BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Indonesia sebagai sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat yang memiliki dasar konstitusi sebagaimana disebutkan dalam pembukaan undang-
undang dasar 1945 yang berbunyi, “bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”.
Dengan itu konstitusi memberikan mandat kepada bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme. Hal itu dibuktikan dengan masuknya Indonesia kedalam
organisasi-organisasi internasional yang bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan banyak Negara-negara di dunia. Selain itu masuknya Indonesia
kedala m sebuah Organisasi Internasional terbesar kedua di dunia “Organisasi
Konfrensi Islam OKI ‟ adalah implementasi dari semangat juang bangsa
Indonesia dalam memberantas Kolonialisme, Organisasi Konfrensi Islam ini terbentuk akibat adanya pengeboman yang terjadi di masjidil Al-Aqso 1967 yang
menyulut kemarahan Muslim diseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia dimana Indonesia merupakan rumah bagi Muslim terbesar di dunia, maka terbentuklah
Organisasi ini pada tahun 1969 dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang langsung bergabung di tahun yang sama.
Meski awalnya kinerja dari Organisasi ini diragukan dan tidak berdampak banyak bagi Palestina namun lambat laun perubahan pun terjadi, dan Indonesia
Universitas Sumatera Utara
adalah salah satu Negara yang sangat bersemangat untuk memperjuangkan hak- hak rakyat Palestina, beberapa perubahan yang terjadi adalah masuknya isu
Palestina kedalam Dewan Keamanan PBB dan tercapainya kemerdekaan Palestina pada 1988, tetapi memang sangat disayangkan bahwa kemerdekaan itu
sebenarnya semu atau dengan kata lain Palestina tidak merdeka secara de facto dimana masih ada Negara-negara didunia yang tidak mau mengakui kemerdekaan
Palestina seperti Amerika serikat. Dengan adanya campur tangan ini sangat menyulitkan Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya.
Dalam masa pemerintahan SBY semakin banyak perubahan besar yang terjadi, baik bangsa barat ataupun OKI sendiri mengakui keterlibatan Indonesia
dalam masalah ini membawa pengaruh yang besar. Terlebih lagi dimasa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono karena bapak SBY memberikan
perhatian terhadap masalah ini. Di dalam forum OKI SBY juga semangat untuk menyuarakan agar anggota OKI yang berjumlah 57 negara harus benar-benar
bertekad dalam membantu Palestina. SBY mengatakan bahwa Indonesia meminta Israel untuk menghentikan
serangan terhadap Palestina, dan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB meminta untuk melakukan tindakan nyata untuk memecahkan Konflik Timur
Tengah. Indonesia mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan serius dan mencari solusi segera untuk konflik Timur
Tengah. Permintaan itu dibuat pada meeting terbuka Dewan Keamanan PBB di New York. Serta berhasilnya Palestina masuk kedalam UNISCO, dan banyaknya
bantuan-bantuan materil dan non materil lainnya. Meskipun OKI masih belum bisa untuk mencapai tujuan dasar organisasi ini di bentuk memerdekakan
Universitas Sumatera Utara
Palestina secara de facto dan de jure OKI sampai saat ini masih menyupayakan hal tersebut.
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masuknya Indonesia kedalam banyak forum internasional khususnya OKI adalah sebagai output
kebijakan luar negeri yang berkaitan erat dengan negara yang terlibat dalam sistem atau regional affairs hal ini juga berkaitan dengan peranan nasional juga
merupakan posisi yang diambil dan dijalankan yang merupakan suatu konsep yang diutarakan oleh KJ Holsti.
Sesuai dengan konsep yang disajikan Holsti bahwa ia membagi sedikitnya enam belas tipe peran nasional yang merupakan komponen kebijakan luar negeri
suatu negara, dan Indonesia dalam hal ini peranan di dalam Organisasi Konfrensi Islam OKI untuk Palestina memainkan beberapa peranan antara lain indonesia
berperan sebagai Bastion of Revolution, Liberator Benteng Revolusi, Pembebasan dimana Indonesia merasa memiliki tugas untuk mengorganisasikan
atau memimpin berbagai macam gerakan, hal ini terbukti bahwa di dalam OKI Indonesia dianggap sebagai penggerak dan harapan yang besar untuk
menggerakkan organisasi ini mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan Palestina yang seutuhnya.
Selain berperan dalam Bastion Of Revolution, Liberator indonesia juga memainkan banyak peran lain dari 16 tipe peran kajian Holsty diantara nya.
Indonesia berperan sebagai Regional Leader Pemimpin Regional, Active Independent
Bebas Aktif, Liberation Supporter Pendukung Pembebasan, Anti Imprealis Agent
Agen Anti Imprealis, Difender Of The Faith Perlindungan
Universitas Sumatera Utara
Nilai-Nilai, Regional-Susystem Collaborator Penggabung Sistem Daerah, Dan Faithful Ally
Sekutu Yang Setia. Bentuk nyata dari peranan ini dapat kita lihat didalam bentuk kegiatan yang dimainkan Indonesia di dalam OKI, Indonesia
sejak awal kemunculan OKI telah menunjukkan sikap mau bersama-sama berjuang untuk memerdekakan Palestina, dan banyak lainnya seperti yang telah
penulis jelaskan diatas.
4.2Saran
Dilihat dari usaha-usaha yang telah OKI lakukan untuk mewujudkan perdamaian di Palestina dengan Realita baru-baru ini membuktikan bahwa
sebenarnya masih terdapat solidaritas di Negara-negara muslim bagi Palestina. Walaupun usaha-usahanya tersebut masih dinilai tidak terlalu berpengaruh bagi
kondisi yang ada dipalestina. Karena, sampai sekarangpun masih belum bias terwujud di Palestina. Tapui setidaknya dengan usaha-usaha OKI sampai sekarang
dunia internasional masih memberian perhatiannya pada kasus Palestina ini. Dukungan yang diberikan pemerintah Indonesia sudah sangat tepat dan
bisa saling melengkapi. Hanya saja ke depan dukungan itu perlu terus didorong agar kemerdekaan Palestina yang seutuhnya semakin cepat terwujud. Sinergi
diantara para pendukung kemerdekaan Palestina, baik dari kalangan pemerintah Indonesia maupun OKI dibutuhkan untuk semakin memperkuat dorongan
Indonesia bagi terwujudnya Palestina yang berdaulat. Jangan sampai karena ketidaktahuan diantara para pendukung Palestina, dukungan tersebut justru
tumpang tindih atau justru saling mencurigai bahwa pihak lain kurang
Universitas Sumatera Utara
mendukung. Padahal, dukungan yang baik dari Indonesia tentu harus dapat dirasakan sehingga efeknya dapat lebih terasa bagi Palestina.
Meski terdapat pandangan adanya keberpihakan penuh Indonesia terhadap Palestina, dan ketiadaan hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, sebagai
tantangan khusus yang berpotensi membatasi peran fasilitasi Indonesia dalam proses perdamaian antara Palestina dan Israel diyakini masih terdapat potensi
besar bagi peran penting dan strategi Indonesia untuk menjalin berbagai kerja sama dalam forum multilateral. Khusunya dalam menggalang sikap bersama
dengan Negara-negara OKI terkait pendudukan Israel atas wilayah Palestina, dan mendorong komunitas Internasional untuk senantiasa memberikan bantuan
kemanusiaan maupun ekonomi kepada rakyat Palestina. Oleh sebab itu sangat diperlukan sinergi dan koordinasi yang lebih kuat
guna membangun kesamaan pandangan dan menyusun satu kebijakan strategis yang bersifat komprehensif. Selain itu, terdapat pula keperluan untuk terus
menggalang dukungan dengan Negara-negara angota OKI, khusunya pada forum MU PBB, dalam menyuarakan kepentingan Palestina guna mengimbangi berbagai
upaya AS yang menghalangi DK PBB mengambil sikap yang tegas terhadap Israel.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Palestina Dan Berdirinya Negara Israel