commit to user 75
3. Latihan Interval
Interval Training
Sistem latihan interval mencakup selang-seling periode kerja dan istirahat. Keunggulan sistem latihan ini adalah lebih banyak atlet mengalami pelatihan
interval tanpa mengalami keletihan yang berlebihan. Latihan interval merupakan media utama untuk mewujudkan efek-efek pelatihan yang spesifik. Pelatihan
interval tidak hanya memungkinkan atlet bekerja pada volume yang lebih besar dari suatu intensitas tertentu, tetapi juga memungkinkan atlet berlatih lebih keras
daripada yang dilakukannya dalam latihan yang berkesinambungan. Variabel yang dapat dimanipulasi dalam latihan interval adalah di seputar periode-periode
kerja maupun pemulihan yaitu; a
Durasi kerja. b
Intensitas kerja. c
Durasi periode pulihan. d
Jenis aktivitas yang dilakukan selama periode pemulihan, dan e
Banyaknya pengulangan selang-seling kerjapemulihan yang dilaukan dalam satu setnya.
Latihan interval merupakan program latihan yang terdiri dari periode pengulangan kerja yang diselingi oleh periode istirahat Fox E.L, 1984:184,
Smith, J, 1983: 184 atau merupakan serangkaian latihan yang diulang-ulang dan diselingi dengan periode istirahat. Latihan ringan biasanya dilakukan pada periode
istirahat ini Fox, Bower and Foss, 1993:205, Fox dan Mathews, 1981:263. Untuk memahami mengapa latihan ini sedemikian bagusnya, maka akan diuraikan
mengenai latihan selama latihan fisik.
commit to user 76
Ada beberapa istilah khusus dalam latihan yang harus dipahami dengan sebaik-baiknya.
a Interval kerja w
ork interval.
Bagian dari program latihan interval yang terdiri atas kegiatan dengan intensitas tinggi.
b Interval pemulihan
relief interval.
Waktu antar interval kerja serta antara set. Interval pemulihan dapat terdiri atas:
1. Kegiatan ringan pemulihan dengan istirahat atau
rest relief.
2. Latihan fisik ringan sampai sedang pemulihan dengan kegiatan atau
work relief.
3. Gabungan pemulihan dengan istirahat atau
rest relief
dengan pemulihan dengan kegiatan atau
work relief.
Adapun beberapa jenis Interval pemulihan dinyatakan dalam hubungan dengan rasio pemulihan dengan kerja dan dapat dinyatakan sebagai berikut;
1. 1:½ = mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama
dengan setengah waktu interval kerja. 2.
1:1 = mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan waktu interval kerja.
3. 1:2 = mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan
dua kali waktu interval kerja. 4.
1:3 = mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan tiga kali waktu interval kerja.
commit to user 77
Dengan interval kerja yang lebih lama, suatu rasio kerja pemulihan 1:½ atau 1:1 biasanya yang disarankan; pada interval dengan jangka waktu
menengahsedang, rasionya adalah 1:2 dan pada kerja yang memakan waktu pendek, rasionya 1:3 karena intensitasnya yang tinggi Fox. Bower Foss
1993:302. c
Set adalah serangkaian interval kerja dan pemulihan. d
Pengulangan
Repetition
Banyaknya interval kerja dalam satu setnya.
e
Waktu latihan
training time
Kecepatan pelaksanaan kegiatan selama interval kerja. f
Jarak latihan
training dintance
Jarak interval kerja. g
Frekuensi Banyaknya waktu per minggu untuk melakukan latihan.
h Resep latihan interval.
Berisi informasi terkait mengenai suatu pelaksanaan latihan interval yang biasanya meliputi banyaknya set, pengulangan, waktu pelaksanaan atau jarak
interval kegiatan, waktu latihan dan waktu interval pemulihan. Cara latihan interval untuk atlet dalam melakukan interval kerja disesuaikan dengan
cabang olahraganya, misalnya sepakbola dengan kegiatan sepakbola. Tipe kegiatan yang dipilih untuk latihan fisik umum berdasarkan atas pilihannya.
Sebagai ringkasan sistem latihan interval dapat diketengahkan sebagai berikut Fox, Bower and Foss, 1993:280;
commit to user 78
1 Tentukan terlebih dahulu sistem energi mana yang perlu dikembangkan.
Tabel 7. Informasi Penting untuk Penulisan Resep Latihan Interval
Berdasarkan “Waktu” Latihan Fox, Bower, Foss, 1993:306
Major energi
system Training
time min:sec
Repetition per workout
Set per workout
Repetition per set
Work relief
ratio Types of
interval ATP-PC
0:10 50
5 10
1:3 Rest-relief
d.g., walking, flexing
0:15 45
5 9
0:20 40
4 10
0:25 32
4 8
ATP- PC-LA
0:30 25
5 5
1:3 Work-relief
d.g., light to mind exercise,
jogging 0:40 – 0:50
20 4
5 1:0 – 1:10
15 3
5 1:2
1:20 10
2 5
LA-0
2
1:30 – 2:30 8
2 4
1:2 Work-relief
2:10 – 2:40 6
1 6
1:1 2:50 – 3:00
4 1
4 Host-relief
2
3:00 – 4:00 4
1 4
1:1 4:00 – 5:00
3 1
3 1:
½
Rest-relief
2 Pilih bentuk aktivitas
exercise
yang digunakan selama interval kerja sepakbola.
3 Tentukan latihan sesuai dengan keterangan yang ada dalam daftar dari
sistem energi utama yang ingin dikembangkan. Jumlah ulangan dan set, rasio kerja istirahat, dan tipe dari interval istirahat, seluruhnya ada dalam
tabel 1 dan 2. Untuk setiap aktivitas yang dipilih, waktu latihannya ada dalam kolom 2 tabel 1.
4 Berikan peningkatan intensitas
progresive overload
selama program latihan. Walaupun program latihan interval merupakan sistem yang
sangat baik untuk atletnon atlet yang tertarik pada “
general fitness
”, namun metode ini bukan satu-satunya metode latihan yang ada.
commit to user 79
Tabel 8. Informasi Penting untuk Penulisan Resep Latihan Interval Berdasarkan
“Jarak” Latihan Fox, Bower, Foss, 1993:307
Major energi
system Training
distamce yards
Run:swim Repetition
per workout Set per
workout Repetition
per set Work
relief ratio
Types of relief interval
ATP- PC
55:15 50
5 10
1:3
Rest-relief d.g., walking, flexing
110:25 24
3 8
ATP- PC-LA
220:55 16
4 4
1:3
Work-relief d.g., light to mind exercise,
jogging
440:110 8
2 4
1:2 LA-0
2
660:165 5
1 5
1:2
Work-relief
880:220 4
2 2
1:1
Host-relief
2
1100:275 3
1 3
1:
½
Rest-relief
1320:330 3
1 3
1:
½ Kemajuan prestasi atlet merupakan akibat langsung dari jumlah dan
kualitas kerja yang dicapai dalam latihan. Beban kerja dalam latihan ditingkatkan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan psikologis
setiap atlet. Organisme akan memberikan reaksi berupa perubahan morfologis dan psikologis sebagai pemenuhan kebutuhan adanya peningkatan beban latihan.
Peningkatan intensitas latihan melalui cara sebagai berikut; a
Meningkatkan kecepatan dalam jarak tertentu atau meningkatkan berat beban. b
Meningkatkan rasio antara intensitas relatif dan absolut, sehingga intensitas absolut boleh dilakukan.
c Mempersingkat istirahat interval di antara masing-masing pengulangan atau
set. d
Meningkatkan densitas latihan, dan e
Meningkatkan jumlah pertandinganperlombaan Bompa, 1990:85 Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
untuk dikaitkan dengan kualitas kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang ditentukan. Kualitas kekuatan ransangan sangat tergantung dari; ritme latihan,
commit to user 80
beban kecepatan gerakan, variasi interval istirahat atau pullih asal diantara tiap ulangan Bompa, 1992:58. Prinsip latihan anaerobik adalah dengan memberikan
beban maksimal yang dikerjakan untuk waktu yang singkat dan diulang. Menurut Janssen 1987:155 waktu latihan maksimal selama latihan sprint, sistem kreatin
fosfat ditekankan, laktat yang tinggi tidak dikehendaki dalam latihan sprint. Pada waktu latihan pemulihan yang lebih lama atau dengan menurunkan intensitas
sprint kenaikan kandungan laktat akan lebih rendah. Frekuensi adalah ulangan beberapa kali seseorang mengerjakan setiap
setnya. Frekuensi tinggi berarti ulangan gerakan yang harus dikerjakan setiap setnya adalah banyak. Frekuensi rendah artinya ulangan gerakan yang harus
dikerjakan setnya sedikit Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L. 1984:197 “frekuensi untuk latihan anaerobik adalah 3 kali setiap minggunya.
commit to user 81
Tabel 9. Berbagai Cabang Olahraga, Aktivitas dan Sistem-Sistem Energi yang Utama Fox Mathews, 1981:263
Sport or sport activity ATP-PC and
anaerobic glycolysis Anaerobic glycolysis
and aerobic aerobic
1. Tennis 70
20 10
2. Track and field a.
100, 200 m 95-98
2-5 negligible
b. Field event
95-98 2-5
negligible c.
400 m 80
15 05
d. 800 m
30 65
05 e.
1.500
mile
20-30 20-30
40-60 f.
3.000 m 2
mile
10 20
70 g.
5.000 m 3
mile
10 20
70 h.
10.000 m 6
mile
Negligible 05
95 1.
Volleyball 80
05 15
1. Walking
Negligible 05
95 2.
Wrestling 90
5 5
3. Aerobik dance
5 15-20
75-80 4.
Baseball 80
15 05
5. Basketball
60 20
20 6.
Fencing 90
10 negligible
7. Field hockey
50 20
30 8.
Football 90
10 negligible
9. Golf
95 5
negligible 10.
Gymnasties 80
15 5
11. Ice hockey
a. Forward defense 60
20 20
b. Goalic 90
5 5
12. Ice speed skating
a. 500 m 80
10 10
b. 1.000 m 35
55 10
c. 1.500 m 20-30
30 40-50
d. 5.000 m 10
25 65
e. 10.000 m 5
15 80
13. In 0line skating 10 km
5 25
70 14.
Lacrose a. Goalic, defense, attacker
50 20
30 b. Midfielders, man-down
20 30
50 15.
Rowing 20
30 50
16. Skiing
a. Slalom, jumping 80
15 5
b. Downhill 50
30 20
c.Cross-country 5
10 85
d. Recreational 20
40 40
17. Soccer
a. Goalic, wings, striers 60
30 10
b. Hallbacks or sweeper 60
20 20
18. Stepping machine
5 25
70 19.
Swmming and diving a. Diving
98 2
negligible b. 50 m
90 5
5 c. 100 m
80 15
5 d. 200 m
30 65
5 e. 400 m
20 40
40 f. 1.500 m, 1.650 yrd
10 20
70
commit to user 82
Program untuk mengembangkan sistem energi yang utama dalam kegiatan olahraga harus disesuaikan dengan metode latihan. Latihan interval dapat
bervariasi dan dapat diatur untuk meningkatkan sistem anaerobik atau aerob. Latihan interval anaerob merupakan salah satu sistem latihan yang telah diselidiki
secara sistematis dan ilmiah, seri latihan berat yang diulang-ulang diselingi oleh waktu istirahat dan diselingi latihan ringan. Pengukuran laktat sudah menjadi
elemen penting dalam latihan olahraga. Penentuan laktat, metode dan intensitas latihan dapat ditentukan dengan akurat.
Tabel 10. Berbagai Metode Latihan dan Pengembangan Sistem Energi Utama Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L Foss, 1993:313
Training method Percent Development
ATP-PC and LA LA and 0
2 2
Acceleration sprint
90 5
5
Countinuous fast-running
2 8
90
Countinuous slowt-running
2 5
93
Hollow sprint
85 10
5
Interval sprinting
20 10
70
Interval training
10-80 10-80
10-80
Jogging
- 10
90
Repetition running
10 50
40
Speed play fartlek
20 40
40
Sprint training
90 6
4
Kualitas yang diperoleh dari latihan akan menurun kembali ke kondisi semula apabila tidak melakukan latihan secara teratur dan kontiyu. Penurunan
yang bermakna akan terjadi sesudah seseorang menghentikan latihannya. Oleh karena itu keteraturan dan kontinyuitas perlu diperhatikan.
commit to user 83
Sebelum menjelaskan pulih asal
recovery
, terlebih dahulu dijelaskan tentang kelelahan
fatigue
. Proses yang terjadi selama pemulihan dari latihan fisik sama pentingnya dengan yang terjadi selama latihan fisik. Kemajuan seorang
atlet tergantung kepada pemulihan yang cukup sehingga efek-efek latihan dapat dimaksimalkan. Berlatih tanpa pemulihan yang akurat setelah suatu kegiatan yang
meletihkan tidak akan membawa manfaat bagi atlet, karena mereka semata-mata hanya belajar menanggulangi keletihan dan bukannya memajukan aspek-aspek
spesifik dari
performance
Brents Rushall 1990:60. Prosedur-prosedur pemulihan harus merupakan bagian yang integral dari suatu latihan. Brents Rushall 1990:60
menyatakan bahwa; “kalau latihan aktif digabung dengan pemulihan pasif maka kecepatan pemulihannya lebih baik dari pada pemulihan aktif saja”. Jika intensitas
pemulihan itu melampaui 60 VO
2max
maka besar kemungkinan lebih banyak asam laktat akan diproduksi dan pemulihan terlambat. Prinsip pemulihan harus
dianggap sama pentingnya dengan prinsip
overload.
Brents Rushall 1990:215 menyatakan bahwa pemulihan
recovery
sama pentingya dengan latihan. Kelelahan yang terjadi di dalam berolahraga terdiri dari:
b Kelelahan
neoromuscularjuction
; Kelelahan ini terjadi pada otot cepat
fast twitchfiber
yang disebabkan impuls sebagai penghantar kimia menjadi berkurang.
c Kelelahan dari mekanisme otot;
1 Berkurangnya cadangan ATP dan PC. ATP merupakan sumber energi
yang langsung untuk kontraksi otot dan PC lansung digunakan sebagai penggantinya. ATP dapat diresistensi selama 30 detik.
commit to user 84
Gambar 10. Proses Interval Kerja dan Interval Istirahat Foss, 1998:281
2 Penumpukan asam laktat.
Pembentukan asam laktat akan meningkat konsentrasi ion-ion, sehingga mangganggu kontraksi otot dan juga menghambat enzim yang diperlukan
untuk metabolisme. 3
Berkurangnya cadangan
glycogen.
Olahraga lama –
glycogen
habis. Hal ini akan menyebabkan “
Bonking” glycogen
yang ada dalam salah satu otot tidak dapat dipindahkan ke otot lain, oleh karena itu otot yang paling banyak kontraksi
glycogen
menjadi habis.
Program latihan anaerobik atau
sprint
perbandingan antara kerja dan istirahat adalah 1:5 – 1:12, Bompa, 1999:94. Selama pulih asal dari latihan
tuntutan energi sangat berkurang. Tetapi konsumsi oksigen pada periode waktu tertentu tetap pada tingkat yang relatif tinggi dan lamanya tergantung pada
intensitas latihan yang dilakukan. Oleh karena itu interval istirahat harus memudahkan pulih asal yang optimal selama LA berkurang dan 0
2
–
debt
yang hampir seratus prosen tersimpan. Pulih asal pada latihan anaerobik atau
sprint
menurut Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L. 1993:297 minimal memerlukan waktu 2 menit dan maksimal 3 menit.
------ : Istirahat r
elief ATP
naik, waktu 30 detik
commit to user 85
Tabel 11. Berbagai Metode Latihan dan Penggunaan Sistem Energi Utama untuk Kegiatan Berbagai Olahraga Fox, Edward L. Richard W. Bower,
Marle L. 1993:314
Sport or sport activity Suggested Methods
Ac ce
ler ati
o n
S p
rin t
C o
n to
n u
o u
s
fa st
-r u
n n
in g
C o
n to
n u
o u
s
slo w
-r u
n n
in g
Ho ll
o w
sp rin
t
In ter
v al
sp rin
ti n
g In
ter v
al tr
ain in
g Jo
g g
in g
R ep
eti ti
o n
ru n
n in
g S
p ee
d p
lay f
ar tl
ek S
p rin
t tr
ain in
g
Baseball Ö
Ö Ö
Basketball Ö
Ö Ö
Fencing Ö
Ö Ö
Ö Field hockey
Ö Football
Ö Ö
Ö Ö
Golf Ö
Ö Gymnastics ice hockey
Ö Ö
Ö Ö
Forwards, defense Ö
Ö Goalie
Ö Ö
Ö Lacrose
Goalie, defense, attacker Ö
Ö Midfielders, man-down
Ö Recreation sport
Ö Ö
Ö Rowing
Ö Ö
Skiing Slalon, jumping downhill
Cross-country Ö
Ö Soccer
Goaline, wings, strikers Ö
Ö Halfback, link men
Ö Ö
Softball Ö
Ö Swimming and diving
50-m freestyle, diving Ö
Ö 100-m, 100-yd all strokes
Ö Ö
200-m, 220-yd all strokes Ö
400-m, 440-yd freestyle Ö
Ö Ö
1500-m, 1650-yd freestyle Ö
Tennis Ö
commit to user 86
Sport or Sport Activity Suggested Methods
Ac ce
ler ati
o n
S p
rin t
C o
n to
n u
o u
s fa
st -
ru n
n in
g C
o n
to n
u o
u s
slo w
- ru
n n
in g
Ho ll
o w
sp rin
t In
ter v
al sp
rin ti
n g
In ter
v al
tr ain
in g
Jo g
g in
g R
ep eti
ti o
n ru
n n
in g
S p
ee d
p lay
f ar
tl ek
S p
rin t
tr ain
in g
400-m, 440-yd Ö
Ö 800-m, 880-yd
Ö 1500-m, 1 mile
Ö Ö
Ö Track and field
100-m, 100-yd Ö
Ö Ö
200-m, 220-yd Ö
Ö Ö
Ö Field events
Ö Ö
Ö 2 miles
Ö Ö
Ö Ö
3 miles, 5000-m Ö
Ö Ö
Ö 6 miles, 10.000-m
Ö Ö
Marathon Ö
Volyball Ö
Ö Ö
Ö Wresting
Ö Ö
Ö
Energi diartikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja, sedangkan kerja didefinisikan sebagai penerapan dari suatu gaya melalui
suatu jarak. Dengan demikian energi dan kerja tidak dapat dipisahkan. Banyaknya energi yang dikeluarkan untuk kerja otot tergantung pada intensitas, frekuensi,
serta ritme dan durasi latihan. Menurut Clenaghan, Pate R. Rotella 1984: 237 mengtatakan kontraksi otot menyebabkan perubahan bentuk energi kimia menjadi
energi mekanik yaitu ikatan energi ATP digunakan untuk menambah bahan bakar gerakan tubuh manusia. Tenaga maksimal berarti kecepatan terbesar dimana
sistem energi dapat menyediakan energi bagi kerja otot. Energi yang diperlukan untuk suatu kegiatan atau kontraksi otot tak dapat diserap langsung dari makanan
yang dimakan, akan tetapi diperoleh atau dari persenyawaan yang disebut ATP
adenosine triphosphate
. ATP inilah yang merupakan sumber energi yang langsung dipergunakan otot untuk melakukan kontraksi.
commit to user 87
Didalam tubuh terdapat suatu zat kimia yang membuat otot dapat berkontraksi atau berelaksasi, yaitu
adenosin trifosfat
atau ATP. Zat ini merupakan suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi
adenosine difosfat
atau ADP sambil menghasilkan anergi siap pakai untuk otot Janssen, 1987:12. Secara sistematis proses ini dapat digambarkan sebagai berikut;
ATP ADP + energi. ATP terdiri dari komponen yang kompleks yaitu suatu komponen
adenosine
dan tiga komponen
phosphate
. ATP ini tersimpan dalam otot skelet dan dalam jumlah yang sangat terbatas, karenanya ATP ini lekas habis. Agar supaya
kontraksi otot tetap berlangsung, maka ATP ini harus diisi kembali melalui penguraian zat-zat lain yang juga tersimpan di dalam otot. Menurut Janssen
1987:12 mengatakan jumlah ATP yang langsung tersedia adalah cukup untuk kira-kira 1-2 detik aktivitas maksimum, dan jumlah
kreatin fosfat
habis setelah kira-kira 6-8 detik. Otot yang aktif, energi yang dihasilkan dari gilkogen ini
memproduksi
asam laktat
LA. LA mengakibatkan kelelahan. Aktivitas maksimal dalam waktu 45 – 60 detik menimbulkan akumulasi LA maksimal.
Untuk menghilangkannya perlu waktu 45 – 60 detik.
Tabel 12. Prediksi Pulih Asal dan Diet Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L. 1993:235
Proses Pulih Waktu Pulih Asal
Jenis Diet Minimum
Maksimum ATP-PC
1:2 work 1: relief 2 -
- Cadangan fosfagen
3 menit 5 menit
- Cadangan glycogen otot
5 jam cab. Or intermiten 24 jam
karbohidrat 10 jam cab. Or. Kontinyu
48 jam karbohidrat
Cadangan glycogen hati tidak diketahui
24 jam -
Pengangkutan asam 30 menit rest aktif
1 jam -
Laktat 1 jam rest pasif
2 jam -
Cadangan 0
2
10 – 15 detik -
-
commit to user 88
a. Rasio Kerja-Istirahat 1:2
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan rasio-kerja istirahat 1: 2 adalah mengisyaratkan bahwa waktu interval
pemulihannya sama dengan dua kali waktu interval kerja. Pada interval dengan jangka waktu menengahsedang, rasionya adalah 1:2 dan pada kerja yang
istirahatnya diimbangi oleh dua kali waktu kerja, Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L. Foss. 1993:302.
Dalam penelitian ini rasio kerja-istirahat 1: 2 akan
ditreatmentkan
pada kedua jenis metode latihan baik metode latihan sirkuit berlanjut maupun
sepakbola yang dimana telah direncanakan dan dibuatkan program pelatihan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.
b. Rasio kerja-istirahat 1:3
Rasio kerja-istirahat 1:3 Mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan tiga kali waktu interval kerja. Rasionya 1:3 karena
intensitasnya yang tinggi. Ini mempunyai pengertian bahwa dalam penentuan kerja dan istirahatnya suatu program latihan dapat ditentukan bahwa waktu
isturahat tiga kali dari waktu kerja. Semakin banyak waktu pulih asal maka akan dapat berpengaruh terhadap penyediaan oksigen dan pemulihan terhadap kondisi
latihan. Semakin efektif tubuh dalam menyediakan oksigen maka akan semakin siap tubuh untuk melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi kembali dalam
latihan. Kerja yang memakan waktu pendek, rasionya 1:3 karena intensitasnya yang tinggi Fox, Edward L. Richard W. Bower, Marle L. 1993:302.
commit to user 89
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang ada hubungannya dengan proposal penelitian ini adalah; hasil penelitian dari Moh. Nasution 2008, meneliti tentang pengaruh latihan
interval dan kontinyu terhadap perubahan VO
2
maximal dan denyut nadi istirahat. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa; ada pengaruh antara
bentuk latihan interval dan latihan kontinyu terhadap perubahan denyut nadi istirahat dimana latihan kontinyu lebih baik dibanding latihan interval.
Penelitian dari Sardianto 2002, meneliti tentang pengaruh metode latihan dan intensitas interval istirahat dalam keterampilan bermain bolavoli. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan bahwa; latihan sistem lorong intensitas interval istirahat aktif ternyata memberikan hasil latihan yang lebih baik dibanding dengan
latihan stasion intensitas interval istirahat pasif. Penelitian dari Kiyatno 2001, meneliti tentang Volume Oksigen
Maksimal, studi korelasi antara volume tidal kadar hemogolobin, dan denyut jantung dengan Volume Oksigen Maksimal olahraga di Surakarta. Dari penelitian
yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif secara bermakna antara volume tidal, kadar hemoglobin, dan denyut jantung dengan
O
2
max.
commit to user 90
C. Kerangka berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh latihan sirkuit