penggantian tenaga Kerja asing pada waktunya sesuai dengan ketentuan
pembatasan penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang, maka pembebanan Iuran Wajib Pendidikan dan Latihan perlu ditiadakan.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-03MEN90 tentang
Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang
Berbeda dengan peraturan-peraturan sebelumnya, terlihat peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1990-an ini mulai mengalami perkembangan dalam hal
pemberian izin. Terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi sebelum
Universitas Sumatera Utara
memperoleh izin penggunaan TKA yakni setiap pemohon izin wajib memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA yang disahkan oleh Menteri
Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk dan Ketua BKPM, serta mendapat pertimbangan lebih dahulu dari Instansi Teknis yang bersangkutan.
Selanjutnya sesuai ketentuan Pasal 4 ayat ini RPTKA harus memuat lampiran :
1. Identitas Pemohon IKTA;
2. Jumlah dan jangka waktu TKWNAP yang diperlukan pada setiap Jabatan;
3. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang ditempatkan sebagai pendamping
untuk pengganti setiap TKWNAP; 4.
Uraian pekerjaanjabatan dan persyaratan minimum untuk jabatan yang akan diisi oleh TKWNAP;
Permohonan IKTA yang diajukan oleh pemohon tersebut pada Perusahan dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
disampaikan kepada Ketua BKPM. 10.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-416MEN90 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-
03MEN1990 tentang Pemberian Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang
Pemohon IKTA dalam rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri wajib mengajukan permohonan pengesahan RPTKA kepada
Ketua BKPM, Direktur Penyaluran dan Penemapatan Tenaga Kerja dan Instansi
Universitas Sumatera Utara
Teknis yang bersangkutan dengan menggunakan bentuk RPTKA-1 dan melampirkan:
1. Surat Persetujuan Tetap SPT dari Presiden RI;
2. Akte pendirian perusahaan;
3. BaganStruktur organisasi perusahaan;
4. Bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku sesuai dengan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1981. Ketua BKPM, Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja dan
Instansi Teknis yang bersangkutan selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak menerima permohonan sebagaimana dimaksud di atas sudah membuat penilaian
dengan menggunakan bentuk RPTKA-2. Apabila dalam jangka waktu 20 dua puluh hari Instansi Teknis belum
menyampaikan penilaiannya, Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja menyampaikan penilaiannya kepada Ketua BKPM.
Setelah menerima penilaian sebagaimana dimaksud di atas, Ketua BKPM atas nama Menteri Tenaga Kerja mengesahkan RPTKA dengan menggunakan
bentuk RPTKA-3 dan segera menyampaikannya kepada pemohon dengan tembusan kepada Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja dan Instansi
Teknis yang bersangkutan. RPTKA yang telah disahkan tadi dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengajukan permohonan IKTA.
Dalam ketentuan Pasal 5 lebih lanjut tata cara permohonan dan pemberian izin mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing pendatang, yakni pemohon
Universitas Sumatera Utara
mengajukan permohonan IKTA kepada Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja, dengan mengisi daftar permohonan TA2 dan melampirkan:
a. Foto Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA;
b. Daftar Riwayat Hidup TKWNAP;
c. Foto Copy ijazah atau bukti pengalaman kerja TKWNAP;
d. Pas Foto ukuran 4x6 cm sebanyak 4 empat lembar;
e. Bukti wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku sesuai dengan UU
No. 7 Tahun 1981, apabila belum menyampaikannya; f.
Nama pendamping serta program pendidikan dan pelatihan bagi calon pengganti TKWNAP yang bersangkutan.
TKWNAP yang akan mengajukan permohonan IKTA sebagaimana dimaksud di atas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mempunyai keahlian dalam jabatan yang akan diisi;
2. Bersedia dan mampu mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja
Indonesia khususnya pendamping; 3.
Mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris; 4.
Bersedia untuk diuji kemampuannya. Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja meneliti kelengkapan
dan kebenaran permohonan berkas yang diberikan dan selanjutnya meminta surat rekomendasi kepada Instansi Teknis yang bersangkutan untuk permohonan izin
baru dengan menggunakan bentuk TA-00. Selambat-lambatnya 7 tujuh hari setelah menerima TA-00, Instansi Teknis menyampaikan rekomendasi kepada
Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja. Dengan memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
ketentuan seluruhnya di atas, Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja mengeluarkan surat rekomendasi pengurusan Visa untuk maksud kerja kepada
Direktur Jenderal Imigrasi dengan menggunakan bentuk TA-01. Pemohon IKTA wajib melaporkan kedatangan TKWNAP dan menyampaikan foto copy paspor
dan visa TKWNAP yang bersangkutan. Selanjutnya Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja setelah menerima foto copy paspor dan visa TKWNAP
sebagaimana dimaksud ayat 6 mengeluarkan surat keterangan IKTA sementara dengan menggunakan bentuk TA-04 yang berlaku paling lama 2 dua bulan
terhitung sejak kedatangan TKWNAP yang bersangkutan. Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja atas nama Menteri Tenaga Kerja setelah menerima
foto copy Kartu Izin Masuk Sementara KIMS, mengeluarkan IKTA dengan menggunakan bentuk TA4 disertai buku legitimasi IKTA. Pemohon wajib
menyampaikan perjanjian kerja antara perusahaan dengan TKWNAP yang bersangkutan kepada Direktur Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja pada
waktu mengambil IKTA. Selanjutnya pemohon wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja, Kantor Dinas Pendapatan Daerah, Kantor
Kependudukan di mana TKWNAP dipekerjakan. 11.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-291MEN1991 tentang Pemberian Kemudahan Menggunakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing
Pendatang Bagi Perusahaan Yang Menanam Modal di Wilayah Indonesia Bagian Timur Yang Hasil Produksinya Sebagian Besar Untuk Diekspor.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1: Perusahaan yang akan menanam modalnya di wilayah Indonesia Bagian
Timur baik dalam rangka PMA maupun PMDN yang sebagian besar hasil produksinya sekurang-kurangnya 65 diekspor, dapat memperoleh kemudahan
dalam menggunakan tenaga kerja warga negara asing pendatang, mengenal jumlah, jangka waktu dan jabatan yang akan diisi oleh Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang. Pasal 2 :
Untuk memperoleh kemudahan menggunakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, Pengusaha
mengajukan permohonan kepada Menteri Tenaga Kerja cq. Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dengan melampirkan rencana ekspor
hasil produksinya yang diketahui oleh instansi yang berwenang. Pasal 3 :
Prosedur Rencana Penggunaan Tenaga Kerja dan Pemberian Izin Kerja Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-03Men1990 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 416Men1990.
Pasal 4 : Wilayah Indonesia Bagian Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
meliputi wilayah-wilayah : a.
Propinsi Kalimantan Barat; b.
Propinsi Kalimantan Timur; c.
Propinsi Kalimantan Selatan; d.
Propinsi Kalimantan Tengah;
Universitas Sumatera Utara
e. Propinsi Sulawesi Utara;
f. Propinsi Sulawesi Selatan;
g. Propinsi Sulawesi Tengah;
h. Propinsi Sulawesi Tenggara;
i. Propinsi Nusa Tenggara
Timur; j.
Propinsi Timor Timur; k.
Propinsi Maluku; l.
Propinsi Irian Jaya.
Universitas Sumatera Utara
i
12. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga
Kerja Warga Negara Asing Pendatang Dalam Keputusan Presiden ini dijelaskan yang dimaksud dengan Tenaga
Kerja Warga Negara Asing Pendatang TKWNAP adalah warga negara asing yang memiliki Visa Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Terabatas atau Izin
Tinggal Tetap untuk maksud bekerja di dalam wilayah Republik Indonesia. Didalam ketentuan pasal 3 ada perbedaan tentang jabatan Direksi dan
Komisaris pada perusahaan penanaman modal yang didirikan dengan seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Warga Negara Asing dan atau badan hukum
asing dapat diisi oleh Tenaga Kerja Warga Negara Asing, sedangkan perusahaan yang modalnya dimiliki seluruhnya oleh Warga Negara Indonesia terbuka bagi
TKWNAP. Jabatan Komisaris sebagaimana di atas tidak berlaku bagi perusahaan penanaman modal yang didirikan dengan seluruh modalnya dimiliki oleh Warga
Negara Indonesia. Kemudian, Pemilik modal perusahaan penanaman modal yang didirikan dengan seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Asing danatau
badan hukum asing, dapat menunjuk sendiri TKWNAP sebagai Direksi dan Komisaris perusahaannya.
Ketentuan Pasal 4 lebih lanjut menjelaskan bahwa Jabatan Direksi pada perusahaan yang didirikan bukan dalam rangka Penanaman Modal, terbuka bagi
TKWNAP. Sementara untuk jabatan Komisaris pada perusahaan yang sama hanya terbuka bagi Tenaga Kerja Indonesia. Kemudian di Pasal 5 menentukan
bahwa khusus untuk jabatan Direktur yang membidangi Personalia, perusahaan
Universitas Sumatera Utara
i
yang didirikan dalam rangka penanaman modal maupun tidak, wajib menggunakan Tenaga Kerja Indonesia.
Pada prinsipnya, Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang adalah mewajibkan
pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau
tidak sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu Pasal
2. Ketentuan ini mengharapkan agar tenaga kerja Indonesia kelak mampu mengadop skill tenaga kerja asing tersebut dan melaksanakan sendiri tanpa harus
melibatkan tenaga kerja asing. 13.
Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor: 02MEN1995 tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja
Asing Expatriate Di Perusahaan. Di era ini Tenaga Kerja Asing di Perusahaan mulai diberikan jaminan
sosial dimana perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing diwajibkan mengikutsertakan Tenaga Kerja Asing tersebut dalam Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 3 Tahun 1992. 14.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing
UUPTKA. Dalam UUK, pengaturan Penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA
Universitas Sumatera Utara
i
dimuat pada Bab VIII, Pasal 42 sampai dengan Pasal 49. Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban pemberi kerja yang menggunakan TKA untuk
memperoleh izin tertulis; memiliki rencana penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis jabatan dan jangka waktu penggunaan TKA; kewajiban penunjukkan
tenaga kerja WNI sebagai pendamping TKA; hingga kewajiban memulangkan TKA ke negara asal setelah berakhirnya hubungan kerja.
UUK menegaskan bahwa setiap pengusaha dilarang mempekerjakan orang-orang asing tanpa izin tanpa izin tertulis dari Menteri. Pengertian Tenaga
Kerja Asing juga dipersempit yaitu warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Di dalam ketentuan tersebut ditegaskan
kembali bahwa setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Untuk
memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia TKI, pemerintah membatasi penggunaan tenaga kerja asing dan melakukan
pengawasan. Pemerintah mengeluarkan sejumlah perangkat hukum mulai dari perizinan, jaminan perlindungan kesehatan sampai pada pengawasan. Sejumlah
peraturan yang diperintahkan oleh UUK antara lain : 1
Keputusan Menteri tentang Jabatan Tertentu dan Waktu Tertentu Pasal 42 ayat 5;
2 Keputusan Menteri tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing Pasal 43 ayat 4; 3
Keputusan Menteri tentang Jabatan dan Standar Kompetensi Pasal 44 ayat 2;
Universitas Sumatera Utara
i
4 Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan tertentu yang Dilarang di Jabat
oleh Tenaga Kerja Asing Pasal 46 ayat 2; 5
Keputusan Menteri tentang Jabatan-jabatan Tertentu di Lembaga Pendidikan yang Dibebaskan dari Pembayaran Kompensasi Pasal 47 ayat
3; 6
Peraturan Pemerintah tentang Besarnya Kompensasi dan Penggunaannya Pasal 47 ayat 4;
7 Keputusan Menteri tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping Pasal 49.
Sejak UUK diundangkan pada tanggal 25 Maret 2003, telah dilahirkan beberapa peraturan pelaksana undang-undang tersebut, antara lain :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
223MEN2003 Tentang Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban Membayar Kompensasi.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 67MENIV
2004 tentang Pelaksanaan Program JAMSOSTEK bagi Tenaga Kerja Asing.
3. Peraturan Menteri Nomor PER.02MENIII2008 Tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing. 15.
Peraturan Menteri Nomor PER.02MENIII2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Universitas Sumatera Utara
i
Peraturan Menteri ini dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan Pasal 42 ayat 1 UUK. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Nomor
PER.02MENIII2008 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing ini maka beberapa peraturan sebelumnya terkait dengan pelaksanaan Pasal 42 ayat
1 UUK ini yakni: Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.228MEN2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga
Kerja Asing; Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.20MENIII2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan
Tenaga Kerja Asing; Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.21MENIII2004 tentang Pengguaan Tenaga Kerja Asing Sebagai Pemandu
NyanyiKaraoke; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07MENIII2006 tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Ijin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing IMTA; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15MENIV2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07MENIII2006 tentang Penyederhanaan Prosedur Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
IMTA; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.34MENIII2006 tentang Ketentuan Pemberian Ijin Mempekerjakan Tenaga
Kerja Asing IMTA Kepada Pengusaha Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing pada Jabatan Direksi atau Komisaris; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 44. 1
Tata Cara Permohonan Pengesahan RPTKA
Universitas Sumatera Utara
i
Sebelum pemberi kerja harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 3
menyebutkan bahwa “pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA harus memiliki RPTKA”. Untuk mendapatkan pengesahan RPTKA, pemberi kerja TKA
harus mengajukan permohonan secara tertulis yang dilengkapi alasan penggunaan TKA dengan melampirkan :
a. formulir RPTKA yang sudah dilengkapi;
b. surat ijin usaha dari instansi yang berwenang;
c. akte pendirian sebagai badan hukum yang sudah disahkan oleh pejabat
yang berwenang; d.
keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah setempat; e.
bagan struktur organsisasi perusahaan; f.
surat penunjukkan TKI sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan; g.
copy bukti lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di perusahaan; dan h.
rekomendasi jabatan yang akan diduduki oleh TKA dari instansi tertentu apabila diperlukan.
Formulir RPTKA sebagaimana dimaksud pada huruf a memuat : a.
Identitas pemberi kerja TKA; b.
Jabatan danatau kedudukan TKA dalam struktur bagan organisasi perusahaan yang bersangkutan;
c. Besarnya upah TKA yang akan dibayarkan;
Universitas Sumatera Utara
i
d. Jumlah TKA;
e. Lokasi kerja TKA;
f. Jangka waktu penggunaan TKA;
g. Penunjukkan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping
TKA yang dipekerjakan; dan h.
Rencana program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja Indonesia. 2
Pengesahan RPTKA Dalam hal hasil penilaian kelayakan permohonan RPTKA telah sesuai prosedur
yang ditetapkan, Dirjen atau Direktur harus menerbitkan keputusan pengesahan RPTKA. Penerbitan keputusan pengesahan RPTKA dilakukan oleh Dirjen untuk
permohonan penggunaan TKA sebanyak 50 lima puluh orang atau lebih. serta Direktur untuk permohonan penggunaan TKA yang kurang dari 50 lima puluh
orang. Keputusan pengesahan RPTKA ini memuat : a.
Alasan penggunaan TKA; b.
Jabatan danatau kedudukan TKA dalamm struktur organisasi yang bersangkutan;
c. Besarnya upah TKA;
d. Jumlah TKA;
e. Lokasi kerja TKA;
f. Jumlah TKI yang ditunjuk sebagai pendamping TKA; dan
g. Jumlah TKI yang dipekerjakan.
3 Perubahan RPTKA
Universitas Sumatera Utara
i
Pemberi kerja TKA dapat mengajukan permohonan perubahan RPTKA sebelum berakhirnya jangka waktu RPTKA. Perubahan RPTKA tersebut meliputi
: a.
penambahan, pengurangan jabatan beserta jumlah TKA; b.
perubahan jabatan; danatau c.
perubahan lokasi kerja. 4
Persyaratan TKA Bagi Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja wajib
memenuhi persyaratan yakni: memiliki pendidikan danatau pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 lima tahun yang sesuai dengan jabatan yang akan
didudukinya; bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja warga negara Indonesia khususnya Tenaga Kerja Indonesia
TKI pendamping; dan dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. 5
Perijinan Ijin Menggunakan Tenaga Kerja Asing IMTA diberikan oleh Direktur
Pengadaan dan Penggunaan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi kepada pemberi kerja tenaga kerja asing, dengan terlebih dahulu
mengajukan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi visa TA-01 dengan melampirkan Pasal 23;
a. Copy Surat Keputusan Pengesahan RPTKA;
b. Copy paspor TKA yang akan dipekerjakan;
c. Daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan;
Universitas Sumatera Utara
i
d. Copy ijasah danatau keterangan pengalaman kerja TKA yang akan
dipekerjakan; e.
Copy surat penunjukkan tenaga kerja pendamping; dan f.
Pas foto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 1 satu lembar. Dalam hal Ditjen Imigrasi telah mengabulkan permohonan visa untuk
dapat bekerja atas nama TKA yang bersangkutan dan menerbitkan surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa, maka pemberi kerja TKA
mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan Pasal 24: a.
copy draft perjanjian kerja; b.
bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri;
c. copy polis asuransi;
d. copy surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visal; dan
e. foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 dua lembar.
Dalam perkembangannya tampak seperti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaturan mengenai penggunaan.
B. Kewajiban Perusahaan Dalam Pengajuan Kemudahan Tenaga Kerja