Profil Pasien Nstemi Di Ruang Rawat Intensif Kardiologi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh JOHAN LIMAN

0 9 0 4 0 3 1 0 2

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

(3)

(4)

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Perbaikan Rancangan Produk dengan Menggunakan Integrasi Metode Kansei, QFD dan Axiomatic Design”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Januari 2014 Penulis,


(5)

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT. selaku Dosen Penguji atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.


(6)

6. Bapak Martin selaku Pembimbing Lapangan PT. Ocean Centra Furnindo yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

7. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini. 8. Orang tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa,

maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya.

9. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Andry, Hady, Sadikin, Nickxon, Niko, Mustofa, Wildan dan lain sebagainya.

11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Medan, Januari 2014


(7)

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

ABSTRAK ... xi

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Permasalahan ... I-5 1.3 Tujuan dan Manfaat ... I-6 1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir... I-8

II LANDASAN TEORI ... II-1 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo ... II-1 2.2 Ruang Lingkup Perusahaan ... II-2


(8)

2.3 Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4 Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.4.1 Struktur Organisasi ... II-3 2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.4.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-8 2.4.3.1 Jumlah Tenaga Kerja ... II-8 2.4.3.2 Jam Kerja ... II-9 2.4.3.3 Sistem Pengupahan ... II-11 2.5 Proses Produksi ... II-12 2.5.1 Bahan Baku ... II-12 2.5.1.1 Bahan Baku... II-12 2.5.1.2 Bahan Tambahan ... II-13 2.5.2 Mesin dan Peralatan ... II-14 2.5.2.1 Mesin Produksi ... II-14 2.5.2.2 Peralatan ... II-17 2.5.2.3 Utilitas ... II-18

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1 Kansei Engineering ... III-1 3.1.1 Definisi Kansei Engineering ... III-1


(9)

3.1.2 Tahapan-tahapan Kansei Engineering ... III-3 3.1.2.1 Tahap Pertama Kansei Engineering ... III-3 3.1.2.2 Tahap Kedua Kansei Engineering ... III-5 3.1.2.3 Tahap Ketiga Kansei Engineering ... III-7 3.1.3 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering ... III-8 3.2 QFD (Quality Function Deployment) ... III-13 3.3 Axiomatic Design ... III-17 3.3.1 Pengukuran Coupling ... III-20 3.3.2 Pengenalan Aksioma Informasi ... III-22 3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... III-23 3.4.1 Uji Validitas ... III-23 3.4.2 Uji Reliabilitas... III-24 3.5 Teknik Sampling ... III-25

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 ObjekPenelitian ... IV-1 4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Kerangka Berpikir ... IV-3


(10)

4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-4 4.7 Rancangan Penelitian ... IV-4 4.8 Sumber Data ... IV-8 4.9 Instrumen Penelitian ... IV-8 4.10 Metode Pengumpulan Data ... IV-9 4.11 Populasi dan Sampel ... IV-10 4.11.1 Populasi ... III-10 4.11.2 Sampel ... III-10 4.12 Pengolahan Data ... IV-12 4.13 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-16 4.14 Kesimpulan dan Saran ... IV-16

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan dan Pengolahan dengan Metode Kansei

Engineering ... V-1 5.1.1 Decision of Strategy ... V-1 5.1.2 Collection of Kansei Words... V-1 5.1.3 Setting of SD Scale of the Kansei Words... V-4 5.1.4 Collection of Product Samples ... V-4 5.1.5 A list of Item / Category ... V-4


(11)

5.1.6 Evaluation Experiment ... V-5 5.1.7 Multivariate Statistical Analysis ... V-38 5.1.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-45 5.1.7.2 Uji Validitas Data ... V-45 5.1.7.3 Uji Reliabilitas Data ... V-55 5.1.8 Interpretation of The Analyzed Data ... V-56 5.2 Pengumpulan dengan Metode Quality Function Deployment

(QFD) ... V-56 5.2.1 Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-56 5.2.2 Menyusun Matriks Perencanaan ... V-57

5.2.3 Menetapkan Karakteristik Teknik terhadap Kebutuhan

Konsumen ... V-64 5.2.4 Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik

Teknis Produk Dengan Keinginan Konsumen ... V-66 5.3 Axiomatic Design ... V-70 5.3.1 Proses Dekomposisi (Mapping) ... V-73

5.3.1.1 Dekomposisi untuk Kebutuhan Fungsional

Densitas Busa ... V-74 5.3.1.2 Dekomposisi untuk Kebutuhan Fungsional


(12)

BAB HALAMAN 5.3.1.2 Dekomposisi untuk Kebutuhan Fungsional

Maintainable Design ... V-76 5.3.2 Proses Pemetaan (Mapping) Kebutuhan Fungsional (FR)

pada Parameter Desain (DP) ... V-78 5.3.2.1 Proses Pemetaan (Mapping) pada Kebutuhan

Fungsional Level 1 ... V-79 5.3.2.2 Proses Pemetaan (Mapping) pada Kebutuhan

Fungsional Level 2 ... V-81 5.3.3 Mengukur Coupling Design ... V-85 5.3.4 The Information Axioms ... V-89

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1 Analisis Hasil Kuesioner ... VI-1 6.2 Analisis Perancangan Desain Produk dengan Kansei

Engineering ... VI-2 6.3 Analisis Matriks House of Quality untuk QFD ... VI-4

6.3.1 Analisis Matriks Variabel Produk Spring Bed 6 feet

terhadap Importance Weight dan Relative Weight ... VI-4 6.3.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja QFD ... VI-5


(13)

BAB HALAMAN 6.4 Analisis Hasil Pengembangan Rancangan dengan Axiomatic

Design... VI-6 6.4.1 Analisis Independence Axiom (Pengukuran Coupling

Design) ... VI-7 6.4.2 Analisis The Information Axioms ... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan... VII-1 7.2 Saran ... VII-2


(14)

1.1 Daftar Perusahaan Spring Bed ... I-2 1.2 Jumlah Penjualan Spring Bed PT. Ocean ... I-3 1.3 Jumlah Rumah Tangga di Medan dan Sumatera Utara 2005-2012 I-4 2.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Ocean Centra Furnindo ... II-8 2.2 Spesifikasi Mesin Pencetak Per ... II-14 2.3 Spesifikasi Mesin Rakit Per ... II-15 2.4 Spesifikasi Mesin Jahit ... II-15 2.5 Spesifikasi Mesin Corner Machine ... II-16 2.6 Spesifikasi Mesin PotongVertikal... II-16 2.7 Spesifikasi Mesin PotongHorizontal... II-17 2.8 Spesifikasi Mesin Compressor ... II-17 3.1 Contoh Kansei Words ... III-10 3.2 Pengukuran Independensi Fungsional dalam Kategori Desain ... III-21 4.1 Defenisi Operasional Penelitian ... IV-4 5.1 Kata-kata Kansei (Kansei Words) ... V-2 5.2 List of Item / CategorySpringBed 6 Feet ... V-5 5.3 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 1 ... V-6 5.4 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 2 ... V-8 5.5 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 3 ... V-11 5.6 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 4 ... V-13


(15)

5.7 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 5 ... V-15 5.8 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 6 ... V-18 5.9 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 7 ... V-20 5.10 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 8 ... V-23 5.11 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 9 ... V-25 5.12 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 10 ... V-28 5.13 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 11 ... V-30 5.14 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 12 ... V-33 5.15 Rekapitulasi Kuisioner Semantic Differential Kategori 13 ... V-35 5.16 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rata-rata ... V-38 5.17 Hasil Transpose Item dan Kategori Terhadap Kansei Words ... V-39 5.18 Hasil Pengurangan Antara Item dan Kategori Pada Kansei Word

Terhadap Nilai Nilai Constrain ... V-40 5.19 Pemilihan Modus untuk Setiap Item dan Kategori ... V-41 5.20 Rekapitulasi Hasil Pemilihan Modus ... V-42 5.21 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tertutup... V-42 5.22 Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden pada Kuisioner Tertutup . V-46 5.23 Perhitungan Skala Baru... V-48 5.24 Skala Interval dari Data Ordinal ... V-48 5.25 Perhitungan Nilai Korelasi Atribut 1 ... V-51


(16)

5.26 Hasil Perhitungan Validitas Variabel... V-54 5.27 Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-55 5.28 Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-57 5.29 Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-58 5.30 Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-59 5.31 Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-60 5.32 Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-62 5.33 Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-62 5.34 Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-63 5.35 Karakteristik Teknis yang Dibutuhan untuk Memenuhi

Kebutuhan Konsumen ... V-64 5.36 Dekomposisi Kebutuhan Fungsional (FR) dan Parameter Desain

pada Densitas Busa ... V-74 5.37 Dekomposisi Kebutuhan Fungsional (FR) dan Parameter Desain

pada Kesesuaian Dimensi ... V-75 5.38 Dekomposisi Kebutuhan Fungsional (FR) dan Parameter Desain

pada Maintainable Design ... V-76 5.39 Rekapitulasi Hasil Dekomposisi FR dan DP ... V-77 5.40 Desain Matriks 1 x 3 FR-DP 1 ... V-80 5.41 Pemetaan FR-DP Level 1... V-80


(17)

5.42 Proses Pemetaan Level 2 FR1-DP1, FR2-DP2 dan FR3-DP3 ... V-82 5.43 Pemindahan FR 2.1/DP 2.1. dan FR 2.2/DP 2.2 ... V-83 5.44 Pemindahan FR 2.2/DP 2.2 dengan FR 2.1/DP 2.1 ... V-83 5.45 Pemindahan FR 1.2/DP 1.2 dengan FR 2.1/DP 2.1 ... V-84 5.46 Hasil Proses Decoupling Pemetaan Level 2 ... V-84 5.47 Hasil Proses Decoupling Pemetaan Level 2 Akhir ... V-85 5.48 Rekapitulasi Hasil Dekomposisi FR dan DP ... V-86 5.49 Hasil Pengukuran Coupling Design ... V-89 5.50 Perhitungan Information Content ... V-91 6.1 Nilai Importance dan Relative Weight ... VI-5 6.2 Perhitungan Information Content ... VI-8


(18)

2.1 Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo ... II-3 3.1 Konsep Kansei Engineering ... III-2 3.2 Pengembangan Proses Produk ... III-4 3.3 Pengaplikasian Proses Kansei Engineering Tahap Kedua... III-6 3.4 Kansei Engineering System... III-7 3.5 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering ... III-9 3.6 Skala Semantic Differential 5 Titik... III-11 3.7 Desain House of Quality (HOQ) ... III-15 3.8 QFD Secara Keseluruhan ... III-16 3.9 Proses Pemetaan (Mapping) pada Empat Domain Utama

Axiomatic Design ... III-18 3.10 Kategori Desain Berdasarkan Independence Axiom ... III-19 4.1 Blok Diagram Secara Keseluruhan ... IV-13 4.2 Langkah-langkah Pengolahan Kansei Engineering ... IV-14 4.3 Langkah-langkah Pengolahan QFD ... III-15 4.4 Langkah-langkah Pengolahan Axiomatic Design ... IV-16 5.1 Diagram Afinitas Kata-kata Kansei (Kansei Words) ... V-3 5.2 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Spring Bed ... V-66 5.3 Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Produk Spring


(19)

5.4 Penentuan Tingkat Kesulitan dan Derajat Kepentingan ... V-69 5.5 QFD Produk Spring Bed 6 feet ... V-70 6.1 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering ... VI-2 6.2 Ukuran Kinerja QFD... VI-6


(20)

1. Kuesioner Semantic Differential ... L.1 2. Kuesioner Tertutup ... L.2 3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.3 4. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi

PT. Ocean Centra Furnindo ... L.4 5. Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Ocean Centra Furnindo ... L.5 6. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.6 7. Form Tugas Akhir ... L.7 8. Surat Penjajakan ... L.8 9. Surat Balasan Perusahaan ... L.9 10. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L.10 11. Lembar Asistensi Dosen ... L.11 12. Lembar Asistensi Perusahaan ... L.12


(21)

adanya keluhan konsumen dimana perancangan produk tersebut kurang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Perancangan produk spring bed yang sesuai dengan

voice of customer menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada

metode Kansei Engineering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan atribut karakteristik produk dimana responden diminta untuk mengisi perasaan ataupun citra mereka terhadap kata-kata kansei (kansei words). Metode Kansei Engineering

menghasilkan 6 atribut utama seperti ukuran panjang dan lebar spring bed, ketebalan foam matras pada spring bed, variasi warna pada spring bed, bahan utama yang digunakan pada divan ataupun sandaran spring bed, bentuk ujung pada sandaran ataupun divan serta fungsi tambahan yang ditambahkan pada produk spring bed 6 feet. Metode

quality function deployment menterjermahkan keinginan konsumen (voice of customer)

tersebut terhadap karakteristik teknis pada proses produksi. Densitas busa, kesesuaian dimensi dan maintainable design merupakan bagian dari karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibandingkan dengan karakteristik teknis lainnya. Ketiga karakteristik tersebut dibagi hingga ke level 2 dan kemudian dipetakan (mapping) sampai matriks tersebut berbentuk triangular matrix ataupun uncoupled atau decoupled

design. Nilai konten informasi aktual perusahaan didapatkan sebesar 0,01246 sedangkan

nilai konten informasi desain didapatkan sebesar 0,23958 yang menandakan bahwa terjadi peningkatan nilai konten informasi sebesar 0,22712 yang menunjukkan bahwa desain telah meningkat dibandingkan dengan kondisi aktual pada saat ini.

Kata Kunci: Kansei Engineering, QFD, Axiomatic Design, Usulan Perbaikan Rancangan.


(22)

adanya keluhan konsumen dimana perancangan produk tersebut kurang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Perancangan produk spring bed yang sesuai dengan

voice of customer menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada

metode Kansei Engineering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan atribut karakteristik produk dimana responden diminta untuk mengisi perasaan ataupun citra mereka terhadap kata-kata kansei (kansei words). Metode Kansei Engineering

menghasilkan 6 atribut utama seperti ukuran panjang dan lebar spring bed, ketebalan foam matras pada spring bed, variasi warna pada spring bed, bahan utama yang digunakan pada divan ataupun sandaran spring bed, bentuk ujung pada sandaran ataupun divan serta fungsi tambahan yang ditambahkan pada produk spring bed 6 feet. Metode

quality function deployment menterjermahkan keinginan konsumen (voice of customer)

tersebut terhadap karakteristik teknis pada proses produksi. Densitas busa, kesesuaian dimensi dan maintainable design merupakan bagian dari karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibandingkan dengan karakteristik teknis lainnya. Ketiga karakteristik tersebut dibagi hingga ke level 2 dan kemudian dipetakan (mapping) sampai matriks tersebut berbentuk triangular matrix ataupun uncoupled atau decoupled

design. Nilai konten informasi aktual perusahaan didapatkan sebesar 0,01246 sedangkan

nilai konten informasi desain didapatkan sebesar 0,23958 yang menandakan bahwa terjadi peningkatan nilai konten informasi sebesar 0,22712 yang menunjukkan bahwa desain telah meningkat dibandingkan dengan kondisi aktual pada saat ini.

Kata Kunci: Kansei Engineering, QFD, Axiomatic Design, Usulan Perbaikan Rancangan.


(23)

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk rumah tangga yang semakin meningkat dan tingginya persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produk spring bed. Spring bed merupakan tempat tidur yang paling banyak digunakan saat ini dibandingkan dengan produk lain seperti kasur, matras, tilam, karpet dan lain sebagainya. Kebutuhan akan tempat tidur yang nyaman membuat para perancang menciptakan tempat tidur atau kasur spring bed yang nyaman dan kuat dan juga mempertimbangkan berbagai faktor dalam penggunaannya. Keinginan konsumen akan beragam bentuk dan spesifikasi produk merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh perusahaan saat ini. Perusahaan diharuskan untuk merancang suatu produk yang cocok dan sesuai dengan keinginan konsumen agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

Evolusi di dalam perancangan produk membawa banyak perubahan diantaranya seperti perbaikan kualitas produk yang sama yang ada pada pasaran serta konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk dapat mengikuti arus persaingan, perusahaan dituntut untuk terus berinovasi dan menciptakan produk yang diinginkan serta menarik bagi konsumen


(24)

agar dapat mempertahankan posisi dari perusahaan tersebut di dalam perdagangan global.1

Pengembangan dan perancangan dilakukan dengan perancangan desain konsep, spesifikasi yang diinginkan, proses manufaktur hingga barang jadi. Kekurangan dari perusahaan ini adalah perusahaan tidak melakukan survei pasar ataupun penelitian akan keinginan konsumen terhadap produk yang akan dibuat. Perancangan tanpa penelitian pendahuluan tersebut membuat jumlah penjualan menurun dikarenakan produk yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan pelanggan.

PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahan yang bergerak di bidang manufaktur seperti matras, spring bed dan sofa. Perusahaan ini memproduksi busa yang digunakan pada matras serta spring bed. Perusahaan-perusahaan lain yang bergerak pada pembuatan spring bed di Indonesia khususnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Spring Bed

No Perusahaan

1 PT. Ocean Centra Furnindo 2 PT. Karya Furindo Modern 3 PT. Cahaya Bintang Selatan 4 PT. Power Indo Foam 5 PT. Gemilang Bintang Selatan 6 PT. Budi Raya Perkasa 7 PT. Ivana Mery Lestari 8 PT. Anugrah SuryaAlam 9 PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco 10 PT. Maju Busa Indah

Sumber: http://id.yellowpages.co.id diakses pada 14 September 2013 jam 14.20 WIB

1


(25)

Perusahaan-perusahaan lain yang bergerak pada pembuatan spring bed selain PT. Ocean Centra Furnindo cukup banyak di kota Medan sehingga terjadi persaingan antar perusahaan untuk memproduksi spring bed yang sesuai dengan keinginan konsumen agar dapat meningkatkan penjualan produk. Perusahaan ini memiliki persaingan dengan berbagai perusahaan lainnya dalam mendapatkan pangsa pasar yang ada. Data jumlah penjualan Spring Bed PT. Ocean spring bed 6 feet dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Jumlah Penjualan Spring Bed PT. Ocean Periode Periode 2011-2012 Periode 2012-2013

Juli 2948 2630

Agustus 3476 3125

September 3531 3334

Oktober 3119 2833

November 2813 2732

Desember 2974 2389

Januari 3664 3249

Februari 2993 2423

Maret 2841 2232

April 2745 2692

Mei 2409 2532

Juni 2528 2436

Juli - 2387

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

Spring bed merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh setiap orang. Jumlah rumah tangga yang ada di Indonesia khususnya kota Medan dan wilayah Sumatera Utara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan rumah tangga ini secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan spring bed dikarenakan setiap orang membutuhkan tempat untuk beristirahat. Jumlah rumah tangga di Medan dan Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.3.


(26)

Tabel 1.3 Jumlah Rumah Tangga di Medan dan Sumatera Utara 2005-2012

Tahun Medan Sumatera Utara

2005 422.922 2.705.189

2007 470.481 2.911.674

2008 472.025 2.980.434

2009 477.851 3.027.500

2010 481.286 3.037.716

2011 488.462 3.083.199

2012 493.231 3.131.600

Sumber: http://sumut.bps.go.id diakses pada 27 Desember 2013 pada jam 19.34 WIB

Industri yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed sudah mulai banyak bermunculan untuk menghasilkan spring bed yang bermutu dengan harga yang variatif. Perusahaan sadar akan pentingnya perancangan produk agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Filosofi yang digunakan sebagai solusi dari permasalahan adalah perancangan produk dengan menggunakan metode Kansei Engineering. Kansei Engineering adalah metode ataupun filosofi dimana perancangan dan pengembangan produk berorientasi kepada pelanggan. Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang yang bisa didefinisikan sebagai perasaan psikologis manusia. Kansei dalam bahasa Jepang dapat diartikan sebagai penerjemahan dari perasaan atau selera pelanggan terhadap suatu produk. Dalam konsep Kansei Engineering barang atau produk baru dibuat berdasarkan pada perasaan dan permintaan pelanggan.

Metode Quality Function Deployment (QFD) yang merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk desain dan pengembangan produk berorientasi pelanggan. Analisis permasalahan dengan menggunakan QFD bertujuan untuk mendapatkan suatu matriks yang menghubungkan karakteristik teknis produk dan


(27)

keinginan konsumen akan produk serta masalah-masalah yang terdapat dalam proses pengerjaan produk tersebut.

Hasil analisis dengan QFD kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode Axiomatic Design untuk penentuan parameter desain fungsi rancangan yang tepat. Indentifikasi kegunaan dari Axiomatic ataupun house of quality dapat digunakan untuk pembuatan tools baru (AHOQ/ Advanced House of Quality) pada perancangan.2 Tools ini merupakan pengembangan berdasarkan functional requirements yang diperoleh dari konsumen. Axiomatic Design merupakan suatu metodologi desain sistem dengan menggunakan metode matrix untuk menganalisa transformasi dari kebutuhan customer secara sistematis ke dalam functional requirements, parameter desain dan variabel proses. Desain axioms dapat mempengaruhi analisis dan proses pengambilan keputusan dalam mengembangkan desain produk.

1.2 Perumusan Permasalahan

Perumusan permasalahan pada penelitian ini adalah penurunan penjualan yang bertolak belakang dengan peningkatan rumah tangga yang ada di kota Medan ataupun Sumatera Utara karena produk yang dihasilkan saat ini kurang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Tujuan perancangan desain produk spring bed agar produk yang dirancang sesuai dengan keinginan konsumen dengan menggunakan metode Kansei Engineering, pengembangan produk dengan menggunakan metode QFD serta memilih parameter desain fungsi

2

Manchulenko, Noel. 2001. Applying Axiomatic Design Principles To The House of Quality. Canada : University of Windsor.


(28)

yang paling tepat dengan metode Axiomatic Design di perusahaan agar dapat menaikan jumlah penjualan perusahaan.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum dari penelitian tugas akhir ini adalah usulan perbaikan rancangan produk spring bed 6 feet dan desain dengan integrasi metode Kansei Engineering, QFD dan Axiomatic Design.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Mendapatkan atribut karakteristik produk (voice of customer) sesuai dengan

keinginan konsumen dengan menggunakan metode Kansei Engineering.

2. Mengetahui prioritas karakteristik teknis produk spring bed dalam upaya peningkatan kualitas ataupun pengembangan produk dengan menggunakan Quality Function Deployment.

3. Pengembangan desain karakteristik teknis dengan menggunakan metode Axiomatic Design.

Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama kuliah di lapangan kerja dan menambah keterampilan dalam menganalisis dan memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal perancangan dan pengembangan produk perusahaan sebagai acuan pelaksanaan perancangan produk dengan menggunakan metode


(29)

Kansei Engineering dengan metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design.

2. Manfaat bagi perusahaan

Sebagai masukan bagi perusahaan dalam perancangan dan pengembangan produk yang sesuai dengan keinginan ataupun kebutuhan masyarakat.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.4 Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dan perbaikan hanya dilakukan untuk proses pembuatan dan desain produk spring bed 6 feet di PT. Ocean Centra Furnindo.

2. Langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan metode Kansei Engineering dibatasi pada langkah ke delapan.

3. Penelitian dengan menggunakan metode Kansei Engineering untuk mengetahui atribut produk spring bed 6 feet yang diinginkan oleh konsumen, QFD untuk mendapatkan suatu matriks yang menghubungkan karakteristik teknis produk dan keinginan responden akan produk dan Axiomatic Design untuk pengembangan dan peningkatan desain.


(30)

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Kondisi internal perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

2. Responden tidak dipengaruhi pihak lain dalam pengisian kuisioner.

3. Semua fasilitas yang digunakan pada proses produksi berada dalam kondisi tidak rusak.

1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan yang ada, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II gambaran umum perusahaan, menguraikan tentang sejarah PT. Ocean Centra Furnindo, ruang lingkup perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, sistem pengupahan, bahan-bahan yang digunakan baik bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong, mesin dan peralatan yang digunakan serta uraian proses produksi.

Bab III Landasan Teori, berisi teori metode Kansei Engineering, metode Quality Function Deployment (QFD), metode Axiomatic Design (AD), uji validitas dan reliabilitas data serta teknik sampling.


(31)

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional, identifikasi variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik sampling, sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data dengan metode Kansei Engineering, metode Quality Function Deployment (QFD), metode Axiomatic Design (AD), pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data kuesioner, yang kemudian dilakukan pengolahan data yaitu validitas dan reliabilitas data, membangun matriks House of Quality (HOQ) dan pengembangan desain karakteristik teknis dengan Axiomatic Design untuk menghasilkan parameter desain yang tepat.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan data kuesioner, analisis pengolahan matriks House of Quality serta analisis pengolahan Axiomatic Design.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo

PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat tidur merupakan salah satu kebutuhan primer dimana setiap orang membutuhkan sebagai tempat untuk beristirahat setiap harinya. Perkembangan zaman dan teknologi memaksa perubahan pada tempat tidur yang awalnya dari bahan kayu ataupun tilam mulai dikembangkan hingga menjadi produk spring bed yang lebih nyaman digunakan. Spring bed yang ada juga beragam jenis dan dipengaruhi oleh kualitas, daya tahan, warna, spesifikasi dan lain sebagainya.

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 08 Agustus 1972 berlokasi di Jl. Gatot Subroto Medan-Binjai km 17,5 dan dikelola oleh sesama keluarga dengan menggunakan modal keluarga. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang turun temurun diwariskan sampai sekarang. Pabrik ini bernama PT. Ocean Foam pada awalnya dimana hanya memproduksi busa, akan tetapi berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, perusahaan ini mengembangkan produk hingga menjadi spring bed, sofa, matras dan lain sebagainya.

Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat dengan pesat serta kebutuhan spring bed yang meningkat mengakibatkan PT. Ocean Centra Furnindo memperluas jaringan usaha dan pangsa pasar yang ada serta pengembangan


(33)

pabrik baru di Pekan Baru, Riau. Perusahaan mengembangkan berbagai produk lainnya sehingga PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu produsen spring bed yang cukup terkenal oleh masyarakat Sumatera Utara, Aceh, Riau dan lain sebagainya.

2.2 Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu produsen spring bed yang ada di kota Medan. Kebutuhan konsumen yang makin meningkat memaksa PT. Ocean Centra Furnindo mengembangkan daerah pemasaran hingga Aceh, Riau dan lain sebagainya. PT. Ocean Centra Furnindo memproduksi berbagai jenis spring bed diantaranya seperti Helux, Ocean, Angel, Atlis, Ocean Foam (busa), Titov (sofa) dan lain sebagainya. PT. Ocean Centra Furnindo juga memproduksi sesuai dengan ukuran dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen.

2.3 Lokasi Perusahaan

PT. Ocean Centra Furnindo berlokasi di Jl. Gatot Subroto Medan-Binjai km 17,5, Medan – Sumatera Utara. Lokasi kantor pemasaran untuk produk spring bed dibedakan dengan lokasi pabrik tempat spring bed tersebut diproduksi.


(34)

2.4 Organisasi dan Manajemen 2.4.1 Struktur Organisasi1

Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Perusahaan ini memiliki berbagai aktivitas yang berbeda-beda serta sekelompok orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.dan saling betergantungan antara satu dengan lainnya yang harus dikoordinasikan sempurna agar sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

PT. Ocean Centra Furnindo memiliki struktur organisasi fungsional dimana susunan organisasi didasarkan pada fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut. Direktur PT. Ocean Centra Furnindo memiliki wenangan untuk memerintah manajer-manajer yang ada menyangkut bidang kerja masing-masing. Struktur organisasi PT. Ocean Centra Furnindo dapat dilihat pada Gambar 2.1. Direktur Manajer Pemasaran Manajer Personalia Manajer Keuangan Manajer Produksi Manajer Pembelian Salesman Staf Personalia Accounting Kepala Produksi Kepala Gudang

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo

1


(35)

2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing departemen adalah sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan PT. Ocean Centra Furnindo yang bertugas untuk:

a. Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan induk atas jalannya perusahaan.

b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas manajer. c. Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.

d. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar. 2. Manajer Produksi

Manajer produksi bertanggung jawab kepada direktur dan dibantu oleh kepala produksi dalam melakukan tugasnya. Tugas dari manajer produksi adalah sebagai berikut:

a. Bertanggungjawab atas dalam proses produksi dalam pabrik.

b. Menjaga proses produksi agar sesuai dengan standar mutu atau kualitas yang telah ditetapkan.

c. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai jumlah bahan baku yang diperlukan dan juga jumlah produksi.

d. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan.


(36)

3. Manajer Keuangan

Manajer keuangan bertanggung jawab kepada direktur dan dibantu oleh accounting dalam melakukan tugasnya. Tugas dari manajer keuangan adalah sebagai berikut:

a. Membantu direktur dalam menetapkan anggaran perusahaan.

b. Memeriksa dan menganalisa laporan aliran dana yang ada pada perusahaan.

c. Bertanggungjawab atas dokumen-dokumen yang memiliki nilai yang ada di perusahaan.

4. Manajer Pemasaran

Manajer pemasaran bertanggung jawab kepada direktur dan dibantu oleh salesman dalam melakukan tugasnya. Tugas dari manajer pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Merencanakan dan mengawasi segala kegiatan pemasaran.

b. Melakukan survei untuk mengetahui data mengenai tingkat kebutuhan konsumen akan spring bed, tingkat persaingan dan juga target pasar. c. Menentukan kebijakan serta strategi pemasaran produk.

d. Menentukan anggaran biaya pemasaran yang diperlukan. 5. Manajer Personalia

Manajer personalia bertanggung jawab kepada direktur dan dibantu oleh staf personalia dalam melakukan tugasnya. Tugas dari manajer personalia adalah sebagai berikut:


(37)

a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan training terhadap pegawai baru. c. Merencanakan kebutuhan pegawai seperti evaluasi kerja, upah kerja dan

lain sebagainya. 6. Manajer Pembelian

Manajer pembelian bertanggung jawab kepada direktur dan dibantu oleh kepala gudang dalam melakukan tugasnya. Adapun tugas dari manajer pembelian adalah sebagai berikut:

a. Memilih dan mengevaluasi supplier untuk mendapatkan bahan baku yang akan digunakan dalm proses produksi.

b. Membeli bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan. 7. Kepala Produksi

Kepala produksi bertanggung jawab kepada manajer produksi. Tugas dari kepala produksi adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi bagian produksi dan proses produksi agar berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

b. Memeriksa bagian ataupun alat yang mengalami kerusakan dengan bagian engineering pabrik.


(38)

8. Accounting

Accounting bertanggung jawab kepada manajer keuangan. Tugas dari Accounting adalah sebagai berikut:

a. Mencatat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Menyusun laporan keuangan baik laporan harian, bulanan hingga tahunan.

c. Memberikan laporan dana yang ada kepada manajer keuangan. 9. Salesman

Salesman bertanggung jawab kepada manajer pemasaran. Tugas dari Salesman adalah sebagai berikut:

a. Mendistribusikan produk-produk yang ada kepada toko ataupun kepada pelanggan langsung.

b. Menentukan jumlah produk yang diperlukan oleh pelanggan. 10. Staf Personalia

Staf personalia bertanggung jawab kepada manajer personalia. Tugas dari staf personalia adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan sistem penerimaan pegawai yang telah ditetapkan sebelumnya.


(39)

11. Kepala Gudang

Kepala gudang bertanggung jawab kepada manajer pembelian. Tugas dari kepala gudang adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi persediaan bahan yang ada di gudang bahan produksi. b. Melakukan inspeksi terhadap jumlah bahan produksi.

2.4.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1 Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja PT. Ocean Centra Furnindo sebanyak 139 orang dengan perincian jumlah tenaga kerja yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Ocean Centra Furnindo

No. Jabatan Jumlah (Orang)

1 Direktur 1

2 Manajer Produksi 1

3 Manajer Keuangan 1

4 Manajer Pemasaran 1

5 Manajer Personalia 1

6 Manajer Pembelian 1

7 Kepala Produksi 1

8 Accounting 4

9 Counter Sales 5

10 Salesman 15

11 Staf Personalia 4

12 Kepala Gudang 1

13 Tenaga kerja bagian produksi 57

14 Tenaga kerja bagian keuangan 2

15 Tenaga kerja bagian pemasaran 8

16 Tenaga kerja bagian personalia 5

17 Tenaga kerja bagian pembelian 5

18 Engineering 1

19 Supir 20

20 Security 5

Total 139


(40)

2.4.3.2 Jam Kerja

P.T. Ocean Centra Furnindo memiliki dua pembagian jam kerja diantaranya yaitu jam kerja bagi pekerja kantor dan jam kerja bagi karyawan ataupun operator pabrik. Pengaturan jam kerja di P.T. Ocean Centra Furnindo sebagai berikut :

a. Karyawan bagian Kantor 1. Hari senin hingga kamis

Pukul 08.30 – 12.00 WIB Kerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 WIB Kerja 2. Hari Jumat

Pukul 08.30 – 12.00 WIB Kerja Pukul 12.00 – 14.00 WIB Istirahat 3. Hari Sabtu

Pukul 08.30 – 12.00 WIB Kerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 WIB Kerja aktif

b. Karyawan bagian Produksi (khusus untuk divisi spring coil) 1. Shift I

Pukul 07.00 – 12.00 WIB Kerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 15.00 WIB Kerja


(41)

2. Shift II

Pukul 15.00 – 18.30 WIB Kerja Pukul 18.30 – 19.30 WIB Istirahat Pukul 19.30 – 23.00 WIB Kerja 3. Shift III

Pukul 23.00 – 04.00 WIB Kerja Pukul 04.00 – 05.00 WIB Istirahat Pukul 05.00 – 07.00 WIB Kerja

c. Karyawan bagian produksi (untuk divisi yang lainnya) 1. Shift I

Pukul 08.30 – 12.00 WIB Kerja Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 WIB Kerja 2. Shift II

Pukul 16.30 – 20.00 WIB Kerja Pukul 20.00 – 21.00 WIB Istirahat Pukul 21.00 – 23.30 WIB Kerja

Perusahaan ini tidak beroperasi pada hari minggu dan hari besar lainnya, akan tetapi terkadang pabrik dapat beroperasi untuk tujuan tertentu ataupun memenuhi kebutuhan produksi.


(42)

2.4.3.3 Sistem Pengupahan

Karyawan P.T. Ocean Centra Furnindo menerima gaji pada setiap minggunya yang dihitung dari hari senin sampai dengan hari sabtu pada minggu yang sama. Gaji pekerja pada P.T. Ocean Centra Furnindo berdasarkan pada ketentuan UMR (Upah Minimum Regional).

Perusaah memberikan upah lain selain upah resmi yang diberikan kepada karyawan yang dapat berupa :

a. Upah lembur

Upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan yang pembayarannya bersamaan dengan pembayaran gaji pada tiap minggunya.

b. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 3 bulan, dengan besar tunjangan sebagai berikut:

1. Karyawan dengan masa kerja 3-6 bulan memperoleh tunjangan sebesar ¼ kali gaji pokok sebulan.

2. Karyawan dengan masa kerja 6-9 bulan memperoleh tunjangan sebesar 1/2 kali gaji pokok sebulan.

3. Karyawan dengan masa kerja 9-12 bulan memperoleh tunjangan sebesar 3/4 kali gaji pokok sebulan.

4. Karyawan dengan masa kerja 1-3 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1 kali gaji pokok sebulan.


(43)

5. Karyawan dengan masa kerja 3-5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 1,5 kali gaji pokok sebulan.

6. Karyawan dengan masa kerja diatas 5 tahun memperoleh tunjangan sebesar 2 kali gaji pokok sebulan.

2.5 Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses transformasi input yang berupa material, tenaga kerja, mesin, metode kerja, dana, informasi dan lain sebagainya menjadi output yang berupa suatu produk.

2.5.1 Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan matras spring bed adalah sebagai berikut :

2.5.1.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Busa

Busa merupakan salah satu bahan utama yang digunakan dalam proses produksi spring bed. Busa digunakan sebagai alas dari spring coil dan terbuat dari campuran bahan-bahan kimia.


(44)

b. Per

Per merupakan salah satu bahan baku. Per merupakan gulungan kawat yang dibentuk dan diolah sehingga menjadi spring coil atau kawat per.

c. Besi

Besi merupakan bahan baku yang digunakan untuk membentuk pinggiran matras pada spring bed.

2.5.1.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi yang berguna untuk meningkatkan nilai ataupun mutu dari produk akhir yang akan dibuat. Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Kain

Kain merupakan bahan yang dijahit dengan busa sehingga menjadi kain busa. b. Cotton Sheet

Cotton Sheet ini dipasang pada tiap-tiap sudut rangka kawat per, agar kain busa tidak mudah robek

c. Benang

Benang berfungsi menjahit kain. d. Kawat

Kawat berfungsi mengikat per yang satu dengan per lainnya. e. Label

Label berfungsi pemberian nama ataupun kode produk dan informasi lainnya pada matras spring bed.


(45)

f. Plastik

Plastik berfungsi membungkus dan melindungi agar produk bersih dan tidak terkena noda ataupun jejak.

2.5.2 Mesin dan Peralatan

PT. Ocean Centra Furnindo menggunakan mesin sebagai peralatan utama di dalam proses pembuatan matras spring bed.

2.5.2.1 Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan PT. Ocean Centra Furnindo dalam kegiatan proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Mesin Pencetak Per

Mesin pencetak per berfungsi mencetak bahan baku berupa kawat menjadi per. Spesifikasi dari mesin pencetak per dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Spesifikasi Mesin Pencetak Per

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Spring Coils (per)

Power 250 Hp

Putaran 2975 rpm

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 209,8 A

Kapasitas terpasang 2.500.000 pcs Kapasitas terpakai 1.800.000 pcs/bulan

Jumlah Mesin 2 unit


(46)

2. Mesin Rakit Per

Mesin Rakit Per berfungsi merakit ataupun memberi bentuk pada per yang akan digunakan. Spesifikasi dari mesin rakit per dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Spesifikasi Mesin Rakit Per

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Coils Assembly (rakit per)

Power 150 Hp

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 23,6 A

Kapasitas terpasang 5.000 unit Kapasitas terpakai 4.500 unit/bulan

Jumlah Mesin 2 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

3. Mesin Jahit

Mesin jahit berfungsi menjahit kain yang akan digabungkan pada busa. Spesifikasi dari mesin jahit dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Spesifikasi Mesin Jahit

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Quilting (jahit)

Power 10 Hp

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 16,2 A

Kapasitas terpasang 22.500 meter Kapasitas terpakai 15.000 meter/bulan

Jumlah Mesin 1 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

4. Mesin Corner Machine

Mesin Corner Machine berfungsi menjahit lis yang ada di pinggiran matras pada spring bed. Spesifikasi dari mesin Corner Machine dapat dilihat pada


(47)

Tabel 2.5 Spesifikasi Mesin Corner Machine

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Mattress Spring Bed

Power 75 Hp

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 23,6 A

Kapasitas terpasang 6.000 mattress Kapasitas terpakai 4.000 mattress/bulan

Jumlah Mesin 11 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

5. Mesin PotongVertikal

Mesin Potong Vertikal berfungsi memotong busa secara vertikal. Spesifikasi dari mesin PotongVertikal dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Spesifikasi Mesin Potong Vertikal

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Matress Cutting

Power 75 Hp

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 168,6 A

Kapasitas terpasang 36.000 meter Kapasitas terpakai 15.000 meter/bulan

Jumlah Mesin 1 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

6. Mesin PotongHorizontal

Mesin Potong Horizontal berfungsi memotong busa secara horizontal. Spesifikasi dari mesin PotongHorizontal dapat dilihat pada Tabel 2.7.


(48)

Tabel 2.7 Spesifikasi Mesin Potong Horizontal

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Matress Cutting

Power 75 Hp

Tegangan 380 Volt

Kuat Arus 168,6 A

Kapasitas terpasang 36.000 meter Kapasitas terpakai 15.000 meter/bulan

Jumlah Mesin 1 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

7. Mesin Compressor

Mesin Compressor berfungsi menaikkan tekanan gas untuk memompa dan menyalurkan zat-zat kimia yang digunakan. Spesifikasi dari mesin Compressor dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Spesifikasi Mesin Compressor

Spesifikasi Keterangan

Jenis produk Matress Cutting

Kapasitas terpasang 300 liter/hari

Jumlah Mesin 1 unit

Sumber : PT. Ocean Centra Furnindo

2.5.2.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan PT. Ocean Centra Furnindo dalam proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Gun Ar C1 22

Gun Ar C1 22 berfungsi untuk mengikat kawat per dengan besi spring coil. Jumlah alat : 2 unit


(49)

2. Gun Ar 22

Gun Ar 22 berfungsi untuk mengikat besi spring coil dengan kawat per. Jumlah alat : 2 unit

3. Alat Pemotong

Alat pemotong berfungsi untuk memotong busa ke dalam ukuran yang diinginkan.

Jumlah alat : 1 unit

2.5.2.3 Utilitas

Utilitas merupakan sarana pendukung yang berguna untuk membantu semua kegiatan yang ada pada suatu pabrik. Utilitas yang digunakan pada PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut:

1. Genset

Genset merupakan pembangkit listrik cadangan untuk mesin apabila arus PLN terputus. Jumlah genset yang digunakan sebanyak 1 unit.

2. Trafo

Trafo merupakan alat yang berguna untuk mendistribusikan arus listrik PLN ke pabrik.

3. Forklift

Forklift berfungsi untuk memindahkan bahan-bahan berat ataupun produk yang telah jadi dari truk ke gudang bahan baku dan lain sebagainya.


(50)

3.1 Kansei Engineering1

3.1.1 Definisi Kansei Engineering 2

Kansei Engineering adalah teknologi yang menterjemahkan perasaan dan citra (image) pelanggan dengan tentang suatu produk kedalam elemen-elemen desain atau dengan bahasa lain adalah teknologi yang berorientasi pada pelanggan untuk pengembangan produk dengan berbasis pada ergonomika dan ilmu komputer. Kansei engineering merupakan suatu pengembangan produk dimana didasarkan atas keinginan dan kepuasan pelanggan akan suatu produk yang telah dianalisa berdasarkan emosi ataupun selera konsumen ke dalam desain produk.

Produk yang dihasilkan dari Kansei Engineering dapat disebut Produk Kansei. Produk Kansei bukan merupakan barang yang mahal ataupun berkualitas. Produk tersebut juga bukan tidak menekankan pada penampilan ataupun penampakan dan gaya produk yang bagus, tetapi produk yang dihasilkan Kansei merupakan produk yang mengaktualisasikan tentang kebutuhan dan keinginan konsumen berdasarkan pada fungsi dan bentuk serta apa yang diinginkan oleh konsumen dari produk yang ditawarkan. Konsep dari Kansei Engineering dapat dilihat pada Gambar 3.1.

1


(51)

Consumer’s Desire Producer’s Activity Sumber: Innovation of Kansei Engineering

Gambar 3.1 Konsep Kansei Engineering

Elemen-elemen dari Kansei merupakan subjek yang digunakan pada Kansei. Perancangan produk dengan menggunakan Kansei Engineering memiliki beberapa prosedur yang perlu dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Memisahkan desain ke dalam beberapa elemen-elemen.

2. Menafsirkan Kansei dari setiap elemen-elemen. 3. Merancangan produk secara keseluruhan.

Elemen-elemen yang ada memiliki pengaruh yang kuat terhadap kansei dan dibutuhkan perhatian yang lebih terhadap elemen-elemen tersebut serta penggabungan elemen-elemen ke dalam perancangan produk.

Penelitian Kansei Engineering dimulai sekitar tahun 1970 di Universitas Hiroshima, akan tetapi penelitian lebih lanjut mengenai Kansei lebih berkembang. Pada saat ini, metode rekayasa kansei telah diklasifikasikan ke dalam tiga tahap dan metode-metode baru akan muncul.

Non-existence Product Development

Good Product Good Quality Est.

Desired Product Needs Quality Est.


(52)

3.1.2 Tahapan-tahapan Kansei Engineering 3

Rekayasa Kansei memiliki tiga tipe teknik dari metode Kansei Engineering diantaranya adalah :

3.1.2.1 Tahap Pertama Kansei Engineering

Kansei Engineering tahap awal adalah tahapan yang paling mudah untuk dimengerti dan diperkenalkan. Kansei Engineering tahap awal memecahkan konsep mengenai produk yang telah ditargetkan ke dalam suatu konsep yang lebih detail. Tahapan-tahapan pada tahap awal ini adalah sebagai berikut:

1. Langkah Pertama : Identifikasi Target

Pengidentifikasian target dari pasar yang ada termasuk kepada produk tersebut akan dijual dan bagaimana menangani orang-orang tersebut. Langkah awal adalah memutuskan target pasar seperti produk ditujukan kepada anak-anak ataupun orang dewasa ataupun remaja. Penentuan target pasar ditentukan oleh para ahli yang ada di dalam lingkungan perusahaan ataupun didasarkan dari hasil survei bagian marketing. Pembuatan keputusan didasarkan pada data survei yang secukupnya dan studi pendahuluan.

2. Langkah Kedua : Penentuan konsep produk

Langkah selanjutnya adalah memutuskan konsep dari produk yang harus digabungkan ke dalam produk yang diinginkan oleh konsumen. Penentuan konsep produk didapatkan dari hasil survei ataupun penelitian terhadap gaya hidup dari konsumen ataupun target lainnya. Sebagai contoh apabila target


(53)

yang diambil merupakan anak remaja, maka diperlukan data mengenai gaya hidup mereka serta trend terkini dan juga korelasi terhadap pakaian dan trend lainnya.

3. Langkah Ketiga : Pengembangan konsep produk tersebut

Objek dari Kansei Engineering adalah untuk membuat suatu produk yang spesifik yang sesuai dengan Kansei manusia. Berdasarkan Kansei yang ada, tidak terdapat referensi terhadap ukuran, keguanaan, ataupun warna dari produk yang akan dirancang. Oleh karena itu, konsep dari produk seharusnya dikembangkan ke dalam beberapa level sehingga karakteristik teknis dari perancangan produk didapatkan. Contoh pengembangan produk dapat dilihat pada Gambar 3.2

Konsep Produk

Konsep 1

Konsep 2

Konsep 3

Konsep 1.1

Konsep 1.2

Konsep 1.3

Konsep 2.1

Konsep 2.2

Konsep 3.1

Konsep 3.2

Konsep 1.2.1

Konsep 1.2.2

Sumber: Innovation of Kansei Engineering


(54)

4. Langkah Keempat : Pengembangan dari karakteristik teknis

Pengembangan dari karakteristik teknis, konsep yang didapatkan telah lebih detail dan lebih mudah untuk dipahami. Dimensi dan bentuk dari produk yang dirancangan seperti ringan, mudah untuk dibawa dan lain sebagainya telah didapatkan pada langkah ini sehingga dapat dilakukan perancangan karakteristik teknis yang diinginkan oleh konsumen.

5. Langkah Kelima : Pengaplikasian ke dalam karakteristik teknis

Karakteristik teknis dari produk yang akan dirancang telah diputuskan sebelumnya tidak menunjukkan bahwa produk tersebut telah siap untuk dirancang. Tahapan ini hanya memiliki karakteristik yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu, karakteristik tersebut harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari produk yang akan dirancang.

3.1.2.2 Tahap Kedua Kansei Engineering

Kansei Engineering tipe pertama dimulai dengan pengembangan dan pengaplikasian ke dalam desain karakteristik yang kemudian karakteristik tersebut dikembangkan ke dalam karakteristik teknis. Kansei engineering tahap kedua hampir sama dengan kansei engineering tahap pertama dimana keduanya dimulai dari sebuah konsep kansei. Perbedaan antara kansei engineering tahap pertama dengan kansei engineering tahap kedua adalah konsep kansei yang dikonversikan ke dalam karakteristik teknis dengan menggunakan teknik kansei engineering yang dapat dilihat pada Gambar 3.3


(55)

Product Design Element Kansei Engineering

Consumer’s Kansei

Kansei Database Computer Technology Design Database

Sumber: Innovation of Kansei Engineering

Gambar 3.3 Pengalikasian Proses Kansei Engineering Tahap Kedua

Kansei Engineering tahapan kedua merupakan suatu teknik mengaplikasikan suatu image ataupun kansei dari suatu produk dimana keinginan konsumen direalisasikan ke dalam elemen produk tangible. Kansei engineering tahap kedua ini merupakan suatu metode yang memiliki database dari kansei konsumen dan mengaplikasikan kedua hubungan dengan karakteristik teknis tersebut.

Komponen penting yang terdapat dalam kansei engineering tahapan kedua adalah sebagai berikut:

1. Kansei yang ada di pikiran konsumen harus tercatat di dalam database yang memiliki semua kansei tersebut.

2. Sebuah desain database memiliki semua spesifikasi design yang berhubungan antara satu dengan lainnya.

3. Kegunaan dari fungsi yang telah disimpulkan memiliki hubungan antara kansei dengan desain spesifikasi tersebut.

Sistem KanseiEngineering secara kasar dapat dibagi ke dalam dua sistem yaitu pembuatan keputusan berdasarkan konsumen serta berdasarkan perancang. Pembuatan keputusan berdasarkan konsumen membantu


(56)

konsumen membuat keputusan ketika memilih suatu produk berdasarkan kansei sedangkan berdasarkan perancang merupakan suatu sistem yang menyediakan sebagai suatu referensi untuk perancang yang mendesain produk baru yang sesuai dengan produk kansei yang telah ditetapkan dan sistem akan mendiagnosa seberapa dekat desain terhadap kansei yang diinginkan.

Kansei

Kansei Diagnosis

Kansei Engineering

Technology

Product Design Elements

Design Input

Sumber: Innovation of Kansei Engineering

Gambar 3.4 Kansei Engineering System

3.1.2.3 Tahap Ketiga Kansei Engineering

Tahap Ketiga Kansei Engineering dimulai dengan suatu studi pendahuluan Kansei yang dihubungkan dengan desain karakteristik kansei. Perbedaan antara kansei tahapan kedua dengan tahapan ketiga adalah terdapat sebuah model matematika yang memiliki hubungan dari input hingga outpun yang didapatkan dari pencarian hubungan ataupun nilai korelasi.

Rekayasa Kansei4 (rekayasa afektif atau emosional) adalah suatu metode untuk menerjemahkan perasaan dan kesan ke dalam parameter produk, diciptakan pada tahun 1970 oleh Mitsuo Nagamachi.


(57)

Rekayasa Kansei atau Kansei Engineering merupakan suatu teknologi dalam bidang Ergonomi yang berorientasi pada pelanggan untuk pengembangan produk.

Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang yang bisa didefinisikan sebagai perasaan psikologis manusia. Kansei dalam bahasa Jepang dapat diartikan sebagai penerjemahan dari perasaan atau selera pelanggan terhadap suatu produk. Konsep Kansei Engineering barang atau produk baru dibuat berdasarkan pada perasaan dan permintaan pelanggan. Suatu ilustrasi sederhana berikut diharapkan bisa memberikan deskripsi singkat tentang apa Kansei itu sendiri.

Kansei Engineering menurut Nagamichi adalah teknologi yang menterjemahkan perasaan dan citra (image) pelanggan tentang suatu produk ke dalam elemen-elemen desain atau dengan bahasa lain adalah teknologi yang berorientasi pada pelanggan untuk pengembangan produk dengan berbasis pada Ergonomika dan ilmu komputer.

3.1.3 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering


(58)

Sumber: Kansei Engineering Affective

Gambar 3.5 Langkah-langkah dalam Kansei Engineering

Langkah-langkah pada Kansei Engineering adalah sebagai berikut: 1. Decision of Strategy

Strategi perusahaan merupakan langkah awal dimana perusahaan harus memiliki konsep ataupun strategi akan suatu produk baru. Hal ini termasuk ke dalam bentuk, konsep, pemasaran, target pasar dan lain sebagainya.

2. Collection of Kansei Words

Kansei word merupakan kata-kata kansei yang berkaitan dengan produk yang akan diteliti. Kansei word yang digunakan dapat berasal dari internet, jurnal, wawancara dan lain sebagainya dan merupakan kata sifat ataupun perasaan. Contoh kansei word dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(59)

Tabel 3.1 Contoh Kansei Words

No Kansei Words

1 Soft Hard

2 Bright Dark

3 Broad Narrow

4 Unique General

5 Expansive Unexpansive

6 Heavy Light

7 Refreshing Old

8 Unambiguous Ambiguous

9 Simple Complicated

10 Glamorous Unglamorous

11 Warm Cold

12 Individual Common

13 Have uplifting feeling No uplifting feeling

14 Nice ring Ill sounding

15 Roundish Squarish

16 Gentle Unkind

17 Masculine Feminine

18 Have sense of flowing No sense of flowing

19 Sharp Dull

20 Powerful Powerles

Sumber : Innovation of Kansei Engineering, page 41

3. Setting of SD Scale of the Kansei Words

Setting of SD Scale of the Kansei Words adalah kata-kata Kansei tersebut dikumpulkan untuk disusun pada skala Semantic Differential. Skala Semantic Differential adalah salah satu bentuk instrumen pengukuran yang berbentuk skala yang dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum. Instrumen ini juga digunakan untuk mengukur reaksi terhadap stimulus, kata-kata dan konsep-konsep dan dapat disesuaikan untuk orang dewasa atau anak-anak. Skala Semantic Differential dapat terbagi atas beberapa yaitu skala 5 titik Semantic Differential, 7 titik Semantic Differential, 9 titik Semantic


(60)

Differential dan 11 titik Semantic Differential. Contoh dari skala Semantic Differential dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Sumber : Innovation of Kansei Engineering

Gambar 3.6 Skala Semantic Differential 5 Titik

4. Collection of Product Samples

Collection of Product Samples adalah mengumpulkan sampel produk yang sejenis untuk dijadikan sebagai perbandingan dari perusahaan ataupun produsen yang berbeda.

5. A list of Item / Category

A list of Item / Category adalah list item dan kategori yang menyiratkan spesifikasi desain tentang produk sampel yang telah dikumpulkan. Sifat produk tersebut dapat berupa warna, bentuk, ukuran, merek, logo dan lain sebagainya.


(61)

6. Evaluation Experiment

Evaluation Experiment adalah evaluasi percobaan dimana responden diminta ntuk mencatat perasaan mereka dengan kata-kata kansei untuk setiap item kategori yang ada pada skala Semantic Differential.

7. Multivarite Statistical Analysis

Multivarite Statistical Analysis adalah analisis statistik ataupun uji statistik. Data-data yang telah didapatkan dievaluasi dan dianalisa dengan metode statistik (uji validitas dan reliabilitas dan lain sebagainya).

8. Intrepretation of the Analyzed Data

Intrepretation of the Analyzed Data adalah interpretasi data yang akan dianalisis dimana data-data tersebut harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering untuk menemukan hubungan antara kansei manusia dengan karateristik produk.

9. Explanation of the Data to Designer

Explanation of the Data to Designer adalah data yang telah diinterpretasi dijelaskan kepada desainer perusahaan untuk dapat membuat desain yang baru dengan bantuan desainer.

10. Check of Designer’s Sketch with KE Candidate

Check of Designer’s Sketch with KE Candidate adalah kolaborasi antara desainer dengan para insinyur. Para insinyur harus mendukung terciptanya perancangan produk baru berdasarkan data kansei engineering.


(62)

3.2 QFD (Quality Function Deployment)

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. Penyebaran fungsi mutu Quality Function Deployment adalah alat perancangan yang digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.5

Quality Function Deployment (QFD) pertama kali dikembangkan pada

tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Proses pengembangan QFD dikembangkan oleh Toyota dan pemasoknya yang telah menggunakannya dalam rancangan mobil.

Mamfaat utama dari QFD adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. 2. Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain.

3. Menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama.

4. Perkiraan-perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan sebelum dilakukan QFD.

5. Mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yuang difokuskan pada tahap perencanaan.


(63)

6. Mendorong terselenggaranya tim kerja dan menghancurkan rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik dan pabrikasi sejak awal proyek.

7. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan.

Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What) dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan (How).

Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin, yang mana kebutuhan dan keinginan mereka dijadikan sebagai titik awal (starting point) dari proses QFD. Oleh karena itu maka QFD disebut sebagai voice of customer. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak selalu puas dengan suatu produk meskipun produk tersebut telah dihasilkan dengan sempurna.

Prosedur pembuatan house of quality adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk. b. Menentukan kepentingan relatif atribut.

c. Evaluasi atribut dari produk pesaing.

d. Menggambarkan matriks atribut produk dan karakteristik teknik.

e. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk. f. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik.


(64)

Proses QFD dibuat dalam sebuah matriks rumah mutu yang disebut dengan nama Matriks House of Quality. Matriks ini menjelaskan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Bentuk matriks house of quality itu dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Sumber: http://www.emeraldinsight.com/content_images/fig/1310010103002.png Gambar 3.7 Desain House of Quality (HOQ)

Menurut Cohen, metode QFD memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu:

a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target.


(65)

b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk.

c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.

d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan produksi suatu produk. Gambar QFD secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Sumber : http://www.qualitytrainingportal.com/resources/problem_solving/images/qfd.gif Gambar 3.8 QFD Secara Keseluruhan


(66)

3.3 Axiomatic Design

Aksiomatik adalah teori desain yang merupakan pengetahuan dasar dan elemen-elemen desain dasar. Dalam hal ini hal, axiomatic design adalah metode desain ilmiah tetapi berdasarkan sistem teoritis yang didasarkan pada dua aksioma. Axiomatic design dikembangkan oleh Professor Nam Pyo Suh dari MIT (Masssuchet Institute of Technology) sebagai upaya membuat logika proses desain.6

Istilah penting dari teori Axiomatic Design adalah sebagai berikut:7

1. CA : Customer Attribute merupakan domain yang menampung kebutuhan dari sudut pandang konsumen.

2. FR : Functional Requiremen merupakan domain yang menampung semua fungsi yang ingin dicapai dari suatu desain atau produk. FRs adalah set persyaratan yang melengkapi karakteristik kebutuhan fungsional solusi desain dalam domain fungsional dengan beberapa batasan seperti keamanan, ekonomi, reliabilitas, dan kualitas. Quality Function Deployment (QFD) adalah tool yang diadopsi untuk menyelesaikan tindak lanjut set FRs.

3. DP : Design Parameter merupakan domain yang menjadi manifestasi dari FR bagaimana fungsi dari domain FR itu diwujudkan.

4. PV : Process Variable merupakan domain yang membahas bagaimana desain atau produk diproduksi. Atau dalam bahasa yang sederhana, PV adalah domain proses produksi dari suatu desain sebelum menjadi produk.

6

Basem Said El Haik with a foreward Nam P. Suh. Axiomatic Quality. 2005. Kanada : John Wiley & Sons Inc


(67)

Proses desain melibatkan tiga pemetaan antara empat domain. Prosedur desain ditentukan berdasarkan dengan hubungan dua domain tersebut pada setiap level hirarki proses desain. Proses pemetaan (mapping) pada empat domain utama Axiomatic Design dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sumber : Axiomatic Quality Basem Said El Haik with a foreward Nam P. Suh

Gambar 3.9 Proses Pemetaan (Mapping) pada Empat Domain Utama Axiomatic Design

Persamaan pemetaan FR = f (DP), atau dalam notasi matriks {FR}m×1 =

[A]m×p {DP}p×1, digunakan untuk merefleksikan hubungan antara domain, susunan

{FR}, dan kodomain, susunan {DP}, dalam physical mapping dimana susunan {FR}m×1 adalah vektor a dengan kebutuhan m, {DP}p×1 adalah vektor dari design

parameters dengan karakteristik p dan A adalah matriks desain. Berdasarkan pada aksioma kebebasan, desain ideal adalah one-to-one mapping yang menghasilkan DP yang spesifik yang dapat disesuaikan untuk memenuhi FR tanpa mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Bila matriks A adalah matriks diagonal persegi, desain disebut uncoupled (yaitu, masing-masing FR dapat disesuaikan atau diubah independen dari FR lainnya). Desain uncoupled adalah pemetaan satu-satu. Desain lain yang mematuhi aksioma kebebasan, meskipun dengan urutan desain diketahui, disebut decoupled. Pada decoupled desain, matriks A adalah matriks segitiga bawah atau


(68)

atas. Desain decoupled dapat diperlakukan sebagai desain uncoupled ketika DP disesuaikan dalam beberapa urutan disampaikan oleh matriks. Uncoupled dan entitas desain decoupled memiliki ketahanan konseptual (yaitu, DP dapat diubah untuk mempengaruhi persyaratan spesifik tanpa mempengaruhi FR lainnya dengan sengaja).

Sebuah desain coupled pasti menghasilkan matriks desain dengan sejumlah persyaratan, m lebih besar dari jumlah DP, p. Matriks desain persegi (m = p) dapat diklasifikasikan sebagai desain coupled ketika off-diagonal elemen matriks adalah nonzeros. Secara grafis, tiga klasifikasi desain digambarkan pada Gambar 3.10 untuk kasus matriks desain 2 × 2.

Sumber: El-Haik, Basem (2005)


(69)

3.3.1 Pengukuran Coupling

Sejak Coupling didefinisikan dalam skala yang terus-menerus dan fundamental untuk memperoleh ukuran coupling dalam mengevaluasi derajat pada desain pemetaan tertentu. Suh dan Rinderle dalam Yang, Kai (2003) mengusulkan penggunaan reangularity (R) dan semangularity (S) sebagai l ukuran couple. R dan S didefinisikan masing-masing dalam (3.1) dan (3.2). R adalah ukuran dari orthogonality antara DPs dalam hal nilai absolut produk fraksional geometris dari semua sudut antara pasangan DP berbagai kombinasi dari matriks desain. Pada saat R berkurang, tingkat coupling meningkat. Di sisi lain, Semangularity (S) adalah ukuran sudut paralelisme pasangan DP dan FR. Ketika R = S = 1, desain tepenuhi sepenuhnya, Desain decoupled ketika R = S (Suh, dalam Yang, Kai,2003).









       p k p k kj ki p k kj ki p i k p i j

A

A

A

A

R

1 1 2 2 2 1 , 1 1 ,

1

(3.1)

  p k kj jj p j

A

A

S

1 2 1 (3.2) Aksioma independence terbaik memuaskan jika A adalah matriks diagonal yang menggambarkan desain uncoupled. Untuk desain decoupled, aksioma independendce dapat memuaskan jika DPs dapat mengatur (disesuaikan) dalam


(70)

urutan tertentu disampaikan oleh matriks untuk mempertahankan independence. Desain yang melanggar independence aksioma seperti menjauh dari kategori coupled dan decoupled. Kerentanan coupling terjamin setiap kali jumlah DPs, p, kurang dari jumlah FRs, m.

Dua vektor ortogonal ketika dot product antara mereka adalah nol. Reangularity (R) adalah ukuran orthogonality DP di p-dimensi ruang, itu adalah nilai absolut dari produk dengan fungsi sinus dari semua pasangan sudut matriks desain dalam fungsi transfer. R adalah maksimum ketika DP ortogonal. Sebagai tingkat meningkat coupling, R akan menurun. Ini mengukur orthogonality tidak dapat menjamin aksioma 1 kepuasan sebagai DP dapat ortogonal tetapi tidak sejajar dengan FR, yaitu, pemetaan satu-ke-satu tidak dapat dijamin, maka semangularity (S). Ukuran ini mencerminkan hubungan antara sudut sumbu sesuai DP dan FR. S adalah produk dari nilai absolut dari elemen-elemen diagonal dari matriks desain. Ketika S 1, DP paralel FR dan desain uncoupled dicapai. Kemungkinan yang berbeda dari kategori desain (sesuai dengan aksioma 1) dalam dua ukuran diberikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pengukuran Independensi Fungsional dalam Kategori Desain

Jenis Desain R S Keterangan

Uncoupled 1 1 R= S = 1

Decoupled < 1 < 1 R = S

Coupled < 1 < 1 R < S atau R > S Sumber: Yang, Kai dan Basem El-Haik (2003)


(71)

3.3.2 Pengenalan Aksioma Informasi

Aksioma Informasi Minimalkan isi informasi dalam desain Aksioma kedua axiomatic design menyediakan metrik pemilihan berdasarkan rancangan konten informasi. Masalah pemilihan antara desain alternatif solusi entitas (konsep) dari variabel desain yang sama (proyek) akan terjadi di banyak situasi. Bahkan dalam kasus yang ideal, kolam alternatif desain uncoupled; tim desain perlu untuk memilih solusi terbaik. Proses seleksi adalah berdasarkan kriteria, maka aksioma informasi, yang menyatakan bahwa desain yang menghasilkan kemungkinan keberhasilan tertinggi FR [Prob (FR1), Prob (FR2),. . . , Prob (FRm)] adalah desain yang terbaik. Informasi dan probabilitas terikat bersama melalui entropi, Hyang dapat didefinisikan sebagai”

H = −logv(Prob) (3.3)

Perhatikan bahwa probabilitas [Prob dalam (3.1)] mengambil entropi Shannon, bentuk suatu variabel acak diskrit memasok informasi, sumber. Perhatikan juga bahwa logaritma adalah v dasar, nomor nonnegatif nyata. Jika v = 2e H diukur dalam bit (nats). Ekspresi informasi dan karenanya kompleksitas desain dalam hal petunjuk probabilitas untuk fakta bahwa FR adalah variabel acak sendiri dan harus dipenuhi dalam batas toleransi yang dapat diterima pelanggan. Barisan elemen {FR} juga fungsi (pemetaan fisik) dari random variabel, barisan {DP}, pada gilirannya, terdiri dari fungsi (pemetaan proses) lain vektor variabel acak, barisan {PV}.

Variasi PV hilir dapat disebabkan oleh beberapa sumber, seperti variasi proses manufaktur, termasuk degradasi alat dan faktor lingkungan, faktor


(1)

v

K

es

es

u

ai

an

D

im

en

si

K

ec

er

ah

an

M

at

ra

s

U

k

u

ra

n

P

eg

as

D

en

si

ta

s

B

u

sa

D

ay

a

T

ah

an

M

a

in

ta

in

a

b

le

D

es

ig

n

KUESIONER

"Penentuan Hubungan Karakteristik Teknis Quality Function Deployment Produk

Spring Bed 6 Feet"

A. DATA RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Bagian : Jabatan :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Berikut akan diberikan pertanyaan mengenai hubungan-hubungan yang terjadi pada karakteristik teknis di QFD. Anda dapat memilih jawaban anda sesuai dengan hubungan yang anda nilai paling tepat dengan memberi tanda ( )pada pilihan anda.

V : tingkat hubungan positif kuat

√ : tingkat hubungan positif sedang x : tingkat hubungan negatif sedang X : tingkat hubungan negatif kuat

C. PERTANYAAN


(2)

KUESIONER WAWANCARA

"Penentuan Functional Requirements pada Design Range"

A. Data Pihak Perusahaan

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Bagian : Jabatan :

Penentuan Functional Requirements pada Design Range

No Functional Requirements Design Parameter Data Aktual


(3)

55

55

Lampiran :

Tabel Nilai r Product Moment

N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif

5% 10% 5% 10% 5% 10%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364

26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

Universitas Sumatera Utara


(4)

56

56

Tabel Harga Kritik Untuk t

Level of significance for one-tailed test

.10 .05 .025 .01 .005 .0005 Level of significance for one-tailed test

df .20 .10 .05 .02 .01 .001

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619 2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 31,598 3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 12,941 4 1,533 2,132 2,770 3,747 4,604 8,613 5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6,859 6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959 7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405 8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041 9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,781 10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,587 11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,437 12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318 13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221 14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140 15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073 16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015 17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965 18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922 19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883 20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850 21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819 22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792 23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767 24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745 25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725 26 1.315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707 27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690 28 1,313 1,701 2,052 2,467 2,763 3,674 29 1,311 1,699 2,048 2,462 2,756 3,659 30 1,310 1,697 2,045 2,457 2,750 3,646 40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551 60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460 120 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373 ∞ 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,291

Universitas Sumatera Utara


(5)

(6)