Kesimpulan Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

i

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penanaman Modal menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM menyebutkan sebagai segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Menjadi perhatian khusus dalam pembahasan UUPM yakni dalam hal pemberian kepastian hukum sebagai persamaan dengan supremasi hukum yang mana memiliki makna sebagai pimpinan dalam menjalankan kehidupan yang apabila tercapai akan menghasilkan keadilan sosial, menjaga nilai moral bangsa, dan memberikan jaminan perlindungan. Kepastian hukum tersebut dituangkan dalam kebijakan dasar penanaman modal yakni dengan memberikan perlakuan yang sama bagi para penanam modal baik penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing the most favoured nations tanpa membeda- bedakan ataupun memberi perlakuan yang khusus terhadap para investor tertentu sebagai upaya mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Di dalam pengaturan UUPM Pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Di dalam UUPM menentukan Universitas Sumatera Utara i bidang usaha yang terbuka dan tertutup bagi penanam modal asing. Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. Selanjutnya, dalam menciptakan peningkatan ekonomi yang tinggi selalu penekanannya terhadap akumulasi modal. Akumulasi modal ini tidak semata mencakup modal fisik tetapi juga human capital tenaga kerja. Di dalam UUPM Pasal 10 ayat 2 disebutkan Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kebutuhan penggunaan tenaga kerja asing dilatarbelakangi oleh belum mampunya tenaga kerja warga negara Indonesia dalam menggunakan teknologi yang ada sehingga perlu adanya pendampingan daripada tenaga kerja asing untuk mempermudah proses yang ada. Perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sehingga secara berangsur-angsur tenaga kerja asing tersebut dapat digantikan oleh tenaga kerja warga negara Indonesia. Ketentuan dalam Penanaman Modal tidak akan menarik tanpa adanya insentif-insentif yang diberikan. Maka, Pemerintah telah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal di Indonesia. Hal tersebut diatur di dalam Pasal 18 ayat 4 UUPM. Universitas Sumatera Utara i 2. Pengadaan Kawasan Ekonomi Khusus merupakan amanat Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 31 tersebut menjelaskan bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat diterapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus. Maka, dengan pedoman tersebut Pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus dan kemudian melahirkan peraturan pelaksananya yakni Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus KEK. Bentuk investasi yang ditawarkan memiliki perbedaan dengan yang berada di luar KEK karena Pemerintah memberikan perlakuan khusus kepada para investor yang melakukan usaha di kawasan tersebut dengan pemberian fasilitas dan kemudahan dalam upaya menarik minat penanam modal. Fasilitas dan Kemudahan yang diberikan bagi Badan Usaha serta Pelaku Usaha di KEK disebutkan pada Pasal 2 PP Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK yakni diantaranya : a. perpajakan, kepabeanan, dan cukai; b. lalu lintas barang; c. ketenagakerjaan; d. keimigrasian; e. pertanahan; dan Universitas Sumatera Utara i f. perizinan dan nonperizinan; 3. Untuk meningkatkan minat penanam modal melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia, maka pemerintah memberikan sejumlah fasilitas dan kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Hal ini dapat dibuktikan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus. Sejumlah fasilitas dan kemudahan di Kawasan Ekonomi khusus menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus terbagi atas 6 enam bidang fasilitas dan kemudahan. Salah satu diantara ke 6 enam fasilitas dan kemudahan tersebut adalah fasilitas dan kemudahan ketenagakerjaan. Fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan di antaranya yakni dalam hal penggunaan Tenaga Kerja Asing TKA di kawasan tersebut. Di dalam KEK para pekerja dimudahkan dengan segala aktivitas yakni dengan adanya Lembaga Kerja Sama Tripartit Khusus, Dewan Pengupahan yang ada di KEK, adanya Serikat PekerjaSerikat Buruh, dan Pemberian Kerja Bersama. Dalam memperoleh kemudahan mendapatkan pengesahan Rencana Penggunaan TKA dan Izin Mempekerjakan TKA di KEK, Badan Usaha atau Pelaku Usaha selaku pemberi kerja TKA dapat mengajukan permohonan kepada pejabat bidang ketenagakerjaan di Administrator KEK yang ditunjuk oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Kemudian mengenai teknis pelaksanaan syarat-syarat yang harus disertakan ditentukan lebih lanjut di Universitas Sumatera Utara i dalam ketentuan Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Dari perkembangan yang telah dikemukakan tampak memperlihatkan semakin dipermudahnya proses perizinan dalam penggunaan tenaga kerja asing dan pemberian fasilitasnya juga semakin memudahkan para pekerja yang bekerja di KEK. Namun, belum adanya peraturan atau undang-undang yang khusus untuk mengatur tenaga kerja yang dapat dipakai atau dipergunakan sebagai panduan dalam mengatur aspek hukum tenaga kerja asing.

B. Saran