Kawasan Budidaya Nonpertanian Analisis Kawasan Budidaya

dari total luas kawasan penelitian yang menyebar di bagian timur, utara, dan tenggara dari kawasan penelitian.

4.5.1.4 Kawasan Pengembangan Hutan Tanaman Industri

Kawasan pengembangan hutan tanaman industri adalah berupa kawasan yang diperuntukan bagi usaha pengelolaan hutan yang bisa dibudidayakan dengan syarat-syarat tertentu menurut kaidahnorma kelestarian lingkungan hutan. Alokasi kawasan untuk Hutan Tanaman Industri dalam kawasan penelitian seluas 895,20 Ha 11,50. Proporsi penyebarannya berada di sekeling Kawasan Danau Laut Tawar yang menempati lereng dan bukit. Kawasan Hutan Tanaman Industri juga berfungsi sebagai daerah penyangga buffer bagi kawasan hutan lindung. Jenis tanaman yang sesuai di dalam kawasan ini adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti nangka, mangga, alpukat, dan lain-lain

4.5.2 Kawasan Budidaya Nonpertanian

Kawasan budidaya nonpertanian adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan kegiatan nonpertanian. Alokasi ruang bagi kawasan tersebut di wilayah penelitian meliputi: kawasan pengembangan perumahan perkotaan, kawasan pengembangan perumahan perdesaan, kawasan pengembangan pelabuhandermaga, dan kawasan pengembangan obyek wisata.

4.5.2.1 Kawasan Pengembangan Permukiman Perkotaan

Kawasan pengembangan pemukiman perkotaan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan perumahan di kawasan perkotaaan, termasuk fasilitas pelayanan sosial ekonomi, seperti: pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perhubungan dan komunikasi, perdagangan dan lembaga keuangan, akomodasi, kesenian, olah raga dan rekreasi, dan jasa pelayanan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, alokasi kawasan pengembangan perumahan perkotaan dialokasikan di bagian barat kawasan yang termasuk dalam kawasan perkotaan Takengon dan di bagian timur kawasan, yaitu di kawasan ibukota Kecamatan Bintang yang masing-masing seluas 299,53 Ha dan 97,48 Ha. Luas kedua kawasan perkotaan tersebut sebesar 6,38 dari total luas kawasan penelitian.

4.5.2.2 Kawasan Pengembangan Permukiman Perdesaan

Kawasan pengembangan pemukiman pedesaan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan perumahan di kawasan perdesaan, termasuk penyediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi di tiap-tiap pusat lingkungan Kawasan pengembangan perumahan pedesaan tersebar dalam kawasan penelitian yang terletak di perkampungan, di sepanjang jalan kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunderlingkungan, dengan alokasi seluas 284,56 Ha 3,66 dari luas kawasan penelitian.

4.5.2.3 Kawasan Pengembangan PelabuhanDermaga

Kawasan pengembangan pelabuhan di Kawasan Danau Laut Tawar adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pelabuhan dalam skala kecil yang akan memacu pertumbuhan kawasan terutama menunjang kegiatan pariwisata. Pembangunan pelabuhandermaga berlokasi di pantai barat, timur, utara dan selatan kawasan. Untuk memenuhi hal tersebut perlu dilakukan pembangunan fisik bangunan pelabuhandermaga berikut sarana dan prasarana pendukung dan pembangunan jalan lokalkolektor dari pusat-pusat kawasan menuju pelabuhan dermaga. Pengembangan pelabuhandermaga berada di Kota Takengon dan di kawasan Ibukota Kecamatan Bintang, serta di lokasi-lokasi obyek wisata dalam kawasan penelitian seluas 2 Ha atau sebesar 0,03 dari luas kawasan penelitian.

4.5.2.4 Kawasan Pengembangan Obyek Wisata

Kawasan pengembangan obyek wisata dalam Kawasan Danau Laut Tawar disesuaikan dengan jenis kegiatan wisata yang telah ada dan yang akan dilakukan serta diperkirakan mempunyai potensi untuk dikembangkan. Di kawasan Danau Laut Tawar terdapat beberapa lokasi wisata dengan obyek wisata keindahan alam, keindahan panorama danau, wisata legenda dan lainnya. Lokasi wisata pemandangan alam meliputi seluruh keliling Danau Laut Tawar. Selain itu terdapat obyek wisata legenda, yaitu Gua Loyang Koro yang terletak di bagian selatan danau dan Gua Loyang Peteri Pukes di sisi utara danau. Obyek wisata lainnya adalah wisata budaya berupa Rumah Tradisionil Gayo “Umah Pitu Ruang” yang terletak di Kampung Toweren. Lokasi-lokasi wisata tersebut sebagian telah diusahakan oleh pengusahamasyarakat dengan membangunan sarana- sarana wisata, seperti hotel, restoran, pondok-pondok berteduh, warung, dan lain-lain. Namun keberadaan obyek-obyek wisata tersebut belum dapat memberikan pemasukan yang berarti bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, hal ini disebabkan oleh masih kurangnya perhatian dan kesadaran masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah terhadap potensi ekonomi kawasan khususnya di bidang pariwisata yang dapat memberikan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Kawasan pengembangan obyek wisata di Kawasan Danau Laut Tawar dialokasikan seluas 185,97 Ha atau sebesar 2,39 dari total luas kawasan penelitian. Peta penyebaran obyek wisata di Kawasan Danau Laut Tawar ditampilkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Peta obyek wisata

4.6 Arahan Pola Pemanfaatan Ruang