Ekosistem Danau TINJAUAN PUSTAKA

dalam kawasan perlindungan setempat. Kriteria kawasan lindung untuk kawasan sekitar danau juga telah ditetapkan dalam RTRW Nasional tersebut yaitu daratan sepanjang tepian danauwaduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danauwaduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat PP No. 47 Tahun 1997, Pasal 34 Ayat 3. Penetapan kawasan sekitar danauwaduk dari berbagai usaha danatau kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian fungsi danauwaduk. Jadi, selain adanya kebijaksanaan pengelolaan, pemanfaatan dan pengamanaan waduk dan danau melalui peraturan perundang-undangan PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air serta PP No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai, kebijaksanaan tata ruang dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dapat menjadi dasar kebijaksanaan dalam upaya menjaga pemanfaatan dan pengelolaan danau dan waduk yang tetap menjamin keberlanjutan dan kelestarian lingkungan di danau dan waduk serta kawasan sekitarnya.

2.3 Ekosistem Danau

Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi, Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen- komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem menunjukan bahwa ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis melainkan dinamis Soemarwoto, 1991. Menurut Resosoedarmo, dkk 1992 bahwa komponen ekosistem dapat dibedakan atas dasar fungsi dan susunannya. Atas dasar fungsi maka komponen ekosistem terdiri dari autotrofik dan heterotrofik. Atas dasar penyusunannya maka komponen ekosistem dapat dibedakan empat kelompok, yaitu: abiotik, produsen, konsumen dan pengurai. Habitat air tawar ada dua macam, yaitu air tenang standing water atau lentik seperti danau, rawa dan kolam, air mengalir atau lotik seperti sungai dan selokan. Meskipun habitat air tawar lebih kecil apabila di bandingkan dengan air laut atau daratan, tetapi air tawar penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah, juga sebagai boftle neck pada daur hidrologis, dan merupakan sistem pembuangan yang mudah dan murah Heddy dan Kurniati, 1996. Danau merupakan terminal air sementara, karena kadang- kadang danau itu penuh air, kadang-kadang surut. Tampak pada kita seperti tetap dan tenang, dingin dan jernih seperti air yang steril. Hanya sedikit, atau tidak ada, makhluk hidup yang ada. Danau seperti ini di sebut ofigotrufik. Manakala air datang memasuki danau, maka makanan seperti fosfat dan nitrat masuk. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan organisme tertentu dan mencapai jumlah yang banyak. Selanjutnya masuk pula lumpur dan sisa-sisa organisme hidup yang akan mengendap pada dasar danau. Penghuni danau sendiri yang kemudian mati menambah endapan tadi. Jika bahan hidup meningkat dan sisa-sisa zat organik bertambah di dasar danau, danau semakin mengecil dan mendangkal. Erosi pinggiran danau juga dapat menambah pengisian danau. Apabila kedalaman berkurang, maka air makin hangat dan tumbuhan mulai berakar. Kombinasi suhu yang tinggi dan kedangkalan danau menaikkan jumlah kehidupan di danau, produktifitas danau naik, maka terjadilah danau Eutrofik, Proses peningkatan produktifitas disebut eutrofikasi. Pada umumnya suatu danau menjadi eutrofik jika nilai padatan terlarut total melebihi 100 ppm. Sepanjang proses eutrofikasi jenis kehidupan hewan dan tumbuhan di dalam danau berubah, proses ini di percepat dengan adanya pencemaran Sastrawijaya, 1991.

2.4 Evaluasi Kesesuaian Lahan