Pengasuhan Orang Tua Memanjakan indulgent parenting

9 remaja yang kompeten secara sosial. Para remaja dari orang tua otoritatif biasanya mandiri dan memiliki tanggung jawab sosial.

c. Pengasuhan Orang Tua Melalaikan neglectful parenting

Pengasuhan orang tua yang bergaya melalaikan adalah gaya dimana orang tua tidak terlihat dalam kehidupan remaja. Orang tua yang lalai tidak dapat menjawab pertanyaan “Sekarang sudah jam 10 malam. Di mana remaja mu?” pengasuhan orang tua yang bersifat lalai berkaitan dengan perilaku remaja yang tidak kompeten secara sosial, khususnya kurangnya pengendalian diri. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk memperoleh perhatian orang tuanya; remaja yang dilalaikan orangtuanya merasa bahwa hal-hal lain dalam kehidupan orang tuanya lebih penting dari dirinya. Remaja yang orang tuanya lalai biasanya tidak kompeten secara sosial; memperlihatkan pengendalian diri yang buruk dan tidak menyikapi kebebasan diri dengan baik. Konsep yang berkaitan erat dengan pengasuhan orang tua yang lalai adalah kurangnya pengawasan orang tua. Dalam sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini, pengawasan orang tua terhadap remaja berkaitan dengan nilai yang lebih tinggi, aktivitas seksual dan depresi yang lebih rendah.

d. Pengasuhan Orang Tua Memanjakan indulgent parenting

Pengasuhan orang tua yang memanjakan adalah suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan remajanya namun hanya sedikit memberikan tuntutan atau kendali terhadap mereka. Orang tua yang memanjakan membiarkan remajanya melakukan apa pun yang mereka inginkan. Akibatnya, remaja tersebut tidak pernah belajar untuk mengendalikan prilakunya sendiri dan Universitas Sumatera Utara 10 selalu berharap agar kemauannya diikuti. Beberapa orang tua secara sengaja mengasuh remajanya melaui cara ini karena mereka memiliki keyakinan keliru bahwa kombinasi dari keterlibatan yang hangat dan sedikitnya pembatasan akan mengahasilkan remaja yang percaya diri dan kreatif. Meskipun demikian, pengasuhan orang tua yang memanjakan berkaitan dengan rendahnya kompetensi sosial remaja, khususnya menyangkut pengendalian diri. Menurut Baumrind, 1991 dalam Papalia, 2009 mengemukakan bahwa pola asuh dari orang tua sangat mempengaruhi kepribadian dan perilaku remaja. Ada tiga pola asuh orang tua, yaitu: a. Otoritarian atau Otoriter Adalah pola asuh yang menekankan kepatuhan dan kontrol. Orang tua berusaha membuat remaja mematuhi set standar perilaku dan menghukum mereka secara tegas jika melanggarnya. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh remaja. Mereka lebih mengambil jarak dan kurang hangat di bandingkan orang tua yang lain. Anak remajanya seolah-olah menjadi “robot”, sehingga anak kurang inisiatif, merasa takut, tidak percaya diri, pencemas, rendah diri, minder dalam pergaulan; tetapi disisi lain anak bisa memberontak, nakal, atau melarikan diri dari kenyataan. Dari segi positifnya, anak yang dididik dalam pola asuh ini, cenderung akan menjadi disiplin yakni mentaati peraturan. Akan tetapi bisa jadi, anak hanya mau menunjukkan kedisiplinan di hadapan orangtua, padahal dalam hatinya berbicara lain, sehingga ketika di belakang orang tua, anak bersikap dan bertindak lain. Hal itu tujuannya semata hanya untuk menyenangkan hati orang tua. Jadi anak cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan semu. Universitas Sumatera Utara 11

b. Permisif