Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

- The missing link problem, atau masalah hilangnya unsur keterkaitan, yang merujuk pada kegagalan dalam menghubungkan evaluasi terhadap faktor eksternal dengan evaluasi terhadap faktor internal; - The blue sky problem, atau masalah langit biru. Para pengambil keputusan bersikap terlalu optimistis dalam melihat peluang, yang berakibat munculnya penilaian atas faktor-faktor internal dan eksternal yang tidak cocok; - The silver lining problem, para pengambil keputusan memandang remeh akan pengaruh dari ancaman lingkungan yang sangat berpotensi ditafsirkan sebagai mendapatkan keberuntungan; - The all things to all peopole problem, para pengambil keputusan cenderung memusatkan perhatiannya pada kelemahan-kelemahan organisasinya dan kurang melihat potensi kekuatan yang dimilikinya; - The putting the car before the horse problem, menempatkan kereta di depan kuda adalah suatu aktifitas terbalik. Para pengambil keputusan langsung mengembangkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum menentukan kebijaksanaan stategi yang akan dijalankan organisasinya.

2.6 Penelitian Terdahulu

Kumurur 2001 melakukan penelitian kondisi pemanfaatan ruang daratan di kawasan sekitar Danau Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara periode tahun 1987-1998 menemukan perubahan luas pemanfaatan lahan dalam rentang waktu 10 tahun 1987-1998 sebesar 39 4 pertahun, yaitu dari 79 2389,98 ha tahun 1987 menjadi 40 1208,93 ha tahun 1998 untuk kawasan lindung, dan 21 647,62 ha pada tahun 1987 menjadi 60 1828,69 ha pada tahun 1998 untuk kawasan budidaya. Perubahan luas areal pemanfaatan lahan ini disebabkan oleh pertambahan penduduk pertambahan penduduk rata-rata 2,66 setiap tahun serta kepadatan penduduk 142,22 orangkm2. Selain itu, perubahan ini merupakan akibat dari konversi ruang tegalan ladang menjadi areal tegalan sayur kebun sayur di sisi barat. Tegalan ladang adalah areal pertanian yang digarap dalam waktu tiga tahun atau kurang, kemudian ditinggalkan. Saleh 2000 melakukan penelitian tentang dinamika ekosistem Danau Laut Tawar, menemukan bahwa aliran air permukaan atau sungai yang menuju ke Danau Laut Tawar berjumlah 25 buah yang berasal dari 18 daerah hulukawasan tangkap dengan debit bervariasi dari 11 sampai 2.554 literdetik, dengan debit total 10.043 literdetik. Debit air keluar dari Danau Laut Tawar melalui Sungai Krueng Peusangan tercatat sebesar 5.664 literdetik. Tercatat air hilang sebanyak 975 literdetik yang diduga akibat transpirasi tumbuhan air dan atau tersimpan sebagai air cadangan di dalam tanah. Berdasarkan fluktuasi debit enam sungai utama yang menuju Danau Laut Tawar dapat dikemukakan bahwa kawasan tangkap Catchment Area berada dalam kondisi jelek. Hamid 1999 yang meneliti lingkungan situ di Bogor Tangerang Bekasi Botabek, menemukan bahwa konversi lahan situ di Botabek yang paling besar terjadi di Kabupaten Bekasi, yaitu sekitar 90, Kabupaten Tangerang 27, dan Kabupaten Bogor sekitar 20. Konversi lahan yang terjadi adalah reklamasi areal situ menjadi permukiman, industri, dan pusat pertokoan, disamping itu ada juga yang berubah menjadi lahan sawah dan empang rakyat. Castro 1979 dalam Lal 1990 yang meneliti tentang erosi yang terjadi di lahan tropis Campinas Sao Paolo, Brazil, menemukan bahwa lahan yang tertutup vegetasi misalnya perkebunan kopi menghasilkan erosi 1,4 ton per ha per tahun. Ini adalah nilai yang sangat besar dibandingkan dengan nilai erosi yang ditimbulkan oleh lahan yang tertutup vegetasi hutan lindung dan belukar 0,0001 tonha.tahun.

2.7 Kerangka Berfikir