Konsumsi Protein Konsumsi Makanan

tersebut dan tidak adanya penggantian energi, sehubungan dengan kurangnya pemasukan zat makanan maka tenaga kerja tidak dapat diharapkan adanya produktivitas kerja yang optimal atau bila seseorang bekerja keras tanpa diimbangi dengan makanan yang bergizi dan cukup setiap hari maka dalam waktu dekat akan menderita kekurangan tenaga, lemas, lemah, lesu dan tidak bergairah melakukan pekerjaan dengan baik. Dengan demikian persedian energi selama bekerja adalah sangat diperlukan Kartasapoetra, 2005.

5.1.2 Konsumsi Protein

Konsumsi protein untuk kelompok perlakuan sebelum intervensi sebanyak 55,90 gr dan kelompok kontrol 64,24 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 8,34 gr, sedangkan setelah intervensi pada kelompok perlakuan sebanyak 56,36 gr dan kelompok kontrol 57,44 gr maka perbedaan kedua kelompok sebanyak 1,08 gr. Dari hasil penelitian bahwa nilai rata-rata protein sudah melewati angka kecukupan protein bagi wanita dewasa bekerja sedang umur 20 – 45 tahun sebesar 50 gr Supariasa, 2002. Hasil Recall menunjukkan bahwa tenaga kerja banyak mengkonsumsi ikan asin, tempe, tahu dan sangat sedikit ikan segar dan daging. Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 Memperhatikan pemberian berbagai bahan makanan yang tinggi kandungan proteinnya sudah seyogianya diutamakan, karena protein tugasnya sangat penting bagi semua tingkat kehidupan dari sejak anak-anak bahkan semasa dikandungan, remaja, dewasa, sampai tua. Protein selain digunakan bagi pembangunan struktur tubuh pembentukan berbagai jaringan juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga kehidupan dapat terus terjamin dan wajar, bila tidak mencukupi keperluan tubuh dengan sendirinya akan terjadi gejala kekurangan protein seperti pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit, daya kreativitas menurun, daya kerja merosot, juga mental lemah Marsetyo, 2005. Protein dapat diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis sintesa glukosa dari rantai karbon non karbohidrat. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkalgr protein Almatsier, 2004 Kekurangan zat gizi khususnya protein, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan produktivitas kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi protein yang mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi Martianto, 1992.

5.1.3 Konsumsi Vitamin C