Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau Di Pt. X Kabupaten Deli Serdang

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (FE)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA

PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

RIRIS OPPUSUNGGU

077010009/IKM

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(2)

PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (Fe)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA

PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan

Program Studi Kesehatan Kerja pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIRIS OPPUSUNGGU

077010009/IKM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (FE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT. X KABUPATEN DELI SERDANG

Nama Mahasiswa : Riris Oppusunggu Nomor Pokok : 077010009

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Evawany Aritonang, M. Si) (Urbanus Sihotang, SKM. M. Kes) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T Chairun Nisa B, M. Sc)

Tanggal lulus : 6 April 2009


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 6 April 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Evawany Aritonang, MSi Anggota : 1. Urbanus Sihotang, SKM, M. Kes

2. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK 3. Ernawati Nasution, SKM, M. Kes


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH PEMBERIAN TABLETTAMBAH DARAH ( FE)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA

PENSORTIR DAUN TEMBAKAU DI PT.X.

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

.

Medan, April 2009

RIRIS OPPUSUNGGU


(6)

ABSTRAK

Masalah anemia pada tenaga kerja wanita berperan besar terhadap rendahnya produktivitas kerja. Sejalan dengan itu perlu perhatian terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan kerja seperti keadaan gizi golonganpekerja dan cara untuk memperbaiki status gizi. Pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau di PT. X ada sebanyak 48,5% yang memiliki kadar Hemoglobin darah <12 gr/dl atau anemia.

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen kuasi dengan desain eksperimenpre-test and post-test control group design. Intervensi dilakukan selama 3 bulan yaitu pemberian obat cacing dosis tunggal dan pemberian tablet tambah darah. Sesuai kriteria inklusi sampel sebanyak 66 orang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar Hemoglobin dan produktivitas kerja, untuk mengetahui konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dan mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar hemoglobin dan peningkatan produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau di PT.X. Kabupaten Deli Serdang.

Pengukuran Hemoglobin dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dan menggunakan alat Spektofotometer. Konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan metode food recall 2 x 24 jam pada hari yang berbeda. Data dianalisa dengan uji t dependent. Hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian tablet tambah darah berhasil meningkatkan kadar Hemoglobin sebesar 21,35% serta di ikuti peningkatan produktivitas kerja sebesar 16,28%. Hubungan Peningkatan kadar Hemoglobin dengan produktivitas kerja menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dan nilai r = 0,635 berarti mempunyai hubungan yang erat artinya apabila Hemoglobin meningkat maka produktivitas kerja juga akan meningkat.

Kata kunci : Tablet Tambah Darah, Hemoglobin, Produktivitas Kerja.


(7)

ABSTRACT

Anaemia problem of female workers big sharing labour to lowering work productivity. Pursuant to that matter need the attention to problem which deal with health work like circumstance of nutrition of worker faction and way of to improve repair the nutrition status. In PT. X there is as much 48,5% labour of female workers pensortir of tobacco leaf own the <12 gr/dl Haemoglobin rate or anaemia

The type of this research is quasi experiment, design experiment of pre-test and post-test control group. Interference during 3 month moon that is gift medicinize the single dose worm and blood added tablets. Sixty six workers who met the inclusion criteria were selected as samples for this study. The purpose of this study is to know the rate of Haemoglobin and work productivity, to know the food consumption of Energy, Protein, Vitamin C, Ferrum and know the influence of tablet gift add the blood to increase of Haemoglobin rate and improvement of work productivity of female workers pensortir of tobacco leaf in PT. X Deli Serdang.

Haemoglobin measurement by using method Cyanmethemoglobin and use the appliance Spektofotometer. Food consumption Energy, Protein, Vitamin C, Ferrum collected by interview by using method of food recall 2 x 24 clock on different. The data obtained were analyzed using t- Test dependent.

The result of research shows with the provision of increase blood tablets increases to improve the haemoglobin rate of using 21,35% and also following able to boost up the work productivity of using 16,28%. Relation of Haemoglobin rate with the work productivity show the result significance (p<0,05) and assess the r = 0,635 meaning to have the hand in glove or if Haemoglobin mount hence work productivity also will mount.

Key words: Blood Added Tablets, Haemoglobine, Work Productivity.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat kemurahan-NYA memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Tablet Tambah darah

(Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Daun Tembakau di PT.X. Kabupaten Deli Serdang“ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kekhusussan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Jurusan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana USU.

3. Dr. Ir. Evawany Aritonang M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan pemikiran dengan penuh kesabaran ditengah-tengah kesibukannya.

4. Urbanus Sihotang, SKM. M.Kes sebagai Pembimbing yang telah memberikan saran-saran dan masukan serta dorongan dalam penyelesaian tesis ini.

5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan Tesis ini.


(9)

6. Ernawati Nasution, SKM, M. Kes sebagai Komisi pembanding yang banyak memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan Tesis ini. 7. Pimpinan PT. X Kabupaten Deli Serdang yang memberi izin penelitian atas

informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian penulisan.

8. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes. sebagai Direktur Poltekkes DepKes.RI Medan 9. Dra.Ida Nurhatiyati, M. Kes. sebagai Ketua Jurusan Gizi Poltekkes DepKes

Medan.

10. Seluruh Staf Dosen dan administrasi Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi pengajaran, bimbingan dan arahan selama pendidikan.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 11. Suami tercinta Drs. SP. Sihombing dan ananda tersayang Satrio Amos

Sihombing, Brian Nehemia Sihombing, Wahyu Raphael Sihombing yang senantiasa memberi semangat belajar dan inspirasi serta mendoakan selama penulis mengikuti perkuliahan hingga selesai pendidikan di Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis berharap tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Medan, April 2009 Penulis, Riris Oppusunggu


(10)

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : Riris Oppusunggu 2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Agama : Kristen Protestan

4. Tempat/Tgl lahir : Sidikalang / 23 Juni 1969

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri No.033912 Sidikalang tahun 1976 - 1982 2. SMP Negeri XV Medan tahun 1982 - 1985 3. SMA Negeri X Medan tahun 1985 - 1988 4. SPAG Dep.Kes.RI. Lubuk Pakam tahun 1988 - 1989 5. Fakultas MIFA Unimed tahun 1998 - 2002 6. Program Magister Kesehatan Kerja

Sekolah Pascasarjana USU tahun 2007 - 2009

C. RIWAYAT PEKERJAAN

1. Instalasi Gizi RSU Herna Medan tahun 1989 - 1990 2. Sekolah Pembantu Ahli Gizi DepKes L. Pakam tahun 1990 - 1991 3. Akademi Gizi DepKes RI L. Pakam tahun 1992 - 1999 4. Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Medan tahun 1999 - sekarang


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP...v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Permasalahan...6

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Hipotesis Penelitian ...8

1.5 Manfaat Penelitian ...8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...9

2.1 Anemia ...9

2.2 Produktivitas ...19

2.3 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja...23

2.4 Karekteristik Pekerja...25

2.5 Konsumsi Makanan...26

2.6 Kerangka Konsep ...33

BAB 3 METODE PENELITIAN...34

3.1 Jenis Penelitian...34

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian...35

3.3 Populasi dan Sampel ...35

3.4 Metode Pengumpulan Data ...37

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ...39

3.6 Pelaksanaan Penelitian ...40

3.7 Metode Pengukuran………... ...44

3.8 Metode Analisa Data ...46


(12)

BAB 4 HASIL PENELITIAN...47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...47

4.2 Karakteristik Sampel...53

4.3 Konsumsi Makanan...56

4.4 Hemoglobin………...62

4.5 Produktivitas ...63

4.6 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja ...65

BAB 5 PEMBAHASAN...66

5.1 Konsumsi Makanan...66

5.2 Hemoglobin...72

5.3 Produktivitas ...74

5.4 Hubungan Hemoglobin dengan Produktivitas Kerja ...77

5.5 Keterbatasan Penelitian ...78

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...79

6.1 Kesimpulan ...79

6.2 Saran ...80

DAFTAR PUSTAKA ………...81


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1. Batas Kadar Hemoglobin ...10

2.2. Batas Hemoglobin untuk Anemia pada Wanita Dewasa ...10

2.3. Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut Umur...27 2.4. Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (per 100 gr BDD)...29 3.1. Aspek Pengukuran ...45

4.3. Rata-rata Zat Gizi Tenaga Kerja pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ...56

4.4. Rata-rata Kadar Hemoglobin Tenaga Kerja pada Kelompok

Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ...62

4.5. Rata-rata Produktivitas Kerja pada Kelompok Perlakuan

dan Kontrol Sebelum dan sesudah Intervensi ...63


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 2.1. Kerangka Konsep Penelitian ...33

3.1. Alur Penelitian ...43

4.1. Proses Tembakau dari Pembibitan sampai Ekspor ...52

4.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur...53

4.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Masa Kerja ...54 4.4. Karakteristik Sampel Berdasarkan Pendidikan...55

4.5. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Energi pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ...58

4.6. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Protein pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi ...59 4.7. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Vitamin C pada

Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah

Intervensi...60 4.8. Persentase Berdasarkan Tingkat Asupan Zat Besi (Fe) pada

Kelompok Perlakuan dan Kontrol Sebelum dan Sesudah

Intervensi...61 4.9. Tingkat Produktivitas pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Sebelum dan Sesudah Intervensi...64


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1. Jadwal Penelitian ...85

2. Kuesioner Penelitian ...86

3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Sampel ...90 4. Surat Permohonan Izin Penelitian...91 5. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...92 6. Tabel Hasil Penelitian pada Tenaga Kerja Pensortir Daun

Tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang...93 7. Hasil Penelitian ...95 8. Foto-foto Penelitian...106


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor penentu dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. Dalam hubungan tersebut penduduk Indonesia harus mempunyai derajat kesehatan dan gizi yang lebih baik (LIPI VI, 1998). Produktivitas yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat keseimbangan antara beban kerja, kapasitas tenaga kerja dan lingkungan kerja. Kapasitas tenaga kerja sangat tergantung pada usia, ketrampilan, keserasian, keadaan gizi (Suma’mur, 1989)

Produktivitas kerja mempunyai kaitan dengan gizi yaitu kurang gizi akan menurunkan daya kerja. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik (De maeyer, 1989).

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada pekerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(17)

kerja. Apabila tenaga kerja menderita anemia, maka tenaga yang dihasilkan oleh tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah, lemah, lesu sehingga produktivitas kerja juga rendah (Anonymous, 2007). Penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu penyebab rendahnya produktivitas kerja adalah karena anemia. Hasil penelitian melaporkan 35% tenaga kerja wanita Indonesia menderita anemia zat besi dan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja sebanyak 20% (Sampoerna, 2004).

Prevalensi anemia masih tinggi di Indonesia, studi mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi, dan Kudus - Jawa Tengah melaporkan anemia menurunkan produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Pada tenaga kerja penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita anemia (Karyadi, 1984). Menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10-20% setelah pekerja mendapat suplemen zat besi (Anonymous, 2008).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Penelitian Husaini (1989) pada tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia, hasil studi di Tangerang (1999) menunjukan prevalensi anemia pada pekerja wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia produktivitasnya 20% lebih rendah dari pekerja yang sehat. Penelitian oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah,


(18)

dengan meningkatkan kadar Hemoglobin tenaga kerja wanita dapat meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi dibutuhkan kadar Hemoglobin darah yang normal (Muji Rahayu, 1999).

Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995) menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi pada wanita usia 15-45 tahun atau wanita pekerja sebesar 39,5% juga survei pada delapan kabupaten /kota di Propinsi Sumatera Utara (1997) prevalensi anemia sebesar 78,4% angka yang cukup tinggi (Latief, 2003).

Data Badan Pusat Statistik pekerja wanita di Indonesia setiap tahun makin meningkat pada tahun 1980 jumlahnya 16.934.590 orang (32.65%), pada tahun 1987 meningkat menjadi 25.788.997 orang dan tahun 1995 meningkat 37.000.000 orang kemudian tahun 2003 mencapai 37.468.028 orang (35,37%). Peningkatan ini dilihat dari segi positip bertambahnya tenaga produktif, dan dari segi negatif status kesehatan, gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang baik sehingga berakibat akan menurunkan produktivitas kerja, ongkos produksi menjadi tidak efisien. Pelayanan kesehatan, gizi yang belum memadai dapat dilihat pada pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti kurang energi protein, anemia, penyakit infeksi. Sedangkan kelas menengah keatas, umumnya terjadi kegemukan. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni kurangnya asupan makanan tidak sesuai dengan beban kerja (Anonymous, 2008).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Penanggulangan anemia di Propinsi Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan berbagai intervensi seperti kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang diarahkan pada dukungan sosial dan membuka jalan dan mendukung kegiatan


(19)

penanggulangan yang bersifat langsung seperti suplementasi zat besi, fortifikasi dan KIE juga diarahkan untuk peningkatan penggunaan menu seimbang, kenyataannya prevalensi anemia di Indonesia maupun di Sumatera Utara masih tetap tinggi. Berdasarkan hal tersebut program penanggulangan anemia gizi bagi pekerja wanita tetap dikembangkan yang bertujuan menurunkan prevalensi anemia gizi agar pekerja menjadi produktif (Binkes, 2007).

Suplementasi zat besi adalah salah satu cara untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pada pekerja wanita, dan meningkatkan produktivitas kerja di dalam mengembangkan sumber daya manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008). Tablet Tambah Darah adalah tablet suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung Ferro sulfat 200 mg. Pemberian tablet tambah darah dilakukan dengan dosis 1 tablet sehari minimal selama 3-4 bulan (Anonymous, 2007).

Zat besi mempunyai fungsi yaitu untuk pembentukan Hemoglobin, mineral dan pembentukan enzim. Hemoglobin bertindak sebagai unit pembawa oksigen darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel, serta membawa C02 kembali ke paru-paru. Defesiensi besi dapat mengakibatkan cadangan zat besi dalam hati menurun, sehingga pembentuakan sel darah merah terganggu akan mengakibatkan pembentukan kadar hemoglobin rendah atau kadar Hemoglobin darah di bawah normal (Silitonga, 2002).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Gerakan pekerja wanita sehat dan produktif merupakan upaya bersama yang berkesinambungan baik dari pemerintah, pengusaha, pekerja dan masyarakat untuk


(20)

menggalang kesadaran, peran serta guna meningkatkan kepedulian dalam memperbaiki derajat kesehatan dan produktivitas pekerja wanita (Dep.Kes, 1997).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PT. X pekerja wanita di bagian pensortiran daun tembakau seluruhnya berjumlah 260 orang, bekerja selama 8 jam/hari. Dengan kriteria inklusi didapat 136 orang yang dapat diperiksa Hemoglobinnya kemudian dilakukan skrining Hemoglobin terdapat 66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 g/dl. Setiap hari terpapar dengan debu dan tembakau yang disortir hasil fermentasi debu dapat terhirup karena tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau tidak menggunakan masker, berada di lingkungan panas, tidak pernah mendapat makanan tambahan, pemeriksaan Hemoglobin tidak pernah dilakukan, keluhan seperti lemah, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pusing, pening, pegal-pegal diungkapkan oleh beberapa tenaga kerja. Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu yang masuk ke dalam tubuh terjadi pada sistem saluran pernapasan yang meyebabkan penyakit asma, infeksi saluran pernapasan, batuk-batuk (Fardiaz, 1992). Infeksi dapat menyebabkan merosotnya makan akan menimbulkan kesulitan menelan dan mencernakan makanan. Hal ini akan mempercepat terjadinya anemia dan kekurangan gizi (Suhardjo, 1989).

Untuk mencegah keluhan yang telah diungkapkan sebelumnya pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau maka perlu adanya suatu upaya pemberian suplementasi tablet tambah darah satu tablet setiap hari selama 90 hari. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan ketahanan tubuh yang pada akhirnya akan


(21)

meningkatkan produktivitas kerja, maka berdasarkan hal diatas maka penelitian ini dianggap perlu dilaksanakan.

1.2 Permasalahan

Tenaga kerja wanita dibagian pensortiran daun tembakau terpapar dengan debu, panas, tidak pernah mendapat makanan tambahan maupun minuman. Keluhan seperti lemah, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pusing, pening, pegal-pegal, jenuh sehingga sering tidak dapat memenuhi sesuai target dari perusahaan. Hal ini sering dialami oleh tenaga kerja juga penyakit batuk kering tanpa demam, demam tanpa batuk, penyakit alergi, dan pemeriksaan Hemoglobin belum pernah dilakukan, hasil skrining Hemoglobin dari 136 tenaga kerja terdapat 66 orang (48.5%) yang mempunyai Hemoglobin <12 gr/dl. Berdasarkan hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar Hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

2. Mengetahui produktivitas sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.


(22)

3. Mengetahui konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

4. Mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap kenaikan kadar Hemoglobin pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X. Kabupaten Deli Serdang

5. Mengetahui pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap Produktivitas kerja pada wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian tablet tambah darah (Fe) terhadap kenaikan kadar Hemoglobin darah wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

2. Ada pengaruh kadar Hemoglobin terhadap produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan kepada pihak manajemen PT.X tentang pentingnya pemberian suplementasi atau memperhatikan asupan gizi agar produktivitas dapat meningkat .


(23)

2. Sebagai informasi pada tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau pada PT. X untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizinya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja .


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia

Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah atau Hemoglobin di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Wirakusumah, 1999).

Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia kekurangan zat besi atau Anemia gizi besi. Kadar Hemoglobin yang dapat disebut normal untuk seseorang adalah sukar ditentukan karena kadar Hemoglobin ini sangat bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO (1989) telah menetapkan patokan batas kadar anemia berdasarkan umur, jenis kelamin sebagai berikut :


(25)

Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Batas nilai Hemoglobin ( gr/dl)

Anak 6 bulan – 6 tahun Anak 6 tahun – 14 tahun Pria Dewasa

Ibu hamil Wanita Dewasa

11,0 12,0 13,0 11,0 12,0 Sumber : WHO, 1989.

Tabel 2.2 Batas Hemoglobin Untuk Anemia Pada Wanita Dewasa Kelompok Batas nilai Hemoglobin ( gr/dl) Normal

Anemia Ringan Anemia Sedang Anemia Berat

≥ 12 gr/dl 10 – 11.9 gr/dl

8 – 9.9 gr/dl < 8 gr/dl Sumber : WHO, 1989.

Hemoglobin adalah senyawa protein terkonjugasi yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdapat didalam eritrosit sedangkan umur eritrosit rata-rata 120 hari, maka dengan demikian apabila eritrositnya hancur hemoglobinnnya juga ikut pecah. Konsentrasi normal hemoglobin pada orang dewasa adalah 14-16 gram per dl darah yang semuanya terdapat didalam eritrosit. Diperkirakan terdapat 750


(26)

gram hemoglobin didalam seluruh darah yang beredar pada manusia dengan asumsi berat badan 70 kg. Dan sekitar 6,25 gram akan dibentuk dan dipecah setiap harinya (Setyohadi, 1997)

Zat gizi besi pertama kali diketahui sebagai salah satu konstituen jaringan tubuh pada tahun 1713, dan terdistribusi dalam tubuh, seperti pada Hemoglobin, mioglobin, cadangan besi (hati, limpa, sumsum tulang), besi transport (transperin), cadangan besi (enzim), ferritin serum. Zat besi dalam tubuh terutama terdapat dalam Hemoglobin, hanya sebagian kecil terdapat dalam enzim-enzim jaringan yaitu dalam setiap sel hidup dan penting untuk pernafasan sel. Kandungan besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg per kg berat badan wanita atau 50 mg per kg berat badan pria atau jumlah zat besi di dalam badan manusia yang mempunyai berat badan 70 kg adalah 3,5 g, 70% di antaranya dalam bentuk Hemoglobin. Senyawa zat besi lainnya dalam persentase yang sangat kecil umumnya berada di dalam jaringan badan. Zat besi besar peranannya dalam kegiatan oksidasi menghasilkan energi dan transportasi oksigen, maka tidak diragukan lagi apabila kekurangan zat besi akan terjadi perubahan tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja (Husaini, 1997)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Zat besi merupakan komponen Hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen di darah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak, dan protein menjadi energi (ATP). Besi dalam tubuh sebagian terletak di sel-sel darah merah sebagai heme,suatu pigman yang megandung sebuah inti atom besi. Dalam sebuah molekul hemoglobin terdapat empat heme. Sel darah merah mempunyai masa hidup yang terbatas yaitu hanya 120 hari. Di dalam tubuh terdapat


(27)

sebanyak 20.000 milyar sel darah merah. Jangkaun hidup tersebut memberi gambaran bahwa sel darah merah di rusak dan di produksi pada kecepatan 115 juta butir per menit. Perusakan darah merah terjadi di dalam limpa, dan besi yang telah lepas di gunakan kembali pada metabolisme (Winarno, 1995).

Mioglobin adalah suatu kromoprotein yang terdapat dalam sel otot manusia, terdapat dalam jumlah yang besar dalam otot jantung manusia, dalam otot rangka, lebih-lebih pada otot manusia yang sering menyelam jauh dikedalaman laut. Mioglobin merupakan protein globuler yang kecil dengan berat molekul 16.700 dan mengandung 152 residu asam amino. Besi juga merupakan bagian dari mioglobin yaitu molekul yang mirip Hemoglobin yang terdapat di sel-sel otot, yang juga berfungsi mengangkut oksigen. Mioglobin yang berkaitan dengan oksigen inilah membuat daging menjadi merah. Myoglobin jumlahnya kurang lebih 4% dalam tubuh. Walaupun jumlahnya sangat kecil tetapi mempunyai peranan sangat penting. Myoglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membrane masuk ke dalam sel-sel otot Cytochrome, flavoprotein, dan senyawa senyawa mitochondria

yang mengandung zat besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan ATP (Ginsberg, 1997)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis tubuh. Di dalam tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk ferritin. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari ferritin dikerahkan untuk memproduksi Hemoglobin. Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat


(28)

besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20-30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1-6%. Sebenarnya tubuh punya mekanisme menjaga keseimbangan zat besi dan mencegah berkembangnya (Anonymous, 2005)

Hemoglobin diperlukan tubuh untuk melakukan transpor oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Didalam jaringan-jaringan-jaringan-jaringan tersebut, oksigen berfungsi sebagai zat pembakar bagi unsur-unsur gizi sumber zat tenaga, seperti karbohidrat menghasilkan 4 kalori/gram, protein menghasilkan 4 kalori/gram, dan lemak menghasilkan sebanyak 9 kalori/gram. Tubuh orang dewasa kira-kira mengandung 4,5 gram zat besi, dari jumlah tersebut 73 persen diantaranya terdapat didalam hemoglobin darah serta dua persen didalam otot, enzim tubuh, sedangkan 25 persen sisanya disimpan sebagai cadangan di dalam hati, sumsum tulang dan limpa. Di samping, sebagai komponen Hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidasi, yaitu sitokrom oksidasi, xanthine oksidase, suksinat dehidrogenase, katalase, dan peroksidase (Sampoerna, 2004).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Unsur zat besi tersedia dalam tubuh bersumber dari sayur-sayuran, daging, ikan yang dikonsumsi setiap harinya. Namun demikian mineral besinya tidaklah mudah diserap ke dalam darah, karena peyerapannya dipengaruhi oleh HCL dalam lambung. Besi dalam makanan yang dikonsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri (secara umum dalam bahan pangan nabati) dan ikatan ferro (dalam bahan pangan hewani). Besi yang berbentuk ferri dengan peranan dari getah lambung (HCL) direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus.


(29)

Adanya vitamin C dapat membantu proses reduksi tersebut. Besi yang berbentuk ferro di dalam sel mukosa dioksidasi menjadi ferri, dengan demikian terjadinya penyatuan diantara ferri dan ferro, yang selanjutnya bergabung dengan apoprotein membentuk protein yang berkandungan besi, yaitu ferritin, yang selanjutnya melalui beberapa proses lain dapat masuk dalam plasma darah (Kartasapoetra, 2005).

Riset menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih banyak mengalami anemia dibanding dengan pria. Sekitar 20% wanita dewasa, 50% wanita hamil, 3% pria mengalami anemia. Pada wanita perlu memberi perhatian khusus pada anemia. Tak heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu pada waktu haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. Kecenderungan wanita berdiet karena ingin mempertahankan bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk, terutama zat besi. Selain menstruasi, kondisi rawan lain saat hamil dan menyusui (Irianto, 2000).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Debu adalah salah satu partikel yang berbahaya bagi manusia karena mempunyai kemampuan untuk merusak paru-paru. Polutan debu masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem saluran pernapasan. Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma dan infeksi saluran pernapasan, batuk dan naiknya mortalitas tergantung kepada konsentrasi dari sifat fisik partikel itu sendiri (Fardiaz, 1992). Infeksi dan demam dapat menyebabkan merosotnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencernakan


(30)

makanan. Keadaan demikian membantu terjadinya seseorang anemia dan kurang gizi (Suhardjo, 1986).

Faktor penyebab anemia antara lain adalah :

1. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam). Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam. Masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri. Pada penderita penyakit menahun seperti TBC. 3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. Perdarahan atau kehilangan

darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada penderita kecacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi. Malaria pada penderita anemia gizi besi, dapat memperberat keadaan anemianya. Kehilangan darah pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 4. Pola konsumsi makanan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri

dari nasi, dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi bagi tubuh. Penyebab lain anemia gizi adalah kebutuhan yang meningkat akibat pertumbuhan (Wirakusumah, 1999)


(31)

Sedangkan jumlah zat besi yang hilang karena haid, pada 95% populasi adalah 1,6 mg per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah kehilangan basal menjadi sekitar 2,4 mg per hari. Satu diantara 3 wanita menderita anemia. Tak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia. Apalagi disertai kebiasaan tidak sarapan atau frekuensi makan tidak teratur tanpa kualitas makanan seimbang. Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat besi dalam usus. Ini bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup (Anonymous, 2003).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan kesehatan dan penurunan produktivitas kerja. Tanda-tanda anemia adalah lesu, lemah, letih, lelah, lalai (5 L), sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit, menurunkan produktivitas kerja, anemia dapat menurunkan sumber daya manusia, menurunkan kebugaran. Bagi remaja putri dapat menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal, menurunkan kemampuan fisik olah raga, mengakibatkan muka pucat. Ibu hamil dapat menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan, meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (<2,5 kg). Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya (Sampoerna, 2004)


(32)

Meningkatkan konsumsi makanan bergizi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Asupan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nenas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet tambah darah. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti kecacingan, malaria dan penyakit TBC (Olivia, 2004)

Tujuan pemberian tablet tambah darah adalah untuk meningkatkan status gizi kesehatan yang anemia, melihat efek suplementasi pada peningkatan kadar hemoglobin dan zat besi, melihat efek suplementasi pada penurunan kejadian sakit, melihat efek suplementasi pada peningkatan berat badan, tinggi badan. Hasil pemberian tablet tambah darah akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Anonymous, 2008).

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Tablet Tambah Darah (Besi-Folat) adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah merupakan obat bebas terbatas yang dapat dibeli di Apotik, Toko Obat, Warung/Toko, koperasi/kantin sekolah dan pesantren, dokter/bidan praktek swasta dan pondok bersalin.Tablet Tambah Darah diminum dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam


(33)

tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.Untuk mengurangi gejala sampingan, tablet tambah darah diminum setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll (Binkesmas, 2003)

Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi 3 - 4 bulan untuk meningkatkan Hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah biasanya hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung sekitar 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan sekitar 20 mg zat besi per hari. Tubuh tidak dapat menyerap Fe dari makanan sebanyak itu per hari, maka suplementasi tablet tambah darah sangat penting dilakukan. Penyimpanan tablet tambah darah di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. Tablet tambah darah yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli merah darah). Tablet Tambah Darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah (Anonymous, 2008)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi, maka suplementasi dapat dijalankan dengan memberikan pil besi yang banyak di produksi dan mudah diserap ialah dalam bentuk sulfas ferro-sus. Contoh pil besi produksi


(34)

dalam negeri ialah sulfas ferro-sus dan neo-sulfas ferro-sus. Dalam neo-sulfas ferro-sus selain sulfas ferro-sus ditambahkan asam folat dan vitamin B.

Suplementasi zat besi menjadi salah satu cara untk meningkatkan status gizi dan meningkatkan produktivitas kerja didalam mengembangkan sumber daya manusia yang tangguh dan mantap (Tigaraksa, 2008). Seorang tenaga kerja hanya dapat bekerja selama ia memiliki energi yang diperoleh dari makanan. Gizi kerja yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja sehingga angka sakit yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja maupun penyakit umum dapat ditekan, angka mangkir kerja karena sakit juga akan turun dengan sendirinya, yang pada akhirnya produktivitas akan meningkat (Joko, 1998)

2.2 Produktivitas

Menurut dewan produktivitas Nasioanal RI, secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan atau rasio antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produktivitas tenaga kerja selalu dikaitkan dengan efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan tenaga kerja diartikan sebagai ukuran keberhasilan tenaga kerja yang menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam memajukan perusahaan karena dengan produktivitas yang tinggi maka perusahaan akan memperoleh hasil yang besar.


(35)

Produktivitas kuantitatif digunakan untuk menentukan tingkat seberapa besar elemen produksi (input) telah digunakan. Persamaan sederhana sebagai berikut : Produktivitas = Keluaran

Masukan (Ravianto, 1990). Jumlah keluaran dapat berupa jumlah produksi yang dihasilkan oleh seseorang secara utuh, satuannya adalah unit barang. Sedangkan masukannya berupa jumlah jam perorang merupakan waktu produktif dari seorang tenaga kerja umtuk menghasilkan keluaran tersebut. Waktu produktivitas adalah waktu kerja yang sebenarnya dipakai yaitu jumlah jam kerja sehari (Arsad, 1998).

Dengan mengetahui keluaran dan waktu produktif, maka produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai berikut :

V (unit produk)

Produktivitas = ________________ = …………..barang/orang/hari T ( jam kerja)

Untuk jenis produk yang berbeda-beda dimana tenaga diharuskan mencapai jumlah target produk tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan membandingkan jumlah produk (unit barang) yang dihasilkan selama jam kerja, dengan jumlah target produk (unit barang) yang seharusnya diperoleh selama jam kerja, seperti rumus berikut :

Jumlah hasil (unit Barang)

Produktivitas Tenaga Kerja = _________________________ X 100 % Jumlah Target ( unit Barang)


(36)

Secara umum peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : 1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya manusia 2. Jumlah produksi yang sama atau meningkatkan dicapai dengan menggunakan

sumber daya manusia yang kurang

3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil (Suripto, 1998).

Produktivitas tenaga kerja yang tinggi dapat dicapai apabila terdapat keseimbangan antara beban kerja , kapasitas kerja dan lingkungan kerja (Suma’mur, 1989). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja Soedirman (1986) dan Tarwaka (1991) merinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja secara umum.

a. Motivasi.

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendporong kegiatan seseorang kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya

b. Kedisplinan.

Displin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir c. Etos Kerja.

Etos kerja merupakan salah satu factor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatau


(37)

pekerjaaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

d. Ketrampilan.

Faktor ketrampilan baik teknis maupun manejerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir.

e. Pendidikan.

Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal.karena setiappenggunaan teknologi hanya akan dapat kuasai dengan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang handal.

f. Tingkat upah minimal yang berlaku, dimana tingkat upah yang terlalu rendah tidak memungkinkan tenaga kerja dapat memenuhi kebutuhan fisik minimal atau tidak mungkin mampu bekerja produktif atau malas bekerja akibat kekurangan gizi.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Disamping faktor tersebut diatas, Manuaba (1992) mengemukakan bahwa faktor alat, cara dan lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas.Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, maka faktor tersebut harus betul-betul serasi terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia pekerja. Apabila tenaga kerja menderita kurang darah, maka tenaga yang dihasilkan oleh tubuh akan berkurang dan badan menjadi cepat lelah sehingga produktvitas kerja juga rendah (De Maeyer, 1989)


(38)

Tercapainya prestasi dan produktivitas yang baik dari pekerja, akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, pendapatan keluarga yang tinggi akan dapat meningkatkan kaulitas/kuantitas dari makanan yang mereka konsumsi, sehingga tenaga kerja berada dalam kesehatan yang optimal, sementara kesehatan seseorang pada hakekatnya sangat dipengauhi oleh keadaan (status) gizinya (Sayogyo, 1996) Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak tenaga kerja yang absensi karena sakit dimana 3%-8% tenaga kerja yang absen setiap harinya karena sakit, hal ini dapat menurunkn produktivitas perusahaan (Suma’mur, 1995).

2.3 Hubungan Anemia dengan Produktivitas Kerja

Salah satu faktor yang menentukan produktivitas adalah status gizi tenaga pekerja yang baik yang salah satunya adalah ferum (zat besi) didalam tubuh jumlahnya haruslah mencukupi. Ferum (zat besi) adalah salah satu unsur untuk pembentukan hemoglobin, bila defesiensi zat besi ini maka pembentukan Hemoglobin akan berkurang yang dapat menyebabkan anemia zat besi. Kadar Hemoglobin yang rendah akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini dianjurkan untuk memberikan kebutuhan akan ferum secukupnya (Mahdin, 1989)

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir Pada wanita dewasa anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit, menurunkan produktivitas kerja, anemia dapat menurunkan sumber daya manusia, menurunkan kebugaran. Pekerja yang membutuhkan tenaga besar merasa cepat lelah karena anemia menyebabkan tenaga berkurang. Dengan demikian


(39)

hasil kerjanya akan rendah sehingga produktivitas kerja menurun. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan tidak anemia (Wirakusumah, 1999).

Prevalensi anemia (karena kurangan zat besi) masih tinggi di Indonesia. Studi mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi, dan Kudus-Jawa Tengah membuktikan hal itu. Dilaporkan, anemia menurunkan produktivitas 5-10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan, anemia defisiensi zat besi sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Namun, menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10-20% setelah pekerja mendapat suplemen zat besi (Fe) (Anonymous, 2004)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktivitas 20% lebih tinggi dari pada yang menderita anemia (Karyadi, 1984). Berdasarkan hasil observasi tahun 1966-1967 bahwa banyak tenaga yang absensi karena sakit diamana 3–8% tenaga kerja yang absen setiap harinya karena sakit, hal ini dapat menurunkan produktivitas perusahaan (Suma’mur, 1995). Penelitian yang dilakukan oleh Ruowei, 1991 di Cina, Husaini dkk.1981, Wasito, 1977 dan Untoro dkk.1998, di Indonesia ditemukan bahwa dengan pemberian tablet tambah darah dapat meningkatkan hemoglobin sehingga pekerja tidak anemia dan diikuti dengan menigkatnya produktivitas kerja yang lebih baik.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(40)

2.4 Karakteristik Pekerja a. Umur

Pekerja yang berusia muda mempunyai tingkat absensi tinggi hal ini disebabkan bukan karena penyakit tetapi karena adanya kesukaran beradaptasi terhadap lingkungan sehingga dapat menurunkan produktivitas. Sedangkan pada pekerja usia tua sering terjadi penyakit syaraf seperti tremor. Dimana tremor pada tenaga kerja dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang memerlukan produktivitas tenaga kerja perusahaan yang memerlukan ketrampilan tangan (Oslida, 2001)

b. Lama Kerja

Lama kerja berkaitan dengan kepuasan kerja. Berdasarkan tenaga kerja mempunyai kepuasaan kerja yang terus meningkat sampai lama kerja lima tahun dan kemudian mulai terjadi penurunan sampai lama kerja delapan tahun. Tetapi kemudian setelah tahun kedelapan kepuasaan kerja secara perlahan-lahan akan meningkat lagi. Selain itu tenaga kerja yang telah lama bekerja mempunyai dorongan untuk hadir lebih besar karena mempunyai harapan memperoleh keuntungan dari kesenioritasnya (Budiono, 1990)

c. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi seseorang dalam sejarah berpikir dan bertindak dalam menghadapi pekerja.Wanita Indonesia sebagian besar adalah tenaga pelaksana yang berada dalam keadaan sosial ekonomi lemah, yang disebabkan antara lain


(41)

rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki. Pekerja dengan dasar pendidikan dan ketarmpilan yang sangat terbatas serta kondisi kesehatan yang buruk cenderung akan menurunkan produktivitas (Budiono, 1990)

2.5 Konsumsi Makanan

Konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supariasa, 2002). Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis, jumlah pangan yang dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, 2004).

Pola Konsumsi makanan merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh setiap orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan juga dikatakan sebagai suatu cara seseorang atau kelompok orang (keluarga) memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial (Suhardjo, 2005).

Manusia membutuhkan konsumsi makanan yang berguna untuk membantu fungsi semua organ agar dapat berjalan dengan baik seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Tingkat kecukupan zat gizi berbeda pada setiap orang dan perbedaan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan ataupun Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(42)

kegiatan yang dilakukan. Pembagian pekerjaan menurut lamanya bekerja adalah bekerja delapan jam adalah termasuk pekerjaan sedang dan bila bekerja lebih dari delapan jam adalah pekerjaan berat. Secara umum pengaruh gizi pada manusia sangatlah kompleks antara lain dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja (Kartasapoetra, 2005).

Adapun rata-rata kecukupan zat gizi untuk wanita dewasa pekerja sedang menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.3 Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut Umur

Rata-rata Kecukupan Zat Gizi Orang Dewasa Wanita Bekerja Sedang Menurut Umur (20-45 Tahun)

Energi (kkal) 2200 Protein (gr) 50 Vitamin C (mg) 75 Zat besi (mg) 26

Sumber : Marsetyo, 2005

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya anemia besi adalah kurangnya komsumsi zat besi yang berasal dari makanan, atau rendahnya absorbsi zat besi yang ada dalam makanan. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami anemia besi. Konsumsi makanan yang cukup jumlah dan macamnya akan menjamin kesehatan. Sebaiknya


(43)

lauk pauk ada yang berasal dari hewani dan nabati. Demikian juga bahan makanan merupakan sumber vitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran harus tersedia dalam hidangan sehari-hari (Wirakusumah, 1999).

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari hewani. Disamping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka sebesar 20-30%. Sebagian besar penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang belum mampu menghadirkan bahan makanan tersebut. Ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) secara bersamaan pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi menjadi semakin rendah. Makanan kaya vitamin C seperti air jeruk sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan tubuh menyerap zat besi (Arisman, 2004).

Konsumsi pangan dipengaruhi oleh banyak faktor dan pemilihan jenis maupun banyaknya pangan yang dimakan, dapat berlainan dari masyarakat ke masyarakat dan dari Negara ke Negara (Suharjo,1986).

Faktor - faktor yang tampaknya sangat mempengaruhi pangan adalah : 1. Jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia

2. Tingkat pendapatan 3. Pengetahuan gizi


(44)

Kombinasi makanan sehari-hari harus diperhatikan , yang terdiri atas campuran sumber besi yang berasal dari hewani dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorpsi.

Daftar Komposisi Bahan Makanan dapat dijadikan Pedoman dalam memilih bahan pangan yang kaya akan zat besi (Almatsier, 2002)

Tabel 2.4 Nilai Besi Berbagai Bahan Makanan (per 100 gr BDD)

No. Bahan Makanan Nilai Fe No. Bahan Makanan Nilai Fe 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Beras Giling Jagung Kuning Gadung Kuning Kacang Ercis Kacang Merah Bayam Merah Daun Singkong Bunga Pepaya Mangga Rambutan Kacang Kedelei Belut Kentang Kacang Ercis 1,8 1,4 2,2 2,3 6,8 7,0 1,7 1,3 1,0 1,2 8.0 1,5 0,7 2,3 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Patin Tongkol Udang Galah

Ikan Hiu Kering

Telur Ayam Kampung

Udang Kering Telur Bebek Telur Ikan Ayam Hati Sapi 1,6 1,7 0,7 2,5 5,2 4,9 5,4 15,1 1,5 6,6 2,7 6,2 2,7 3,4 Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(45)

Kangkung

Daun Kacang Panjang

Biskuit

Martabak Mesir

Sumber : Dinas Kesehatan, 2005

Menu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin C. Persentase zat besi yang dapat diserap dari makanan sangat rendah dan bervariasi. Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap antara 10-20%, sedangkan zat besi dari pangan nabati hanya dapat diserap antara 1-5%. Misalnya zat besi dari beras dan bayam hanya dapat diserap oleh usus sekitar 1%, sedangkan dari ikan diserap dalam jumlah besar yaitu 11%. Semua zat besi yang ada didalam tubuh pada dasarnya berasal dari bahan pangan nabati maupun hewani. Oleh karena tidak semua zat besi yang berasal dari makanan dapat diserap tubuh maka jumlah zat besi yang dimakan harus lebih besar jumlahnya dari angka kebutuhan yang sebenarnya sedangkan ada faktor lain yang menghambat penyerapan zat besi adalah Asam fitat yang terdapat di serat serialia, Asam folat terdapat didalam sayuran, Tanin terdapat di dalam teh, kopi, dan beberapa sayuran dan buah (Sampoerna, 2004)


(46)

Asam folat adalah bentuk dari vitamin B9 yang larut air. Asam folat bisa didapat dari makanan dan mendapatkan namanya dari bahasa Latin “folium” yang berarti daun. Dalam dunia medis biasa disebut folium atau folate. Sayuran berdaun seperti bayam, dan juga kacang-kacangan dan biji bunga matahari adalah sumber-sumber makanan yang kaya akan asam folat.

Ada beberapa fungsi asam folat :

1. Asam folat berfungsi sebagai antidepresi.

Jika seseorang kekurangan asam folat, ia cenderung mudah mengalami stres. 2. Mampu memperbaiki fungsi otak dan ingatan pada orang yang telah berusia

lebih dari 50 tahun. Selain itu, pemenuhan asam folat dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer.

3. Berfungsi untuk memproduksi dan menjaga sel-sel baru. Ibu hamil yang mengonsumsi asam folat tambahan dua sampai tiga bulan sebelum dan di awal kehamilan, lebih besar kemungkinannya melahirkan anak tanpa cacat otak. Selama masa kehamilan, asam folat juga berperan penting memicu produksi sel darah merah dan pembentukan jaringan janin.

Tubuh kita memang sangat tergantung pada konsumsi makanan sebagai sumber asam folat. Walaupun kita sudah memiliki bakteri yang mampu memproduksi folat dalam sistem pencernaan, namun kontribusinya relatif kecil. Selain itu, konsumsi asam folat dari makanan alami sehari-hari juga cukup kecil, bahkan hanya 50% dari total kebutuhan harian. Sementara itu, daya serap untuk asam folat dalam Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir


(47)

bentuk sintetis bisa mencapai 85-100%. Cadangan asam folat akan di simpan dalam hati. Bila mengkonsumsi asam folat secara berlebihan, maka tubuh akan membuangnya melalui sistem urine. Karena keterbatasan serapan asam folat dari makanan sehari-hari, maka disarankan untuk menambahkan folat dari sumber makanan lainnya. Sumber dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi maupun suplemen asam folat yang cukup banyak tersedia di pasaran. Menurut anjuran WHO, orang dewasa membutuhkan 400 mg asam folat per hari (Anonymous, 2008).

Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi makanan adalah metode recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin sampai istirahat tidur malam harinya, atau dimulai dari waktu saat wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Beberapa penelitian menunjukkan minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu. Pengukuran konsumsi makanan dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. Konsumsi makanan dalam bentuk zat gizi diperoleh dari konsumsi bahan pangan yang dikonversi kedalam bentuk zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) (Supariasa, 2002).


(48)

2.6 Kerangka Konsep

- Kopi - Teh

- Asam Fitat Suplementasi

Tablet Tambah Darah

- Umur - Pendidikan - Masa Kerja

Kons.Makanan E, P,Vit.C, Fe

Konsumsi Zat Besi (Fe)

Produktivitas Kerja Kadar

Hemoglobin

- Cacingan - Infeksi - Pendarahan

Jam kerja

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : : Variabel Independen dan Dependen

: Variabel Pengganggu


(49)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk eksperimen kuasi dengan desain eksperimen pre-test and post-test control group design yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (Arikunto, 2006). Pada kelompok perlakuan adalah pemberian tablet tambah darah satu tablet setiap hari (selama 90 hari) sedangkan pada kelompok kontrol adalah pemberian placebo (permen yang mirip warna, rasa dan bentuk dengan tablet tambah darah). Pengukuran Hemoglobin, penghitungan produktivitas, pengukuran konsumsi makanan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.

Pola jenis penelitian adalah:

E : P1 X1 P2

K : P3 X0 P4

Keterangan:

E adalah Eksperimen K adalah Kontrol

P1 = Pengukuran yang dilakukan sebelum intervensi pada kelompok perlakuan

P2 = Pengukuran yang dilakukan setelah intervensi pada kelompok perlakuan

X1 = Intervensi dengan pemberian tablet tambah darah 1 tablet sehari selama 90 hari

X0 = Intervensi dengan pemberian placebo 1 tablet sehari selama 90 hari

P3 = Pengukuran yang dilakukan sebelum intervensi pada kelompok kontrol


(50)

P4 = Pengukuran yang dilakukan setelah intervensi pada kelompok kontrol

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bagian pensortiran daun tembakau di PT. X Kabupaten Deli Serdang. Alasan penelitian dilakukan di lokasi ini adalah:

1. Pada survei pendahuluan, beberapa tenaga kerja dibagian pensortiran mengalami keluhan, lemas, gampang lelah, kurang konsentrasi, pegal-pegal, alergi dan batuk-batuk.

2. PT. X memberikan izin penelitian karena sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian yang sama.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 9 bulan dari bulan Juli 2008 sampai April 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita yang bekerja dibagian pensortiran daun tembakau yang berjumlah 260 orang.

3.3.2 Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian dibatasi dengan kriteria Inklusi dan Eksklusi yang meliputi:


(51)

3.3.2.1 Kriteria Inklusi 1. Sehat saat penelitian 2. Wanita usia 15 – 45 tahun 3. Tidak hamil dan tidak menyusui 4. Kadar Hemoglobin < 12 gr /dl

5. Bersedia menjadi sampel selama penelitian

6. Tidak menggunakan obat tertentu yang dapat menaikkan Hemoglobin darah, seperti Hemaviton, Neurobion, Sangoboin dan lain-lain yang sejenis.

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Siklus haid yang berkepanjangan dapat mengakibatkan anemia kronis sehingga tidak dipakai sebagai sampel dalam penelitian karena dapat mengakibatkan bias.

Setelah dilakukan skrining dan kriteria Inklusi pada uji pendahuluan terhadap 260 orang populasi tenaga kerja wanita pensortir daun tembakau maka diperoleh sebanyak 136 orang yang dapat diukur Hemoglobinnya, kemudian diperoleh sebanyak 66 orang (48,5%) yang mempunyai kadar Hemoglobin <12 gr/dl, dan semua dijadikan sampel (total sampling = 66 orang). Cara penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu untuk mendapatkan sampel pada kelompok perlakuan sebanyak 33 orang dan kelompok kontrol sebanyak 33 orang.


(52)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Data Primer, yaitu:

a. Pengukuran Hemoglobin b. Penghitungan Produktivitas c. Pengukuran Konsumsi Makanan Data Sekunder, yaitu:

a. Gambaran umum lokasi penelitian

b. Data umur, masa kerja, jam kerja, pendidikan 3.4.2 Cara Pengumpulan Data

Data Primer:

a. Pemeriksaan Hemoglobin

1) Dengan metode Cyanmethemoglobin dan menggunakan alat Spektofotometer. 2) Isaplah darah dari ujung jari yang sudah ditusuk lanset steril sebanyak 0,02 ul

dengan menggunakan pipet Hemoglobin.

3) Darah tersebut diteteskan ke kertas Whotman, lalu darah yang melekat pada kertas whatman dibiarkan mengering kemudian dimasukkan kedalam plastik putih.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 4) Darah yang menempel pada kertas digunting sampai sekecil mungkin,

dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 5 ml larutan drabkins

(NaHC03, KCN, K3Fe(CN)6, Aquadest) campur sampai homogen, biarkan


(53)

5) Dituangkan kedalam kuvet, dibaca dengan alat spektofotometer pada panjang gelombang 540 nm kadar Hemoglobin terlihat pada monitor Spektofotometer. 6) Satuan Hemoglobin dinyatakan dalam gr/dl (Bakara, 2007). Pengambilan

darah sampel dilakukan oleh seorang Dokter dan untuk analisis dilakukan pada laboratorium RSU Lubuk Pakam – Deli Serdang dan dilaksanakan oleh seorang analis.

b. Data Pengukuran Produktivitas

1) Dengan cara menghitung jumlah ikatan daun tembakau yang telah disortir yaitu satu ikat terdapat 100 helai daun tembakau (warna daun tembakau yang sama, ukuran daun yang sama, tidak terdapat koyak, bolong, rapuh, bopeng, pecah).

2) Kemudian dijumlahkan lalu dibandingkan dengan target dari perusahaan sebesar 240 ikat/orang/minggu atau rata-rata 40 ikat/orang/hari.

3) Dilaksanakan setiap hari kerja selama satu minggu (6 hari kerja) setelah selesai kerja atau jam 15.00 WIB di gudang pensortiran tembakau.

4) Penghitungan produktivitas dibantu oleh enumerator.

c. Data Konsumsi Makanan (Energi, Protein, Vitamin C, dan Zat Besi)

1) Dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan metode Food Recall

2 x 24 jam pada hari yang berbeda.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 2) Dengan menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman

yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga selama kurun waktu 24 jam yang lalu.


(54)

3) Dilakukan selama dua hari tanpa berturut-turut, hari pertama melakukan

recall pada waktu tenaga kerja sehari setelah gajian (awal bulan) dan recall

yang kedua pada waktu akhir bulan.

4) Tempat pelaksanaan recall adalah di gudang pensortiran daun tembakau pada jam 13.00 WIB (jam istirahat) dibantu oleh enumerator yaitu 2 orang mahasiswa semester 5 Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan.

5) Pada data konsumsi makanan yang dihitung adalah Energi, Protein, Vitamin C, dan Zat Besi (Fe) karena zat gizi ini adalah faktor utama untuk membantu meningkatkan pembentukan Hemoglobin.

6) Kemudian zat gizi ini dianalisa dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) lalu membandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

Data Sekunder

a. Gambaran umum Perusahaan diperoleh dari bagian administrasi, pihak manajemen perusahaan dan kepala ruangan bagian pensortiran.

b. Data umur, masa kerja, jam kerja, pendidikan diperoleh dari tenaga kerja dengan wawancara.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Independen adalah Pemberian Tablet Tambah Darah.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir b. Variabel Dependen adalah Produktivitas Tenaga Kerja Wanita.


(55)

3.5.2 Definisi Operasional

a. Tablet Tambah Darah adalah: tablet suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

b. Produktivitas Kerja adalah jumlah daun tembakau yang disortir atau yang dihasilkan oleh tenaga kerja wanita selama satu minggu berturut-turut.

c. Kadar Hemoglobin adalah jumlah Hemoglobin yang terdapat dalam tubuh pekerja wanita pensortir daun tembakau.

d. Konsumsi Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi adalah jumlah Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi yang dikonsumsi pekerja pensortir tembakau dalam sehari.

3.6 Pelaksanaan Penelitian 3.6.1 Pre –Intervensi

a. Meminta kesediaan dan kerelaan seluruh populasi untuk dijadikan sampel penelitian di mana terlebih dahulu diberitahu manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.

b. Seluruh populasi disesuaikan dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. c. Untuk memperoleh sampel sesuai kriteria inklusi maka dilakukan

pemeriksaan Hemoglobin darah, tetapi untuk sampel yang sedang menstruasi diperiksa Hemoglobinnya setelah selesai masa menstruasinya.


(56)

d. Melakukan penghitungan produktivitas kerja selama satu minggu berturut-turut di gudang pensortiran daun tembakau.

e. Melakukan pengukuran konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat besi) dengan metode Food Recall selama 2 hari tanpa berturut-turut

3.6.2 Intervensi

a. Sebelum dilakukan pemberian Tablet Tambah darah terlebih dahulu semua sampel diberikan obat cacing yaitu obat cacing Pirantel Pamoat yang dipesan dari Apotik, obat cacing ini mampu membasmi cacing seperti: Oksiuriasis, Askariasis, Ankilostomiasis, dan Nekatoriasis.

b. Pemberian obat cacing dosis tunggal dilaksanakan setelah habis makan siang atau pada jam istirahat (jam 13.00 WIB).

c. Dua hari sesudah pemberian obat cacing lalu pemberian suplementasi untuk kelompok perlakuan berupa Tablet Tambah Darah yang mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah pemberian placebo yaitu permen yang sangat mirip bentuk, warna dan rasa dengan tablet tambah darah.

d. Tablet Tambah Darah di pesan dari Apotik dan Placebo dibeli dari swalayan.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir e. Pemberian suplementasi dan placebo diberikan setiap hari kerja satu tablet

setiap orang setelah habis makan siang (jam 13.00 WIB). Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek samping dari tablet tambah darah seperti gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam.


(57)

f. Pemberian suplementasi dan placebo dilakukan selama 90 hari, dan dilaksanakan di gudang pensortiran daun tembakau pada PT. X Kabupaten Deli Serdang.

g. Pengawasan dilakukan dengan ketat dan dibantu seorang enumerator yaitu asisten kepala pada bagian pensortiran daun tembakau PT. X Kabupaten Deli Serdang.

3.6.3 Post-Intervensi

Setelah pemberian suplementasi tablet tambah darah selama 90 hari lalu dilakukan tahap post-intervensi, yaitu:

a. Pemeriksaan Hemoglobin dilakukan pada jam 9.30 WIB (istirahat pendek), Apabila sampel sedang menstruasi maka pemeriksaan Hemoglobinnya akan dilakukan setelah sampel tersebut selesai masa menstruasinya.

b. Penghitungan produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau dilakukan pada jam 15.00 WIB setiap hari setelah pekerjaan selesai selama satu minggu berturut-turut.

c. Pengukuran konsumsi makanan (Energi, Protein, Vitamin C, Zat Besi) dengan menggunakan metode Food Recall dilakukan pada jam 13.00 WIB (Jam istirahat) selama 2 hari tanpa berturut-turut.


(58)

Alur penelitian seperti pada gambar di bawah ini: Kriteria Inklusi Skrining Hemoglobin Secara random Data awal

Intervensi 90 hari

Data akhir

Pekerja Wanita Pensortir Daun Tembakau (136 orang)

Kel. Perlakuan (33 Org)

Pemberian Tablet Tambah Darah

- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Hemoglobin

- Produktivitas - Konsumsi E, P,Vit.C, Fe

- Hemoglobin - Produktivitas

Sampel

Pekerja Wanita Pensortir Daun Tembakau (66 orang)

- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Hemoglobin

- Produktivitas

- Konsumsi E, P,Vit.C, Fe - Hemoglobin

- Produktivitas

Kelompok Perlakuan

(33 Org Pekerja)

Kelompok Kontrol

(33 Org Pekerja) Populasi

Pekerja wanita pensortir Daun tembakau (260 orang)

Kel. Kontrol (33 Org)

Pemberian Placebo

Gambar 3.1. Alur Penelitian


(59)

3.7 Metode Pengukuran a. Pemeriksaan Hemoglobin

Berdasarkan standart dari WHO (1989) batas Hemoglobin untuk anemia pada wanita dewasa dibagi atas empat dengan cut of points seperti :

Normal : Hb ≥ 12 gr/dl Anemia ringan : 10-11,9 gr/dl Anemia sedang : 8-9,9 gr/dl Anemia berat : < 8 gr/dl

b. Produktivitas Kerja

Berdasarkan target dari PT. X untuk produktivitas wanita pensortir daun tembakau adalah sebanyak 240 ikat selama satu minggu.

Baik : sesuai target : ≥ 240 ikat/minggu Kurang : tidak sesuai target : < 240 ikat/minggu

c. Konsumsi Makanan

Berdasarkan Buku Pedoman Petugas PusKesMas. DepKes.(1990) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut points sebagai berikut : Baik : ≥ 100% AKG

Cukup : 80 – 99,9% AKG Kurang : 70 – 79,9% AKG

Defisit : < 70% AKG


(60)

Tabel.3.1 Aspek Pengukuran

Variabel Defenisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala Ukur

Hemo globin

Jumlah Hemoglobin yang terdapat pada tubuh pekerja wanita

pensortir daun tembakau

≥ 12 gr/dl = Normal

10-11gr/dl = Anemia Ringan 8-9,9 gr/dl = Anemia Sedang < 8 gr/dl = Anemia Berat

Spekto fotometer Ordinal Produk tivitas Jumlah daun tembakau yang disortir tenaga kerja wanita.

≥ 240 ikat / minggu = Baik < 240 ikat / minggu

= Kurang

Kalkulator Ordinal

Kon sumsi - Energi - Protein - Vit.C - Fe Jumlah Energi, Protein, Vitamin C dan Zat Besi (Fe)

dalam sehari

≥ 100% AKG = Baik 80 – 99,9% AKG = Cukup 70 – 79,8% AKG = Kurang <70 % AKG = Defisit

Wawancara dengan metode Food recall 2 x 24 jam

Ordinal


(61)

3.8 Metode Analisa Data

Data yang telah diperoleh dianalisa melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

b. Coding, pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entry data.

c. Entry Data, setelah proses codng dilakukan pemasukan data kekomputer. d. Cleaning, sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang sudah masuk.

e. Analisa data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistik memakai bantuan program komputer.

f. Analisa data Univariat, untuk melihat gambaran dan karekteristik setiap variabel independent (bebas) serta variabel dependen (terikat)

g. Analisa data Bivariat, untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu pengaruh pemberian tablet tambah darah terhadap produktivitas kerja wanita pensortir daun tembakau digunakan uji t dependet


(62)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pemerintahan Belanda tahun 1869 mengelola PT.X. dengan nama perusahaan

Deli Maatschappij. Masa sebelum Kemerdekaan Indonesia perusahaan ini menjadi kekuasaan belanda sepenuhnya, dan merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan milik PT. Perusahaan Nusantara II.

Pada tahun 1910 perusahaan ini berganti nama menjadi NV.VDM (Verenidg Deli Maatschappijen). Sejak kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, maka semua usaha yang dikelola oleh Belanda dialihkan menjadi milik pemerintahan Indonesia termasuk diantaranya adalah Perusahaan Perkebunanan. Kemudian pada tahun 1958 Pemerintahan Republik Indonesi mengambil alih NV.VDM dan diberi nama PPN.BARU (Pusat Perkebunan Negara Baru). Perusahaan ini menyebar di berbagai wilayah nusantara, maka tahun 1960 PPN.BARU berubah nama menjadi PPN Cabang Sumatera Utara Unit Sumut-1, hanya berselang setahun yaitu pada tahun 1961. PPN Cabang Unit Sumut -1 berubah menjadi PPN Sumut -1 yang dikhususkan memproduksi tembakau. Akibat dari meningkatnya penjualan tembakau di pasar lokal maupun luar negeri serta daun tembakau yang dihasilkan berkualitas, pada tahun 1963 PPN Sumut-1 berubah nama lagi menjadi PPN Tembakau Deli-II. Lima tahun kemudian PPN Tembakau Deli-II berubah nama menjadi PNP IX.


(63)

Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri RI Nomor 5/KTP/UM/1974/PNP/IX tahun 1971 yang isinya adalah perubahan nama dari PNP IX berubah menjadi PT.Perkebunan Nusantara II. Nama inilah yang dipakai sampai sekarang. PTPN II Kebun Klambir Lima memiliki 3 jenis komoditi yaitu : Tembakau, Tebu, dan Kelapa Sawit. Pengolahan daun tembakau dilakukan di gudang pengolahan yaitu dari proses pengeringan, permentasi dan pensortiran daun tembakau.

Produk PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima diekspor ke luar negeri yaitu Jerman dan Amerika Serikat (AS). Luas HGU (Hak Guna Usaha) PTPN II Kebun Klambir Lima adalah : 2.050.47 Ha. PTP. Nusantara II Kebun Klambir Lima mempunyai struktur oganisasi garis, mempunyai tenaga kerja sebanyak 788 orang dimana pada bagian pensortiran berjumlah 260 orang selebihnya sebagai tenaga administrasi, manager, kepala dinas tanaman, kepala dinas pengolahan, asisten, mandor, dll.

Jadwal kerja tenaga kerja pensortir daun tembakau adalah masuk pada pukul 07.00-09.00 WIB, istirahat pendek 09.00–09.30 WIB, kerja kembali 09.30-12.30 WIB, istirahat panjang 12.30–14.00 WIB, kerja kembali 14.00-17.00 WIB, Pulang Kerja pukul 17.00 WIB maka total jam kerja adalah 8 jam per hari.


(64)

Proses produksi tembakau dari mulai pembibitan sampai menjadi daun tembakau kering melewati beberapa tahap. Adapun tahapan tersebut adalah :

1. Proses Penanaman

Proses penanaman di mulai dari penyemaian benih selama 25 hari, kemudian di siapkan media tanaman yang terdiri dari campuran tanah, pupuk, kompos, pasir dan baha-bahan lainnya. Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada suhu 100 derajat celcius. Setelah itu media tanam dimasukkan kedalam plat-plat pembibitan. Setelah 40 hari tanaman tembakau siap dipindahkan ke kebun tembakau.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 2. Proses Pemeliharaan Tanaman

Pada tahapan ini tembakau membutuhkan perawatan berupa pupuk supaya tanaman tembakaunya dapat tumbuh subur dan perawatan kimia yang gunanya untuk memberantas hama atau gulma yang dapat merusak daun tembakau tersebut. Pupuk yang digunakan adalah guano bibit, dolomit, indostik, nemisphore,mixed,spontan dan lainnya. Pada proses pemeliharaan tanaman ini dilakukan penyiraman sebanyak tiga kali sehari serta pencabutan gulma dan pencarian hama yang sering ditemukan pada daun tembakau. Jika ditemukan tanaman tembakau yang rusak dan mati, maka tanaman tersebut dimusnahkan. Seluruh proses pemeliharaan tanaman ini hingga pengutipan daun tembakau menghabiskan waktu 40 hari. Biasanya kondisi cuaca juga mempengaruhi pertumbuhan tembakau. Jika curah hujan sedikit, maka rata-rata umur tembakau yang bisa di panen kurang lebih 50 hari.


(65)

3. Proses Panen dan Pengangkutan

Setelah umur tembakau cukup untuk dipanen maka dilakukan pemetikan daun tembakau. Daun yang telah dipanen diangkut ke bangsal pengeringan. Pada saat panen, tidak semuanya daun tembakau yang dipetik. Ada dua tingkatan daun yang dipetik, biasanya daun bagian bawah lebih dahulu setelah beberapa hari kemudian daun bagian atas. Tujuh daun ke atas di sebut dengan daun kaki ½ , sedangkan lima daun ke bawah di sebut dengan daun pasir.

4. Proses Pengeringan

Setelah daun tembakau di angkut ke bangsal pengeringan, daun tersebut dikeringkan.Untuk daun pasir (Z), waktu yang dibutuhkan dalam pengeringan adalah 19-22 hari. Sedangkan untuk daun kaki ½ adalah 20-22 hari. Dalam proses pengeringan, daun hijau tembakau tidak dikeringkan di bawah sinar matahari langsung tetapi di dalam ruangan tertutup dengan menggunakan asap hasil pembakaran batu bara.

Riris Oppusunggu : Pengaruh Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Terhadap Produktivitas Kerja Wanita Pensortir 5. Proses Penyortiran

Daun tembakau yang telah kering, diangkut dari bangsal pengeringan ke gudang pensortiran. Selama tembakau berada digudang pensortiran suhu atau temperatur ruangan sangat dijaga, sebab suhu yang tidak stabil mengakibatkan kerusakan pada daun tembakau tersebut. Juga dilakukan pegelompokan yang terdiri dari daun tembakau lelang breman, non lelang breman, dan daun gruis. Pengelompokan tembakau ini sangat membutuhkan ketelitian. Setelah daun tembakau di kelompokkan, kemudian dilakukan proses permentasi agar daun


(1)

UMURCODEKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid 30-40 tahun

>40 tahun Total

19 14 33

57,6 42,4 100,2

57,6 42,4 100,2

57,6 100,2

MSKERCODEKASUS

Frequenscy Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid <10 tahun

10-20 tahun >20 tahun Total

12 20 1 33

36,4 60,6 3,0 100,0

36,4 60,6 3,0 100,0

36,4 97,0 100,0

PDDKNCODEKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid SD

SMP SMA Total

21 11 1 33

63,6 33,3 3,0 100,0

63,6 33,3 3,0 100,0

63,6 97,0 100,0


(2)

UMURCODEKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid <30 tahun

30-40 tahun >40 tahun Total

1 17 15 33

3,0 51,5 45,5 100,0

3,0 51,5 45,5 100,0

3,0 97,0 100,0

MSKERCODEKONTROL

Frequenscy Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid <10 tahun

10-20 tahun Total

17 16 33

51,5 48,5 100,0

51,5 48,5 100,0

51,5 100,0

PDDKANCODEKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid SD

SMP SMA Total

26 4 3 33

78,8 12,1 9,1 100,0

78,8 12,1 9,1 100,0

78,8 90,9 100,0


(3)

ENERGICODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG Total

9 23 1 33

27,3 69,7 3 100,0

27,3 69,7 3 100,0

27,3 97,0 100,0

ENERGICODEINTERKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG Total

7 25

1 33

21,2 75,8 3 100,0

21,2 75,8 3 100,0

21,2 76,1 100,0

ENERGICODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG DEFISIT Total

16 15 1 1 33

48,5 45,5 3,0 3,0 100,0

48,5 45,5 3,0 3,0 100,0

48,5 93,9 97,0 100,0

ENERGICODEINTERKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP Total

19 14 33

57,6 42,4 100,0

57,6 42,4 100,0

57,6 100,0


(4)

PROTEINCODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG Total

20 10 3 33

60,6 30,3 9,1 100,0

60,6 30,3 9,1 100,0

60,6 90,9 100,0

PROTEINCODEINTERKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG Total

25 7 1 33

75,8 21,2 3 100,0

75,8 21,2 3 100,0

75,8 97,0 100,0

PROTEINCODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP Total

29 4 33

87,9 12,1 100,0

87,9 12,1 100,0

87,9 100,0

PROTEINCODEINTERKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG Total

24 7 2

72,7 21,2 6 100,0

72,7 21,2 6 100,0

72,7 93,4 100,0


(5)

VITACODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG DEFISIT Total

2 4 2 25 33

6,1 12,1 6,1 75,8 100,0

6,1 12,1 6,1 75,8 100,0

6,1 12,1 18,2 100,0

VITACODEINTERKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP KURANG DEFISIT Total

2 4 2 25 33

6,1 12,1 6,1 75,8 100,0

6,1 12,1 6,1 75,8 100,0

6,1 12,1 18,2 100,0

VITACODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP DEFISIT Total

5 2 26 33

15,2 6,1 78,8 100,0

15,2 6,1 78,8 100,0

15,2 21,3 100,0

VITACODEINTERKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK

CUKUP DEFISIT Total

2 1 30 33

6,1 3 90,0 100,0

6,1 3 90,0 100,0

6,1 9,1 100,0


(6)

BESICODEPREINKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0

BESICODEINTERKASUS

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid BAIK 33 100,0

BESICODEPREINKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0

BESICODEINTERKONTROL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Valid DEFISIT 33 100,0 100,0 100,0