commit to user 105
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data tentang latihan sirkuit
continuous circuit dan football circuit
dengan rasio kerja-istirahat 1:2 dan 1:3 terhadap terhadap volume oksigen maksimal
VO
2
max
pada pemain sepakbola adalah menggunakan uji
Analysis Variance ANAVA
dua jalur pada
α
= 0,05 Sudjana, 2005 : 278 - 279. Untuk memenuhi asumsi dalam teknik
ANAVA
, maka dilakukan uji
Normalitas
dengan uji
Chi Kuadrat
c
2
Sugiyono, 2008 : 61, dan uji
Homogenitas Varians
dengan uji
Bartlet
Sudjana, 2005 : 261. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas .
Uji
normalitas
data dalam penelitian ini mengggunakan metode uji
Chi Kuadrat
c
2
Sugiyono, 2008 : 61, Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut:
1 Menentukan jumlah kelas interval.
2 Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang Kelas = Data terbesar – data terkecil
Jumlah kelas interval
3 Menyusun tabel ke dalam distribusi frekuensi, sekaligus tabel
penolong untuk mennghitung harga Chi Kuadrat
commit to user 106
Interval f
o
f
h
f
o –
f
h
f
o -
f
h 2
f
o -
f
h 2
f
h
--- ---
--- ---
--- ---
Keterangan: f
o
= frekuensi jumlah data hasil observasi.
f
h
= jumlah frekuensi yang diharapkan persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n.
f
o –
f
h
= selisih data f
o
dengan f
h
4 Menghitung f
h
frekuensi yang diharapkan. 5
Memasukkan harga-harga f
h
ke dalam tabel kolom f
h
, sekaligus menghitung harga-harga f
o -
f
h 2
dan Harga adalah merupakan harga
Chi Kuadrat
c
2
hitung. 4
Membandingkan harga
Chi Kuadrat
c
2
hitung dengan
Chi Kuadrat
c
2
tabel. Bila harga
Chi Kuadrat
c
2
hitung lebih kecil dari pada
Chi Kuadrat
c
2
tabel, maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak nomal.
f
o -
f
h 2
f
h
f
o -
f
h 2
f
h
commit to user 107
2. Uji Homogenitas.
Uji homogenitas data dilakukan dengan uji Barlet. Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1 Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom
kelompok sampel: dk n – 1; 1dk; SD
1 2
; dan dk log SD
1 2
.
2 Menghitung variansi gabungan dari semua sampel, rumusnya:
SD
2
=
n – 1 SD
2
n – 1
B
=
Log SD
1 n- 1 2
3 Menghitung X
2:
Rumusnya: X
2
= Ln B – N – 1 Log SD
1
Dengan Ln 10 = 2,3026 Hasilnya X
2 hitung
kemudian dibandingkan dengan X
2 tabel.
Pada taraf signifikansi
α
= 0,05 dan dk n – 1
commit to user 108
4 Apabila X
2 hitung
X
2 tabel
, maka H
o
diterima. Artinya; varians sampel bersifat homogen. Begitu juga sebaliknya
apabila X
2 hitung
X
2 tabel,
maka H
o
ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogenhiterogen.
3. Uji Hipotesis.
Setelah dilakukan reliabelitas, uji normalitas dan uji homogenitas varians, maka pemanfaatan
ANAVA
dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil tes terakhir yaitu volume oksigen maksimal
O
2
Max
dinalisis dengan uji
ANAVA
dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikansi 5. Adapun pengujian
ANAVA
dua jalur yang sesuai dengan disain faktorial 2 X 2 adalah sebagai berikut:
commit to user 109
1 Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua faktor:
Tabel 15. Ringkasan uji ANAVA dua jalur Sumber Variasi
Dk JK
RJK F
Rata-rata 1
Ry R
Perlakuan a -1
Ay A
AE A
b – 1 By
B BE
B a–1 b-1
Aby AB
AB E AB
ab n-1 Ey
E Kekeliruan
Keterangan: A
= taraf faktorial A B
= taraf faktorial B N
= jumlah sampel
Prosedur langkah perhitungannya:
1. ∑
Y
2
= a b
∑ ∑
Y
ij 2
i= 1 j= 1
2.
Ry
= a b
∑ ∑
Y
ij 2
i= 1 j= 1 abn
3.
Jab
= a b
∑ ∑
Jij
2
– Ry
i= 1 j= 1
commit to user 110
4.
Ay
= a
∑
A
1 2
bn – Ry
i= 1
5.
By
= a
∑
B
1 2
an – Ry
i= 1
6. Aby
=
J
ab
– Ay – By
7. Ey
=
Y
2
– Ry – Ay – By = Aby
2. Kreteria pengujian hipotesis.
Jika F ≥ F 1 –
α
V
1
– V
2,
maka hipotesis nol ditolak. Jika F
≤ F 1 –
α
V
1
– V
2,
maka hipotesis nol tidak ditolak. Dengan: dk pembilang V
1
k – 1 dan dk penyebut V
2
– n1 + ------- nk – k,
α
taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis.
commit to user 111
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Dalam bab IV disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan hasil analisis statistika yang
dilakukan pada tes awal
pre-test
dan tes akhir
post-test
kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
. Berikut disajikan mengenai deskripsi data uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Tabel 16. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Volume Oksigen Maksimal
O
2
max
Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode Latihan dan Rasio Waktu Kerja-Istirahat. Data Rinci Pada Lampiran 07
Perlakuan Metode
Rasio kerja-
istirahat Statistika
Hasil tes awal
Hasil tes akhir
Peningkatan
sirkuit berlanjut
continuous circuit
1 : 2 Jumlah
398,3 381,3
17 Rerata
39,83 38,13
1,7 SD
4,669 3,616
-1,314
1 : 3 Jumlah
376,9 406,3
29,4 Rerata
37,69 40,63
2,94 SD
4,1650 3,11
-1,054
sirkuit sepakbola
football circuit
1 : 2 Jumlah
378,3 395,6
17,3 Rerata
37,83 39,56
1,73 SD
4,353 4,080
-0,272
1 : 3 Jumlah
378,3 415,3
37 Rerata
37,83 41,53
3,7 SD
4,1185 3,6712
-0,447
commit to user 112
Beberapa hal yang dapat dicermati dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel. 19 adalah sebagai berikut;
1. Jika antara kelompok sample yang mendapat latihan sirkuit berlanjut dengan
sirkuit sepakbola dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok
perlakuan dengan latihan sirkuit sepakbola
football circuit
memiliki peningkatan kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
yang lebih tinggi sebesar 3,95 dari pada latihan sirkuit berlanjut
continuous circuit
perhitungan pada tabel 19. 2.
Jika antara sample yang mendapat latihan dengan rasio kerja-istirahat 1 : 2 dengan rasio kerja-istirahat 1 : 3 dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa
kelompok perlakuan dengan rasio kerja-istirahat 1 : 3 memiliki peningkatan kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
yang lebih tinggi sebesar 16,05 dari pada perlakuan dengan rasio kerja-istirahat 1 : 2 perhitungan pada
tabel 19. 3.
Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai peningkatan kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
commit to user 113
Gambar13. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhi Kemampuan Volume Oksigen Maksimal
O
2
max
Tiap Kelompok Berdasarkan Metode Latihan dan Rasio Kerja-Istirahat perhitungan dari tabel 19.
4. Agar nilai rata-rata peningkatan kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai hasil peningkatan kemampuan volume oksigen maksimal
O
2
max
maka dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
35 36
37 38
39 40
41 42
Berlanjut 1:2 Berlanjut 1:3
sepakbola 1:2 sepakbola 1:3
38.13 37.69
37.83 37.83
39.83 40.63
39.56 41.53
Tes awal Tes akhir
commit to user 114
Gambar 14. Histogram Nilai yang Dicapai Dalam Kemampuan Volume Oksigen Maksimal
O
2
max
pada Tiap Kelompok Perlakuandata pada tabel 19.
Keterangan: kp1
= kelompok metode latihan sirkuit berlanjut dengan rasio waktu kerja-istirahat 1 : 2
kp2 = kelompok metode latihan sirkuit berlanjut dengan rasio waktu
kerja-istirahat 1 : 3 kp3
= kelompok metode latihan sirkuit sepakbola dengan rasio waktu kerja-istirahat 1 : 2
kp3 = kelompok metode latihan sirkuit sepakbola dengan rasio waktu
kerja-istirahat 1 : 3
5 10
15 20
25 30
35 40
a1 b1 kp 1 a1 b2 kp 2
a2 b1 kp 3 a2 b2 kp 4
17 29.4
17.3 37
Nilai yang dicapai tiap kelompok
commit to user 115
A. Pengujian Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data dengan uji ANAVA dua jalur perlu dilakukan uji prasyarat antara lain diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
chi kuadrat
. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut;
Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kelompok
perlakuan N
SD T
hitung
T
tabel
5 Kesimpulan
kp1 10
1,7 1,31
0,47 7,815
Berdistribusi normal Kp2
10 2,94
2,56 0,46
7,815 Berdistribusi normal
Kp3 10
1,73 1,24
2,71 7,815
Berdistribusi normal Kp4
10 3,70
2,47 3,67
7,815 Berdistribusi normal
perhitungan lengkap pada lampiran: 08 Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada klp 1 diperoleh nilai T
hit
= 0,47. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada dk = 3 dengan
taraf signifikansi 5 yaitu T
tab
7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data pada klp 1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang
dilakukan pada klp 2 diperoleh nilai T
hit
= 0,46. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada dk = 3 dengan taraf signifikansi 5 yaitu T
tab
; 7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada klp 2 termasuk
berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada klp 3
diperoleh nilai T
hit
= 2,71. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas
commit to user 116
penolakan pada dk = 3 dengan taraf signifikansi 5 yaitu T
tab
; 7,815. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada klp 3 termasuk berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada klp 4 diperoleh nilai T
hit
= 3,67. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada dk = 3 dengan
taraf signifikansi 5 yaitu T
tab
; 7,815. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data pada klp 4 termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas