53
5.2 Pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan tipe pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMA Swasta Ar-
Rahman Medan.
5.2.1 Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis tetapi juga norma-
norma yang berlaku dimasyarakat agar dapat hidup selaras dengan lingkungan Gunarsa 2000 dalam Dam, 2014. Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam
rangka memenuhi kebutuhan, memberikan perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang tua menggunakan kombinasi dari
semua pola asuh yang ada, akan tetapi ada satu jenis pola asuh akan terlihat lebih dominan dari pada pola asuh lainnya. Setiap orang tua pasti menerapkan pola asuh
tertentu dalam mendidik anaknya. Pola asuh yang ditanamkan tiap orang tua berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung dari pandangan pada
diri tiap orang tua. Adanya perbedaan dalam mengasuh anak dikarenakan orang tua memiliki sikap-sikap tertentu dalam membimbing dan mengarahkan anak-
anaknya Santrock, 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa50,0 dari 66 responden orang
tuanya menggunakan pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang menekankan kepatuhan dan kontrol. Orang tua berusaha membuat remaja
mematuhi set standar perilaku dan menghukum mereka secara tegas jika melanggamya. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh
Universitas Sumatera Utara
54
remaja. Mereka lebih mengambil jarak dan kurang hangat di bandingkan orang tua yang lain.Ciri-ciri pola asuh otoriter yaituanak harus tunduk dan patuh pada
kehendak orang tua, pengontrolan orang tua pada tingkah laku anak sangat ketat hampir tidak pernah memberi pujian, sering memberikan hukuman fisik jika
terjadi kegagalan memenuhi standar yang telah ditetapkan orang tua, pengendalian tingkah laku melalui kontrol eksternal. Penehti berasumsi baliwa
kemungkinan alasan inilah yang menjadi acuan beberapa orang tua memilih untuk menerapkan pola asuh otoriter dalam mendidik anaknya.
Faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu, pendidikan orang tua, lingkungan dan budaya Edward, 2006 dalam Refi, 2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan terakhir orang tua yang paling banyak menerapkan pola asuh otoriter adalah pendidikan SMA yaitu sebanyak 50,0.
Orang tua dengan latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan dan pengertian yang luas terhadap perkembangan anak. Pendidikan dan
pengalaman orangtua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan orang tua dalam menjalankan pengasuhan anak.Edward, 2006 dalam Refi, 2014. Hal
ini berhubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arysetyono 2009, yang terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat pendidikan orang tua
dengan pola asuh anak. Hasil perhitungan korelasi sebesar 0,820. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50,9 responden tinggal
bersama dengan orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter. Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka lingkungan juga ikut serta
mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya
Universitas Sumatera Utara
55
Edward, 2006 dalam Refi, 2014. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa suku orang tua responden yang terbanyak jumlah nya menerapkan pola asuh otoriter
adalah suku jawa yaitu sebanyak 51,9. Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan
masyarakat disekitamya dalam mengasuh anak karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua mengharapkan kelak
anaknya dapat diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap
orang tua dalammemberikan pola asuh terhadap anaknyaEdward, 2006 dalam Refi, 2014.Peneliti berasumsi bahwa kemungkinan alasan inilali yang menjadi
acuan beberapa orang tua memilih untuk menerapkan pola asuh otoriter dalam mendidik anaknya.
5.2.2 Kenakalan Remaja