Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
18. Bila terdapat perbedaan pendapat antara pejabat dengan pendrir dalam
menilai mengenai apakah pendirian dan anggaran dasar sesuai atau tidak dengan Undang-Undang ini serta ketentuan-ketentuan pelaksanaannya,
maka pendiri dapat mengajukan banding pada pejabat yang lebih tinggi dengan ketentuan bahwa keputusan Menteri adalah keputusan yang
terakhir. Dalam Undang-Undang ini ditegaskan pula bahwa perkumpulan atau organisasi atau lembaga lain yang bergerak dalam bidang
perkoperasian dan tidak didirikan menurut ketentuan Undang-Undang ini, dilarang menggunakan nama istilah Koperasi tanpa persetujuan
Menteri.
130
3. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992
Mengenai tata cara pembentukan koperasi, UU No. 25 Tahun 1992 mengatur ketentuan sebagai berikut:
a. Syarat pembentukan 2.
Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 dua puluh orang
3. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 tiga Koperasi.
4. Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar. 5.
Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
6. Anggaran Dasar memuat sekurang-kurangnya: daftar nama pendiri;
nama dan tempat kedudukan; maksud dan tujuan serta bidang usaha; ketentuan mengenai keanggotaan; ketentuan mengenai Rapat Anggota;
ketentuan mengenai pengelolaan; ketentuan mengenai permodalan; ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; ketentuan mengenai
pembagian sisa hasil usaha; ketentuan mengenai sanksi.
131
b. Status Badan Hukum 1.
Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah.
2. Untuk mendapatkan pengesahan, para pendiri mengajukan permintaan
tertulis disertai akta pendirian Koperasi. 3.
Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.
4. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
130
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1965 Tentang Perkoperasian, Pasal 10, Pasal 40-47
131
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Op. Cit, Pasal 6-8
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
5. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan
penolakan diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 tiga bulan setelah diterimanya permintaan.
6. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat
mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 satu bulan sejak diterimanya penolakan.
7. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam
jangka waktu paling lama 1 satu bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
8. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapat Anggota.
9. Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut
penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi dimintakan pengesahan kepada Pemerintah.
10. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau
penolakan pengesahan akta pendirian, dan perubahan Anggaran Dasar diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
132
Peraturan pelaksanaan
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 mengenai pendaftaran, perubahan anggaran dasar dan pengesahannya diatur dalam PP No. 4
Tahun1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Mengenai pendaftaran dan pengesahan diatur
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1.
Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan Menteri.
2. Untuk mendapatkan pengesahan terhadap akta pendirian Koperasi, para
pendiri atau kuasa para pendiri mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan:
a. dua rangkap akta pendirian Koperasi, satu diantaranya bermaterai
cukup; b.
berita acara rapat pembentukan Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan apabila ada;
c. surat bukti penyetoran modal, sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok; d.
rencana awal kegiatan usaha Koperasi. 3.
Apabila permintaan pengesahan atas akta pendirian Koperasi telah lengkap, kepada pendiri atau kuasanya diberikan tanda terima.
132
Ibid, Pasal 9-14
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
4. Menteri memberikan pengesahan terhadap akta pendirian Koperasi,
apabila ternyata setelah diadakan penelitian anggaran dasar koperasi tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian; dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
5. Pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditetapkan dengan keputusan
Menteri dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap. Surat keputusan
pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan disampaikan kepada pendiri atau kuasanya dengan
surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan.
6. Dalam hal permintaan pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditolak,
keputusan penolakan serta alasannya berikut berkas permintaan disampaikan secara tertulis kepada pendiri atau kuasanya dengan surat
tercatat dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap.
7. Terhadap penolakan pengesahan tersebut, para pendiri atau kuasanya dapat
mangajukan permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian Koperasi dalam waktu paling lama satu bulan sejak diterimanya pemberitahuan
penolakan.
8. Menteri memberikan keputusan terhadap permintaan ulang dalam jangka
waktu paling lama satu bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara lengkap.
9. Dalam hal pengesahan atas akta pendirian Koperasi diberikan, Menteri
menyampaikan surat keputusan pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan kepada pendiri atau
kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan.
10. Dalam hal permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian Koperasi
ditolak, Menteri menyampaikan keputusan penolakan serta alasannya kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu
paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan penolakan ditetapkan. Keputusan Menteri terhadap permintaan ulang tersebut merupakan
putusan terakhir.
11. Apabila Menteri tidak memberikan keputusan dalam jangka waktu yang
telah diatur, pengesahan atas akta pendirian Koperasi diberikan berdasarkan kekuatan Peraturan Pemerintah ini.
133
Dalam mendapatkan status badan hukum, maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga terdapat pihak
133
Peraturan Pemerintah Nomor. 4 Tahun 1994, Op. Cit
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
ketiga apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang diminta bertanggungjawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut.
Adapun alasan pembentukan badan hukum menurut Abdul Muis adalah sebagai berikut :
Salah satu motivasi pembentukan badan hukum antara lain terletak pada ”pertanggungjawabannya” yang terbatas. Dalam suatu badan hukum, maka
harta kekayaan badan hukum dianggap sama sekali terpisah dari harta kekayaan peorangan yang tergabung dalam badan hukum tersebut. Artinya
setiap tagihan atas badan ini semata-mata hanya dapat ditujukan kepada harta kekayaan badan ini dan tidak sampai dipertanggungjawabkan pada harta
kekayaan pribadi para perorangan yang tergabung di dalamnya.
134
Melalui pengesahan terhadap akta pendirian yang memuat anggaran dasar koperasi tersebut, maka koperasi tersebut telah resmi memperoleh status sebagai suatu
badan hukum. Status sebagai suatu badan hukum antara koperasi sebagai suatu organisasi dan status hukum para pendirinya sudah secara tegas terpisah. Hal ini sangat
berguna untuk membedakan pendiri dan anggotanya dengan organisasi koperasi dalam operasional sehari–hari. Hal ini bertujuan untuk pemisahan secara tegas harta
kekayaan keduanya. Dalam kedudukan hukum seperti disebut di atas, apabila di kemudian hari ternyata koperasi melakukan wanprestasi dalam memenuhi kewajiban
untuk membayar utang kepada pihak ketiga, maka dengan status hukum yang demikian menjadi jelas bahwa dapat ditentukan siapa yang akan bertanggungjawab
secara hukum terhadap wanprestasi tersebut. Apabila
wanprestasi tersebut kemudian dapat dibuktikan disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dari manager, maka managerlah yang dapat dituntut oleh
134
Abdul Muis, Op. Cit, hal 16
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
kreditur bahkan oleh seluruh anggota koperasi. Apabila wanprestasi bukan disebabkan kesalahan teknis manajemen tetapi karena situasi dan kondisi yang tidak dapat diatasi
secara managerial di luar kemampuan manager, maka pertanggungjawaban untuk mengatasi wanprestasi berada pada badan usaha kopersai.
Disinilah antara lain pentingnya arti dari status badan hukum bagi suatu badan hukum koperasi yaitu adanya pemisahan terhadap status harta kekayaan yang menjadi
milik koperasi sebagai sebuah organisasi dengan harta kekayaan pribadi milik para anggota koperasi dan para pendiri. Selanjutnya, apabila di kemudian hari ternyata
koperasi tersebut bangkrut, maka pihak ketiga termasuk kreditur tidak dapat menuntut para anggota pendiri atau anggota koperasi itu secara pribadi untuk menuntut
bertanggungjawab melunasi semua utang–utang atau kewajiban–kewajiban apabila ternyata tidak dapat dibuktikan bahwa para anggota yang menjadi penyebab dari
terjadinya kebangkrutan itu. Sampai batas ini, anggota koperasi hanya dapat dituntut untuk bertanggungjawab terhadap kerugian yang diderita oleh koperasi hanya sebesar
jumlah simpanan yang mereka setorkan. Konsekuensi logis dari kedudukan suatu badan hukum tersebut, maka secara
tegas harus diatur pula mengenai hal–hal yang menyangkut pembubaran dari badan hukum koperasi. Secara hukum, apabila terjadi pembubaran sebuah badan hukum,
maka para anggota badan hukum tersebut dalam hal ini koperasi hanya menanggung kerugian yang diderita badan hukum koperasi itu masing–masing sebesar simpanan
pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang telah disetorkannya.
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
Ketentuan seperti ini merupakan dasar penegasan bahwa para anggota hanya menanggung kerugian terbatas pada jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib serta
modal penyertaan saja, jadi tidak termasuk uang yang disetorkan kepada koperasi sebagai pinjaman koperasi. Dalam hal, ada anggota koperasi yang dengan sukarela
telah memberikan pinjaman pribadi kepada koperasi, maka kedudukan hukum anggota koperasi tersebut dalam memberi pinjaman mempunyai posisi yang sama dengan
para kreditur lain, dalam hal menunutut pelunasan piutang kepada badan hukum koperasi.
Dari gambaran di atas, dapat kita ketahui dengan jelas bahwa badan hukum koperasi adalah merupakan subjek hukum yang berdiri sendiri seperti layaknya
manusia yang yang dapat memiliki harta kekayaan dan kewajiban. Jadi, apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban hukum, maka
harta milik pribadi-pribadi para anggotanya tidak menjadi objek tuntutan untuk suatu tanggungjawab badan, karena memang telah terjadi pemisahan yang tegas antara status
hukum dan kekayaan pribadi dari para anggota dengan organisasi badan hukum koperasi tersebut.
Apabila suatu koperasi sudah merupakan suatu badan hukum, maka dia juga berpredikat sebagai subjek hukum, yang dapat bertindak dan berwenang untuk
melakukan perikatan atau tindakan hukum lainnya sebagaimana layaknya orang pribadi atau badan hukum pribadi dan dapat pula dituntut atau dikenakan sanksi dan
hukuman. Sehingga, bagi orang perorangan atau badan hukum lainnya yang hendak membuat hubungan hukum dengan badan usaha koperasi tersebut menjadi jelas untuk
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
mendudukkan posisinya atau kepentingannya dalam berhubungan dengan badan usaha koperasi tersebut.
Meskipun demikian sangat baik dan menjadi lebih tegas jika dalam ketentuan perundang-undangan tentang koperasi berisi ketentuan yang mengatur mengenai
prisip-prinsip umum hukum perusahaan dalam koperasi sebagaimana yang terdapat di dalam ketentuan tentang perundang-undangan Perseroan Terbatas, seperti mengenai
tingkat dan bentuk tanggungjawab dari para pendiri, para anggota, para pengurus dan para manager dari suatu koperasi dalam kaitan dengan status badan usaha koperasi
sebagai suatu badan hukum Anggaran Dasar merupakan perjanjian kesepakatan yang di buat secara bersama-
sama oleh para pendiri, termasuk pula kesepakatan mengenai siapa-siapa yang ditunjuk dan diangkat sebagai pengurus dan pengawas. Apabila dalam pelaksanaan
operasional koperasi tersebut terdapat hal-hal yang belum diatur atau aturan yang ada itu belum lengkap, sehingga dirasakan harus dilakukan perubahan atau penambahan,
maka suatu perikatan yang dibuat bersama-sama dapat disesuaikan atau ditambah setelah mendapat persetujuan bersama . Sehingga apabila perubahan dan
penambahannya dibuat adalah merupakan hasil kesepakatan bersama dan karena itu mengikat secara hukum bagi semua anggota koperasi tersebut.
Dalam banyak hal proses pendaftaran Anggaran Dasar sama dengan pendaftaran Akta Pendirian setelah Perubahan Angaran Dasar disetujui oleh Rapat
Anggota. Pengesahan akta pendirian Koperasi atau pengesahan perubahan anggaran dasar Koperasi diumumkan oleh Menteri dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008
USU Repository © 2008
Biaya pengumuman dibebankan pada Pemerintah. Akta pendirian Koperasi yang telah memperoleh pengesahan dan anggaran dasar Koperasi beserta seluruh perubahannya
dihimpun dalam suatu daftar umum yang terbuka untuk umum, dan setiap orang dapat memperoleh salinan akta pendirian maupun anggaran dasar Koperasi atas beban biaya
sendiri.
4. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi