Kelompok Usia Tabel 5.2.Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel berdasarkan Kelompok Usia

Baumanni sebanyak dalam 5 kasus 19.2 . Penyebab pneumonia nosokomial dengan bakteri Enterobacter Aerogenes hanya dalam 2 kasus 7.7. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dida di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta pada tahun 2004 bahawa bakteri penyebab infeksi pneumonia nosokomial yang terbanyak adalah Klebsiella Pneumonia sebanyak dalam 40 kasus 25.54 . Selain itu ada hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Wibowo, yang mengatakan bahawa kuman penyebab pneumonia nosokomial pada pasien yang dirawat di ICU RSUP Dr .Kariadi adalah Enterobacter Aerogenes, Staphylococcus Epidermi, Escherichia Coli. Pseudomonas Aeruginosa, Candida spp dan Acinobacter spp Muhamad Wibowo, 2009.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pola kuman pada pasien pneumonia nosokomial yang di rawat di ruang rawat inap intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Meda, pada Januari 2014 sehingga Desember 2014, didapati : 1. Proporsi pasien pneumonia nosokomial berdasarkan demografi adalah : a Kelompok usia terbanyak adalah 50-59 sebanyak 8 orang 30.8 dan 40-49 sebanyak 5 orang 19.2 . b Laki-laki lebih cenderung mendapat infeksi pneumonia nosokomial yaitu sebanyak 17 orang 65.4 dibanding dengan perempuan sejumlah 9 orang 34.6 . 2. Bakteri gram negatif yang sering menyebabkan pneumonia nosokomial pada pasien yang di rawat di ruang rawat inap intensif, sebanyak 23 orang 88.5 dan gram positif sejumlah 3 orang 11.5 . 3. Infeksi bakteri Klebsiella Pneumonia yang paling banyak ditemukan pada 9 orang 34.6 , diikuti dengan Acinobacter Baumanni pada 5 orang 19.2 .

6.2. Saran

1. Penelitian ini diharapkan agar dapat memberi edukasi kepada pasien dan petugas kesehatan mengenai gambaran pola kuman pada pasien pneumonia nosokomial yang di rawat di ruang rawat intensif agar dapat ditangani dengan segera. 2. Inokulasi eksogen : • Pencegahan Prosedur pencucian tangan harus dijalankan sesuai prosedur yang benar, untuk menghindari infeksi silang . • Penatalaksanaan yang baik dalam pemakaian alat-alat yang digunakan pasien misalnya alat-alat bantu napas, pipa makanan dan lain-lain. • Disinfeksi adekuat pada waktu pencucian bronkoskopi serat lentur • Pasien dengan bakteri MDR harus diisolasi. • Alat-alat yang digunakan untuk pasien harus diganti secara berkala misalnya selang makanan, jarum infus dan lain-lain. 3. Para petugas kesehatan di ruang rawat inap intensif harus memakai sarung tangan supaya dapat mencegah infeksi nosokomial.Infeksi melalui ventilator, sering menyebabkan infeksi pneumonia nosokomial, oleh itu petugas kesehatan seharusnya mengganti ventilator dan mengevaluasi pasien pneumonia nosokomial dengan baik. 4. Terapi antibiotik harus diberikan kepada pasien pneumonia nosokomial dengan onset terjadinya infeksi nosokomial. 5. Penelitian ini diharap dapat menjadi salah satu pendoman untuk penelitian yang berkaitan dan lebih lanjut.