Syarat-Syarat dalam Penanaman Modal

memberikan jaminan perlindungan. Isu supremasi hukum yang berkembang bersamaan dengan urgensi adanya hukum pada dasarnya bertujuan: pertama, mewujudkan keadilan teoretis. Dalil-dalil Aristoteles menunjukkan, keadilan tercapai karena setiap orang diberikan bagian sesuai jasanya dan diberikan bagian yang sama tanpa memperhatikan jasanya; kedua, dalam rangka memberikan manfaat teori utilitas. Dalam hal ini hukum bertujuan mewujudkan kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Kebahagiaan ini terwujud apabila setiap orang memperoleh kesempatan sama dibarengi penciptaan ketertiban. Syarat terakhir ini melahirkan kebutuhan mengenai kepastian hukum. 42

D. Syarat-Syarat dalam Penanaman Modal

Supremasi hukum dan kepastian hukum tampak memiliki hubungan saling melengkapi. 1. Syarat Bentuk-Bentuk Usaha Penanaman Modal Bentuk-bentuk badan usaha dalam penanaman modal di atur dalam UUPM Pasal 5 Angka 1 dan 2 Bab IV tentang Bentuk Badan Usaha dan Kedudukan, yakni merumuskan bahwa penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum, atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan oleh undang-undang. Badan usaha yang berbentuk badan hukum terdiri atas : 42 Putu Sudarma Sumadi, Supremasi Hukum: Validitas Proses Pembentukan dan Konsistensi Dalam Penerapan Hukum, orasi ilmiah disampaikan pada upacara peringatan dies natalis ke-37 Universitas Mahendradatta 29 September 1999, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara a. Perseroan Terbatas PT 1 Memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas oleh PMDN minimum dasar PT yaitu Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah. Minimal 25 dari modal dasar telah disetorkan ke dalam PT. Berbeda dengan PT. PMA untuk investasi kurang lebih Rp 10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah; 2 Pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang dimilikinya; 3 Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu diwajibkan agar suatu badan usaha berbentuk PT. b. Koperasi 1 Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. 2 Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota koperasi. Bentuk badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum terdiri atas : a. Persekutuan Perdata 1 Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya; 2 Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata. Universitas Sumatera Utara b. Firma 1 Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah nama bersama; 2 Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma. c. Persekutuan Komanditer CV 1 Terdiri dari Persero Aktif dan Persero PasifKomanditer. 2 Persero Aktif bertanggung jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV. Sedangkan untuk penanaman modal asing dalam Pasal 5 Angka 2 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal merumuskan bahwa badan usaha untuk penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara. 2. Syarat Perizinan Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non-perizinan Penanaman Modal didefinisikan bahwa Izin Prinsip Penanaman Modal, yang selanjutnya disebut izin Prinsip yang wajib dimiliki dalam rangka memulai usaha. Izin Prinsip diperlukan oleh perusahaan yang membutuhkan fasilitas dan bidang usaha mendapat fasilitas fiskal sehingga wajib diajukan oleh investor. Bagi penanaman modal asing PMA, Izin Prinsip baru dapat diajukan setelah perusahaan membentuk badan hukum Indonesia yaitu berbentuk perseroan terbatas PT. Namun bila perusahaan PMA tidak membutuhkan fasilitas fiskal pembebasan bea masuk, PPN dan PPh walaupun bidang usahanya memperoleh Universitas Sumatera Utara fasilitas tersebut, penanam modal asing tidak perlu memiliki Izin Prinsip. Karena itu, bila investor asing menganggap bidang usahanya membutuhkan fasilitas fiskal, pengajuan Permohonan Izin Prinsip Penanaman Modal dapat langsung dilakukan belum memiliki Pendaftaran Penanaman Modal. Sama halnya dengan penanam modal dalam negeri, jika merasa membutuhkan fasilitas pada bidang usaha yang memang memungkinkan mendapat fasilitas tersebut, ia juga wajib memiliki Izin Prinsip. Namun jika investor PMDN merasa tidak membutuhkan fasilitas fiskal tidak perlu mengajukan Permohonan Izin Prinsip Penanaman Modal. Bagi Investor dalam negeri perusahaan perorangan yang ingin memperoleh Izin Prinsip, ia harus memiliki akta pengesahan pendirian perusahaan atau Kartu Tanda Penduduk KTP serta NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak. Berbeda dengan pelayanan yang diberikan penanam modal dalam negeri. PMA hanya dapat mengajukan Permohonan Izin Prinsip Penanaman Modal kepada PTSP BKPM karena merupakan lingkup kewenangan pemerintah. Sementara PMDN secara prosedur mengajukan permohonan izin prinsip kepada PTSP Kabupaten bila proyek berlokasi di satu kabupaten dan kepada PTSP provinsi ketika proyek berlokasi lintas KabupatenKota atau ke BKPM bila proyek berlokasi lintas provinsi. Sementara masa berlakunya izin prinsip lima tahun sampai mendapat izin usaha setelah berproduksi komersial. Masa berlakunya izin prinsip PMDN dan PMA selama perusahaan masih melakukan operasinya. Universitas Sumatera Utara Permohonan Izin Prinsip diajukan dengan mengisi formulir izin prinsip baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy sesuai investor module BKPM. Permohonan Izin Prinsip disampaikan langsung oleh direksi perusahaan bersangkutan, dan jika berhalangan dapat menguasakan kepada pihak lain disertai surat kuasa asli. 3. Syarat Bidang Usaha Setiap pengaplikasian penanaman modal selalu berkaitan dengan bidang usaha penanaman modal. Mengenai bidang-bidang usaha penanaman modal telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang pada prinsipnya menentukan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah : a. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan b. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang. Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing- masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. Pemerintah menetapkan bidang Universitas Sumatera Utara usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. Pengaturan bidang usaha penanaman modal dalam Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, mengatur tentang beberapa hal yakni : a. Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal b. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. c. Penanaman modal pada bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang tata ruang dan lingkungan hidup. d. Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal Universitas Sumatera Utara yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut : 1 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. 2 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. 3 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud. Dalam hal penanaman modal asing melakukan perluasan kegiatan usaha dalam bidang usaha yang sama dan perluasan kegiatan usaha tersebut membutuhkan penambahan modal melalui penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu right issue dan penanam modal dalam negeri tidak dapat berpartisipasi dalam penambahan modal tersebut, maka berlaku ketentuan mengenai hak mendahului bagi penanam modal asing, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perseroan terbatas. 4. Syarat Modal Peraturan mengenai modal dalam UUPM mengatur bahwa Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis. Modal dalam penanaman modal terbagi atas: Universitas Sumatera Utara a. Modal asing, yakni modal yang dimiliki oleh Negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. b. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, perseorangan warga Negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing mengatur bahwa perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing, selanjutnya disebut Perusahaan PMA, pada dasarnya berbentuk usaha patungan dengan persyaratan bahwa pemilikan modal saham peserta Indonesia dalam perusahaan patungan tersebut sekurang-kurangnya 20 dua puluh persen dari seluruh nilai modal saham perusahaan-perusahaan pada waktu pendirian perusahaan patungan, dan ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya 51 lima puluh satu persen dalam waktu 20 dua puluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial sebagaimana tercantum dalam izin usahanya. Perusahaan PMA dapat didirikan dengan jumlah modal yang ditanamkan sekurang-kurangnya US 250.000.- dua ratus lima puluh ribu dollar Amerika Serikat apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut : a. padat karya dengan jumlah tenaga kerja langsung sekurang-kurangnya 50 lima puluh orang, dan: 1 sekurang-kurangnya 65 enam puluh lima persen hasil produksi untuk diekspor; atau Universitas Sumatera Utara 2 menghasilkan bahan baku atau bahan penolong atau barang setengah jadi atau komponen untuk memenuhi kebutuhan industri lain; b. melakukan kegiatan dibidang usaha jasa tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undagan yang berlaku. Perusahaan PMA yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a dapat didirikan dengan persyaratan bahwa pemilikan modal saham peserta Indonesia pada saat perusahaan didirikan sekurang-kurangnya 5 lima persen dari seluruh nilai modal saham perusahaan pada saat didirikan dan ditingkatkan menjadi sekurang-kurangnya 20 dua puluh persen dari seluruh nilai modal saham perusahaan dalam jangka waktu 10 sepuluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial sebagaimana tercantum dalam izin usahanya. Modal saham peserta Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditingkatkan lagi menjadi sekurang-kurangnya 51 lima puluh satu perseratus dari seluruh nilai modal saham perusahaan dalam waktu 20 dua puluh tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi secara komersial. Perusahaan PMA dapat pula didirikan dengan modal saham yang seluruhnya dimiliki oleh peserta asing, dengan syarat: 43 a. berlokasi di Kawasan Berikat; b. seluruh hasil produksinya untuk ekspor. 43 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing, Pasal 2-5. Universitas Sumatera Utara Dalam waktu 5 lima tahun terhitung sejak perusahaan berproduksi komersial, sekurang-kurangnya 5 lima perseratus dari seluruh nilai modal sahamnya wajib dijual kepada Warga Negara Indonesia atau badan hukum yang modal sahamnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia atau badan-badan tertentu yang diberi perlakuan sama dengan Warga Negara Indonesia, sebagai peserta Indonesia. Penguasaan dan pemilikan tanah untuk perusahaan PMA yang berlangsung di Kawasan Berikat sepenuhnya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan mengenai pertanahan bagi usaha di lingkungan Kawasan Berikat. 5. Syarat Kepemilikan Saham Dengan terjadinya perubahan struktur politik dan ekonomi di berbagai bagian dunia, serta meluasnya globalisasi perekonomian dunia, banyak negara yang dulunya sangat tertutup bagi penanaman modal asing, sekarang telah membuka kesempatan yang sebesar-besarnya kepada modal asing dalam rangka meningkatkan kesempatan kerja, pertumbuhan dan memperluas kegiatan ekonominya. Keadaan tersebut telah menimbulkan persaingan yang semakin tajam dalam penanaman modal asing untuk peningkatan dan perluasan investasi. Perubahan di berbagai belahan dunia dimaksud berlangsung dengan cepat, sehingga mendorong banyak negara melakukan efisiensi perekonomiannya agar kelangsungan peningkatan dan perluasan investasi serta peningkatan produktivitas dapat terjamin. Universitas Sumatera Utara Keadaan ini telah menimbulkan persaingan yang sangat tajam dalam perdagangan dunia. Keadaan seperti diatas berlangsung bersamaan dengan upaya bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan memperluas kegiatan ekonomi serta memperbaharui pembangunan nasionalnya dengan memberikan peranan yang yang semakin besar kepada masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam meningkatkan daya saing dalam investasi dan perdagangan dunia serta alih teknologi, kemampuan managerial dan modal agar semakin mampu meningkatkan investasi, pertumbuhan dan perluasan kegiatan ekonomi di berbagai daerah, maka dipandang perlu memberikan perangsang yang lebih menarik terhadap penanaman modal asing. Guna mencapai sasaran dimaksud, maka dipandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap ketentuan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing. 44 44 Penjelasan Umun pada Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing yang merupakan salah satu bagian dari kelengkapan Undang-Undang Penanaman Modal Asing, kegiatan penanaman modal di Indonesia, khususnya penanaman modal asing, telah cukup berkembang dengan baik dan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara Namun demikian sejak pertengahan tahun 1997 di berbagai negara telah terjadi perubahan keadaan ke arah kemunduran perekonomian yang disebut sebagai krisis ekonomi, yang terjadi pula di Negara Indonesia. Dalam rangka mempercepat pemulihan perekonomian nasional Indonesia akibat krisis tersebut, diperlukan langkah kebijakan reformasi, khususnya kebijakan dibidang penanaman modal untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan ekonomi serta memperbaharui pembangunan nasional dengan memberikan peranan yang semakin besar kepada masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan nasional. Tampaknya pemerintah menyadari bahwa perkembangan dunia bisnis khususnya dalam menarik investasi semakin kompetitif. Untuk itu pada tahun 2001 pemerintah pun kembali menyesuaikan ketentuan penanaman modal asing, yakni dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing PP No.832001. Dalam pertimbangan dikeluarkannya PP 832001 disebutkan, bahwa dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, diperlukan langkah-langkah untuk lebih mengembangkan iklim usaha yang semakin mantap dan lebih menjamin kelangsungan penanaman modal asing. Sehubungan dengan hal inilah maka dipandang perlu menyempurnakan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Kepemilikan saham dalam penanaman modal juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Universitas Sumatera Utara Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal dalam Pasal 6 menyatakan bahwa dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut : a. Batasan kepemilikan modal dalam penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. b. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. c. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud. 6. Syarat Ketenagakerjaan Peran sumber daya manusia atau tenaga kerja terbukti memang memainkan peranan paling vital dalam pembangunan ekonomi. Banyak negara industri memusatkan perhatiannya terhadap penyelenggaraan investasi kepada penggunaan sumber daya manusia karena hal tersebut merupakan faktor yang signifikan. Faktor ini memang dianggap terpisah atau tidak berkorelasi dengan penanaman modal, tetapi pengaruhnya sangat nyata terhadap pembangunan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Selama ini untuk menciptakan ekonomi yang tinggi selalu penekanannya terhadap pentingnya akumulasi modal. Penekanan terhadap akumulasi modal ini tidak semata mencakup modal fisik tetapi juga human capital tenaga kerjanya. Human capital atau modal, manusia dalam arti tenaga kerja saat ini memegang peranan yang sangat penting. Sekalipun tingkat teknologi sering dianggap sebagai sumber utama bagi keberlangsungan pertumbuhan yang berkelanjutan, semua tidak akan terlepas dari kemampuan manusia untuk menemukan teknologi baru tersebut dan menggunakannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi tersebut. Tanpa tenaga kerja dengan kualitas yang memadai untuk dapat dilakukan proses pembelajaran teknologi yang menyertai investasi itu sendiri. Bacharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan bahwa pengembangan sumber daya manusia sebagai kekuatan dan andalan masa depan bangsa hanya dapat tercapai jikalau sistem pengetahuan, pendidikan dan pembudayaan mendapat perhatian utama disamping penciptaan wahana-wahana transfer teknologi. 45 Filosofi ketenagakerjaan Indonesia yakni melindungi tenaga kerja berkewarganegaraan Indonesia yang bekerja di Indonesia. Menjadi hal lumrah di setiap wilayah negara di bumi ini mementingkan terlebih dahulu penggunaan tenaga kerja dari negaranya sendiri sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan kepada masyarakatnya dan menghindari kesenjangan sosial. Namun jika ada kebutuhan yang khusus dan sangat membutuhkan untuk penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia, maka tak terlepas dari pemenuhan berbagai syarat 45 Bacharuddin Jusuf Habibie, Beberapa Pemikiran Tentang Peran Sumber Daya Manusia Dalam Membangun Masa Depan Bangsa, Yogyakarta: UGM, 2004. Universitas Sumatera Utara agar tenaga kerja Indonesia terhindar dari kompetisi yang tidak sehat sehingga para calon tenaga kerja asing tersebut dapat bekerja di Indonesia. Didalam Pasal 10 ayat 2 UUPM disebutkan Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ditambahkan lagi kepada ayat 4 yakni perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang bermodalkan asing berkewajiban menyelenggarakan penyediaan fasilitas-fasilitas latihan dan pendidikan di dalam atau di luar negeri secara teratur dan terarah bagi warganegara Indonesia dengan tujuan agar nantinya secara berangsur-angsur tenaga-tenaga warga negara asing dapat diganti oleh tenaga-tenaga warga negara Indonesia. Ketentuan yang mengatur lebih lanjut berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing dijelaskan bahwa di dalam formulir pengajuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA harus memuat rencana program pendidikan dan pelatihan TKI.

E. Fasilitas Penanaman Modal