BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pemerintahan Belanda tahun 1869 mengelola PT.X. dengan nama perusahaan Deli Maatschappij. Masa sebelum Kemerdekaan Indonesia perusahaan ini menjadi
kekuasaan belanda sepenuhnya, dan merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan milik PT. Perusahaan Nusantara II.
Pada tahun 1910 perusahaan ini berganti nama menjadi NV.VDM Verenidg Deli Maatschappijen. Sejak kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, maka
semua usaha yang dikelola oleh Belanda dialihkan menjadi milik pemerintahan Indonesia termasuk diantaranya adalah Perusahaan Perkebunanan. Kemudian pada
tahun 1958 Pemerintahan Republik Indonesi mengambil alih NV.VDM dan diberi nama PPN.BARU Pusat Perkebunan Negara Baru. Perusahaan ini menyebar di
berbagai wilayah nusantara, maka tahun 1960 PPN.BARU berubah nama menjadi PPN Cabang Sumatera Utara Unit Sumut-1, hanya berselang setahun yaitu pada
tahun 1961. PPN Cabang Unit Sumut -1 berubah menjadi PPN Sumut -1 yang dikhususkan memproduksi tembakau. Akibat dari meningkatnya penjualan tembakau
di pasar lokal maupun luar negeri serta daun tembakau yang dihasilkan berkualitas, pada tahun 1963 PPN Sumut-1 berubah nama lagi menjadi PPN Tembakau Deli-II.
Lima tahun kemudian PPN Tembakau Deli-II berubah nama menjadi PNP IX.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri RI Nomor 5KTPUM1974PNPIX tahun 1971 yang isinya adalah perubahan nama dari PNP
IX berubah menjadi PT.Perkebunan Nusantara II. Nama inilah yang dipakai sampai sekarang. PTPN II Kebun Klambir Lima memiliki 3 jenis komoditi yaitu : Tembakau,
Tebu, dan Kelapa Sawit. Pengolahan daun tembakau dilakukan di gudang pengolahan yaitu dari proses pengeringan, permentasi dan pensortiran daun
tembakau. Produk PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima diekspor ke luar negeri yaitu
Jerman dan Amerika Serikat AS. Luas HGU Hak Guna Usaha PTPN II Kebun Klambir Lima adalah : 2.050.47 Ha. PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima
mempunyai struktur oganisasi garis, mempunyai tenaga kerja sebanyak 788 orang dimana pada bagian pensortiran berjumlah 260 orang selebihnya sebagai tenaga
administrasi, manager, kepala dinas tanaman, kepala dinas pengolahan, asisten, mandor, dll.
Jadwal kerja tenaga kerja pensortir daun tembakau adalah masuk pada pukul 07.00-09.00 WIB, istirahat pendek 09.00–09.30 WIB, kerja kembali 09.30-12.30
WIB, istirahat panjang 12.30–14.00 WIB, kerja kembali 14.00-17.00 WIB, Pulang Kerja pukul 17.00 WIB maka total jam kerja adalah 8 jam per hari.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Proses produksi tembakau dari mulai pembibitan sampai menjadi daun tembakau kering melewati beberapa tahap. Adapun tahapan tersebut adalah :
1. Proses Penanaman
Proses penanaman di mulai dari penyemaian benih selama 25 hari, kemudian di siapkan media tanaman yang terdiri dari campuran tanah, pupuk, kompos,
pasir dan baha-bahan lainnya. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada suhu 100 derajat celcius. Setelah itu media tanam dimasukkan kedalam plat-
plat pembibitan. Setelah 40 hari tanaman tembakau siap dipindahkan ke kebun tembakau.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
2. Proses Pemeliharaan Tanaman
Pada tahapan ini tembakau membutuhkan perawatan berupa pupuk supaya tanaman tembakaunya dapat tumbuh subur dan perawatan kimia yang
gunanya untuk memberantas hama atau gulma yang dapat merusak daun tembakau tersebut. Pupuk yang digunakan adalah guano bibit, dolomit,
indostik, nemisphore,mixed,spontan dan lainnya. Pada proses pemeliharaan tanaman ini dilakukan penyiraman sebanyak tiga kali sehari serta pencabutan
gulma dan pencarian hama yang sering ditemukan pada daun tembakau. Jika ditemukan tanaman tembakau yang rusak dan mati, maka tanaman tersebut
dimusnahkan. Seluruh proses pemeliharaan tanaman ini hingga pengutipan daun tembakau menghabiskan waktu 40 hari. Biasanya kondisi cuaca juga
mempengaruhi pertumbuhan tembakau. Jika curah hujan sedikit, maka rata- rata umur tembakau yang bisa di panen kurang lebih 50 hari.
3. Proses Panen dan Pengangkutan
Setelah umur tembakau cukup untuk dipanen maka dilakukan pemetikan daun tembakau. Daun yang telah dipanen diangkut ke bangsal pengeringan. Pada
saat panen, tidak semuanya daun tembakau yang dipetik. Ada dua tingkatan daun yang dipetik, biasanya daun bagian bawah lebih dahulu setelah beberapa
hari kemudian daun bagian atas. Tujuh daun ke atas di sebut dengan daun kaki ½ , sedangkan lima daun ke bawah di sebut dengan daun pasir.
4. Proses Pengeringan
Setelah daun tembakau di angkut ke bangsal pengeringan, daun tersebut dikeringkan.Untuk daun pasir Z, waktu yang dibutuhkan dalam pengeringan
adalah 19-22 hari. Sedangkan untuk daun kaki ½ adalah 20-22 hari. Dalam proses pengeringan, daun hijau tembakau tidak dikeringkan di bawah sinar
matahari langsung tetapi di dalam ruangan tertutup dengan menggunakan asap hasil pembakaran batu bara.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
5. Proses Penyortiran
Daun tembakau yang telah kering, diangkut dari bangsal pengeringan ke gudang pensortiran. Selama tembakau berada digudang pensortiran suhu atau
temperatur ruangan sangat dijaga, sebab suhu yang tidak stabil mengakibatkan kerusakan pada daun tembakau tersebut. Juga dilakukan pegelompokan yang
terdiri dari daun tembakau lelang breman, non lelang breman, dan daun gruis. Pengelompokan tembakau ini sangat membutuhkan ketelitian. Setelah daun
tembakau di kelompokkan, kemudian dilakukan proses permentasi agar daun
tembakau tersebut layu dan tahan lama. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini antara 45-50 derajat celcius. Di dalam gudang ini juga dilakukan pensortiran
daun tembakau sesuai dengan jenis, warna, juga tidak terdapat lagi daun yang koyak atau bolong. Kemudian daun tembakau di ikat dimana setiap ikatan
terdiri dari 40 lembar. Setelah itu baru dilakukan pengepakan dan setelah berjumlah 150 pak kemudian dilakukan pengebalan dan mencap setiap satu
bal tembakau. Kemudian tembakau siap untuk diekspor. Perbedaan ketiga jenis produk terdapat pada tekstur daun tembakau. Untuk menilai tembakau
yang berkualitas dilihat dari sisi ketebalan, kelenturan dan warna tembakau. Produksi tembakau kebun klambir lima sebagian besar di ekspor ke Jerman,
oleh karenanya sebutan tembakau hasil jadi kebun ini adalah Lelang Breman. Tembakau produksi kebun klambir lima merupakan salah satu produk
Indonesia yang sudah dikenal di pasar Internasional karena kualitasnya yang baik.
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
Tahap-tahap proses Tembakau mulai dari Pembibitan sampai Ekspor dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :
Pembibitan ± 40 Hari
Penanaman ± 70 Hari
Pemetikan Pengeringan 22 Hari
Saring Ikat Kasar
Stapel A = 8 Hari
Stapel B = 12 Hari
Stapel C = 21 Hari Stapel D = 30 Hari
Sortasi Saring dan Uji Lab.
Gambar 4.1 Proses Tembakau dari Pembibitan sampai Ekspor
Packing Ekspor
Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009
USU Repository © 2008
4.2 Karakteristik Sampel 4.2.1 Umur