Karakteristik Pekerja Konsumsi Makanan

2.4 Karakteristik Pekerja

a. Umur Pekerja yang berusia muda mempunyai tingkat absensi tinggi hal ini disebabkan bukan karena penyakit tetapi karena adanya kesukaran beradaptasi terhadap lingkungan sehingga dapat menurunkan produktivitas. Sedangkan pada pekerja usia tua sering terjadi penyakit syaraf seperti tremor. Dimana tremor pada tenaga kerja dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang memerlukan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang memerlukan ketrampilan tangan Oslida, 2001 b. Lama Kerja Lama kerja berkaitan dengan kepuasan kerja. Berdasarkan tenaga kerja mempunyai kepuasaan kerja yang terus meningkat sampai lama kerja lima tahun dan kemudian mulai terjadi penurunan sampai lama kerja delapan tahun. Tetapi kemudian setelah tahun kedelapan kepuasaan kerja secara perlahan-lahan akan meningkat lagi. Selain itu tenaga kerja yang telah lama bekerja mempunyai dorongan untuk hadir lebih besar karena mempunyai harapan memperoleh keuntungan dari kesenioritasnya Budiono, 1990 c. Pendidikan Pendidikan mempengaruhi seseorang dalam sejarah berpikir dan bertindak dalam menghadapi pekerja.Wanita Indonesia sebagian besar adalah tenaga pelaksana yang berada dalam keadaan sosial ekonomi lemah, yang disebabkan antara lain Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki. Pekerja dengan dasar pendidikan dan ketarmpilan yang sangat terbatas serta kondisi kesehatan yang buruk cenderung akan menurunkan produktivitas Budiono, 1990

2.5 Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut Supariasa, 2002. Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis, jumlah pangan yang dikonsumsi dimakan oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu Baliwati, 2004. Pola Konsumsi makanan merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh setiap orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau kelompok orang keluarga memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial Suhardjo, 2005. Manusia membutuhkan konsumsi makanan yang berguna untuk membantu fungsi semua organ agar dapat berjalan dengan baik seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Tingkat kecukupan zat gizi berbeda pada setiap orang dan perbedaan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan ataupun Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 kegiatan yang dilakukan. Pembagian pekerjaan menurut lamanya bekerja adalah bekerja delapan jam adalah termasuk pekerjaan sedang dan bila bekerja lebih dari delapan jam adalah pekerjaan berat. Secara umum pengaruh gizi pada manusia sangatlah kompleks antara lain dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja Kartasapoetra, 2005. Adapun rata-rata kecukupan zat gizi untuk wanita dewasa pekerja sedang menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.3 Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut Umur Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut Umur 20-45 Tahun Energi kkal 2200 Protein gr 50 Vitamin C mg 75 Zat besi mg 26 Sumber : Marsetyo, 2005 Faktor utama yang menyebabkan terjadinya anemia besi adalah kurangnya komsumsi zat besi yang berasal dari makanan, atau rendahnya absorbsi zat besi yang ada dalam makanan. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami anemia besi. Konsumsi makanan yang cukup jumlah dan macamnya akan menjamin kesehatan. Sebaiknya Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 lauk pauk ada yang berasal dari hewani dan nabati. Demikian juga bahan makanan merupakan sumber vitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran harus tersedia dalam hidangan sehari-hari Wirakusumah, 1999. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari hewani. Disamping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka sebesar 20-30. Sebagian besar penduduk di negara yang belum sedang berkembang belum mampu menghadirkan bahan makanan tersebut. Ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti kopi dan teh secara bersamaan pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi menjadi semakin rendah. Makanan kaya vitamin C seperti air jeruk sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan tubuh menyerap zat besi Arisman, 2004. Konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor dan pemilihan jenis maupun banyaknya pangan yang dimakan, dapat berlainan dari masyarakat ke masyarakat dan dari Negara ke Negara Suharjo,1986. Faktor - faktor yang tampaknya sangat mempengaruhi pangan adalah : 1. Jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia 2. Tingkat pendapatan 3. Pengetahuan gizi Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 Kombinasi makanan sehari-hari harus diperhatikan , yang terdiri atas campuran sumber besi yang berasal dari hewani dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorpsi. Daftar Komposisi Bahan Makanan dapat dijadikan Pedoman dalam memilih bahan pangan yang kaya akan zat besi Almatsier, 2002 Tabel 2.4 Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan per 100 gr BDD No. Bahan Makanan Nilai Fe No. Bahan Makanan Nilai Fe 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Beras Giling Jagung Kuning Gadung Kuning Kacang Ercis Kacang Merah Bayam Merah Daun Singkong Bunga Pepaya Mangga Rambutan Kacang Kedelei Belut Kentang Kacang Ercis 1,8 1,4 2,2 2,3 6,8 7,0 1,7 1,3 1,0 1,2 8.0 1,5 0,7 2,3 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Patin Tongkol Udang Galah Ikan Hiu Kering Telur Ayam Kampung Udang Kering Telur Bebek Telur Ikan Ayam Hati Sapi 1,6 1,7 0,7 2,5 5,2 4,9 5,4 15,1 1,5 6,6 2,7 6,2 2,7 3,4 Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 Kangkung Daun Kacang Panjang Biskuit Martabak Mesir Sumber : Dinas Kesehatan, 2005 Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, dagingayamikan, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C. Persentase zat besi yang dapat diserap dari makanan sangat rendah dan bervariasi. Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap antara 10-20, sedangkan zat besi dari pangan nabati hanya dapat diserap antara 1-5. Misalnya zat besi dari beras dan bayam hanya dapat diserap oleh usus sekitar 1, sedangkan dari ikan diserap dalam jumlah besar yaitu 11. Semua zat besi yang ada didalam tubuh pada dasarnya berasal dari bahan pangan nabati maupun hewani. Oleh karena tidak semua zat besi yang berasal dari makanan dapat diserap tubuh maka jumlah zat besi yang dimakan harus lebih besar jumlahnya dari angka kebutuhan yang sebenarnya sedangkan ada faktor lain yang menghambat penyerapan zat besi adalah Asam fitat yang terdapat di serat serialia, Asam folat terdapat didalam sayuran, Tanin terdapat di dalam teh, kopi, dan beberapa sayuran dan buah Sampoerna, 2004 Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 Asam folat adalah bentuk dari vitamin B9 yang larut air. Asam folat bisa didapat dari makanan dan mendapatkan namanya dari bahasa Latin “folium” yang berarti daun. Dalam dunia medis biasa disebut folium atau folate. Sayuran berdaun seperti bayam, dan juga kacang-kacangan dan biji bunga matahari adalah sumber- sumber makanan yang kaya akan asam folat. Ada beberapa fungsi asam folat : 1. Asam folat berfungsi sebagai antidepresi. Jika seseorang kekurangan asam folat, ia cenderung mudah mengalami stres. 2. Mampu memperbaiki fungsi otak dan ingatan pada orang yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Selain itu, pemenuhan asam folat dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer. 3. Berfungsi untuk memproduksi dan menjaga sel-sel baru. Ibu hamil yang mengonsumsi asam folat tambahan dua sampai tiga bulan sebelum dan di awal kehamilan, lebih besar kemungkinannya melahirkan anak tanpa cacat otak. Selama masa kehamilan, asam folat juga berperan penting memicu produksi sel darah merah dan pembentukan jaringan janin. Tubuh kita memang sangat tergantung pada konsumsi makanan sebagai sumber asam folat. Walaupun kita sudah memiliki bakteri yang mampu memproduksi folat dalam sistem pencernaan, namun kontribusinya relatif kecil. Selain itu, konsumsi asam folat dari makanan alami sehari-hari juga cukup kecil, bahkan hanya 50 dari total kebutuhan harian. Sementara itu, daya serap untuk asam folat dalam Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008 bentuk sintetis bisa mencapai 85-100. Cadangan asam folat akan di simpan dalam hati. Bila mengkonsumsi asam folat secara berlebihan, maka tubuh akan membuangnya melalui sistem urine. Karena keterbatasan serapan asam folat dari makanan sehari-hari, maka disarankan untuk menambahkan folat dari sumber makanan lainnya. Sumber dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi maupun suplemen asam folat yang cukup banyak tersedia di pasaran. Menurut anjuran WHO, orang dewasa membutuhkan 400 mg asam folat per hari Anonymous, 2008. Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi makanan adalah metode recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu kemarin. Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin sampai istirahat tidur malam harinya, atau dimulai dari waktu saat wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Beberapa penelitian menunjukkan minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu. Pengukuran konsumsi makanan dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. Konsumsi makanan dalam bentuk zat gizi diperoleh dari konsumsi bahan pangan yang dikonversi kedalam bentuk zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM Supariasa, 2002. Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah Fe Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository © 2008

2.6 Kerangka Konsep