Pengolahan dan analisis data

Dari pasien pneumonia nosokomial yang di rawat di ruang rawat intensif, didapati sampel terbanyak diambil dengan cara pengambilan kultur darah dan sputum sebanyak 12 kali 46.2. Kemudian diikuti dengan cara pengambilan sampel melalui cairan efusi pleura yaitu 2 kali 7.7 , dan merupakan frekuensi yang terkecil. 5.1.2.4. Hasil Pewarnaan Gram Tabel 5.4. Distrubusi Frekuensi Karakterisitik Sampel berdasarkan Hasil Pewarnaan Gram Jenis Bakteri Frekuensi Presentasi Positif 3 11.5 Negatif 23 88.5 Total 26 100 Dari tabel 5.4. dapat diketahui bahawa ditemukan sebanyak 23 jenis bakteri 88.5 gram negatif yang menyebabkan pneumonia nosokomial. Diikuti dengan 3 jenis bakteri 11.5 gram positif. 5.1.2.5. Hasil Kultur Bakteri Tabel 5.5. Distrubusi Frekuensi Karakterisitik Sampel berdasarkan Hasil Kultur Bakteri Nama Bakteri Frekuensi Presentasi Acinobacter Baumanni 5 19.2 Enterobacter Aerogenes 2 7.7 Enterococcus Faeceli 3 11.5 Escherichia Coli 3 11.5 Klebsiella Pneumonia 9 34.6 Pseudomonas Aeurigonas 4 15.4 Total 26 100 Dari hasil tabel 5.5. dapat ditemukan bakteri yang paling banyak menyebabkan infeksi pneumonia nosokomial adalah Klebsiella Pneumonia yaitu sebanyak 9 kasus 34.6, diikuti dengan Acinobacter Baumanni, sebanyak 5 kasus 19.2 . Bakteri terendah yang menyebabkan pneumonia nosokomial adalah Enterobacter Aerogenes sebanyak 2 kasus 7.7 .

5.2. Pembahasaan

Menurut hasil penelitian berdasarkan usia, pasien pneumonia nosokomial yang terbanyak adalah pada kelompok usia 50-59 sebanyak 8 orang 30.8 dan diikuti dengan kelompok usia 40-49 sebanyak 5 orang 19.2 . Hasil penelitian ini berbeda dengan CDC yang mengatakan infeksi pneumonia nosokomial sering terjadi pada usia 65 tahun ke atas, hal ini dikarenakan faktor usia yang behubungan dengan daya tubuh CDC, 2007. Dari hasil penelitian frekuensi infeksi nosokomial pada pasien pneumonia nosokomial, berdasarkan jenis kelamin adalah, paling terbanyak didapati pada laki-laki yaitu 17 orang 65.4 dan manakala kasus terjadi pneumonia nosokomial pada perempuan adalah sebanyak 9 orang 34.6 . Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Catherine Hou , di Edouard Herriot University Hospital in Lyon, France pada tahun 2004 sehingga 2010 mengatakan bahawa 1873 55.8 adalah pasien laki-laki dan 1482 44.2 adalah perempuan Catherine, 2013. Namun, tidak ada penelitian yang mengatakan pneumonia nosokomial dipengaruhi oleh jenis kelamin. Data pengambilan sampel dilakukan dengan tiga metode yaitu melalui kultur darah, sputum, dan cairan efusi pleura Metode pengambilan sampel yang terbanyak adalah melalui kultur darah dan sputum yaitu dalam 12 kasus setiap metode 46.2 . Metode pengambilan sampel melalui kultur darah dikatakan dapat meneggakkan diagnosa pneumonia nosokomial kerana mempunyai spesifitas yang tinggi akan tetapi sensitivitasnya rendah yaitu kurang dari 15 . Chawla, 2008. Metode pengambilan sampel yang paling rendah adalah melalui cairan efusi pleura sebanyak dalam 2 kasus 7.7 . Menurut hasil penelitian berdasarkan jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia nosokomial, yang terbanyak adalah gram negatif yaitu sebesar 23 kasus 88.5 . Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta pada tahun 2012, mengatakan hasil penelitiannya didominasi oleh kuman gram negatif sebanyak 79,5. Hal ini karena terdapat beberapa kemungkinan penyebabnya dari fenomena ini, antara lain karena tidak tepat pemberian antimikroba dalam terapi empiris dan kurang tepat strategi pengendalian infeksi Retno,2012. Dari tabel 5.4, mengenai bakteri yang paling banyak menyebabkan pneumonia nosokomial adalah Klebsiella Pneumoni, dalam 9 kasus 34.6 diikuti dengan Acinobacter