a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang jelas dan kontribusi kajian teoritik dalam hal peran Indonesia dalam
Organisasi Internasional khusus nya OKI. b. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan berguna kedepannya sebagai
literatur dalam kajian Ilmu Politik, khususnya pada Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
c. Bagi penulis penelitian ini bukan semata-mata hanya sebagai pemenuhan tugas akhir pada masa perkuliahan tetapi penulisan ini juga menjadi sarana
bagi penulis dalam mengasah kemampuan dan mengaplikasiakan ilmu yang telah penulis dapatkan semasa di bangku perkuliahan.
1.6 Kerangka Teori
Salah satu pendukung berjalannya sebuah penelitian adalah dukungan sebuah teori sebagai alat untuk menganalisis juga melihat permasalahan dalam
penelitian. Teori merupakan sebuah alat analisis yang menuntun penulis untuk mendapatkan jawaban dan kebenaran dari penelitian. Dalam hal ini penulis akan
menggunakan teori yang berkaitan dengan peneliatian Yaitu Teori Organisasi Internasional, Konsep Peranan Nasional dan Konsep Kebijakan Luar Negeri.
1.6.1 Konsep Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri merupakan instumen kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah suatu negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor
lain dalam politik dunia demi mencapai tujuan nasionalnya. Politik internasional atau politik dunia merupakan hasil interaksi antara minimal dua negara melalui
politik luar negerinya masing-masing. Kebijakan luar negeri menekankan aksi
Universitas Sumatera Utara
atau tindakan atau kebijakan suatu negara terhadap lingkungan eksternalnya dalam rangka memperjuangkan atau mempertahankan kepentingan nasionalnya
sedangkan politik international atau politik global menggunakan kata kunci interaksi karena mempertemukan minimal dua aktor yang saling berhubungan
satu dengan yang lain. Kebijakan luar negeri juga mencerinkan nilai-nilai dasar yang dianut suatu negara dalam interaksinya dengan aktor lain karena nilai-nilai
tersebut menjadi pedoman perilaku dalam hubungan international. Dasar pemikirannya adalah kebijakan luar negeri selalu terkait dengan
upaya setiap negara untuk mempertahankan eksistensinya di tengah pergaulan international dengan memanfaatkan instrumen kebijakan yang tersedia baginya.
Negara berkembang seperti Indonesia misalnya, senantiasa mengaitkan kebijakan luar negerinya dengan tiga persoalan mendasar yaitu pembangunan ekonomi,
pembangunan lembaga kenegaraan atau State Building termasuk keamanan internal dan eksternal dan pembangunan kebangsaan nation building, reaksi
negara berkembang terhadap berbagai isu global bisa dikaitkan dengan salah satu tiga agenda besar. Untuk memajukan pembangunan ekonomi kebijakan luar
negeri bisa diarahkan untuk membina hubungan kerjasama dengan negara-negara donor dan investor asing serta lembaga keuangan dan pembangunan international
seperti bank dunia dan IMF. Sebagai negara baru yang mengembangkan lembaga- lembaga demokrasi isu keamanan domestik dan international juga menjadi
prioritas dalam kebijakan luar negeri. Dalam konteks keamanan hal penting yang dilakukan oleh negara berkembang adalah menjamin stabilitas domestik. Selain
itu untuk menjaga kestabilan regional dan keutuhan teritorial Indonesia memberikan prioritas tinggi kepada kerjasama regional sebagaimana yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan Indonesia dengan kerja sama ASEAN. Dalam kaitan dengan pembangunan nasional negara berkembang cendrung menjadikan kebijakan luar
negeri sebagai alat pemersatu dalam hubungan dengan dunia luar. Tidak jarang pemimpin nasional mencari “musuh bersama” di lingkungan eksternal untuk
memperkuat rasa kebangsaan dikalangan rakyatnya.
6
Menurut Mark R. Amstutz mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai : “explicit and implicit actions of governmental officials designed to promote
national interests beyond a country‟s territorial boundaries”. Dalam defenisi ini ada tiga tekanan utama yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian
kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melewati batas kewilayahan suatu negara. Dengan demikian suatu kebijakan pemerintah yang
membawa dampak bagi aktor-aktor lain diluar batas wilayahnya secara konseptual merupakan bagian dari pengertian kebijakan luar negeri. Defenisi dia atas
membantu kita untuk memahami bahwa kebijakn luar negeri mencakup dimensi yang luas baik itu ekonomi, keamanan maupun sosial budaya.
James N. Rosenau menguraikan konsep kebijakan luar negeri kedalam tiga pengertian yang berbeda baik substansi maupun cakupannya. Pada tingkat
pertama kebijakan luar negeri dipahami sebagai seperangkat prinsip atau orientasi umum yang menjadi dasar pelaksanaan hubungan luar negeri suatu negara,
kebijakan luar negeri juga bisa diartikan sebagai seperangkat rencana dan komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan
dengan aktor-aktor lain diluar lingkungan eksternal. Akhirnya rencana dan komitmen tersebut diterjemahkan kedalam langkah atau tindakan yang nyata
6
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global Dalam Teori Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 63
Universitas Sumatera Utara
berupa mobilisasi sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek dalam pencapaian tujuan.
7
1.6.2 Konsep peranan nasional sebagai output kebijakan luar negeri