bawah kontrol Inggris dan Prancis. Di tengah perjanjian ini, pemerintah Inggris melakkukan negosiasi dengan yahudi di parlemen.
20
Pada tanggal 2 November 1017, sekertaris negara Inggris untuk Urusan Luar Negeri, Arthur Balfour yang juga seorang Yahudi
mengirimkan surat kepada Lord Rothschild, Ketua Komunitas yahudi Inggris, ia menyerahkan surat yang disebut sebagai Balfour Declaratio n
berisikan komitmen Pemerintah Inggris untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Pada bulan April 1920, Palestina dijadikan mandat
Inggris untuk memudahkan pemindahan orang-orang Yahudi. Inggris bekerja sama dengan Public Body, badan perwakilan zionis, Inggris
mengangkat seorang Yahudi bernama Sir Herbert Samuel menjadi Komisaris Tinggi Inggris di Palestina.
Pada tanggal 14 Mei 1948, negara Israel dideklarasikan, pengakuan de facto diberikan oleh Presiden Truman atas nama Amerika
Seriikat. Selanjutnya menyusul pengakuan dari Uni Soviet, Inggris, dan Prancis. Hal ini menimbulkan perlawanan dari negara -negara Arab dan
pecahnya Perang Arab-Israel yang melibatkan Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon, dan Irak.
21
2.2 Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Bangsa arab yang selama ratusan tahun dapat hidup damai di Jerusalem, Palestina, berdampingan dengan bangsa lainnya, termasuk pemeluk Yahudi dan
Nasrani, makin terpojok usai perpindahan kekuasaan Jerusalem dari Turki
20
Denny Lesmana, et al., Dukungan indonesia Untuk Palestina Jakarta : CV.Hilda, 2014, hal 1
21
Ibid, hal. 2
Universitas Sumatera Utara
Utsmani ke Inggris. Apalagi, setelah dideklarasikannya Negara Israel pada 14 Mei 1948, maka bangsa Arab semakin diasingkan di tanah yang telah sekian lama
ditinggali dan dimakmurkannya. Sementara bangsa-bangsa Arab di wilayah lainnya dapat memperoleh
kemerdekaannya usai Perang Dunia I atau perang dunia II, bangsa Arab di Palestina tak juga mampu keluar dari cengkraman bangsa Yahudi, atau kemudian
Negara Israel. Bahkan, semakin hari justru posisi Arab Palestina semakin tersisih. Di sisi lain, negara-negara Arab lainnya sibuk untuk memakmurkan rakyatmya
masing-masing, atau sekedar menjaga stabilitas dalam negerinya. Dalam hal itu, perjuangan bangsa Arab Palestina pun tak kunjung menemukan jalan keluarnya.
Segala upaya telah dilakukan, baik melalui kekerasan perang maupun cara-cara halus diplomasi, politik. Upaya perang pernah terjadi dengan
meletusnya Perang Arab-israel 1948 dan 1967. Sehari setelah deklarasi Negara Israel, 15 Mei 1948, deklarasi perang datang dari Mesir, Suriah, Irak, Lebanon,
Yordania dan Arab Saudi. Deklarasi perang ini diikuti invasi pasukan Arab ke wilayah Yahudi. Setelah jual beli serangan selama 9 bulan, tercapai genjatan
senjata antara Israel dengan Mesir, Lebanon, Yordania dan Suriah, di antara hasil persetujuan genjatan senjata, Israel berhasil menguasai 78 persen wilayah
Palestina yang diperebutkan, termasuk Jerusalem Barat. Sementara itu, mesir menguasai jalur gaza, sedangkan Yordania mendapatkan Tepi Barat dan
Jerusalem Timur. Namun, dampak buruk perang itu justru dirasakan bangsa Arab penduduk Palestina, dimana 750 ribu di antaranya harus mengungsi ke luar
palestina.
Universitas Sumatera Utara
Kota Gaza telah menjadi ladang pembunuhan bagi rakyat Palestina. Kurang lebih 312 orang meninggal dunia termasuk didalamnya adalah wanita dan
anak-anak. Selain itu, juga menyisakan 1300 korban luka-luka. Tentara Israel dengan kekuatan militernya penuh baik dengan jet-jet tempur telah menjatuhkan
50 ton com dan tank-tank yang ditopang 6 ribu pasukan militer telah memporak- porandakan jalur Gaza selama 2 dasarwasa sebanyak 8900 orang telah meninggal
dunia. Kekuatan militer Israel yang sangat kuat tentu tidak sebanding dengan
kekuatan Palestina. Masyarakat Palestina khususnya yang tinggal di Gaza hanya mampu melempari tentara Israel dengan batu ketika melihat kebringasan tentara
Israel yang menghancur leburkan rumah-rumah mereka. Kebrutalan tentara Israel yang telah memakan ratusan korban sipil di Gaza tentunya tidak bisa dilepaskan
dengan kuatnya lobi Yahudi yang di sebut AIPAC American Israeli Political Activity Committe
di Amerika Serikat serta lemahnya Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab.
22
Tanggal 15 Mei 1948 adalah tinggak bagi semakin krisisnya hubungan Israel dan Palestina. Pada tanggal tersebut Israel dibawah komando David Ben
Gurion dan Chaim Weizmann telah memproklamirkan berdirinya negara Israqel setelah Inggris mengahiri mandatnya di Palestina. Dalam Momen tersebut, Israel
telah mendapatkan pengakuan kedaulatan dua negara seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet.selain itu juga, Israel juga mendaptkan dukungan dari Guatemala. Pada
tahun 1948-1958 menjadi tahun terjadinya imigrasi skala yang sangat besar bagi bangsa Israel yang berasal dari Eropa, Afrika Utara, dan Asia untuk menempati
22
Fatkurrohman.2010. Isu dan Realita Konflik Kawasan. Yogyakarta.Gajah Mada Press. Hal 30
Universitas Sumatera Utara
wilayah Palestina. Fakta ini dipicu dengan adanya undang-undang Israel tentang Hak Kembali dan Menetap di Daerah Asal Law Of Return And Asentee Property
Law.
23
Selanjutnya, dewan keamanan PBB pernah meminta Israel untuk mundur dari Jerusalem Timur dan tepi barat pada 1967 untuk memudahkan perjanjian
damai dengan negara Arab. Namun, pemerintah Israel tak mengindahkan DK PBB dan malah pada 1980
mendeklarasikan “seluruh wilayah Jerusalem sebagai ibu kota Israel.” Deklarasi Israel tersebut sontak memicu perseteruan dengan
Palestina hingga muncul pemberontakan yang dikenal sebagai Intifada pertama yang berlangsung 1987 hingga 1993. Setelah sempat mereda, kerusuhan Intifada
kembali terjadi pada September 2000, dan dikenal dengan Intifada kedua. Bentrokan ini mengakibatkan sekitar 3000 orang Palestina, 1000 warga Israel, 64
orang asing tewas. Sementara itu, usaha perdamaian juga ditempuh.pada tahun 1993, para
pejabat Israel yang dipimpin Yitzhak Rabin dan Organisasi Pembebasan Palestina yang dipimpin Yasser Arafat berusaha untuk mencari solusi damai melalui
Perjanjian Oslo. Usaha berikutnya dilakukan Presiden AS Bill Clinton yang mengajak kedua negara untuk bertemu di Camp David pada Juli 2000. Perdana
Menteri Israel Ehud Barak menyampaikan syarat perdamaian kepada Presiden Palestina Yasser Arafat yaitu pembagian negara Palestina nonmiliter menjadi tiga
bagian, termasuk Tepi Barat, sebagian Jerusalam Timur, dan seluruh Jalur Gaza. Syarat lainnya, Israel menguasai Temple Mount di Jerusalem Timur, lembah
23
Ibid, hal 31
Universitas Sumatera Utara
Yordania, dan sebagian besar pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Namun ditolak oleh Arafat.
Usaha perdamaian kembali terjadi saat Pangeran Arab Saudi, Abdullah, memgusulkan Inisiatif Perdamaian Arab, atau The Arab Peace Intitive, di
Konfrensi Tingkat Tinggi Beirut Summit pada 28 Maret 2002. Inisiatif Perdamaian Arab ini kemudian disepakati oleh Liga Arab pada KTT penarikan
pasukan Israel dari seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Dataran Tinggi Golan, mengakui kedaulatan Palestina dengan ibu kota Jerusalem Timur di tepi
Barat dan Jalur Gaza, serta menciptkan solusi yang adil bagi para pengungsi Palestina. Paling mutakhir, usai invasi Israel selama 51 hari atas Jalur Gaza, 8
Juli- 27 Agustus 2014, Mesir memajukan diri untuk mendamaikan pertikaian bersenjata. Hasilnya, genjatan senjata tanpa batas waktu disepakati Palestina-
Israel. Dalam hal ini, Mesir bersama Noerwegia berinisiatif menyelenggarakan Cairo International Conference on Palestine; Reconstructing
Gaza pada 12 Oktober 2014. Dalam konferensi tersebut, otoritas Palestina diundang untuk
mempresentasikan kebutuhan rekonstruksi Gaza dan Palestina pada umumnya.
2.3 Dukungan Indonesia Untuk Mendorong Pengakuan Internasional Terhadap Palestina