Konsep peranan nasional sebagai output kebijakan luar negeri

berupa mobilisasi sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek dalam pencapaian tujuan. 7

1.6.2 Konsep peranan nasional sebagai output kebijakan luar negeri

Peranan nasional juga merupakan posisi yang diambil atau dijalankan. Hubungan antara unit-unit nasional dalam sistem internasional tidak dapat dipahami hanya dengan melihat tindakan yang dilakukannya seperti pengiriman surat atau pernyataan perang. Pemerintah negara menyadari hubungan mereka dengan lingkungan itu lebih luas dari sekedar pertimbangan atas kondisi tertentu yang mempengaruhi mereka. Perlu ada sikap atau posisi yang disebut peranan. Dua komponen kebijakan luar negeri yang merefleksikan pertimbangan tersebut ialah orientasi dan peranan. Kedua komponen ini dapat menjelaskan mengapa suatu negara beserta pemerintahannya menjalin hubungan dengan dunia luar. Dari jalinan hubungan ini dapat terlihat perilaku dasar dan kebutuhan nasional yang bermain di dalamnya juga kondisi eksternal yang melingkupinya. Orientasi, peranan, dan tujuan dibentuk oleh pandangan-pandangan dalam pemikiran para pembuat kebijakan yang dinyatakan dalam bentuk sikap, keputusan dan aspirasi terhadap dunia luar. Tetapi kebijakan juga mempunyai komponen tindakan, hal-hal yang dilakukan pemerintah suatu negara kepada negara lain dalam rangka mempengaruhi orientasi tertentu, memenuhi peranan tertentu, atau memperjuangkan dan mempertahankan tujuan negara. Suatu tindakan pada dasarnya merupakan sebuah bentuk komunikasi yang dimaksudkan 7 Ibid , hal . 64 Universitas Sumatera Utara untuk merubah atau mempertahankan perilaku pihak yang dibutuhkan si aktor agar tujuannya tercapai. 8 Bergerak dari tipe umum output kebijakan luar negeri orientasi dan peranan ke arah yang lebih spesifik, kita harus memperhatikan kondisi eksternal dan internal suatu negara yang berkaitan dengan tujuan, keputusan, tindakan. Peranan dan orientasi sendiri tidak benar-benar menentukan tujuan, keputusan, dan tindakan. Karena ketika ada konflik antara kepentingan nasional yang mendesak dan kewajiban yang berasal dari peranan nasional, maka kepentingan nasional akan didahulukan. Menurut KJ Holsti peranan nasional merupakan output kebijakan luar negeri yang berkaitan erat dengan negara yang terlibat dalam sebuah sistem atau regional affairs. kita dapat mengartikan konsep peranan nasional sebagai bentuk umum dari keputusan, komitmen, peraturan dan tindakan yang sesuai bagi negara mereka dan fungsi yang harus dijalankan oleh negara mereka secara geografis maupun berkaitan dengan isu, yang tengah berkembang. Holsti juga berpendapat bahwa konsepsi peranan nasional berkaitan erat dengan orientasi. Peranan juga merefleksikan kecendrungan dasar, ketakutan, dan perilaku terhadap dunia luar seperti variabel sistemik, geografi dan ekonomi. Sedangkan orientasi dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh adanya ancaman tertentu, lokasi geografis, dan kebutuhan internal. Peranan itu lebih spesifik dibandingkan orientasi karena peranan dapat mengarah pada tingkatan berbeda. Misalnya, kita dapat memprediksi dengan kemungkinan logis, bahwa sebuah pemerintahan yang 8 May, T. Rudy. 2002. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Bandung. Reflika AdiTama. Hal 141 Universitas Sumatera Utara memposisikan dirinya sebagai “mediator” jika menghadapi konfllik regional atau tingkat dunia, menawarkan campur tangannya dalam berbagai macam bentuk penyelesaian masalah. Jika sebuah negara menyatakan dirinya non-blok maka kita tahu ia akan menghindari isu militer dalam hubungannya dengan kedua blok yang lain. Selain dari itu kecil kemungkinan kita dapat memprediksikan tindakan politik luar negeri atau keputusan sehari-harinya yang lain. 9 Kita dapat mempertimbangkan konsepsi peran nasional sebagai rumusan pembuat kebijakan mengenai jenis keputusan, komitmen, aturan, dan tindakan umum yang sesuai dengan Negara mereka dan fungsi yang seharusnya dilaksanakan oleh Negara mereka dalam berbagai lingkungan geografis dan masalah. Salah satu studi yang didasarkan pada analisis isi pidato oleh para pembuat kebijakan tingkat tinggi di 71 negara selama tahun 1965-1967 memperlihatkan bahwa ada paling sedikit 16 tipe peran nasional yang merupakan komponen kebijakan luar negeri Negara. Dalam salah satu studinya yang didasarkan pada analisis isi pidato oleh para pembuat kebijakan tingkat tinggi di tujuh puluh satu negara selama kurun waktu 1965-1967, K.J Holsti mendapatkan bahwa ada paling sedikit enam belas tipe peran nasional yang merupakan komponen kebijakan luar negeri suatu Negara,yaitu: 1. Bastion of Revolution, Liberator Benteng Revolusi,Pembebas Merasa mereka mempunyai tugas untuk mengorganisasikan atau memimpin berbagai macam gerakan revolusi di luar negeri. Hal ini dilaksanakan untuk membebaskan pihak lain atau bertindak sebagai pelindung gerakan revolusi 9 Ibid, hal. 142 Universitas Sumatera Utara asing dengan menyediakan tempat yang dapat dianggap sebagai dukungan fisik maupun moral atau para pemimpin revolusi. 2. Regional Leader Pemipin Daerah Negara menyadari tugas atau tanggung jawab khusus dalam hubungannya dengan negara-negara lain di kawasan yang sama. 3. Regional Protector Pelindung Daerah Mengimplasikan tanggung jawab kepemimpinan tertentu dalam sebuah kawasan atau issue-area, peran ini menekankan pentingnya pemberian perlindungan bagi kawasan sekitarnya. 4. Active Independent Bebas Aktif Menekankan pentingnya peningkatan keterlibatan melalui hubungan diplomatik dengan negara-negara lain sebanyak mungkin dan biasanya bertindak sebagai penengah konflik antar blok. 10 5. Liberation Supporter Pendukung Pembebasan Peran ini tidak mengindikasikan tanggung jawab formal untuk mengorganisasi, memimpin atau mendukung secara fisik gerakan kemerdekaan diluar negeri, tetapi mereka adalah simpatisan gerakan-gerakan ini. 6. Anti-Imperealist agent Agen Anti Imperalis Negara memandang dirinya sebagai „agen‟ dalam perjuangan melawan imperealisme karena mereka melihat sebagai ancaman serius. 10 Ibid, hal 143 Universitas Sumatera Utara 7. Difender of the Faith Perlindungan Nilai-Nilai Negara memandang kebijakan luar negerinya dalam term nilai-nilai pelindung tapi tidak dalam batas wilayah tertentu dari serangan. 8. Mediator-Integrator Penegah-Pemersatu Beberapa pemerintahan kontemporer memandang dirinya mampu atau bertanggung jawab untuk memenuhi atau menjalankan tugas sebagai penengah untuk menyelesaikan masalah dinegara lain. 9. Regional-Subsystem Collaborator Pegabung System Daerah Mengindikasikan komitmen yang lebih jauh terhadap kerjasama dengan negara lain untuk membangun masyarakat luas yang bersatu, bekerjasama, dan berintegrasi dengan unit politik lainnya. 10. Developer Pengembang Mengindikasikan tugas atau kewajiban tertentu untuk membantu negara- negar berkembang. Untuk menjalankan peranan seperti ini dibutuhkan kemampuan atau kelebihan tertentu. 11. Bridge Jembatan Munculnya dalam bentuk yang unik, dan nampaknya tidak menstimulir tindakan tertentu. Peran ini biasanya tidak berlangsung lama. 12. Faithful ally Sekutu yang Setia Universitas Sumatera Utara Ialah bila pembuat kebijakan suatu Negara menyatakan bahwa mereka akan mendukung sekutu mereka dengan segala cara. 13. Independent Bebas Dijalankan oleh sebagian besar para pemimpin Negara didunia yang mengejar kepentingan mereka dalam keadaan apapun jika tidak mereka tidak akan bertindak atau menjalankan fungsi apapun dalam system internasionalnya. 14. Example Contoh Menekankan pentingnya mempromosikan prestise dan mempunyai pengaruh dalam system internasional dengan cara menjalankan kebijakan dalam negeri tertentu. 15. Internal Development Pemeritah dalam Negeri Kesadaran bahwa kepentingan negara adalah membangun negaranya sendiri. Peran ini menyiratkan rendahnya partisipasi dalam politik internasional. 16. Other Role Peran Lain Adanya sumber-sumber lain yang melatarbelakangi tindakan suatu Negara dalam politik luar negerinya 11

1.6.3 Teori Organisasi International