mencukupi keperluan tubuh dengan sendirinya akan terjadi gejala kekurangan protein seperti pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap
penyakit, daya kreativitas menurun, daya kerja merosot, juga mental lemah Marsetyo, 2005. Protein dapat diubah menjadi glukosa melalui proses
glukoneogenesis sintesa glukosa dari rantai karbon non karbohidrat. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkalgr protein
Almatsier, 2004 Kekurangan zat gizi khususnya protein, pada tahap awal menimbulkan rasa
lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan produktivitas kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan
keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi protein yang mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi Martianto, 1992.
5.1.3 Konsumsi Vitamin C
Konsumsi Vitamin C untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi adalah sebesar 43,12 mg dan kelompok kontrol sebesar 47,33 mg perbedaan antara kedua
kelompok adalah 4,21 mg, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan sebesar 43,34 mg dan kelompok kontrol sebesar 43,82 mg perbedaan antara kedua
kelompok adalah 0,48 mg,
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Rata-rata konsumsi Vitamin C pada tenaga kerja pensortir daun tembakau adalah sangat rendah karena nilai angka kecukupan pada wanita dewasa bekerja
sedang adalah sekitar 75 mg per hari Santoso, 2004. Maka kekurangan Vitamin C sebesar 32 mg per hari. Kekurangan Vitamin C dapat terjadi karena dalam menu
sehari-hari sampel jarang mengkonsumsi buah-buahan, sumber Vitamin C lebih besar adalah dari buah-buahan. Dalam hal ini untuk penyerapan zat besi akan sangat
mempengaruhi karena jika terdapat sekitar 25-30 mg Vitamin C dalam menu makanan akan dapat meningkatkan absorpsi zat besi sebesar 85.
Banyak proses metabolisme dipengaruhi oleh Vitamin C, seperti mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus sehingga mudah diabsorpsi. Absorpsi besi dalam
bentuk non hem meningkat empat kali lipat bila ada Vitamin C juga berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati. Bila dalam menu
sehari-hari kekurangan vitamin c dan berlangsung lama maka akibatnya dapat terjadi seperti lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, kejang tulang, persendian sakit,
kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, perdarahan gusi, mulut kering, depresi, timbul gangguan saraf dan bahkan dapat mengakibatkan anemia
Almatsier, 2002.
5.1.4 Konsumsi Zat Besi Fe
Konsumsi zat besi pada kelompok perlakuan sebelum intervensi sebesar 6,48 mg dan pada kelompok kontrol sebesar 6,88 mg, sedangkan setelah pemberian tablet
tambah darah selama 3 bulan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan menjadi sebesar 66,53 mg dan kontrol sebanyak 6,61 mg, perbedaan antara kedua kelompok
adalah 59,92 mg. Terlihat terjadi peningkatan yang cukup tinggi hal ini karena asupan makanan sudah ditambahkan Tablet Tambah Darah yang mengandung zat
besi sebesar 60 mg.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Rata-rata konsumsi zat besi pada tenaga kerja pensortir daun tembakau
sebelum intervensi adalah sangat rendah 6,48 mg tidak sesuai dengan rata-rata kecukupan gizi wanita dewasa bekerja sedang yaitu sebanyak 26 mg per hari, tetapi
setelah pemberian tablet tambah darah selama 3 bulan terjadi peningkatan yang cukup baik yaitu peningkatan sebesar 59,92 mg, asupan zat besi ini dapat meningkat dengan
baik adalah karena sudah ditambahkan zat besi dari tablet tambah darah yaitu sebesar 60 mg. Rendahnya asupan zat besi sebelum intervensi adalah karena menu pada
tenaga kerja ini umumnya menu rendah zat besi karena hanya terdiri dari nasi, umbi- umbian dengan kacang-kacangan, ikan asin dan sangat sedikit jarang sekali daging,
ayam, ikan segar. Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran, daging, ikan, susu, telur yang dikonsumsi setiap hari.
De Maeyer 1989 menyebutkan akibat defisiensi zat gizi besi pada orang dewasa pria dan wanita dapat mengakibatkan penurunan kerja fisik dan daya
pendapatan, penurunan daya tahan terhadap keletihan. Khomsan 2004 penanggulangan anemia terutama wanita pekerja, sudah dilakukan secara nasional
dengan pemberian suplementasi pil zat besi selama tiga bulan yang diminum setiap hari
. Menurut Muchtadi 2001 zat besi merupakan komponen hemoglobin yang
berfungsi mengangkut oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi energi ATP.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
5.2 Hemoglobin