commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebugaran dan prestasi seorang atlet atau olahragawan sifatnya tidak statis, tetapi berubah-ubah sesuai dengan aktivitas fisik yang dilakukan khususnya
latihan olahraga. Latihan kondisi fisik diperlukan untuk mencapai kebugaran jasmani dan prestasi, yang disesuaikan dengan tuntutan masing-masing cabang
olahraga yaitu dengan latihan yang direncanakan, sistematik, berjenjang, meningkat
progresif overload
dan berkelanjutan, untuk mencapai standar yang telah ditentukan Bompa, 1999 : 45. Untuk menyusun program latihan fisik yang
tepat dan mencapai sasaran dalam cabang olahraga tertentu, selengkapnya harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan keseluruhan yaitu; 1 beban
berlebih
the overload principle,
2 prinsip beban bertambah
the principle of progressive ressistance,
3 prinsip latihan beraturan
the principle of arrange ment of exercise
, 4 prinsip kekhususan
the principle of specificity
, 5 prinsip individualisme
the principle of individuality
, 6 prinsip pulih asal
reversible principle
, dan 7 prinsip beragam
variety principle
. Salah satu prinsip yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu prinsip beban bertambah
the principle of progressive ressistance
. Bompa 1999 : 46 mengatakan pencapaian peningkatan
seorang atlet adalah suatu hasil yang langsung menyangkut jumlah dan mutu latihan. Dari langkah awalatlet pemula
inisiasi
sampai pada atlet yang berkualitas, beban kerja dalam latihan harus meningkat secara berangsur-angsur
menurut kemampuan psikologis dan fisiologis individu. Dalam olahraga, sasaran
1
commit to user 2
latihan utama adalah meningkatkan potensi fungsi organ
fisiologis
, di dalam peningkatan beban latihan harus tidak tinggi. Ozalin 1971 dalam Bompa, 1999 :
46 - 47 menyatakan bahwa suatu peningkatan dalam beban harus sekitar 3 sampai 6 dari suatu kemampuan maksimum atlet.
Olahraga sepakbola merupakan bentuk olahraga yang memerlukan koordinasi semua organ tubuh, dan kebugaran jasmani yang prima. Kebugaran
jasmani yang prima akan berimplikasi pada kecepatan, kelentukan, keakuratan, kelincahan, power, dan daya tahan yang prima pula. Teknik bermain sepakbola
merupakan dasar bagi setiap pemain ,diantaranya operan dan tahan bola
passing and control
, menggiring bola
driblling
, memainkan bola dengan kepala
heading
, menembakan bola ke gawang
shooting
Nurhasan 2001: 157-163. Kondisi fisik pemain dituntut selalu prima. Sepakbola juga memerlukan
pamantapan kondisi lokomotor untuk mendapatkan ketahanan otot. Bahkan sangat perlu pemantapan kondisi jantung dan pernafasan, kelentukan dan relaksasi yang
dinamis. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang optimal. Unsur yang paling penting pada kebugaran
jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi. Konsumsi oksigen maksimal
O
2
max
dipakai sebagai parameter derajat kebugaran jasmani yang menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang diperlukan pada spesifikasi dalam cabang
olahraga sepakbola. Permainan sepakbola pada saat ini merupakan olahraga yang sangat
populer di dunia termasuk di Indonesia. Untuk dapat bersaing ke tingkat pemain yang profesional, selain mempunyai teknik yang bagus juga harus mempunyai
commit to user 3
kebugaran dan kesehatan yang bagus. Pemain sepakbola khususnya di Undiksha masih belum bisa menunjukan prestasi yang bagus. Ini dapat dilihat dari prestasi
yang mampu dicapai dalam kompetisi baik di tingkat daerah maupun nasional, serta sedikitnya jumlah pemain yang dapat berkiprah di ajang Liga Nasional.
Dengan mencermati permasalahan tersebut di atas maka sangat di perlukan pendekatan latihan dan metode latihan yang tepat. Untuk melatih pemain
sepakbola terutama dalam meningkatkan kapasitas aerobik maksimal
O
2
max
yang pada nantinya dapat menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang diperlukan pada spesifikasi dalam cabang olahraga sepakbola seperti; kecepatan,
kelentukan, keakuratan, kelincahan, power, dan daya tahan kardiovaskuler adalah dengan penerapan pelatihan sirkuit C
ircuit Training.
Latihan sirkuit C
ircuit Training
merupakan salah satu metode pengkondisian yang pada mulanya dipelopori oleh Morgan dan Admson pada
tahun 1953 di
University of Leeds
Inggris Harsono, 1988 : 227. Latihan sirkuit C
ircuit Training
adalah program dengan berbagai jenis beban kerja yang dilakukan secara simultan dan terus menerus dengan diselingi istirahat pada
pergantian jenis beban kerja tersebut. Program latihan ini sangat baik, karena dapat membentuk berbagai kondisi fisik secara serempak. Tetapi beberapa faktor
yang harus diperhatikan Hazeldine, 1985 : 18 adalah; 1 antara delapan sampai lima belas pos yang berbeda yang paling umum. Masing-Masing latihan perlu
memilih untuk potensinya di dalam mengembangkan; kualitas, apakah itu untuk kebugaran secara umum dan yang berhububungan dengan kekuatan. 2
pengorganisasian urutan latihan dan jarak pos untuk menekankan pada otot, paru-
commit to user 4
paru dan peredaran sistem yang akan dilatih, 3 banyaknya pos dalam latihan yang akan digunakan berhubungan dengan alat dan fasilitasnya, sesuai dengan
hasil yang diharapkan 4 latihan yang diberikan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mampu untuk melaksanakan pengulangan sebanyak mungkin
dengan kira-kira interval 60 detik dalam tiap pos sehingga menimbulkan kelelahan yang cukup berarti, 5 dalam pemilihan organisasi waktu istirahat
interval sangat penting guna proses pemuliahan proses fisiologis seperti proses sistem energi sepanjang latihan, 6 sangat memungkinkan menghitung
banyaknya pengulangan yang dilakukan dalam waktu tertentu dengan batasan waktu yang dilakukan dalam setiap penyelesaian antar set di semua pos, sehingga
membantu monitoring kemajuan dan motivasi dalam pelaksanaan latihan. Bentuk latihan sirkuit C
ircuit Training
memiliki tiga karakteristik yaitu; 1. meningkatkan kebugaran kardiorespirasi dan kebugaran otot. 2. menerapkan
prinsip tahanan progresif. 3. memungkinkan banyak individu berlatih dalam waktu yang sama, didasarkan pada kemampuan tiap individu, dan memperoleh
latihan maksimal dalam waktu pendek. Pelaksanaan program latihan sirkuit C
ircuit Training
terdiri dari beberapa pos. Dalam penelitian ini akan memakai latihan sirkuit berlanjut
continuous circuit
dengan 10 pos yaitu; 1
vault over the buck,
2
double-footed jumps over a bench, working forward,
3
two forward rolls on mats, working forwards,
4
steeplechase jump,
5
sprint ten metres between two skittles,
6
continuous run up three box,
7
throught voult over the horse,
8
Crab walk ten matres between two skittles,
9
jump to touchfootball net or backboard,
10
double footed jumps over three hurdles of suitable height one
commit to user 5
metre apart
Hazeldine, 1985 : 25
,
dan menggunakan latihan sirkuit sepakbola
football circuit
dengan 12 pos yaitu; 1
sprint and head,
2
throw in,
3
dribbling,
4
wallbar knee raise,
5
dribbling and return,
6
astride jumps,
7
abdominal curl,
8
shutlle run, 9 back extention 10hurdle jump, 11 straight arm overthrow, 12 leg curl.
Hazeldine, 1985 : 27-29 Berdasarkan beberapa kajian ilmiah yang telah diungkapkan secara
teoritis; yaitu latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan salah satunya prinsip beban bertambah
the principle of progressive ressistance
dengan memperhatikan interval waktu istirahat. Maka dalam penelitian ini akan mengkaji pengaruh latihan sirkuit
continuous circuit
dan
football circuit
dengan rasio waktu kerja-istirahat 1:2 dan 1:3 terhadap peningkatan volume oksigen maksimal
O
2
max
pada pemain sepakbola Undiksha singaraja.
B. Identifikasi Masalah.