Perbedaan Hasil Peningkatan Volume Oksigen Maksimal

commit to user 123 Kebenaran kajian teori di atas diperkuat dengan hasil analisis data dalam penelitian ini yaitu; metode latihan sirkuit berlanjut memiliki rata-rata peningkatan 2,32 sedangkan metode latihan sirkuit sepakbola memiliki rata-rata peningkatan 2,715 data pada tabel 19. Dapat disimpulkan bahwa metode latihan sirkuit sepakbola. lebih baik jika dibandingkan dengan metode latihan sirkuit berlanjut pada pemain sepakbola.

2. Perbedaan Hasil Peningkatan Volume Oksigen Maksimal

v O 2 Max antara Rasio Kerja – Istirahat 1 : 2 dan 1 : 3 Terhadap Pemain Sepakbola. Kebugaran dan prestasi seseorang sifatnya tidak statis, tetapi berubah-ubah sesuai dengan aktivitas fisik yang dilakukan khususnya latihan olahraga. Latihan kondisi fisik diperlukan untuk mencapai kebugaran jasmani dan prestasi, yang disesuaikan dengan tuntutan masing-masing cabang olahraga yaitu dengan latihan yang direncanakan, sistematik, berjenjang, meningkat progresif overload dan berkelanjutan, untuk mencapai standar yang telah ditentukan Bompa, 1999 : 45. Dalam penyusun program latihan fisik yang tepat dan mencapai sasaran dalam cabang olahraga tertentu peningkatan volume oksigen maksimal O 2 max , dalam penelitian ini berupa latihan interval anaerob, maka selingan periode isrirahat harus diperhatikan secara cermat sebab program latihan interval merupakan serangkaian latihan yang diulang-ulang dan diselingi oleh periode istirahat. Harus dicermati periode istirahat terkait dengan sistem energi utama mana yang diutamakan predominan energy system . Periode kerja work relief diartikan sebagai bagian dari program latihan interval yang terdiri dari aktivitas commit to user 124 fisik dengan intensitas tinggi selama durasi yang telah ditentukan, sedangkan interval istirahat relief interval merupakan waktu istirahat diantara interval kerja. Pada interval istirahat akan terjadi proses pulih asal. Pulih asal keperluan energi sangat menurun, konsumsi oksigen tetap berlanjut pada kadar yang cukup tinggi selama beberapa waktu. Konsumsi oksigen selama pulih asal ini terutama digunakan untuk menyediakan energi guna memulihkan badan ke kondisi sebelum latihan, termasuk mengisi kembali simpanan energi yang telah dikosongkan. Interval istirahat dikaitkan dengan interval kerja, yang secara bersama-sama membentuk istilah “ work relief ratio” Rasio tersebut dinyatakan dalam penelitian ini adalah 1 : 2 dan 1 : 3. Rasio 1 : 2 mempunyai arti waktu interval istirahat 2 kali dari waktu interval kerja, sedangkan rasio 1 : 3 mempunyai arti waktu interval istirahat 3 kali dari waktu interval kerja. Pada latihan yang dilakukan selama interval latihan adalah penting, oleh karena adanya hubungannya dengan sistem energi yang hendak dikembangkan. Adapun tipe kegiatan selama interval istirahat tersebut terdiri dari; a. Work relief: aktifitas ringan termasuk dalam penelitian ini adalah jogging. b. Rest relief: istirahat pasif seperti; duduk, berbaring, berdiri. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok sample yang mendapatkan latihan rasio waktu kerja – istirahat 1 : 2 dan mendapatkan latihan rasio waktu kerja – istirahat 1 : 3 terhadap peningkatan volume oksigen maksimal O 2 max pada pemain sepakbola. Pada kelompok sample yang mendapat latihan rasio waktu kerja – istirahat 1 : 3 commit to user 125 mempunyai peningkatan volume oksigen maksimal O 2 max yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok sample yang mendapat latihan rasio waktu kerja – istirahat 1 : 2 data pada tabel 19. Pada latihan interval anaerob dengan rasio kerja-istirahat 1 : 3 waktu recoverynya sesuai dengan tingkat kelelahan dan intensitas latihan yang relatif tinggi sehingga terjadi proses pulih asal dan memberikan kesempatan sample untuk melakukan recovery yang bagus dan dengan ketersediaan oksigen yang lebih banyak sehingga sample lebih siap melakukan aktivitas dengan intensitas yang telah ditentukan. Sesuai dengan petunjuk resep latihan dari Fox, Bower dan Foss 1993 : 306 Sistem energi yang digunakan ATP-PC maka rasio kerja istirahat work relief ratio yang digunakan sebaiknya adalah rasio kerja istirahat 1:3. Kalau pulih asal, keperluan energi menurun, konsumsi oksigen tetap berlanjut pada kadar yang cukup tinggi selama beberapa waktu. Konsumsi oksigen selama pulih asal ini terutama digunakan untuk menyediakan energi guna memulihkan badan ke kondisi sebelum latihan, termasuk mengisi kembali simpanan energi yang telah dikosongkan sehingga kualitas volume oksigen maksimal O 2 max tiap ulangannya dipertahankan secara sempurna. Unsur fisik yang dikembangkan yaitu daya tahan kardiovaskuler. Pada latihan interval anaerob dengan rasio 1 : 3, tiap ulangan latihan daya tahan dapat dipertahankan, sehingga peningkatan daya tahan lebih signifikan. Latihan interval anaerob dengan rasio kerja-istirahat 1 : 2 seperti yang kita amati akan memberikan kesempatan sample untuk melakukan recovery yang lebih singkat sehingga akan lebih cepat melakukan aktivitas intensitas tinggi. Dengan istirahat yang lebih commit to user 126 pendek dalam tiap repetition maupun setnya maka akan mempengaruhi tingkat kelelahan sampel yang akan dapat memicu kurangnya ketersediaan ATP karena waktu pulih asal yang lebih singkat serta dengan latihan yang secara anaerob akan selalu sistem anerginya ATP-PC dengan demikian maka akan dapat menghasilkan asam laktat yang akan dapat mempengaruhi keasaman darah. Karena ketersediaan oksigen yang cukup akan mempengaruhi kinerja otot selanjutnya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa perlakuan rasio waktu kerja- istirahat 1 : 2 memiliki rata-rata peningkatan kualitas volume oksigen maksimal O 2 max = 1,715 sedangkan perlakuan rasio waktu kerja-istirahat 1 : 3 memiliki rata-rata peningkatan kualitas volume oksigen maksimal O 2 max sebesar 3,32 data pada tabel 19.

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan Sirkuit dan Rasio Kerja–

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH CIRCUIT TRAINING RASIO 1 1 DAN 1 2 TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PADA ATLET SEPAKBOLA NGALIYAN SEMARANG USIA 18 20 TAHUN

6 110 85

PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO Pengaruh Latihan Lari Kontinyu Dan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO₂Max Pemain Futsal.

0 6 14

PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO Pengaruh Latihan Lari Kontinyu Dan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO₂Max Pemain Futsal.

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Latihan Lari Kontinyu Dan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO₂Max Pemain Futsal.

1 3 4

PENGARUH LATIHAN STATIC CYCLE TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO Pengaruh Latihan Static Cycle Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal (Vo2max) Pada Pasien Pasca Stroke.

0 2 14

PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN FUTSAL.

0 3 15

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN (VO Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 13

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME MAKSIMAL OKSIGEN Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS) Pada Perokok.

0 2 16

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal (VMAKS) Pada Remaja Usia 18-20 Tahun.

0 1 13

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TERHADAP VO2 MAX

0 1 16