Lebih jelasnya mengenai data kemiringan lahan pada kawasan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 berikut :
Tabel 4.1 Luas Kawasan Danau Laut Tawar Berdasarkan Kemiringan Lereng
No. Kemiringan
Luas Ha Prosentase
1. 0 -2
141.7 1.82
2. 2 -8
1,102.3 14.16
3. 8 -15
941.1 12.09
4. 15 -25
1,079.7 13.87
5. 25 -40
1,695.5 21.78
6. 40
2,824.2 36.28
Jumlah 7,784.5
100.00
Sumber: Bappeda Kab. Aceh Tengah, 2007
4.1.4 Hidrologi
Kawasan Danau Laut Tawar merupakan kawasan lembah yang banyak dialiri oleh sungai maupun anak-anak sungai. Aliran air permukaan atau sungai yang
menuju ke Danau Laut Tawar berjumlah 25 buah yang berasal dari 18 daerah hulukawasan tangkap dengan debit bervariasi dari 11 sampai 2.554 literdetik,
dengan debit total sebesar 10.043 literdetik. Debit air keluar dari Danau Laut Tawar melalui Sungai Krueng Peusangan sebesar 5.664 literdetik. Tercatat air hilang
sebanyak 975 literdetik yang diduga akibat transpirasi tumbuhan air dan atau tersimpan sebagai air cadangan di dalam tanah Saleh, 2000. Salah satu sumber air
permukaan di kawasan penelitian yang paling banyak digunakan oleh penduduk yaitu berasal dari Sungai Krueng Peusangan yang berhulu ke Danau Laut Tawar. Selain
sungai tersebut, yang menjadi sumber tersedianya air adalah dari anak-anak sungai seperti Wih Gembirit, Empan, Rawe, Nosar, Mengaya, Bewang, Linung, Kalarengke,
Kalasegi, Kebayakan dan Wih Ulung Gajah. Gambar 4.2
PETA KEMIRINGAN LERENG
4.1.5 Jenis Tanah
Jenis tanah di kawasan penelitian terdiri dari 3 tiga kelompok, yaitu : 1.
Latosol, terdapat di bagian barat dan utara kawasan penelitian dengan luas
1.829,33 Ha 23,50. Tanah ini merupakan tanah pelapukan lanjut, sangat tercuci, pH agak masam, warna tanah lapisan atas kekuningan, lapisan bawah
merah, coklat kemerahan, coklat, coklat kekuningan atau kuning. Jenis tanah ini tidak mernpunyai masalah untuk budidaya pertanian, sedangkan untuk lahan
terbangun termasuk baik tetapi lebih disarankan untuk lahan pertanian. 2.
Komplek Reasing dan Litosol, merupakan bagian terbesar di kawasan penelitian,
yaitu seluas 4.873,12 Ha 62,60 yang terdapat di bagian selatan dan timur serta timur laut kawasan. Jenis tanah ini merupakan tanah mineral yang sangat tercuci
dibawa oleh air, lapisan atas berwarna abu-abu muda sampai kekuningan, lapisan bawah merah atau kuning, tingkat keasaman cukup tinggi. Untuk penggunaan
terbangun jenis tanah ini memiliki daya dukung yang cukup kuat dan kokoh dengan syarat topografi agak datar. Sedangkan untuk penggunaan budidaya
pertanian perlu adanya masukan dalam pengelolaan karena jenis tanah ini kurang subur.
3. Komplek Podsolik Coklat, Podsolik dan Litosol, terletak di bagian timur kawasan
penelitian dengan luas 1.082,05 Ha 13,90. Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang berasal dari endapan abu vulkanik, pH agak masam. Untuk
penggunaan terbangun tergolong baik, kecuali untuk jenis litosol dihutankandalam lereng yang curam.
Peta jenis tanah di kawasan penelitian ditampilkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3
Peta jenis tanah
4.1.6 Kependudukan