Lokasi Penelitian Kawasan Hutan Lindung Kawasan Resapan Air Sempadan Sungai

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kawasan Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah yang meliputi wilayah danau dan wilayah daratan yang mengelilingi danau. Adapun batas-batas kawasan penelitian adalah: • Sebelah Utara : hutan lindung. • Sebelah Timur : perkebunan dan sawah. • Sebelah Selatan : hutan lindung.. • Sebelah Barat : Jalan Kabupaten Takengon - Kebayakan. Peta orientasi kawasan studi ditampilkan pada Gambar 3.1.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian ini didapat melalui pengumpulan data primer dan sekunder.

3.2.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kegiatan observasi lapangan dan pengisian kuesioner. Observasi lapangan dilakukan untuk melihat kondisi dan perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi di kawasan penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan melalui pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kawasan penelitian. Gambar 3.1 Peta orientasi kawasan studi Kriteria responden ditentukan dengan cara purposive sampling atau ditentukan secara sengaja berdasarkan hasil survey dan informasi yang didapat. Responden yang dimaksud adalah responden yang terlibat langsung atau yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti dengan baik mengenai kawasan studi. Pertimbangan responden adalah pemerhati atau pengguna lahan stakeholder yang terdiri dari sepuluh orang, yaitu pemerintah, swasta, akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dan tokoh masyarakat. Dalam analisis ini, untuk menentukan responden tidak ada jumlah minimal yang harus dipenuhi, sepanjang responden yang dipilih adalah orang-orang yang memahami bidang yang dijalaninya David, 1997. Namun demikian, semakin banyak responden yang dilibatkan akan semakin baik untuk mengurangi subyektifitas dalam penelitian ini.

3.2.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder didapatkan dari instansi-instansi pemerintah dan swasta dalam bentuk angka dan peta. Data sekunder meliputi informasi tentang kependudukan jumlah, kepadatan, struktur dan pertumbuhan, kondisi fisik dasar pola penggunaan lahan eksisting, topografi, jenis tanah, kemiringan lahan, hidrologi, curah hujan, dan kedalaman efektif tanah. Jenis dan sumber data sekunder di tampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data Sekunder Jenis Data Bentuk Data Sumber Data Fisik Dasar 1. Tutupan Lahan Angka dan Peta Bappeda Kab. Aceh Tengah, Yayasan Leuser Indonesia 2. Kemiringan Lereng Angka dan Peta Bappeda Kab. Aceh Tengah, Yayasan Leuser Indonesia 3. Jenis Tanah Angka dan Peta Bappeda Kab. Aceh Tengah, Yayasan Leuser Indonesia 4. Curah Hujan Angka dan Peta Bappeda Kab. Aceh Tengah 5. Hidrologi Angka dan Peta Bappeda, Dinas PU Kab. Aceh Tengah 6. Kedalamam Efektif Tanah Angka dan Peta Bappeda Kab. Aceh Tengah Kependudukan 1. Jumlah Angka BPS Kab. Aceh Tengah 2. Kepadatan Angka BPS Kab. Aceh Tengah 3. Pertumbuhan Angka BPS Kab. Aceh Tengah 4. Struktur Angka BPS Kab. Aceh Tengah

3.3 Metode Analisis

3.3.1 Analisis Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim Rayes, 2006. Kelas kesesuaian lahan suatu kawasan dapat berbeda-beda, tergantung pada penggunaan lahan yang dikehendaki. Klasifikasi kesesuaian lahan menyangkut perbandingan matching antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Analisis kesesuaian lahan untuk fungsi hutan, sawah tadah hujan tanpa irigasi dan permukiman menggunakan teknik tumpang susun peta overlay seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2, Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. Kelerengan Jenis tanah Peta Kesesuaian Lahan Hutan Curah hujan Gambar 3.2 Teknik Overlay Kesesuaian Lahan Untuk Hutan Kelerengan Gambar 3.3 Teknik Overlay Kesesuaian Lahan Untuk Sawah Tadah Hujan Tanpa Irigasi Gambar 3.4 Teknik Overlay Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Ketinggian Kedalaman efektif Peta Kesesuaian Lahan Sawah Tadah Hujan Tanpa Irigasi Drainase Kelerengan Kedalaman efektif Peta Kesesuaian Lahan Permukiman Drainase

3.3.2 Analisis Kawasan Lindung

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Pengaturan lebih lanjut mengenai kawasan lindung diatur dalam Keppres No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Jenis penggunaan lahan kawasan lindung berdasarkan Keppres tersebut meliputi:

1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

a. Kawasan Hutan Lindung

Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Perlindungan ditujukan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidroulik tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukiman. Kriteria kawasan meliputi: kawasan hutan yang mempunyai lerengkemiringan 40 atau lebih dan atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut atau lebih.

b. Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga menciptakan tempat pengisian air bumi akuifer yang berguna sebagai sumber air. Tujuan perlindungan adalah untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air air hujan pada daerah resapan air tanah untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun untuk kawasan yang bersangkutan hidrologi wilayah, yaitu sebagai penambat air dan pencegah banjir serta melindungi ekosistem yang khasnya di kawasan bergambut. Kriteria kawasan meliputi: curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah meresap air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.

2. Kawasan Perlindungan Setempat

a. Sempadan Sungai

Kawasan sempadan pantai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatankanalsaluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan adalah untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kriteria kawasan: sekurang-kurangnya 100 meter di kiri-kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai yang berada di luar permukiman.

b. Sempadan Danau