Fungsi Notaris Tinjauan Umum Tentang Kenotariatan

Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 in Indonesia Stb. 1860 : 3, yang merupakan produk zaman penjajahan Belanda, yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, undang-undang ini tidak mungkin diterapkan tanpa diikuti dengan suatu aturan khusus bagi Notaris, yang mana aturan khusus tersebut dituangkan dalam sebuah Kode Etik Notaris. Kode Etik Notaris ini telah mengalami beberapa kali pembaharuan. Pertama kali diputuskan dalam kongres Ikatan Notaris Indonesia ke-XIII di Bandung pada tahun 1987, kemudian pada tanggal 26 Oktober 1990 di Denpasar, Bali, dan terakhir Kode Etik Notaris diputuskan dan ditetapkan di Bandung, pada tanggal 27 Januari 2005 sebagai penyempurnaan dari Kode Etik sebelumnya. Kode Etik ini diperlukan untuk kebaikan Notaris itu sendiri. Secara umum dikatakan bahwa : 1. Kode Etik profesi dipakai sebagai sarana kontrol sosial. 2. Kode Etik profesi mencegah pengawasan ataupun campur tangan dari luar terhadap intern perilaku anggota-anggota kelompok profesi tersebut, karena nilai-nilai etika. 3. Kode Etik profesi penting untuk pengembangan patokan kehendak yang tinggi dari para anggota kelompok profesi tersebut, yakni meningkatkan tingkat profesionalismenya guna peningkatan mutu kepada masyarakat umum yang membutuhkan jasa pelayanan mereka. 118

2. Fungsi Notaris

Notaris merupakan suatu profesi dalam pelayanan hukum kepada masyarakat. Jasa Notaris semakin dibutuhkan, apalagi melihat proses pembangunan di Indonesia yang semakin meningkat. 119 Dari awal lahirnya profesi Notaris di Indonesia sejak zaman penjajahan Hindia Belanda, jelas terlihat bahwa penerapan profesi Notaris terus mengalami perkembangan, yang mana jasa Notaris tidak hanya digunakan oleh orang- orang dari golongan tertentu saja seperti halnya yang terjadi pada masa Hindia Belanda tersebut. 118 H. Hardjo Gunawan, “Mengapa Diperlukannya Moralitas dan Etika Profesi,” RENVOI Agustus 2004 : 33. 119 G.H.S. Lumban Tobing, Op. Cit, hal 12 Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 Selain karena perkembangan kebutuhan masyarakat di Indonesia yang semakin besar, tingkat ekonomi masyarakat yang semakin membaik terutama dibandingkan dengan masa Hindia Belanda juga ikut mempengaruhi penggunaan profesi Notaris tersebut. Apalagi pemikiran masyarakat yang mulai maju dalam menyikapi peraturan hukum yang ada, bahwa mereka harus mengikuti tata cara dalam proses hukum yang berlaku di Indonesia, sehingga hal ini semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat akan profesi Notaris. Notaris mempunyai fungsi yang turut membantu pemerintah untuk memperlancar prosedur hukum dalam rangka memenuhi kewajiban dalam tata tertib hukum dan legalitas dalam suatu perbuatan hukum, yang mana fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu bentuk kepercayaan pemerintah kepada Notaris sebagai pejabat umum. Menurut, A.W. Voors, fungsi seorang Notaris terlihat pada beberapa kehidupan lingkungan dan situasi dalam kehidupan seorang anggota masyarakat, antara lain dalam: 1. Hubungan Keluarga. Disini Notaris berfungsi sebagai seorang penasehat dan penengah dalam suatu masalah yang berkaitan dengan kekeluargaan yang tentu saja berhubungan juga dengan tugas Notaris tersebut, misalnya: dalam perjanjian nikah, perseroan keluarga dan dalam hal lainnya. Dalam hal ini, Notaris dituntut untuk bersikap netral, objektif dan mampu menyimpan rahasia atas apa-apa yang diungkapkan kepadanya. Oleh karena itu, Notaris diharapkan dapat membedakan antara hubungan keluarga dengan hubungan tugas, agar ini dapat berjalan dengan baik. Soal Warisan.Dalam hal ini fungsi Notaris sangat diperlukan terutama bagi mereka yang tunduk kepada hukum Barat. Keterangan Notaris mengenai warisan ini dituangkan kedalam akta waris Certificaat van Erfrecht, misalnya dalam pembuatan surat wasiat. Oleh karena itu, seorang Notaris dituntut untuk dapat lebih teliti dan tekun dalam memeriksa serta mempelajari hukum wariskarena masalah yang berhubungan dengan kewarisan merupaka salah satu yang sangat berpengaruh terhadap kepentingan individu-individu Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 yang terkait, yang apabila ada ketidak telitian Notaris, maka akan ada ketidakpuasan dari orang-orang tertentu yang memungkinkan dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi Notaris itu sendiri. 2. Bidang Usaha. Menurut A.W. Voors ada 2 dua persoalan tentang fungsi Notaris dibidang usaha, yaitu : a Pembuatan kontrak antara pihak-pihak, dalam hal itu suatu tindakan dimulai serta diakhiri dalam akta, contoh suatu perjanjian jual-beli. Dalam hal para Notaris telah terampil dengan adanya model-model disamping mengetahui dan memahami undang-undang. b Pembuatan kontrak justru memulai sesuatu dan merupakan suatu hubungan yang berlaku untuk jangka waktu agak lama. Dalam hal ini dibutuhkan dari seorang Notaris suatu penglihatan tajam terhadap materinya serta kemampuan melihat jauh ke depan, apakah ada bahaya dan apa yang mungkin terjadi. 120 Misalnya pada pembuatan perjanjian kerjasama antara 2 dua perusahaan dalam penyelengaraan proyek tertentu, yang mana Notaris harus cermat dan teliti dalam membuat isi-isi perjanjian kerja tersebut, sehingga apabila dikemudian hari terjadi hal diluar keinginan para pihak, maka tidak akan merugikan salah satu dari mereka. 121 Fungsi Notaris yang terakhir ini sangat diperlukan terutama pada saat-saat sekarang ini, dimana seiring perkembangan zaman dan semakin beranekaragamnya kegiatan-kegiatan dalam masyarakat pada bidang usaha, sehingga peran seorang Notaris semakin penting sebagai pejabat yang dipercaya oleh masyarakat untuk itu. 3. Wewenang dan Kewajiban Notaris Ada beberapa hal yang menjadi wewenang dan sekaligus merupakan tugas Notaris seperti yang disebutkan dalam Bab II Pasal 15 UUJN, adalah sebagai berikut: 3. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang 120 Tan Thong Kie, Op. Cit., hal. 165. 121 G.H.S. Lumban Tobing, Op. Cit, hal. 15 Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. 4. Notaris berwenang pula : h Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; i Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; j Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; k Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; l Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; m Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau n Membuat akta risalah Lelang. 122 Notaris berwenang untuk membuat akta otentik sejauh pembuatan itu tidak dikhususkan bagim pejabat umum lainnya. Pembuatan akta otentik itu tidak hanya diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum saja, namun juga karena dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak, demi kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum bagi mereka dan masyarakat secara keseluruhan. Selain memiliki wewenang yang besar berkaitan dengan pembuatan akta-akta, seorang Notaris juga harus tunduk pada kewajiban-kewajiban dalam menjalankan jabatannya, seperti yang terdapat dalam UUJN, pada Pasal 16 angka 1, yaitu: 1. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum; 2. Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris; 3. Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta; 4. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya; 122 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004, Op. Cit, Pasal 15 Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 5. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain; 6. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 satu bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 lima puluh akta, dan jika jumlah akta tidak dapat memuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku; 7. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak bayar atau tidak diterimanya surat berharga; 8. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan; 9. Mengirimkan daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang kenotariatan dalam waktu 5 lima hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya; 10. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan; 11. Mempunyai cap stempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan; 12. Membacakan akta dihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 dua orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris; 13. Menerima magang calon Notaris. 123 Semua kewajiban mengenai akta-akta dalam menjalankan jabatan Notaris tersebut di atas berlaku terhadap semua bentuk akta yang dibuat oleh Notaris, termasuk di dalamnya akta pendirian.

4. Larangan Bagi Notaris