Pembukaan Kedubes Palestina Di Jakarta Dan Perwakilan Indonesia Untuk Palestina OKI dan Palestina

Pada masa Presiden Megawati, dukungan Indoneisa pada Palestina juga tidak berkurang. Dukungan ini, sebagai misal saja, diungkapkan oleh Menlu Hassan Wirajuda dalam sidang darurat OKI 10 Desember 2001. Ketika itu, Wirajuda menegaskan kembali dukungan Indoesia pada perjuangan kemerdekaan Palestina, baik secara moral maupun secara politis. Dukungan Indonesia pada Palestina tetap diberikan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tanggal 16 Nopember 1988 Indonesia secara resmi menyambut baik dan mendukung keputusan Palestinian National Council PNC yang memproklamirkan pembentukan Negara Palestina merdeka tanggal 15 November 1988 di Alger, Aljazair. 36

3.2 Pembukaan Kedubes Palestina Di Jakarta Dan Perwakilan Indonesia Untuk Palestina

Sebagai tindak lanjut pengakuan Indonesia terhadap proklamasi kemerdekaan Negara Palestina dan dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, maka pada tanggal 19 Oktober 1989 di Jakarta telah ditandatangani “Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik RI- Palestina Tingkat Duta Besar” antara Menlu RI Ali Alatas dan Menlu Palestina Farouq Kaddoumi. Pada hari yang sama, Menlu Palestina membuka kedutaan besar Palestina di Jakarta. Duta Besar Palestina pertama untuk Indonesia telah menyerahkan Surat- surat Kepercayaan kepada Presiden Soeharto pada Tanggal 23 April 1990. 36 Ibid, Hal.10 Universitas Sumatera Utara Sebaliknya, Indonesia menunjuk Duta Besar RI di Tunis untuk diakreditasikan juga bagi Negara Palestina. Sejak tanggal 1 Juni 2004 akreditasi Palestina berada di bawah rangkapan KBRI Yordania. 37

3.3 OKI dan Palestina

Seiring berlanjutnya kekejaman Israel atas bumi palestina, OKI sebagai organisasi islam merespon terhadap kekejaman Israel. Hampir dari setiap eskalasi pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap palestina, OKI selalu meresponnya yakni dengan mengadakan pertemuan puncak KTT, hal itu terlihat dari KTT Doha dan Qatar pada 12-13 November 2000 dimana kedua KTT ini dilakukan untuk merespon eskalasi kekejaman Israel yang semula dari adanya provokasi yang dilakuan pemimpin garis keras Israel. Dalam KTT OKI, mereka kembali menegaskan solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina, antara lain, dalam bentuk pemutusan hubunga baik politik maupun ekonomi denga Israel. Satu per satu Negara-negara Arab yang sudah mejalin hubungan dengan Israel pun mulai melaksanakan hasil KTT Kairo maupun Doha. Mereka diantaranya adalah Tunisia, Maroko dan Qatar. Sementara Mesir dan Yordania karena belum secara resmi memutuskan hubungan diplomatiknya. Namun, keduanya sudah memanggil pulang para duta besar mereka di Israel, berlanjutnya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil Palestina, telah menyebabkan keserempakan lagi dari bebrapa anggota OKI seperti Arab Saudi, Sudan, Suriah untuk memutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara Lybia, Yaman dan Irak mengambil jalan berbeda sdari anggota 37 Ibid, Hal. 11 Universitas Sumatera Utara yang lain yaitu dengan menyerukan Jihad atas Israel. 38 OKI turut memainkan peran yang berarti bagi perdamaian Palestina, selain OKI juga berusaha dengan keras untuk menggalang dukungannya di dunia internasional atas kemerdekaan Palestina. Berbagai langkah telah OKI lakukan untuk merespon segala ketidak adilan yang ditimbulkan oleh Israel terhadap Palestina. Oleh karena itu, selain Palestina, OKI juga menyadari bahwa tidak ada lagi jalan untuk menemukan perdamaian bagi Palestina. Selain Palestina harus menjadi Negara merdeka yang berdaulat. 39 Pada Juli 2011, OKI mendesak PBB agar mengakui status kedaulatan Palestina. Lebih lanjut lagi dalam forum internasional. OKI telah memberikan dukungan bagi berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan bertdaulat dengan Yerusalem sebagi ibu kotanya. Realisasi dari dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dukungan diplomatic, yaitu pengakuan terhadap Dewan Nasional Palestina Palestina Council untuk memploklamirkan Negara Palestina pada tanggal 15 Novermber 1988. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh OKI adalah kunjungan dan pertemuan bilateral keesejumlah negara-negara dan masyarakat internasional untuk menggalang dukungan atas pengakuan Negara Palestina yang dilakukan pada tahun 2011. Dimana ketika itu, Ihsanogul sebagai sekretaris jendral OKI beserta dengan kepala delegasi anggota OKI seperti Maroko, Siera Leone, Suriname, Somalia dan Krigstan yang melakukan pertemuan bilateral tersebut. 38 Sihbudi, Riza. 2007. “tengah menyandra timur”. Jakarta.PT.Mizan . hal. 227 39 Ibid, hal 331 Universitas Sumatera Utara Dalam sidang ke 38 dewan menteri luar negeri OKI yang berganti nama menjadi Organisasi Kerjasama Islam juga menyepakati dukungan pengakuan Negara Palestina dengan wilayah perbatasan tahun 1967 dan Yerusalem sebagai ibu kota. Dukungan tersebut dibawa dalam sidang majelis umum PBB pada September 2011. Menurut Ihsanogul sebagai sekretaris jendral OKI menyatakan bahwa terdapat 3 pasal kesepakatan yang menegaskan posisi OKI dalam memberikan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Hal ini termasuk juga kecaman terhadap Israel yang terus melakukan kekerasan dan menduduki wilayah Palestina. Selain itu, OKI juga sepakat untuk menekan Israel mengangkat pengepungan yang melumpuhkan Gaza. Resolusi lain yang dibuat adalah untuk mengadakan sidang umum PBB dengan judul “united For Peace” dan juga untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan sanksi terhadap Israel . 40

3.4 Indonesia Dorong Penguatan Peran dan Kelembagaan OKI